ymkissed

449. Butterfly effect ; first moving


Omega itu benar-benar tidak nyaman dengan posisinya dengan ruang bergerak yang terbatas ia bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Menatap Alphanya saat tertidur ia terlihat begitu tenang, hembusan nafas yang teratur detak jantung yang menjadi melodi favorit untuknya.

Switzerland akan menjadi tempat paling bermakna untuk Alpha dan Omega itu.

Jam-jam melelahkan berlalu, Omega itu bangun dan duduk untuk meminta satu kotak susu.

Ia sibuk dengan earphonenya menonton beberapa film kartun untuk mengalihkan rasa nyeri di pinggulnya.

“Babe, kamu belum tidur?” Tanya sang Alpha terbangun dari tidurnya.

“Hehe gabisa tidur, biasa deh susah cari posisi nyaman.” Jawabnya.

Alpha itu duduk dan mengelus-elus punggung Omeganya, dan berhasil itu perlahan membuatnya rileks.


Setibanya di mansion lalu membersihkan diri, Omega itu langsung menaiki tumpukan selimutnya.

Sudah satu minggu lebih tempat ini di tinggal tapi masih menjadi tempat ternyaman untuk Jimin.

Nest dengan beberapa selimut tebal dan tentu saja dengan aroma feromon Alphanya.

Tanpa perlu waktu lama ia langsung terlelap dengan nyaman disana.

Pelukan hangat dari Alphanya tentu saja membuat Omega itu mendengkur kecil.

Lelah tubuhnya akan terobati besok.

Entah baru memejamkan matanya tapi pagi sudah datang membangunkannya.

Yoongi akan kembali menjalani hari sibuk, tanpa penanggung jawab di kantor tanpa ada yang membantu mengelola cocaine dan senjatanya disini.

Ia harus mulai lagi dari awal, bahkan ia bersumpah membuat sesuatu yang baru di organisasi yang ia pegang ini.

Oh tentu saja ia punya Jimin, Omega cerdas itu pasti bisa membantunya menjalankan organisasi ini.

Sarapan beserta vitamin untu Jimin sudah ia siapkan diatas meja makan, ia sengaja untuk tidak membangunkan Omega itu ia akan mengiriminya pesan pikirnya nanti.

Satu kecupan ia tinggalkan di kening sang Omega.


Jimin terbangun dengan tubuh yang terasa lebih baik pagi ini, menghirup aroma feromon milik Yoongi yang tertinggal di bantalnya.

Mereggangkan tubuhnya saat sinar mentari meyorot masuk lewat jendela kaca ruangan itu.

Memutuskan membuka ponselnya lebih dulu untuk memeriksa pesan dari Yoongi.

Pipinya memerah saat membaca pesan ucapan selamat pagi dan melihat sarapan sudah siap di meja makan.

Lalu memilih berjalan-jalan di sekitar halaman belakang.

“Gila, gue kangen banget mansion ini padahal baru di tinggal seminggu lebih.” Ucapnya

Saat ia membaringkan tubuhnya diatas bantalan lantai yang ada di dekat kolam berenang, ada seperti rasa kesemutan di perutnya tapi itu hanya berlangsung beberapa detik saja.

Oh Omega itu mengabaikannya.

Sementara itu waktu terus berjalan dan Yoongi kini dalam perjalanan menuju pelabuhan untuk melakukan transaksi cocaine yang sudah di janjikan.

Ia ingat dimana terakhir kalinya pergi ke tempat ini berasama Kim Seokjin, seseorang yang menjadi kepercayaan keluarga Min berani berkhianat hanya karena jatuh cinta.

Dan parahnya membuat ia harus pergi membawa bayi yang bahkan belum di ketahui kehadirannya Oleh sang Alpha.

“Tuan Min.” Ucap lelaki tua ini adalah teman kakeknya Yoongi dulu.

“Jangan panggil saya seperti itu, anda sudah seperti kakek saya.” Yoongi membungkukan tubuhnya.

“Sopan santunmu itu yang saya sukai sejak kecil, Min Yoongi.”

Selagi para crew dan anak buah Yoongi memindahkan cocaine itu ke mobil van, mereka berdua sibuk mengobrol dan mengabiskan beberapa batang rokok.

“Saya punya anak terakhir, dan kebetulan dia Omega dan kamu Alpha bagaimana jika kamu mampir kerumah kami untuk sekedar makan malam nanti.” Pria tua itu tertawa.

Yoongi menghisap rokoknya lalu menghembuskan keudara begitu saja, udara dingin yang menusuk.

Ia sudah muak dengan masalah belakangan ini, tidak lagi dengan masalah baru bahkan Alpha itu baru saja melakukan mating dan bersumpah atas janjinya untuk selalu bersama Omeganya.

“Saya sudah memiliki mate.”

Mate, ucapnya bahkan bukan Omega lagi yang berarti sudah menjadi pasangannya sampai mati.

“Bahkan ia sedang mengandung sekarang, butuh empat bulan lagi untuk melahirkan dan akan menjadi penerus keluarga Min nantinya.” Ucap Alpha itu sedikit kesal.

“Oh… saya kira kamu masih lajang setelah kembali dari negara orang lain.” Gumam pria tua itu dengan sedikit tawa hampa di wajahnya.

Yoongi tidak menjawab ia menoleh ke mobilnya dan melihat mereka sudah selesai memindahkan cocaine tersebut.

Ia menyerahkan tas berisi uang tunai pada pria itu tanpa sepatah kata pun dan pergi begitu saja.


Jimin hampir tertidur di sofa ruang tengah saat ia merasa terlalu kenyang karena menghabiskan satu mangkuk shine muscatnya.

“Huh?”

Belum terlelap perutnya kembali merasakan sesuatu, seperti kepakan kupu-kupu di dalam perutnya atau biasa di sebut butterfly effect kemudian menghilang begitu saja.

Omega itu mengatur nafasnya dengan tenang, tidak dia tidak ingin mencari sesuatu di internet karena takut hasilnya akan membuat pikirannya kemana-mana.

“Huh, baby hellooo?” Gumamnya.

Lagi, tapi kali ini terasa seperti berdenyut cukup lama dan ia berinisiatif untuk mengankat bajunya dan memperhatikan bumpsnya dengan seksama.

Saat ia memanggil bayinya dengan sebutan itu, perutnya kembali berdenyut.

Jimin dengan cepat menelpon dokternya untuk memastikan ini benar-benar gerakan bayinya atau ada sesuatu yang saah pada kandungannya.

“….jadi gitu dok, gimana ini aku gak kenapa-kenapa kan?” Ucapnya sedikit panik.

“Tenang ya Jimin, itu namanya pergerakan awal bayi yang berarti bayi kalian tumbuh sehat.”

“Bayinya beneran gerak dok….”

“Iya, dia bergerak cukup rasakan sensasi gerakan pertamanya itu tidak akan menyakitkan.”

Jimin segera menutup teleponnya ia meletakan telapak tangannya diatas perut buncit itu.

“Oh peanut is you….” Omega itu hampir menangis bayinya benar-benar tumbuh sehat dan ini adalah gerakan pertamanya.

