ymkissed

332. Breakie.


Lelaki itu mengambil sarapannya diatas meja makan yang telah disiapkan oleh pelayan di mansion itu.

Omeganya tengah meringkuk disarangnya dengan satu gelas susu dingin dan tentu saja muscat miliknya.

Tertawa geli karena menyaksikan kartun di depan televisi.

Jimin tersentak saat Yoongi tiba-tiba duduk disebelahnya.

“Loh, katanya lo mau mandi?” Tanya Omega itu.

“Breakfast first.” Jawabnya

Omega itu kemudian duduk lalu meletakkan selimut diatas pahanya lalu meneguk gelas susu yang berada diatas meja.

“Breakfast first, tapi malah bengong.” Seru Omega itu.

Tanpa menjawab Yoongi memberikan piring itu kepada Jimin.

“Can you help me?”

Jimin memutar matanya dan mengambil alih piring itu.

“Goodness, you’re not baby. Aneh banget kok mafia manja gini.”

Omega itu terus mengomel tetapi tangannya bergerak untuk terus menyuapi Alphanya.

Di balik sikap menyebalkan dan menyeramkan yang di miliki Alphanya itu, terkadang memang pada saat tertentu lelaki itu menjadi begitu sangat manja.

“Udah selesai makannya, mending lo mandi sana kemarin bilang mau cek gudang.” Usul Jimin.

Lelaki itu menidurkan kepalanya diatas paha Omega itu.

“Iya, saya harus ada disana sebelum jam makan siang.”

“Yaudah bangun cepet mandi.”

Jimin berusaha membangunkan Yoongi agar segera beranjak pergi, karena ia juga akan segera ke apartment Taehyung.

Alpha itu bangun kemudian menggendong Omeganya untuk menuju kamar mandi di lantai bawah.

“Fuck, lo mau bawa gue kemana.” Protes Omega itu.

“Mandi bersama.” Jawabnya.


Tidak di bathup, mereka berdua memutuskan mandi dengan menggunakan shower agar menghemat waktu katanya.

Setelah air sudah diatur dengan suhu yang tepat mereka berdua mulai membasuh tubuhnya.

Alpha itu membantu Omeganya menggosok bagian punggungnya yang mulai susah untuk ia lakukan sendiri.

Perutnya semakin besar, semakin bulat.

Ya Jungkook tidak salah, semakin di lihat Jimin seperti sedang membawa bola di perutnya.

Aroma feromon dan sabun memenuhi ruangan itu.

Membuat keduanya rileks.

Omega itu tidak sengaja melenguh saat milik Alphanya bergesekan dengan bokongnya.

“Sh— mundur dikit bisa gak.” Protes Omega itu.

Saat hendak menjauh Yoongi malah semakin menariknya lebih dekat.

“No.” Jawabnya

“Tadi lo bilang harus cepet-cepet pergi Yoongi.”

Omega itu terus menggeliat saat Alpha itu terus bergerak menggodanya.

Yoongi meletakkan kepalanya di pundak Jimin, lalu kemudian melihat kebawah.

“Look at this, you hard Omega you want me too.” Bisik lelaki itu.

Sial, Jimin benci saat insting Omeganya terpasrah akan perlakuan Yoongi yang seperti ini.

“Yoongi—h”

“Oke, sebentar hanya sebentar saja.”

Ucap lelaki itu.

“Sebentar lo ya ahh— shit.”

Alpha itu hanya tertawa puas setelah mendapatkan apa yang ia mau.

“I got double breakfast today.”

308. Our shy baby.


Bulan ke empat kehamilannya Omega itu kembali kerumah sakit untuk mengecek jenis kelamin dari bayinya.

Yoongi selalu membawa susu kotak untuk Jimin setiap mereka melakukan pemeriksaan.

Tapi berbeda kali ini, banyak sorot mata menatap mereka berdua karena apa yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dan begitu pula Yoongi yang sekarang secara resmi menggantikan posisi Tuan Min.

Semua pekerja dirumah sakit yang mengetahui atau mengenal Yoongi, mereka pasti akan menundukkan kepalanya.

