525. Kaizen & Kiddo.
Tersenyum pada layar ponselnya ia hafal betul bagaimana cara menggoda Omeganya.
Satu botol whiskey itu ia beli saat dua bulan lalu pergi ke Las Vegas, mendatangi sebuah toko alkohol tempat biasa ia membeli banyak persediaan untuk di bar.
Membuka pintu mobilnya dan kemudian memasuki sebuah gudang besar sekarang dengan bangunan super kokoh yang telah di bangun kembali.
Rencana Yoongi untuk memindahkan beberapa senjata milik kakeknya kedalam gudang itu.
Stok cocaine nya sudah mulai menipis setelah hampir tiga bulan berlalu. Kim Taehyung yang ia percaya untuk mengambil alih semua transaksi cocaine di Seoul.
Senjata-senjata dimana sang kakek dapatkan dari hasil pelelangan, begitu pula senjata yang sudah menghabiskan begitu banyak korban.
“Yoongi!” Panggilnya
Langkah kaki yang begitu terburu-buru menghampiri lelaki itu.
“Kiddo, sepertinya sehari tidak melihat saya kamu tidak bisa bernafas.” Ucap Yoongi.
Jungkook menghela nafasnya, satu gelas ice americano ia berikan pada Yoongi.
“Kayaknya aku sama Hoseok harus balik ke vegas beberapa hari lagi.” Jungkook bergumam mengelingi ruangan itu.
“Iya, kalian tidak bisa meninggalkan Las Vegas terlalu lama.”
Jungkook menatap satu senapan besar yang biasa kakek Min gunakan untuk menembak seekor burung di tengah hutan dengannya.
“Fuck, i miss grandfather.” Ucap Jungkook
“You hate him.”
Yoongi mengambil satu batang rokoknya, oh sudah lama ia tidak merokok karena beberapa minggu kebelakang membuatnya berhasil melupakan nikotin sialan itu.
“Kinda.” Ucap Jungkook kemudian duduk bersebrangan dengan Yoongi.
“Tapi, kalo gaada kakek tua bangka itu aku gaakan ketemu kamu Yoongi.” Ucapnya
Yoongi ingat betul bagaimana anak kecil itu ketakuan saat sang kakek menaruh satu buah apel di atas kepalanya, kemudian melepaskan satu tembakannya.
“TUAN MIN!” Teriak Yoongi
Tubuh Jungkook gemetar, dia hampir mati di tangan orang gila itu.
Orang tuanya menyerahkan Jungkook karena tidak bisa membayar hutangnya di kala sebuah perusahaan besar milik keluarganya bangkrut.
Yoongi menarik tangan anak kecil itu dan membawanya pergi, menatap tajam kearah sang kakek.
Karena Yoongi adalah cucu tunggal dari keluarga Min, dia seorang lelaki dan juga Alpha.
Menjadi seorang yang paling disayangi dan di cintai oleh keluarga Min, membuat semua orang akan mengiyakan semua permintaanya.
Ia hanya ingin menjadikan Jungkook sebagai adiknya. Dengan syarat Jungkook tidak boleh nakal dan harus menurut dengannya.
Begitu pula Jungkook yang merasa dirinya hanya di peralat oleh orang tuanya, ia memutuskan untuk selalu menjaga kepercayaan Yoongi.
Jika bukan karena Yoongi menarik dan memarahi kakeknya hari itu, mungkin ia sudah mati.
Dan ya lama-kelamaan keluarga Min mulai menyayanginya seperti mereka menyayangi Yoongi.
Dan ya lima tahun lalu, Yoongi membawanya kabur ke Las Vegas karena hampir gila mengalami kehilangan kedua orang tuanya.
Membangun sebuah bar dan apa yang ia punya sekarang itu tidak mudah.
Selama lima tahun, semuanya tidak selali berjalan mulus tanpa bantuan tangan dari sang keluarga.
“Tapi kalo aku pulang, kapan bisa liat adek bayi lagi udah pasti kan bakalan sibuk banget di Vegas.” Gumamnya.
“You love him so much kiddo?” Tanya Yoongi.
“I love him so much, aku sayang Kaizen kaya kamu sayang sama aku Yoongi.” Jawabnya.
Adik kecilnya, orang satu-satunya yang bisa ia percaya. Begitu mencintai putranya
“Haha saya akan membawa Kaizen ke Las Vegas, jika usianya sudah beberapa bulan.” Yoongi berdiri dan mengacak-acak rambut Jungkook dengan sayang.
Begitu sampai di mansion lelaki itu segera membersihkan dirinya dan berganti baju.
Tidak sabar untuk menghampiri dua kesayangannya untuk menjatuhkan begitu banyak ciuman.
Saat membuka pintu kamarnya, dan mendekat kearah tempat tidur ia melihat sang Omega tertidur pulas menghadap sang bayi.
Dengan beberapa kancing piyama yang terbuka, hembusan nafas teratur dan Alpha itu meninggalkan satu kecupan di dahinya.
Ia tertawa saat melihat sang bayi tidak tertidur dan sibuk mengepalkan kedua tinjunya.
“Hello Kaizen, kenapa tidak tidur juga? Look at your papa he’s so sleepy.” Ucapnya pelan.
Kaki kecilnya terus menendang-nendang udara.
Fitur kecilnya benar-benar seperti salinan dari sang Alpha.
Bayi itu hanya memiliki hidung Omeganya yang kecil.
Melihat satu botol susu yang sudah habis, oh bayi itu sudah kenyang rupanya mungkin ia akan tertidur sebentar lagi.
Yoongi berinisiatif untuk menggendong bayinya, membiarkan feromon milikya memenuhi seluruh kamar.
Dalam gendongannya yang hangat dan feromon menenangkan membuat bayi itu perlahan memejamkan matanya.
“Yoongi.” Panggil Jimin
Omega itu terbangun, dan merapihkan kancing bajunya yang terbuka berantakan.
“Shhh Kaizen tidur.” Bisiknya
Yoongi meletakan bayi itu di tempat tidur kecilnya dengan begitu hati-hati.
Lalu menghampiri sang Omega kemudian memeluknya erat di bawah selimut tebal yang beraroma keduanya.
Berpelukan dengan begitu dekat, sekarang sudah tidak ada lagi bump sebesar balon yang menghalangi keduanya.
“Kemarin Kaizen masih disini, masih suka nendang-nendang kalo kamu ajak ngobrol haha.” Ucap Omega itu kemudian mengelus perutnya.
Alphanya menarik Omega itu dalam pelukan erat.
“Sekarang kita sudah bisa berpelukan tanpa penghalang, bisa melakukan seks di mobil tanpa takut perutmu terbentur.” Ucap Yoongi kemudian tertawa.
“What the fuck Min Yoongi.” Dengus omega itu.
Yoongi hanya tertawa puas meledeknya.
“Hm car sex sounds good.” Gumam Jimin pelan.
“So, you wanna try?” Godanya
Pelukan hangat itu di dinginnya cuaca pengujung tahun, dengan kalimat-kalimat melantur yang mereka ucapkan sebelum tertidur pulas.