Belum sempat ia memanggil Alphanya tapi lelaki itu sudah sampai di mansion dengan wajah lelahnya.

Yoongi menghampiri Omega itu lalu mengecup pipi kirinya, lalu kemudian menidurkan kepalanya diatas paha sang Omega.

“Alphaaaa….” Omega itu menangis

“Hei, kenapa menangis?”

“Bayinya gerak-gerak di perut aku.” Gumam Jimin lalu ia menarik tangan Yoongi untuk di letakkan di perutnya.

“Coba panggil peanut.”

“Helloo peanut, it’s daddy.”

Alpha itu menuruti perintah sang Omega dan benar saja selang beberapa detik bayi yang berada di dalam kandungannya memberi jawaban.

Pergerakannya benar-benar masih lemah, tapi ia bisa merasakannya.

“Oh it’s so crazy…” Yoongi terus mengelus-elus bumps itu.

“Ini seperti sihir, oh ini ajaib dia bergerak.”

Tidak menyangka bayi itu benar-benar merespon saat mereka memanggilnya dengan panggilan “Peanut”

Oh bayi kacangnya kini sudah tumbuh semakin besar dan pintar, mulai bisa merespon kalimat yang diucapkan orang tuanya.

Rasa lelah Alpha itu langsung hilang begitu ia di sambut dengan pelukan sang Omega dan gerakan pertama dari bayinya.

443. Good morning


Dingin.

Udara pagi yang dingin menusuk hingga ketulang, membuat keduanya hanya ingin bermanjakan dalam pelukan hangat satu sama lain.

Omega itu benar-benar tidak membiarkan Alphanya menjauh sedikitpun darinya, oh ternyata bukan hanya sekedar melakukan hubungan seks saja.

Secara naluriah mereka benar-benar terhubung apalagi saat ini Omeganya sedang hamil.

Mereka berdua akan merasakan emosi satu sama lain nantinya.

Pagi ini Jimin terbangun karena Yoongi yang terus mengecupi bagian luka di lehernya karena gigitannya semalam.

Tanda kawin mereka yang menandakan bahwa Alpha dan Omega ini sudah memiliki mate mutlak.

“Hm Alpha.” Gumamnya bergerak punggungnya yang masih menempel pada dada sang Alpha.

“Ya?”

“Dingin…” Rengeknya Omega itu membalik tubuhnya dan memeluk Alphanya.

Alpha itu tidak berhenti mengecupi keninh sang Omega, pagi ini entah kenapa rasa sayangnya benar-benar bertambah bahkan jika bisa ia akan memeluk Omega kecil itu sepanjang hari.

“Hari ini mau keluar?” Tanya Yoongi.

“Mau.” Jawab Omega itu penuh antusias

“Kita pergi jalan-jalan hari ini, makan apapun yang kamu inginkan dan lusa kita akan pulang ke seoul.” Tutur sang Alpha.

Jimin membuka matanya ia terkejut ini bahkan belum seminggu mereka di swiss lalu membanyangkan mungkin hampir dua puluh jam di dalam pesawat sedikitnya membuat Omega itu terbayang akan rasa lelahnya.

“Lusa banget?”

“Iya lusa, saya minta maaf babymoon kita ternyata hanya beberapa hari disini.”

Dengan rasa menyesal yang begitu besar Jimin tahu dalam tatapan itu, tapi ia tidak ingin egois bahwa Alphanya juga memiliki urusan lain selain menghabiskan waktu dan uang bersamanya.

“It’s okay, kita bisa balik lagi kesini nanti setelah bayi kita lahir.” Ucap Omega itu kemudian mencium bibir Alphanya.


Yoongi benar-benar sibuk hari ini mulai dari membantu Hoseok untuk memeriksa persediaan stock Alkohol, rekap keuangan beberapa bulan lalu, dan juga menyesuaikan jadwal janjinya dengan para distributor cocaine di Seoul.

Pria itu memijat keningnya lalu melepaskan kacamata yang sedari tadi menempel di wajahnya.

Ia memutuskan untuk mengajak Omega itu keluar penginapannya, sekedar mencari makan siang dan berjalan-jalan santai.

Aroma feromon keduanya benar-benar menyatu sempurna entah mungkin ini bisa bertahan dalam satu minggu.

Omeganya makan dengan begitu lahap, kandungannya yang semakin besar tidak jarang juga membuatnya selau merasa tidak percaya diri.

Padahal dimata sang Alpha ia terlihat begitu menggemaskan, tubuh kecil dengan perut bulat sempurna.

“So pretty, my omega look so pretty.” Ucapnya

Kedua pipi Omega itu bersemu memerah kala mendapat pujian dari sang Alpha.

“Yooooooongi.”

434. What is this?


Omega itu membuat satu gelas susu untuknya, tidak biasanya ia merasa begitu lapar seperti pagi ini.

Yoongi cukup lama saat terakhir pesannya Jimin terima bahwa ia sedang mengantri di kasir.

Udara sejuk menyapu kulitnya, sungguh ia merasa benar-benar bisa bernafas tenang disini.

Terbebas dari semua pikiran buruknya, atauh bahkan ia melupakan kejadian beberapa hari lalu.

Ia yang akan bersikap tidak perduli melihat korbannya tergeletak dengan darah mengalir dari asal luka tembakan.

Tapi hari itu Jimin benar-benar merasa setengah nyawanya ikut pergi saat melihat Seokjin rela meregang nyawanya pada saat ia mengandung.

Benar kata Taehyung, bayi yang tumbuh itu tidak bersalah.

Itu adalah kesalahan dua manusia yang hanya tau cara bersenang-senang tanpa mau menghadapi resiko yang akan ia terima nantinya.


Merenung untuk beberapa waktu tapi Yoongi belum juga sampai.

Omega itu memutuskan untuk membongkar koper Alphanya dan berniat mengambil satu hoodie milik Yoongi.

Jimin ingat saat ia membantu Yoongi menyiapkan semua pakaian yang akan ia bawa ke Jepang waktu itu tidak membuat kopernya penuh seperti ini.

Dengan berhati-hati Omega itu mengeluarkan seluruh pakaian Alphanya agar tidak menjadi berantakan.

“Bentar.” Gumamnya.

Ia mengeluarkan kotak kecil dengan merk mewah tertulis diatasnya, Omega itu sangat penasaran apa isi dari kotak tersebut tapi ia menahan diri untuk tidak lancang memeriksa barang-barang suaminya.

“Eh intip doang gapapa kali ya.” Ucapnya.

Perlahan ia menarik pita satin yang mengikat kotak tersebut.

“Mampus gak ya gue kalo gabisa iketnya lagi.”

Setelah behasil melepaskan pitanya, Omega itu membuka penutup kotak tersebut.

Kotak itu berisi lingerie berwarna hitam dengan renda cantik menghiasinya.

“Oh god.” Ia menutup mulutnya.

Omega itu terkejut saat melihat ada sebuah jahitan nama “Park Jimin” dengan benang berwarna emas di lingerie itu.