Yoongi tidak gila hormag akan hal seperti itu, Yoongi tahu semua orang yanh bekerja dirumah sakit milik keluarganya bahkan tidak berani berbuat macam-macam jika masih ingin hidup dengan tenang.


Dokter kandungan itu menyambut mereka berdua dengan penuh antusias tidak kalah dengan pasangan ini.

“Selamat sore Tuan Yoongi dan Jimin.” Sapa sang dokter.

Mereka memulai sesi konsultasi dengan mengobrol di sofa ruangan itu.

Membicarakan bagaimana tentang perjalan panjang mereka kemarin, apa morning sickness nya masih berlangsung atau tidak dan nafsu makannya sudah kembali normal atau belum.

“Morning sickness nya masih tapi udah gak separah dulu hehe, ya ada waktu tertentu aja aku muntah.” Ucap Jimin

“Dokter, Jimin beberapa waktu lalu jadi susah tidur itu kenapa ya?” Sambung Yoongi.

“Ada keluhan atau tidak?”

“Apa ya… cuma kadang ngerasa gak dapet posisi yang enak aja buat tidur.”

“Itu normal, saya sarankan untuk membeli bantal yang di desain khusus untuk orang mengandung.” Sarannya.

Setelah selesai berbincang banyak akhirnya sesi USG untuk melihat jenis kelamin sang bayi itu tiba.


Jimin membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur di bantu Yoongi.

“Tuan Yoongi bisa bantu saya untuk menaikan bajunya.” Tanya sang dokter dan tentu saja di-iyakan oleh Yoongi.

Gel untuk membantu alat USG itu di oleskan diatas perut buncit sang Omega.

Ia bergidik geli saat benda itu mulai bergerak acak diatas perutnya.

Alpha dan Omega itu tatapannya tidak pernah teralihakan dari layar led yang menampilkan gambar si bayi.

Detak jantung bayi itu terdengar semakin jelas dari saat mereka pertama kali mendengarnya.

“Apa dok?” Tanya Yoongi penasaran.

Jimin hanya tersenyum melihat tingkah lelaki itu yang selalu bersemangat dalam hal apapun jika menyangkut bayinya.

“Sebentar ya Tuan Yoongi, sepertinya posisi bayi kalian menutupinya.” Jawab sang dokter.

Beberapa menit berlalu bayi itu masih tak kunjung membiarkan ketiga orang itu mengetahui gendernya.

“Coba kalian ajak berbicara dulu sebentar, mungkin saja setelah diajak mengobrol bayinya membiarkan kita mengetahui dia laki-laki atau perempuan.” Saran dokter itu.

Mereka berdua bertatapan dan menyetujui saran dari sang dokter.


“Hello peanut butter.” Ucap Yoongi

Sudah berkali-kali melihat Alpha itu berbicara dengan bayinya tapi Jimin masih merasa jantungnya selalu berdetak lebih cepat saat seperti ini.

“Can daddy know you is boy or girl?”

Sekarang dengan sentuhan-sentuhan kecil di perut Omega itu.

Jimin tertawa geli karena ulah Alphanya.

“No baby, kalo kamu masih belum mau kasih tau kita gender kamu gapapa. Papa coba lain kali oke? hari ini kita bisa pulang aja.” Sambung Jimin.

Yoongi menyetujui apa yang di katakan Omeganya.

Setelah beberapa saat dan percobaan kedua kalinya bayi itu masih tetap tidak ingin memberitahukan apa jenis kelaminnya.

Dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulanh dengan tertawa geli bahwa bayi itu benar-benar jahil pada kedua orang tuanya.

“Pasti dia cowo.” Ucap Jimin.

“Sok tahu kamu.” Bantah Yoongi

“Dia masih di dalem perut aja udah tengil kaya lo Yoongi.” Balas Omega itu

Yoongi tertawa lalu meletakan tangan satunya di pinggul sang Omega.

“I think our baby it’s a girl.” Ucap Yoongi

“Sok tahu.” Balas Omega itu kemudian menyedot habis susu kotaknya.

“Lihat saja, dia sangat manja pada saya bahkan tidak bisa jauh.” Seru Alpha itu denga penuh percaya diri.

Jimin hanya mendengus dan pergi berajalan lebih dulu.

