“Emangnya harus banget ditunjukkin itu kalo dikasi Jiwon Unnie?” terdengar suara Karina yang cemburu? Lucu sih, padahal Karina cukup sering cemburu kepada Winter, tetapi Winter masih menganggapnya lucu.
“Aku cuma jawab pertanyaan wartawan aja, Sayang,” Winter berpindah dari depan kaca jendela kamar hotel ke kasur, dimana Karina sedang duduk dan bermain dengan gawainya.
“Tapi kan jadi bahan omongan. Udah gitu kamu keluar sama member GG lain.”
“Aku kan udah izin.”
“Trus kalo udah izin, aku ga boleh cemburu,” Karina mengerucutkan bibirnya, semakin terlihat bahwa gadis yang lebih tua itu sedang cemburu, “Tuh Jiwon Unnie di Jakarta, ga sekalian kamu susulin trus ajak makan nasi goreng bareng?”
“Balik nih ke Jakarta? Kemarin kan kurang lama juga kita di sana. Aku dikabarin juga kok sama dia.”
Melihat Winter justru menggodanya, membuat Karina semakin cemberut.
“Kamu hapean terus di backstage tu karena Jiwon Unnie ya?”
“Kamu kan tahu aku ngefans banget sama Jiwon Unnie,” Winter menyelipkan poni Karina ke belakang telinganya dan mengelus pipinya pelan, “Waktu kita nonton drama Queen of Tears, kamu tahu sendiri.”
“Ya kan ngefansnya kirain waktu dia main drama aja. Ternyata di dunia nyata kamu juga masih ngefans dia.”
Winter terkekeh. Karina kalau cemburu, bakalan membuat Winter mati kutu karena apapun yang dia lakukan pasti salah di mata Karina.
“Kok malah ketawa sih?”
“Maaf, Sayang,” Winter menggeser duduknya, lebih dekat dengan Karina untuk memeluk pinggang gadisnya itu.
“Jalan-jalan, yuk?” ajak Winter, “Lumayan sebelum soundcheck hari ke-2. Tadi Aeri Unnie sama Ning juga keluar jalan-jalan.”
“Kemana?”
“Gatau. Jalan aja, asal sama kamu,” Winter mencolek ujung hidung Karina, membuat gadis di depannya sedikit salah tingkah.
***
“Ternyata ga sedingin yang aku kira,” Karina memandang ke arah langit yang biru, beberapa fans mengingatkan bahwa Sydney sedang masuk musim dingin. Namun sepertinya, belum masuk ke puncaknya sehingga udaranya tidak terlalu dingin sehingga membutuhkan baju tebal.
“Tapi tetep aja, pake baju yang tebel,” Winter menggandeng tangan Karina, “Kamu masih batuk-batuk gitu.”
“Iya nih, sejak dua minggu masih batuk-batuk. Kecapekan katanya.”
“Makan yang banyak, jangan pilih-pilih. Aku temenin terus kok kalo makan,” Winter kembali tersenyum dan menepuk punggung tangan Karina, “Yuk, jalan lagi.”
“Mau foto-foto,” Karina meminta gawai milik Winter
“Iya, Sayang,” Winter menyerahkan miliknya, toh Karina juga tahu passwordnya.
Setelah berjalan beberapa saat sembari mengambil foto, Karina mengeluh haus dan meminta mampir di suatu tempat. Winter memberikan rekomendasi kafe yang dia lihat di Instagram dan Karina menyetujuinya.
“Foto-foto yang kamu ambil bagus,” Winter memuji kekasihnya yang sibuk mengunyah makanannya, “Aku post di IG ya.”
“Yang mana?” Karina mengelap mulutnya dan mengintip gawai Winter yang duduk di sebelahnya
“Ini,” Winter menunjukkan foto-foto dirinya dari belakang, dan beberapa foto makanan yang dia ambil sebelum mereka mulai makan. Karina tertawa, Winter memang selalu random dalam memilih foto yang dia unggah ke sosial medianya.
“Boleh-boleh aja sih, Manajer Unnie tadi bilangnya juga bebas karena emang bagus-bagus fotonya,” Karina kembali mengunyah rotinya, “Winter…”
“Iya, Sayang?”
“Kamu…. Seneng ga, jadi pacarku?”
“Menurut kamu?”
Karina mendengus pelan, “Kalo tiba-tiba Jiwon Unnie pengen jadi pacarmu gimana? Kan kamu ngefans tuh.”
“Wah, pilihan yang sulit.”
Karina memalingkan wajahnya, kesal dengan jawaban dari Winter
“Ga mungkin dong, Sayang,” Winter meraih tangan Karina di bawah meja, “Aku sayangnya sama kamu.”
“Aku ya mau, keliatan dicintai segitunya,” bisik Karina tapi masih cukup terdengar oleh Winter
“Aku mencintaimu, Karina. Kamu tahu itu,” kata Winter pelan, berusaha menghibur kasihnya yang entah kenapa sangat cemburu dengan dirinya dan Kim Jiwon. Sebenarnya Karina memang cukup sering cemburu, tapi kali ini rasanya cukup dalam.
“Karina, Winter, pulang yuk. Siap-siap,” Manajer Unnie mengingatkan jadwal mereka selanjutnya.
***
“Kenape lagi lu berduaaa?” Giselle menyenggol lengan Winter, menanyakan keanehan temannya yang lain. Sampai dengan konser hari kedua di Sydney, Giselle merasa Karina sedikit cemberut. Pasti masalah Winter kalau menurutnya
“Cemburu sama Jiwon Unnie,” Winter terkekeh, “Soalnya gue kan masang gantungan lebah dari dia, trus Jiwon Unnie juga masang gantungan gue yang merchandise konser.”
“Oalah. Lo sih, malah ga disayang-sayang pacarnya. Udah tau gampang cemburuan.”
“Gapapa biarin aja,”
“Kebiasaan.”
“Ini dia bilangnya mau istirahat sendiri bentar, Minta dipesenin makanan sama Manajer Unnie,” Winter melihat gawainya, “Yaudah yok tidur.”
“Lah bocah, pacarnya cemburu bukannya dibikin ga cemburu malah digodain terus,” Giselle hanya menggelengkan kepalanya heran, memang kelakukan Winter sulit ditebak.
***
Giselle benar, Winter sangat sulit ditebak. Buktinya ketika Karina sedang live di salah satu platform, Winter dengan semangat memberikan banyak komentar, termasuk bertanya apakah makanan yang dimakan enak atau tidak.
Karina hampir tidak bisa menutup wajahnya yang memerah, untungnya masih banyak chat dari MYs yang bisa dibuat mengalihkan perhatian
”Dasar Winter,” batin Karina