“Min Yoongi what the fuck, lo beneran mau liat gue pake ini anjing? mesum banget otak lo.” Omega itu bergumam kembali melipat dan memasukan lingerie itu kedalam kotak.


“Ini sudah saya cuci.” Ucap Yoongi kemudian memberikan sebuah shine muscat tersebut.

“Thank you Alpha.” Ucap Jimin

Sial pikirannya terus berkelana bagaimana Yoongi menatapnya nanti saat ia menggunakan lingerie tersebut.

“Stop.” Serunya

Yoongi berhenti saat ia ingin menjawab panggilan telepon.

“Apa?” Tanya nya

“Nothing, hehe jawab aja teleponnya aku mau mandi.”

Omega itu berlari kecil menuju toilet lalu meninggalkan Yoongi yang kebingungan disana.

“Gue harus cobain lingerie sialan itu, sorry Yoongi.” Gumamnya

425. Naughty Omega.


Sebenarnya Jimin tidak menyukai semangka karena rasanya yang kurang enak menurut dia.

Tapi omega itu tidak ingin membuat Yoongi kerepotan karena ingin makan sesuatu yang tentu saja tengah malam seperti ini sulit di dapatkan.

“Yoongi?” Gumam Omega itu di dalam dekapannya.

“Hm.”

“Kamu pasti cape banget ya?”

Omega itu mengecup pelan leher sang Alpha lalu kembali meninggalkan tanda kemerahan yang sedikit samar.

“I’m so tired, tapi jika seperti ini dengan kamu semalaman lelah saya langsung hilang.” Jawabnya.

“Haha jelek gausah gombal.”

“Saya serius, Omega Park.”

Jimin memundurkan tubuhnya ia menangkup wajah sang Alpha dengan kedua tangannya.

Netranya begitu cantik, wajah putih pucat, mata terlihat seperti anak kucing saat menatap Omeganya.

Ternyata Yoongi memiliki sisi menggemaskan yang baru Jimin sadari sekarang.

Kecupan-kecupan itu ia berikan mulai dari kening, kedua mata, hidung, pipi kanan dan kiri.

Dan terakhir ia sampai bibir keduanya menyapa itu bukan lagi hanya sekedar kecupan, tapi ciuman penuh kasih sayang yang mereka lakukan.


Hamparan rumput hijau dan pohon apel, mereka kembali datang ke mimpi Jimin.

Tapi kali ini ia dalam keadaan hamil besar, lebih besar dari bumps nya sekarang.

Wanita itu menghampirinya dengan pisau penuh darah di tangan kanannya.

“Aleesa.” Gumam Jimin.

Wanita itu tidak menjawab ia terus mendekat bahkan berlari, pisau sialan itu mengarah ke perut buncitnya.

Jimin berlari begitu kencang tapi Aleesa masih mengejarnya, sampai perempuan yang selalu ada di dalam mimpinya datang menghadang Aleesa.

“Pergi.” Ucapnya

Itu pertama kalinya Jimin mendengar suara wanita pembawa Apel di mimpinya.

“Bayi laki-laki ini memang rewel, tapi dia yang akan menjaga kamu nanti.”

Itu kalimat terakhir yang Jimin ingat sebelum ia terbangun dari mimpi buruknya.

Nafasnya terengah-engah, keringat membasahi wajahnya.

“Yoongi…” Rengek Omega itu.

“What’s wrong babe, mau muntah?” Alpha itu terbangun dan menggosok kedua matanya.

“Mimpi di kejar Aleesa.” Ucap Jimin.

Yoongi tertawa lalu kemudian memeluk Omeganya.

“Dia bahkan sudah di kubur dan tidak akan bisa mengejar kamu.” Ledeknya.


Omega itu duduk berhadapan dengan diatas Alphanya di dalam bathup penuh dengan buih sabun.

Tubuh polos keduanya bersentuhan antar kulit.

Mereka berdua masih sibuk berciuman saat si Omega perlahan mulai menggerakan tubuhnya di pangkuan sang Alpha.

Oh sungguh perut buncit itu benar-benar menjadi penghalang diantara keduanya.

Yoongi mengelus punggung Omeganya penuh sensual, hingga membuat Omega itu sedikit melenguh saat lidahnya dengan sengaja menjilat putingnya.

“Yoon—hgi” Rancunya

“Yes, Omega Park?”

Melihat Omeganya semakin terangsang ia dengan sengaja menggodanya. Bermain-main di area sensitif sang Omega membuatnya puas.

Saat milik keduanya terus bergesekan karena ulah Omega itu yang terus bergerak.

Alpha itu berhasil memasukan satu jari lalu menggerakannya, berhasil membuat Omega itu merancu tidak karuan.

Entah mereka sudah lama tidak melakukan sex sejak masalah terus menerus menghampiri mereka.

Sang Alpha menambah satu jarinya lagi membuat si Omega bergerak acak, sementara ia sibuk bermain dengan dada sang Omega.

“Fast fast fast! i will cum.” Rancu Omega itu.

“Ahh—”

Dan ya Omega itu orgasme hanya karena jari Alphanya.

“Oh my naughty Omega, cumming just because of my fingers.” Ucap Apha itu.

Sementara Jimin hanya meletakkan kepalanya diantar ceruk leher Yoongi, menghirup sebanyak-banyaknya feromon lelaki itu.

“Can’t belive i do have sex without your dick.” Bisik Omega itu.

“Enough with my fingers, karena kita harus flight selama tujuh belas jam.” Ledek sang Alpha.

423. Papa is sorry.


“Ah sakit, pelan-pelan.” Ucapnya sedikit kesal.

“Babe sorry, plesternya susah di lepas terlalu lengket.” Alpha itu meniup sekitar luka di leher Omeganya.

“Aleesa sialan, ini pasti berbekas di leher aku.”

Omega itu sibuk mengarahkan kaca pada lehernya, luka tidak begitu parah tapi itu mungkin cukup untuk meninggalkan bekas luka.

“Sudah.” Yoongi selesai mengganti perban dan mengobati luka di leher Jimin.

Mereka berdua telah bersiap untuk menghadiri pemakaman hari ini, dimana orang-orang tersebut mengkhianati Yoongi dengan begitu kejam tapi lelaki itu masih memberikan pemakaman yang layak untuk mereka.


Ini adalah pemakaman yang mungkin biaya perawatan pertahunnya sangat mahal, karena Yoongi tidak mengizinkan mereka di kuburkan di pemakaman umum.

Bagaimanapun Seokjin dan Namjoon sedikit banyak membantunya berada sampai sini.

“Yoongi.” Panggil Jungkook lelaki itu menghampirinya.

“Ya?”

“Ada yang mau bicara sama kamu.”

Yoongi menolehkan kepalanya, mendapati seorang pria berumur menatapnya dengan senyuman ramah.

“Oh oke, Taehyung saya titip Jimin sebentar.” Lelaki itu pergi ke tempat yang lebih sepi untuk berbicara

“Sini je, lo gapapa?” Tanya Taehyung penuh khawatir

“Gapapa, luka kecil doang nanti juga sembuh.” Jawabnya

Mereka bertiga memutuskan untuk menunggu Yoongi di mobil setelah pemakaman selesai tapi lelaki itu ternyata cukup lama mengobrol.