319. Wine glass and cold milk.


Setelah menerima pesan dari Seokjin emosinya benar-benar tersulut di tambah dengan cara Jimin mengiriminya pesan.

Dan keduanya pun berakhir salah paham.

Yoongi sibuk melepaskan pelurunya di ruang bawah tanah yang berada tepat dirumahnya.

Dengan pelindung telinga yang ia gunakan itu bahkan jika seseorang berteriak di sampingnya pun tidak terdengar.

Pelurunya tepat mengenai dinding, bukan hanya menembak tapi Yoongi juga menghancurkan beberapa botol wine dan champagne kosong.


“Bro, what’s wrong with you?” Ucap Jungkook kemudian melepas pelindung telinga yang di gunakan Yoongi.

Lelaki itu terkejut dan sedikit marah, kemudian menodongkan pistolnya tepat pada dahi Jungkook.

“One… Two… Three…” Yoongi perlahan siap melepaskan pelurunya.

Dengan sigap Jungkook menghempas lengan lelaki itu dan bergantian menodongkan pistol miliknya.

Yoongi melempar acuh senjatanya ke lantai.

“Gudang cocaine kakek terbakar.” Ucapnya.

Ia memantik satu batang rokoknya dan menghisap nikotin itu.

“Kamu cape gak yoongi?” Gumam jungkook kemudian menenggak kaleng bir yang ada di tangannya.

“Jangan tanya.”

“Cape kan?”

Jungkook memijit punggung lelaki itu dan memutar menghadap pintu keluar.

“Kamu kayaknya harus pelukan aja deh sama Jimin seharian, charge your energy.”

“Aku tau kamu cape, tapi you need to survive buat semuanya.”

Ucapan Jungkook seketika membuatnya merasa bersalah karena bersikap seperti itu pada Jimin.

“Saya pulang besok ya, kamu tetap disini awasi keadaan dan laporkan terus jika ada sesuatu yang aneh.” Ucap Yoongi.

“Kok mendadak banget?” Lelaki itu bingung.

“Saya harus marahi Kim Seokjin karena dia membiarkan gudang itu terbakar.”

Belum sempat Jungkook menjawab Yoongi sudah melempar batang rokoknya dan berjalan keluar.


Saat ia membuka pintu keadaan kamar itu kosong.

Seperti biasa Omega itu jika merasa kesal atau emosi, ia selalu memutuskan untuk merendam dirinya di dalam bathup dengan bathbomb.

Alpha itu memutar knob pintu dengan pelan, oh syukur lah pintunya tidak terkunci.

Omega itu memejamkan matanya dengan satu tangan memegang gelas wine berisikan susu dingin.

Hampir membuat Yoongi terkiki geli karena tingkah Omeganya.

“Babe.”

“Babe…”

Suara itu membuat Jimin membuka matanya dan menatap Yoongi dengan tajam.

“Siapa yang izinin lo masuk.” Ucap Omega itu.

“Hei, i’m sorry.” Alpha itu mendekat kemudian berlutut tepat di samping bathup.

“Ngapain deh minta maaf, lo gak salah emang guenya aja yang sensi.”

“Tetap saja.”

“Yoongi… lo gak harus percaya sama gue ya walaupun kita udah nikah haha. But i’m still one of your enemies.” Ucap Omega itu kemudian meminum susunya.

“No, no babe no.” Alpha itu mengambil gelas wine yang berada di tangan Jimin.

Kemudian ia kecupi berkali-kali.

Sial, semua orang tidak akan percaya bahwa Alpha Min Yoongi yang tidak segan membunuh seseorang.

Terlihat begitu menyebalkan saat jatuh cinta.


“Ok i’ll forgive you, tapi udah stop please geli ah-” Protes Jimin

“Ok i will stop.” Ucap Yoongi

Jimin menarik tangannya dari genggaman Yoongi.

“Sudah selesai?” Taya Alpha itu.

“Belum.”

Should i

Entah tiba-tiba suasana menjadi canggung.

“Lo”

“Boleh sa—y”

Mereka berbicara secara bersamaan.

“Kamu dulu.” Ucap Alpha itu.

“Lo mau join gak? haha ini bathbombnya bisa di pake berdua.” Gumam Jimin dengan wajahnya sedikit bersemu malu.

