383. Be careful, Yoongi.
Alpha itu tidak bisa tertidur dari saat Jimin masuk rumah sakit sampai sekarang waktu hampir pagi.
Ia menatap perut Omeganya yang bernafas sangat pelan, dan bibir memucat.
Andai saja ia tidak meninggalkan Jimin di ruangannya sendirian, andai saja ia lebih peka.
Alpha itu mengeluarkan feromonnya agar saat Omega itu bangun nanti merasa lebih aman.
Di dua jam terakhir akhirnya netra itu menyerah untuk tetap terjaga menantikan kesadaran setengah dari jiwanya.
Ia bergabung diatas tempat tidur pasien, memiringkan tubuhnya agar bisa memeluk Omega itu.
“Dokter bilang, kamu dan bayi kita tidak apa-apa. Jadi ayo besok pagi kamu bangun dan kita pulang ke mansion.” Gumam lelaki itu.
“Hei little boy, you okay? have a goodsleep my angel baby.” Ia memberikan beberapa elusan pada bumps itu.
Terlelap, berharap saat bangun nanti Jimin sudah sadarkan diri.
Omega itu terbangun tepat satu jam setelah Yoongi tertidur.
Ia menatap wajah Alpha itu dengan lekat, tidak percaya bahwa seseorang kepercayaan yang sudah bekerja selama tujuh tahun di tempat itu akhirnya berkhianat.
“Yoon— hm” Ia terbatuk tenggorokannya benar-benar terasa kering.
Jari-jari kecilnya menepuk pelan pipi Alpha itu karena tidur terlalu pulas.
Kesal Yoongi tidak kunjung bangun satu cubitan di hidung ia berikan agar Alpha itu kesusahan bernafas.
Oh efektif rupanya, ia langsung terbangun dan menatap Omeganya.
“Jimin?”
“Ngantuk banget ya? aku haus.” Ucapnya.
Yoongi langsung mengambil satu gelas air untuk Jimin dan membantunya minum.
“Mau pulang.” Rengeknya
“Iya kita pulang, tunggu dokter dulu oke?” Jawab Alpha itu yang kini tidak melepaskan tangan Omeganya.
“Yoongi.”
“Yaa?”
“Sini.”
Omega itu merentangkan kedua tangannya, membiarkan Yoongi memeluk dirinya.
Menghirup dalam aroma feromon Alphanya, teringat tadi feromon dan asap dari rokok yang sangat Jimin benci dan hampir membuat dirinya mati.
Alpha itu membiarkan Omeganya melakukan apapun, seperti saat ini ia sedang mengecupi tempat dimana feromon Alphanya berasal.
Mereka tidak membahas masalah itu, Yoongi tahu Jimin pasti masih merasa begitu kesakitan karena Ulah Kim Seokjin.
Omega itu diizinkan pulang oleh dokter dengan syarat harus bedrest paling sebentar satu minggu, karena efek dari obat itu membuat tubuhnya begitu lemas.
“Aku lemes deh, mau duduk sebentar di sofa.” Matanya mengerling saat melihat tumpukan selimutnya diatas sofa besar itu.
“Saya ambilkan selimut lagi ya sebentar, lalu susu dan vitaminya diminum.” Ucap Yoongi
Alpha itu kemudian pergi mengambil satu buah selimut tebal ya tentu saja sudah ia scenting, kembali dan menyelimuti Omega itu.
Susu dan obat telah di minum. Selama ia tinggal di seoul dan bekerja dengan The Tigers saat ia terserang demam ataupun sakit ia tidak pernah mengambil pusing akan hal itu apalagi seperti sekarang ia benar-benar diurus dan di perhatikan dengan Yoongi.
Oh ternyata memiliki pasangan, memilik Alpha yang mencintai benar-benar sesuatu yang menyenangkan.
Omega itu menyadarinya.
“Yoongi, aku mau cerita.” Ucap Omega itu.
“Ya, ceritakan semua kejadian kemarin dan jangan ada yang di tutupi.” Ucap Yoongi ia menatap Omeganya dengan begitu lembut dan penuh cinta.
“I meet him, you know Kim Seokjin. Dia yang kirim pesan teror ke kita, dia yang ambil uang perusahaan kamu, dan ia yang bawa kabur cocaine kamu ke jepang. We’re arguing haha i almost choked him.”
Omega itu kini duduk dan menumpu kakinya.
“Dia bilang, anak ini seharusnya gaboleh lahir. Kamu tau aku nemuin map hasil USG udah sobek dan ada di tong sampah itu dia.”
“Dan terakhir yang aku inget, aku tendang punggungnya sampe jatoh dari tangga darurat dan i don’t know what happend and then i’m fainted.”
Alpha itu mendengarkannya, setelah Omeganya selesai berbicara ia langsung memeluk tubuh kecil itu.
“It’s okay, no one can hurt our baby.” Ucap Yoongi.
“Iya, i know you’ll always protect us.” Ucap Jimin.
“Seokjin pergi ke Ceko setelah insiden itu, saya harus menugaskan beberapa orang untuk mencarinya.”
Ceko? tidak ini motifnya hampir sama saat ia mengetahui seseorang menggunakan identitas George untuk bepergian.
Jimin yakin bahwa orang itu tidak akan pergi ke Ceko.
“Dan saya akan segera menyusul kesana untuk membawa dia kembali ke Seoul.”
“Jangan.” Omega itu mencengkram lengan Alphanya.
“Why?”
“Aku yakin dia gaada disana, dia mungkin ada di tempat lain tapi pake identitas baru.”
Oh Jimin benar, Seokjin tidak seceroboh itu dia pasti sudah mempersiapkan hal lain untuk ini.
“Tapi saya harus urus semua dana yang diambil alih oleh dia.” Ucap Yoongi.
Sial, kepalanya begitu pening karena permasalahan ini semakin rumit.
“Kamu harus pergi ke jepang dulu, ambil semua cocaine yang di bawa kabur Seokjin. Aku dirumah bantu kamu cari keberadaan orang itu.”
Jimin itu Omega, tapi ia tidak ingin mengandalkan semuanya pada Yoongi. Ya bisa saja ia egois menempeli Alphanya kemanapun ia pergi dan Yoongi tidak akan menolaknya.
Tapi jika mereka terus menunda ini semua, entah kapan masalah ini akan berakhir.
“I’m not sure those cocaine still—”
“Cari tau dulu, hasilnya itu masalah belakangan. Aku gapapa disini sendirian i can take care of myself.”
Ucap Omega itu.
“But be careful, Yoongi. Dia bukan owner The Tigers tapi dia bisa jadi orang penting dari organisasi itu.”
Again and again, Min Yoongi he fallin in love with his Omega.
The pretty, cute, small, and smart Omega.
“You’re so fucking sexy. Omega Park i’m so in love with you.” Gumam sang Alpha
“Haha i love you too, my favourite crime.”