“Je, lo bisa cium feromon Seokjin yang lagi hamil juga ya?” Tanya Taehyung penuh hati-hati karena ia tidak ingin Jimin terus memikirkan hal itu.

“Iya, emang lo gabisa cium feromon dia?” Omega itu bertanya kembali.

“Gabisa, i think he use block scent.” Jawabnya.

Sementara Jungkook hanya terdiam, sepertinya ia sama terkejutnya seperti Jimin.

“It’s okay Jungkook, kamu masih punya Yoongi buat diajak duel tinju.” Ucap Jimin kemudian meraih tangan lelaki itu.

Mereka bertiga tertawa lepas setelah ucapan Jimin bahwa Yoongi bisa saja mengalah hanya karena Jungkook memasang wajah menggemaskan.


Langit jepang siang ini begitu cerah, sungguh berlawanan dengan suasana hati Omega itu.

Jari-jari bertaut, tawaran singgah di sebuah restoran untuk makan siang hanya di iya-kan oleh sang Omega.

“Kamu tahu darimana Seokjin sedang mengandung?” Tanya Alpha itu memecah keheningan.

“Aku bisa tau dari feromonnya, i don’t know why is he hiding that he’s pregnant from his Alpha.” Ucap Jimin.

Alpha itu menarik tangan Omeganya untuk ia beri kecupan berkali-kali.

“Kita tidak tahu alasan kenapa dia menyembunyikannya, tapi ini semua bukan salah kamu jadi jangan terlalu di pikirkan ya?”

Jimin hanya menghembuskan nafasnya.

“Oke”

“Stress tidak bagus untuk kamu dan bayi kita.” Ucap Yoongi.

Omega itu tersadar bahwa yang di katakan oleh Yoongi itu benar lalu kemudian ia meletakan tangannya diatas perut buncit itu.

“Baby papa is sorry.” Ucapnya

Sang Alpha hanya tertawa melihat tingkah Omeganya.

“Besok kita pergi ke swiss, dan pulang saat kamu sudah merasa lebih baik.”

Yoonginya yang sama-sama terluka tapi lebih mementingkan kewarasan Omeganya.

We deserved to be happy, Yoongi.

417. 京都 ; Kyoto & Goodbye.


Lengannya bertautan dengan lengan sang Alpha.

Omega itu berdandan begitu mempesona malam ini, balutan coat berwarna hitam, sepatu boots, dan bahkan leather gloves yang ia kenakan begitu mewah.

Alphanya memang tidak pernah membatasi ia untuk mengenakan apapun, karena mengetahui selera berpakaian Omeganya yang berkelas.

Omega itu seperti bermandikan parfum karena ia tidak ingin feromonnya menarik setiap Alpha yang ada disana.

Yoongi membukakan pintu untuk Jiminnya, lalu ia membantu memasangkan seatbelt pada Omeganya.

Menyetir dengan begitu hati-hati, ia menggenggam jari-jari Jimin yang terasa dingin lalu mengeluarkan feromonnya agar Omega itu merasa lebih tenang.

“Aku bisa ya Yoongi?”

“Ya, kamu bisa sayang.”

Taehyung bersama Jungkook di mobil lain, dan diikuti pula dengan anak buah sewaan Hoseok di belakang.

Mereka harus sampai sebelum Kim Seokjin dan pemilik The Tigers tiba disana.

-

Yoongi menyewa bangunan ini yang dulunya tempat ninetendo lalu di tinggalkan, oh tapi tempat ini masih terawat dan layak untuk di tinggali.

Semua orang sudah berada di ruangan masing-masing, tidak lupa Jungkook memasangkan alat penyadap suara di pakaian Jimin.

Kini omega itu menunggu di sebuah kamar, semua orang berusaha untuk tidak bersuara bahkan sedikit pun.

Dua puluh menit berlalu ia begitu gelisah, entah siapa yang akan ia temui dan entah orang seperti apa yang ia tantangi.

Detak jantungnya menjadi dua kali lebih cepat, jujur ia merasa gugup sampai terdengar sebuah langkah kaki semakin mendekat ke ruangan itu.

Jimin memejamkan matanya dan pintu terbuka.

Lelaki tinggi dengan turtle neck dan celana hitam itu tersenyum lalu menghampirinya.

“Hello Omega Park?” Senyuman itu.

Lidahnya kelu, tubuhnya hampir tidak bisa bergerak.

Sungguh Jimin tidak pernah menyangka bahwa Kim Namjoon adalah pemilik The Tigers yang selama ini ia cari.

Orang kepercayaan Yoongi di Las Vegas tega mengkhianatinya.

Jimin berusaha untuk bersikap biasa saja dan menyembunyikan ekspresi terkejutnya.

“Who is this, oh my fucking god.” Ucap Omega itu kemudian mendekat kearah Namjoon.

Lelaki itu mendudukan dirinya di sofa, kemudian memantik satu batang rokoknya.

“Kenapa? terkejut saya ternyata pemilik the tigers? haha” Ucapnya sarkas.

Jimin hampir terbakar amarahnya, ia ingin sekali melempar satu gucci yang berada di dekatnya hingga mengenai kepala lelaki itu.

“God, why?” Gumam Jimin.

Omega itu terlihat sedikit putus asa.

“Why? biar saya jelaskan semuanya niat saya memperkerjakan kamu untuk menghabisi Min Yoongi tapi kamu malah berkhianat Park Jimin. Kamu tidur dengan lelaki sialan itu dengan tittle Park Jimin si Omega yang tidak bisa di sentuh. Tapi kenyataannya dia hamil dengan Alpha bajingan.” Ucap Namjoon

Sial Jimin hampir tidak bisa bernafas.

“Haha loser, padahal lo bisa bunuh gue sekarang.” Ucap Jimin.

Kunci melawan ialah merendahkan lawan.

“Not, bagaimana jika bayi itu saja yang mati dan kamu menjadi milik saya.”

Omega itu tertawa hampir tersedak karena kalimat yang di keluarkan oleh Namjoon. Jimin yakin bahwa Yoongi sangat ingin menerobos masuk kedalam ruangan ini.

“Coba aja kalo lo bisa, lo bahkan gabisa sentuh gue.” Ucap Jimin.

Lelaki itu tertawa lalu tiba-tiba pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok Kim Seokjin dan perempuan cantik bernama Aleesa.

Ini semua diluar ekspetasi Jimin.

“Aleesa?” Netranya melebar sempurna.

“Hi, Yoongi’s slut.” Sapa wanita itu.


Sementara itu Jungkook terus mencengkram erat lengan Yoongi untuk tidak nekat masuk kesana.

Insting Alphanya menggila, ia tidak bisa membiarkan Omeganya dalam bahaya sendirian.

“Jimin belum kasih kita aba-aba, kita gaboleh masuk.” Ucap Taehyung.

Sementara Namjoon terus mendesak Omega itu untuk membuat pilihan, yaitu membiarkan bayinya mati dan atau dia juga ikut mati jika menolak.

“Haha Yoongi gaakan dateng kesini buat tolongin kamu, Omega bodoh.” Ucap Seokjin.