Tentu saja ia tidak akan menolak, mandi bersama Omeganya adalah salah satu impian Alpha itu.

Yoongi bergabung dengan posisi ia berada di belakang Jimin.

Tubuh polos omega itu hanya tertutup busa-busa kecil yang di hasilkan oleh sabun.

“Saya pijit punggung kamu yang setiap malam selalu terasa sakit.” Ucap Yoongi.

Ia memijit punggung Omeganya dengan sangat lembut tapi itu dan meredakan pegalnya.

“Enak yoongi.” Gumam Jimin.

Setelah beberapa menit berendam dalam bathup yang sama, Omega itu masih betah berlama-lama dengan posisi seperti itu.

“Kira-kira kapan peanut butter kita bisa tendang-tendang perut kamu?” Ucap Yoongi dengan tangan nya mengelus perut buncit Jimin dan satunya lagi mengelus paha Omgea itu.

“Gatau, gue juga gak sabar mau rasain dia nendang haha.” Jawab Omega itu.

Mereka menghabiskan waktu satu jam di dalam bathup. Mengobrol, menggoda, dan menghirup aroma satu sama lain.

Mungkin keduanya akan tidur nyenyak malam ini.

Without knowing they’re loves each other.

304. Comfort zone.


Jimin bergerak gelisah, punggung terasa sedikit panas.

Dia merindukan nest nya di mansion Yoongi.

Tumpukan selimut yang ia tata rapih disana mungkin aroma nya sudah hilang karena di tinggal pemiliknya.

Alpha itu terbangun saat Omeganya terus menerus mengubah posisi tidurnya.

“What’s wrong?” Tanya Yoongi dengan suaranya yang sedikit serak.

“Gue gabisa tidur.” Jawab Omega itu kini memunggungi Alphanya.

Yoongi menaikan tubuhnya agar lebih tinggi, kemudian menjadikan lengannya sebagi bantalan bagi kepala Jimin.

“Sudah dua tiga malam sejak kejadian kamu menembak Gilbert, sebelum tidur selalu gelisah seperti ini.” Gumam Yoongi.

Alpha itu mengeluarkan feromonnya agar Omeganya merasa lebih aman.

“I’m sorry, but i hate when people who don’t know about the truth. But they’re always talking shit. Seolah-olah mereka tau segalanya”

Oh omega itu akhirnya berbicara tentang apa yang ia rasakan sekarang.

“Tidak apa-apa, kamu keren jadi jangan merasa bersalah kita hidup memang seperti itu.” Ucap Yoongi kemudian mengecup tempat feromon Omeganya berasal.

“Do i look cool, Alpha?”

“Yes, my baby always look so fuckin cool and gorgeous.”

Wajahnya tersipu di tengah redupnya cahaya malam hari.

“Dan masih banyak musuh-musuh atau nyawa yang harus kamu hilangkan nanti, mau tidak mau itu harus di lakukan.” Ucap Yoongi.

Alpha itu memberi kecupan terakhir tepat pada tekuk leher Omeganya dan mengelus lembut perut buncit itu.

“Peanut butter, let’s sleep.” Bisik Yoongi.

Setelah berbicara dengan Yoongi, ia merasa lebih baik dan tenang.

“Yoongi?”

“Hm?”

“Jangan di lepas ya peluknya.”

“Sampai pagi.”

Sampai rasa mengantuk menyerangnya dan Yoongi sudah tertidur lebih dulu.

Omega itu meletakkan telapak tangannya diatas tangan lebar milik Alphanya yang masih berada diatas perutnya.

Jari kecilnya bergerak mengelus tangan Yoongi, lalu kemudian memejamkan matanya.

Please

Please say you love me


Pagi ini seperti biasa Yoongi bangun lebih dulu dari Jimin.

Ia selalu membiarkan Omega itu tidur lebih lama, karena ia tahu beberapa bulan sebelumnya Jimin selalu bangun lebih awal karena morning sicknessnya tapi sekarang sudah perlahan berkurang.

Cahaya matahari pangi yang hangat memandikan wajah cantik Omega itu.

Alphanya bahkan tidak bisa mengalihkan pandangnya sedikit pun.