“Jalang.” Sambung Aleesa.

Insting Omeganya berteriak marah bahwa orang-orang ini berusaha menyakiti bayinya.

Jimin tak kunjung menjawab, membuat kemarahan Alpha itu memuncak. Lalu mengambil satu buah pistol yang Jimij ingat itu adalah hasil pelelangan yang di dapatkan Hoseok.

Mengarahkan pistol itu pada Jimin.

Nampaknya Seokjin sedikit ketakutan melihat Omega hamil yang akan di bunuh oleh Alphanya malam ini.

Jimin tertawa angkuh

“Haha, kill me if you can Kim Namjoon.”

“Bayangin Omega dan calon anak lo mati.” Ucap Jimin.

“Apa maksud kamu, Omega bodoh.” Ucapnya.

“Jangan bilang lo gatau, kalo Kim Seokjin Omega lo lagi hamil haha.” Omega itu semakin menggila lalu mengeluarkan pistol dari balik coat hitam yang ia kenakan.

Namjoon menoleh pada Seokjin dengan ekspresi tidak menyangka dengan pernyataan Jimin barusan.

“What if i’m do this?” Ucap Jimin kemudian mengarahkan pistolnya kepada Seokjin.

Tidak, Yoongi tidak bisa membiarkan Jimin terlalu lama sendirian disana itu akan terlalu berbahaya.

Ketiga orang itu memasuki ruangan dimana Jimin berada.

Aleesa segera menghampiri Jimin lalu menghadang Omega itu dengan sebuah pisau di lehernya.

Tanpa aba-aba Yoongi melepaskan satu tembakan tepat mengenai pada punggung Namjoon.

Itu adalah sebuah peringatan, Namjoon terjatuh dengan darah menembus bajunya.

Seokjin segera menahan luka itu dengan tangannya.

Gila, Alpha itu jika sudah marah siapapun ia akan habisi tidak peduli walau itu orang terdekatnya.

“Min Yoongi.” Ucap lelaki itu sambil meringis

“Kamu bukan hanya sekerdar terobsesi untuk membunuh, are you in love with my Omega Kim Namjoon?” Ucap Alpha itu.

“Haha iya saya bahkan belum mengajaknya tidur tapi kamu sudah lebih dulu bertidak, Mr Min.” Oh rupanya dia masih punya keberanian untuk memancing amarah Yoongi.


Saat melihat Aleesa dengan pisau di leher Jimin Alpha itu mendekat.

“Long time no see baby.” Ucap Yoongi

Lelaki itu menodongkan pistolnya tepat di kepala Aleesa.

“Choose who’s your enemy, Aleesa” Bisik Yoongi

“Yoongi…”

Sialan jalang itu merengek, Jimin hanya memutarkan pandangannya.

Sebelum Aleesa melepaskan pegangannya pada Jimin, ia berhasil menggores luka pada leher Omega itu.

Luka panjang dan darah keluar begitu saja.

“Oh gadis nakal, berikan pisau kamu kepada saya.” Ucap Yoongi

Sial Omeganya berdarah karena jalang tidak tahu diri ini.

Yoongi mengarahkan ujung pisau itu tepat pada saat Aleesa ingin memeluknya.

Taehyung dengan sigap memberikan sapu tangan pada Jimin untuk menyeka luka itu.

Tanpa basa-basi Omega itu melepaskan pelurunya tepat pada jantung lelaki pemilik The Tigers tersebut.

Bukan hanya satu kali, tapi empat kali tembakan ia lepaskan hingga membuat lelaki itu memuntahkan darah dari mulutnya.

Jimin tidak perduli, siapapun yang ingin mengkhianati Alphanya ia akan mati di tangan Omega itu.

“Para bajingan kurang ajar ini kurang berterima kasih sama Yoongi, apalagi kamu Seokjin tujuh tahun kerja di keluarga Min malah coba abil hartany. Gila kamu?” Ucap Jungkook yang sedari tadi menahan amarahnya.

Seokjin kembali mengarahkan pistol yang di pegang Namjoon kepada Jimin.

“Oh that’s my gun.” Ucap Yoongi

Sebelum peluru lepas dan mengenai Jimin, Taehyung berhasil menendang pistol itu dan terjatuh ke lantai.

“Let’s talk, Kim seokjin.” Ucap Yoongi.

Omega itu kembali mengambil pistol dari sakunya.

“Lebih baik saya mati, daripada harus hidup dalam siksaan orang gila seperti kamu Yoongi.” Ancamnya.

“No.” Tolak Jimin saat melihat Omega itu semakin menekan pelatuk pada pistolnya.

“You can.” Ucap Yoongi

“NOOOOOO.” Teriak Jimin saat suara pistol dan peluru itu menembus kepalanya.

“NOOOOO HE IS PREGNANT NOOO.” Jimin menangis tersedu saat melihat Seokjin terbaring di lantai.

Omega itu pingsan, dengan sigap Yoongi menahannya.

“Hei Jimin, Park Jimin sayang bangun.” Yoongi menepuk-nepuk pipi sang Omega.

“Kiddo, urus ini semua jasadnya jangan di buang makamkan besok dengan cara yang layak. Dan untuk Aleesa terserah kalian bisa buang dia di sungai.”

Alpha itu pergi membawa Omeganya untuk kembali ke hotel.

“Jimin fuck.” Umpat Taehyung.

“Wait, kok Jimin bisa tau kalo lagi hamil?” Tanya Jungkook

“Jimin Omega paling sensitif yang pernah gue temuin apalagi pas hamil, Kayaknya Seokjin pake block scent jadi feromonnya gaakan kecium sama yang lain.” Jawab Taehyung

“Jadi maksud lo, omega hamil se sensitif itu? sampe dia tau Omega lain kalo lagi hamil juga? Gila” Ucapnya kebingungan.

“Lo juga kan Omega Jungkook, gimana si.”

Semua orang tidak menyangka bahwa orang terdekat bisa menjadi sangat amat berbahaya seperti itu.

Dan ini adalah arti dari setiap kalimat yang Yoongi terapkan pada dirinya bahwa ia tidak bisa mempercayai orang lain selain dirinya sendiri.

The Tigers and The traitor is gone.

413. Wish we luck.


“Anjing.” Umpatnya.

Langkah kaki setelah menuruni mobilnya berjalan begitu cepat untuk menghampiri seorang Min Yoongi di mansionnya.

Itu Taehyung ia membawa hasil sidik jari yang telah di periksa kepada Yoongi.

“Tuan Min.” Nafasnya terengah-engah kala berusaha untuk berbicara.

Di serahkan map putih itu, Yoongi kemudian membukanya.

Lelaki itu hampir tersedak kopinya, saat nama orang yang ia kenal benar-benar tertulis di kertas itu.

“Jimin mana?” Tanya Taehyung, ia ingin memastikan bahwa sahabatnya dalam keadaan baik.

“Dia sedang mandi, tolong jangan beritahu dia dulu orang ini adalah pemilik The Tigers.” Ucap Yoongi.

“Dia perlu tau, dia harus hati-hati sama semua tindakannya. Jimin itu ceroboh.”

“Saya tahu, biar saya yang berbicara nanti.”


Mereka bertiga mengambil penerbangan di jam malam, karena Yoongi ingin Jimin segera beristirahat.

Mereka berusaha bersikap biasa saja, padahal tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

Entah mereka selamat atau mati.

Setelah makan malam selesai mereka bertiga segera diantarkan ke bandara.

Dan jungkook sudah pergi dari pagi tadi, anak itu hanya mengirim pesan singkat pada Yoongi bahwa ada sesuatu yang perlu di bicarakan nanti saat bertemu.

Penerbangan Seoul ke Jepang hanya memakan waktu sekitar dua jam, mereka langsung menuju hotel.

Mereka berpenampilan benar-benar berbeda dari biasanya, mengenakan leather jacket berwarna hitam, topi, sneakers, dan tidak lupa menyimpan satu pistol di saku jacketnya.

Jimin dengan lose jeans, kemeja over sized dan jacket besar milik Yoongi benar-benar menutupi perut buncitnya.

“Goodsleep jelek.” Seru Omega itu pada Taehyung yang memasuki pintu kamarnya.

Mereka mendorong kopernya masing-masing, dengan lengan Yoongi yang bertengger posesif di pinggul Omeganya.


Baju-baju berserakan di lantai kamar hotel, keduanya berada di bawah balutan selimut tebal itu.

Kecupan-kecupan sayang yang di berikan Alpha itu di seluruh wajah Omeganya.

“Saya sudah siapkan gedung untuk besok kamu bertemu dia.” Ucap Yoongi.

“I can’t wait.” Seru omega itu.

Yoongi tertawa mengalihkan pikiran buruk apapun itu, bahkan ia bersumpah untuk membunuh siapapun yang berani menyentuh Omeganya.

“Pistol dari pelelangan waktu itu, aku bakalan pake buat bunuh dia.” Ucap Jimin.

“Where’s you wanna shot him?” Tanya Yoongi.

“Jantung.” Jawabnya.

Dia bahkan tidak pernah terpikirkan bahwa akan di khianati oleh orang terdekatnya sendiri, orang yang hampir ia percaya.

Orang terdekat yang membuat hidupnya penuh drama dalam lima bulan ini.

Yoongi akan membiarkan Jimin melakukan apapun yang ia mau, Tapi jika dugaan Yoongi bahwa orang itu jatuh cinta pada Omeganya ia tidak akan memberi Ampun.


Jungkook tiba pada pagi hari, Yoongi menghampiri ke kamarnya.

“Kiddo, let’s talk.” Ucap Alpha itu.

Pandangan kabur, rambut berantakan dan netra yang masih memerah karena mengantuk.

Jungkook mengambil laptopnya lalu kemudian menunjukan apa yang ia temukan, pelacakan identitas George berhasil di temukan.

Dia orang yang sama.

“Hoseok udah aku ceritain semua, dan dia kaget banget Yoongi.” Jungkook membuka ponselnya.

“Tapi kalian berhasil memindahkan uang di ruang bawah tanah?” Tanya Yoongi

“Nih.”

Betapa terkejutnya Yoongi melihat uang yang ada di dalam brankas itu hanya tersisa beberapa lembar, ada foto pintu tempat Yoongi menyimpan emas murni sedikit rusak karena tercongkel benda tumpul.

“Hoseok bilang dia punya kenalan di Jepang, kamu chat dia aja siapa tau bisa bantu kita disini.”

“Bersiap, bawa beberapa senapan dan pistol sore ini kita akan pergi ke tempat dimana Jimin akan meminta orang itu untuk datang.”

404. Don’t you dare, Park Jimin


Baru saja Yoongi ingin mematikan laptopnya tiba-tiba ketukan dari luar pintu terdengar.

“Ya, masuk.” Serunya

Jimin membuka pintu itu lalu masuk dengan satu cangkir teh hangat di tangannya.

Ada apa dengan Omega itu malam ini? kembali memakai kemeja Yoongi yang super besar dan hanya menggunakan celana dalamnya.

Tapi dia terlihat begitu lucu dengan perut buncit yang semakin membesar dan membuatnya sedikit sulit berjalan.

“Teh.” Ucap Omega itu kemudian memberikannya pada Yoongi.

“Thank you, Omega Jimin.”

Satu tegukan hangat melewati tenggorokannya, teh buatan Omeganya membuat ia merasa lebih baik.

“Come here, sit on my lap.” Ucapnya.

Omega itu hanya menurutinya dan duduk diatas paha sang Alpha.

Pasangan ini sepertinya tidak pernah bosan menghujani ciuman pada satu sama lain.

Alpha itu mengelus pelan punggung Omeganya, menarik nafas dan mempersiapkan diri untuk izin pergi meninggalkannya lagi.

“Saya, harus ke LA jemput Seokjin bagaimanapun dia sudah membuat kamu hampir mati kemarin.” Ucap Alpha itu begitu lembut dan penuh hati-hati.

“Aku gamau di tinggal.” Jawabnya dengan bibir mengerucut kesal.

“Sayang.” Alpha itu menyelipkan beberapa rambut pada telinga Omeganya.

“It’s too dangerous, jika kamu ikut bagaimana saya harus melindungi kamu dan menangkap dia?”

“Ya aku bisa jaga diri Yoongi.”

Ketegangan di ruangan ini mulai mendominasi, Jimin yang mulai kesal dan Yoongi yang mulai merasa bimbang.

“Gini deh, kalo kamu gamau bawa aku ke LA kita pancing aja mereka biar dateng kesini.” Ucap Omega itu

Jimin berdiri menyilangkan kedua tangan itu di dadanya.

“Maksud kamu?” Tanya Alpha itu.

“Aku chat Seokjin buat bilang kalo kamu pergi ke LA buat jemput dia, dan udah pasti dia bakalan kabur kan?”

Sial Jimin ingin sekali meneguk wine yang ada diatas meja Yoongi.

“Dan itu tidak menjamin dia akan pulang ke korea.”

“Get him back to japan, kita juga butuh si owner The Tigers itu muncul.”

Yoongi masih belum mengerti kemana arah pembicaraan Omeganya ini.

“Tapi tidak bisa seperti itu.” Ucap sang Alpha.

“Bisa.”

“Oke, what’s your idea? Omega Park.” Alpha itu berdiri dengan gelas wine di tangan kanannya lalu meletakkan dagu diatas pundak Omeganya.

“Use me, buat pancingan The Tiger.” Ucap Jimin.

“Haha don’t you dare Omega Park, saya tidak akan pernah mengorbankan kamu untuk apapun itu.

“Kalo gak gitu kita gaakan dapetin mereka.”

Tidak itu adalah ide yang sangat gila untuk dilakukan, Yoongi tidak ingin Jimin mengalami hal buruk lagi terutama saat dia sedang mengandung.

“Percaya sama aku?” Ucap Omega itu

“I can’t trust you.”

Omega itu mengambil gelas yang berada di tangan Yoongi kemudian melemparnya hingga pecahan kaca itu berserakan di lantai.