Dengan posisi tubuh kecil itu meringkuk di depan dadanya, lalu beberapa helai rambut menutupi sekitar mata cantik sang Omega.

Jari-jari itu menyelipkan nya di sekitar telinga Omeganya.

“My pretty Omega.”

Satu kecupan ia tinggalkan di kening Jimin.

“My pretty Omega, have a good time.” Bisik Yoongi pelan kemudian mengecup bibir Omeganya.

Please say you love me

My pretty Omega, I hope you fallin in love with me.

[]

310. Such a fancy night.


Perjalanan mereka memeakan waktu sekitar empat puluh lima menit dari kediaman Yoongi.

Setelah melakukan scenting pada Omenganya tadi, dan aroma mereka telah tercampur tidak akan ada yang berani menggoda pasangan ini.

Semua orang yang mengenal Yoongi cukup takut jika lelaki itu sudah bertindak.

Selain pebisnis sukses sebagian orang tau Yoongi pemilik organisasi paling kejam disini.

Sementara Jimin yang lengannya terus bertautan posesif dengan Yoongi.

Hoseok dan Jungkook berjalan di belakang mereka.

Setelah berhasil menghindari para reporter di depan sana.


“Okay let’s get started this event.” Suara dari mikrofon terdengar jelas.

Semua tamu duduk di mejanya masing-masing yang sudah di beri nama.

Saat Jimin menatap kursi yang bertuliskan namanya ini terasa benar-benar seperti mimpi.

Tapi ada satu hal yang aneh.

Namanya berubah menjadi “Min Jimin” Disini.

Alpha itu sepertinya paham dari ekspresi wajah Omeganya.

“You’re mine, jadi saya daftarkan dengan nama depan saya.” Ucap Yoongi.

“Tapi jangan sembarangan ganti juga dong, terus lo gaada diskusi juga sama gue.” Gumam omega itu.


Hoseok dan Jungkook ikut menawar, memang awalnya mereka berniaf untuk mendapatkan semua senjata di pelelangan kali ini.

Tapi itu akan terlalu membuang uang pikir Yoongi.

Dan puncak pelelangan pada malam hari ini adalah : Revolver Colt 45 Wyatt Earp. Yang sudah di lapisi dengan emas murni di sekitar pegangannya.

Di buka mulai dari harga $ 193.000 USD dan berlaku kelipatan $ 33.000 USD.

“Okay the star for tonight this gun.” Ucap host acara tersebut.

Semua orang memperhatikan harganya di sebuah layar.

Ada lima orang yang menaikan sign untuk mengambil pistol itu termasuk Yoongi.

“Naikin gi.” Bisik Hoseok.

Hoseok itu memang suka sekali mengompori Yoongi pada saat seperti ini.

Sementara Jimin hanya terkagum dengan suasana malam ini, dan tentu saja Alphanya begity seksi saat ia terus menaikan harga penawarannya pada pistol tersebut.

“$ 132.000 USD.” Ucap Yoongi sudah empat kelipatan dari setiap penawaran.

“$ 363.000 USD.” Ucap seorang laki-laki bernama Gilbert.

Dia adalah musuh Yoongi di setiap acara pelelangan senjata.

Semua orang langsung menengok pada sumber suara itu. Lelaki dengan senyum liciknya menatap Yoongi.

Jangan sebut Min Yoongi jika hanya hama kecil seperti Gilbert tidak bisa ia kalahkan malam ini.

“$ 759.000 USD. I will bring that pretty gun.” Ucap Yoongi.

Semua tatapan dan perhatian kembali tertuju kepadanya.

Saat host tersebut menentukan bahwa Yoongi lah pemenang pelelangan malam ini. Suara riuh tepuk tangan dan tatapan kagum pada seorang Min Yoongi di ruangan itu.

Gilbert dengan rasa kesalnya pergi begitu saja.

“God, ini penawaran lo paling gila Yoongi.” Gumam Hoseok

Jimin ikut bertepuk tangan tapi ia benar-benar tidak habis pikir dengan Alphanya itu.

Menghabiskan uang sebegitu banyaknya hanya untuk sebuah pistol.