“Stop, Yoongi lo harus berhenti belaga bisa selesain masalah ini sendiri. The tigers bukan cuma musuh lo tapi dia juga musuh gue.”

Yoongi terkejut bukan main saat melihat Omeganya marah sepeti itu.

“Oke i trust you, beritahu dulu apa rencanamu dan jika itu masih masuk akal saya akan mempertimbangkannya.” Ucap Yoongi.

“Aku bakalan minta owner The Tigers buat temuin aku di Jepang, dia pasti dateng karena musuh dia nomer satu itu sekarang aku.”

“Babe?”

“Dan Seokjin pasti bakalan ikut.”

Omega itu memang gila terlalu berani mengambil resiko yang kemungkinan akan sangat besar.

Tapi jika rencana ini tidak Yoongi jalankan entah sampai kapan mereka terus bermain kucing-kucingan seperti ini.

“Oke, dengan syarat kamu tidak boleh pergi jauh dari saya.” Ucap Alpha itu akhirnya menyetujui ide gila dari sang Omega.


“Gimana kalo dia beneran cari kita kesini?” Ucapnya

“Yoongi?”

“Ya iyalah siapa lagi?” Jawabnya lelaki itu sedang memandangi layar laptop yang menunjukan begitu banyak saldo di rekening miliknya.

“Dia tidak akan meninggalkan Omeganya sendirian, lagi pula Omega sialan itu sedang hamil dan terlalu beresiko berurusan dengan kita.” Jawabnya angkuh.

“Kamu terlalu percaya diri.”

Saat ia tidak sengaja me-refresh halaman laptopnya tiba-tiba saldo yang begitu banyak nominalnya menjadi $ 0 USD.

Dan membuatnya tercengang lalu menjatuhkan satu buah gelas berisi kopi.

Sial, Min Yoongi sialan.

Alpha dan Omega bodoh itu akan mati di tangan kita.

398. 名古屋 ; Nagoya


Waktu berjalan begitu cepat, sudah hampir sore mereka masih bernegosiasi dengan beberapa crew Feri itu agar bisa memasukan cocaine milik Yoongi tapi beberapa orang pesuruh yang Alpha itu sewa masih tidak mendapatkan izin.

Dengan kesal karena semua urusan merasa di persulit, Alpha itu memutuskan untuk langsung datang ke tempat dimana kapal Feri itu menunggu para penumpangnya.

Ia memutuskan untuk mengemudi, sementara Kim Taehyung mengawasi setiap jalan agar mereka tidak diikuti.

Jepang, apalagi Kota Nagoya. Ini bukan wilayah Yoongi jadi ia tidak bisa sebebas itu bertindak disini.

Kecuali, Seoul, Las Vegas, Tiongkok dan Italy. Sudah pasti semua orang akan menghormatinya.

Yoongi paham bahwa mungkin saja Kim Seokjin tahu dia akan datang ke Jepang.

Semua penggeledahan apartment dan dan proses membawa pulang cocaine itu hampir mulus sempurna.

Saat sampai setengah jalan menuju pelabuhan, dua mobil van besar mengikutinya dari belakang.

Alpha itu sudah muak dengan adegan kejar-kejar seperti ini dijalan.

Jadi ia sudah tidak kaget lagi dengan hal seperti ini.

Sementara Taehyung sudah bersiap dengan pistol di tangannya tapi Yoongi meminta dia untuk menahan sedikit lebih lama.

“Tuan Min kenapa berenti? dikit lagi kita sampai pelabuhan.” Ucap Taehyung.

“We need to talk with them.” Jawab Yoongi

Alpha itu menghampirinya berjalan dengan penuh percaya diri.

Preman-preman itu terus berbicara bahasa Jepang yang entah sedikit Taehyung mengerti.

Lelaki itu bersiap memasang badan jika delapan orang ini berusaha menyerang.

“Anatatachiwa watashini naniga hoshīdesuka?”

“Apa yang kalian inginkan dariku?” Ucap Alpha itu kemudian mengambil satu batang rokoknya dari saku.

“Fuck, gue ngerti sekarang kenapa Jimin bisa segila itu sama Min Yoongi.” Gumam Taehyung ia dengan kagum melihat Yoongi berbicara dalam bahasa Jepang dengan sangat fasih.

“Anatano kokain'”

“Cocaine mu”

Jawab salah satu dari delapan preman tersebut.

Yoongi tertawa remeh sambil menghisap rokoknya, dia di rampok? Oh tidak bisa.

“Kokain'wa kim' seokjin'ga sudeni uriharattekuretakara warewareno monoda.”

“Cocaine itu milik kami, karena kim seokjin sudah menjualnya.”

“All this cocaine is mine, get the fuck out or i will kill you!” Ucap Alpha itu.

Delapan lawan dua? itu tidak masalah.

Berawal dengan saling memukul dan menendang, begitu pula Yoongi yang sedikit kewalahan melawan orang-orang sialan itu.

Begitu pula Taehyung ia berhasil mengalahkan dua orang dengan beberapa pukulan di wajah yang ia dapatkan.

Yoongi ingat teriakan Jimin saat ia beradu tinju dengan Jungkook waktu itu.

Ia berhasil mengalahkan empat orang dengan cara itu.

Walau ada sedikit sayatan kecil dan darah di wajahnya karena pisau.

“Kim Taehyung awas.” Ucap Yoongi kemudian satu tembakan terlepas pada orang yang mencoba memukul kepala Taehyung.

Lagi dan lagi darah segar mengalir begitu saja dari mulut sang korban.

Min Yoongi oh you’re so fucking sexy.

Sementara sisa satu orang lagi melarikan diri.


“Beri saya kabin.” Ucap Yoongi dan ia melemparkan beberapa uang tunai pada crew kapal tersebut.

Ada beberapa orang mengenali Yoongi termasuk pengemudi kapal karena ia mengetahui bahwa nama Min di Seoul sangat di segani.

Mereka berdua akhirnya mendapatkan tempat yang sangat amat layak di kapal Feri tersebut.

Yoongi dan kebiasaan buruk merokoknya masih terus berlanjut.

“Tuan Min, tadi mereka mau ambil cocaine kita?” Tanya Taehyung

Yoongi menatap birunya laut dengan rokok diantara bibirnya.

“Mereka bilang mau ambil cocaine ini karena Seokjin sudah mengambil uangnya tapi barang belum diberikan.” Jawab Yoongi.


Tubuhnya benar-benar lelah seperti terasa habis di hant sesuatu.

Pulang dengan keadaan berantakan dan sedikit luka di wajahnya.

Hanya ada tumpukan selimut diatas sofa, nest omeganya selalu terlihat begitu nyaman dan harum.

Saat ia ingin memanggil Omega itu ternyata dia sedang berada di toilet kembali memuntahkan makanan yang ada di perutnya.

Yoongi segera menghampirinya dengan satu gelas air hangat.

“Babe, muntah lagi?” Ucap Yoongi ia memijat bagian tengkuk leher Omega itu.

Jimin hanya muntah air yang ia minum tadi, setelah membersihkan mulutnya dengan tisu ia langsung memeluk Alphanya mengusak hidung kecilnya diantara leher Yoongi.

“It’s feels like home.” Bisik Yoongi.

Jimin melepaskan pelukannya setelah beberapa detik ia terkejut ketika melihat wajah Yoongi ada beberapa memar dan goresan luka.

Sebenarnya ini sudah menjadi hal yang mulai terbiasa Jimin lihat, Yoongi selalu pulang dengan beberapa luka di dirinya.


“Kenapa lagi?” Omega itu mengoleskan beberapa obat luka pada wajah Alphanya.

“You know the answer.” Alpha itu menjawab.

Dengan posisi kepala diatas paha Omeganya, benar-benar sakit kepala Yoongi perlahan menghilang.

“Great job Alpha Min.” Gumam Jimin.

Satu kecupan dekat luka di berikan oleh Omega itu, membuat Alphanya terseyum.

“Babe, kamu bilang ingin berbicara sesuatu?” Gumam lelaki itu.

“Oh iya itu aku mau bil—a”

“Kamu bukan minta cerai kan?” Potong Alpha itu bahkan saat Omeganya belum selesai berbicara.

“The fuck Alpha Min, aku mau bilang Seokjin ada di Los Angeles pakai identitas Alex.” Ucap Omega itu.

“He is not in Ceko?” Alpha itu dengan ekspresi bingungnya.

“No, kita harus ketemu dia dan kamu harus susun rencana.”

Jimin menyisir rambut Yoongi dengan jari-jarinya.

“Oke, kita buat rencana besok dan biarkan saja dia berusaha kabur pasti saya akan menemukan dia.”

389. Oh damn.


Tidak sedikit uang yang Yoongi keluarkan untuk mendapat info dan akses sampai ke tempat ini.

Sebuah apartment mewah yang entah mungkin sewa pertahunnya mencapai ratusan juta.

Untung mengajak Kim Taehyung adalah keputusan bagus, dia mengenal banyak informan dari berbagai tempat.

Memasuki tempat itu dengan berbagai macam furnitur antik dan mahal, sial suasana ini benar-benar seperti mansion kakeknya.

Yoongi menyuruh orang-orang bawaannya untuk menggeledah semua ruangan apartment ini.

Sementara Taehyung ikut mencari dimana cocaine itu dimana, Yoongi memilih untuk memasuki kamar utama.

“Omega ini punya Alpha.” Gumam Yoongi.

Ia membuka beberapa laci pada meja kerja ia menemukan foto-foto Jimin yang sudah di cetak, entah ia tidak tahu kapan foto ini diambil sepertinya beberapa tahun lalu.

“Ada lagi?” Gumamnya

Ini adalah foto dimana Jimin dibawa pergi oleh Yoongi dari flat nya saat Omega itu pingsan karena George.

“Jimin bilang dia bukan pemilik The Tigers tapi kenapa semua petunjuk mengarah pada dia.”

Yoongi terus membongkar semua dokumen yang tertumpuk diatas meja itu dan memeriksanya, benar saja ini semua data-data perusahaan Min.

Analisis tentang keuangan perusahaan itu, ia membuat semua data menjadi sulit untuk di perhatikan bahwa sebagian dana masuk rekening lain.

“No one people i can trust.” Ucap Yoongi

Alpha itu menemukan satu pistol di dalam lemari, itu terlihat familiar dan dimana ia pernah melihat pistol itu.

Yoongi berusaha sekuat tenaga untuk mengingat tapi terpecah karena Taehyung memanggilnya.

“Tuan Min, Cocaine nya ada ruangan sebelah.” Ucap lelaki itu.

Yoongi mengambil sapu tangannya dari dalam jaket untuk membungkus pistol itu dan kemudian membawanya.

“Suruh mereka bawa semua cocaine ke mobil.” Ucap Yoongi

Dan saat dia tiba di ruangan itu benar-benar hanya tersisa terlalu sedikit.

“Haha shit.” Gumamnya.

“Dia udah jual hampir enam puluh persennya.” Ucap Taehyung.

Yoongi benar-benar sudah tidak bisa menahan emosinya lagi, ia melempar sebuah vas bunga pada jendela apartment itu hingga hancur.


“Kim Taehyung cek sidik jari di pistol ini jika kita sudah di seoul nanti.”

Kebiasaan buruk Yoongi jika sedang kesal adalah harus melampiaskannya dengan beberapa batang rokok dan alkohol.

“Oke Tuan Min, kita pulang besok jam empat sore dengan kapal air karena pesawat terlalu beresiko.”

Yoongi memutuskan untuk mandi, biasanya jika ia merasa kesal seperti ini ia akan menidurkan kepalanya diatas paha sang Omega.

Sisiran jari-jari dan feromom harum Omega itu membuat Yoongi menghela nafasnya.

“I mis him.” Gumamnya.


Jimin masih sibuk dengan aktivitasnya mencari data dimana Kim Seokjin berada dan Siapa yang menggunakan identitas Goerge.

Tidak banyak yang tahu, omega itu ahli dalam meretas oh ini adalah bakat tersembunyinya.

Ia memeriksa penerbangan menuju ceko memang ada nama Seokjin tapi ia tidak berangkat ketempat itu.

Entah pikirannya tiba-tiba teringat Alex ia memeriksa nama itu. Dan menampilkan begitu banyak deretan Alex di daftar nama tersebut.

Karena Jimin yakin tidak mungkin lelaki itu menggunakan identitas naina.

“SHIT I FOUND IT.” Teriak Omega itu setelah membaca empat kali deretan semua nama yang di tampilkan di layar laptop.

Sebelum mengeklik kemana tujuan penerbangan itu, Jimin meneguk setengah botol air mineral dan mengunyah dua buah Muscat di dalam mulutnya.

Sial ini seperti saat ia dan Taehyung mencari siapa pengguna Identitas George, laptop ini memproses butuh dua menit dan itu terasa sangat lama bagi Jimin.

Jari-jarinya tidak berhenti bergerak gugup.

“Oh my god.” Omega itu terkejut hingga hampir tesedak.

“L— Los Angeles. Fuck i will kill you.” Gumamnya.

Ia tidak sabar untuk memberitahu Yoongi tentang hal ini.


Sementara itu di tempat lain mereka tengah bertengkar dan meributkan sesuatu.

Ia kesal karena keputusan bodoh hingga membuat rencananyabdi ketahui lebih dulu

Dan satu lagi ia marah karena cemburu.

“Why you so obsessed with him? You in love with him? huh?” Ucap lelaki itu

“Berbicara dengan masuk akal.” Tanpa melirik lelaki itu pergi dengan satu gelas vodka di tangan kanannya dan satu batang rokok di tangan lainnya.

“Kita udah sejauh ini, kalo kamu ternyata jatuh cinta sama dia i swear to god. I will kill you with my hand.” Ancamnya.

Pria itu melempar gelasnya ke lantai hingga pecah dan berserakan.

“Watch your mouth, sayang.”

Pria tinggi dengan setelan hitam membalut tubuhnya.

Menatap dari jendela kacanya.

“Harusnya dia menjadi milik saya, bukan kamu.” Bergumam kecil.