“You’re so crazy Alpha Min.” Bisik Jimin.

Yoongi menarik tangan Omega itu untuk ia cium pada pergelangan tangannya.

Satu kecupan ia berikan.

Oh lagi-lagi suara riuh menggoda pasangan itu terdengar ramai.

“This winner tonight is Mr Min.”

Saat orang itu menghampiri Yoongi untuk melakukan transaksi, Alpha itu berbicara bahwa meminta tanda terima dengan nama Jimin sebagai gantinya.

“Please change the name to be Min Jimin.” Ucap Yoongi.

Omega itu terbelalak saat mendengar Alphanya mengatakan hal yang benar-benar tidak masuk akal.

“Kok jadi nama gue?” Tanya Jimin

“Ini memang hadiah untuk kamu, Omega Park.”

“Jangan bercanda ya Yoongi brengsek.”

“Saya tidak bercanda.”

Alpha itu tersenyum dan kembali mengelus pergelangan tangan Omeganya.

Sementara Jungkook dan Hoseok hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Min Yoongi menjadi seorang yang menyebalkan saat jatuh cinta.


Saat Hoseok dan Jungkook pulang lebih dulu dan membawa senjatanya.

Pasangan ini malah sibuk berciuman di dalam mobil yang masih terparkir di basement.

Aroma feromon Omega itu malam ini lebih memabukkan dari biasanya.

Aroma manis, sedikit mawar membuat Alpha itu ingin menelanjangi Omeganya saat itu juga.

Suasana hati mereka berdua begitu baik malam ini.

Sampai Jimin memberanikan diri untuk berpindah tempat duduk menjadi diatas pangkuan Yoongi lagi.

Mereka berdua sibuk berciuman dan bertukar saliva bahkan tidak menyadari saat pinggul Omega itu sedikit terbentur steer mobil karena perutnya yang semakin membesar.

Yoongi mengelus punggung Omega itu dengan lembut dan memundurkan sandaran kursi pengemudi agar mereka berdua lebih leluasa melakukan hal tidak senonoh di public seperti ini.

Oh tenang semua mobil Yoongi sudah memiliki pelindung kaca.

Omega itu terus mencari tempat dimana feromon Alphanya berasal, ia menghirup dan menjilatnya dengan tergesa-gesa.

Sial Alpha itu benar-benar menelanjanginya di tempat seperti ini.

Ia terus bermain di sekitar dada Omega itu dan membuatnya semakin melenguh kenikmatan.

“Ah—”

“Moan omega.” Ucapnya.

Tangannya tidak tinggal diam mencoba membuka celana Omega itu.

Jimin membantu mengangkat tubuhnya dan menurunkan sedikit celana yang ia pakai.

“Shit, ini celana gue susah banget fuck.” Umpatnya.

“Oke, now what?” Tanya Yoongi.

Menyebalkan Alpha itu masih sempat meledeknya pada saat seperti ini.

Yoongi memasukan dua jarinya pada mulut Omega tersebut dan segera di lumatnya.

“Ah— shit” Omega itu terus bergerak berantakan.

Lagi-lagi dia hampir gila hanya karena jari sialan itu.

Tiba-tiba lampu mobil di depannya menyala.

Mengekspos kegiatan gila mereka.

Gilbert. Menunggu Yoongi menyelesaikan aktivitasnya lalu memanggil Alpha itu untuk berbicara.

Saat Yoongi keluar dan mengobrol Jimin kembali merapihkan pakaiannya.

“Really you fuck pregnant slut in here?” Ucap Gilbert dengan tawanya yang meledek.

“He is my husband. Bukan jalang seperti yang kamu panggil.”

Omega itu tidak tahan dengan kalimat-kalimat merendahkan dirinya dan Yoongi yang Gilbert ucapkan.

Ia mengambil pistolnya yang tadi terselip di dalam celananya. Memutar peluru tersebut lalu kemudian melepaskan pelatuknya tepat mengenai leher belakang Gilbert.

Pria itu seketika terjatuh di lantai basement dengan begitu banyak darah keluar dari sumber tembakan tersebut.

Sementara Yoongi yang terkejut dan ada rasa bangga pada Omeganya yang sekarang sudah mulai berani menunjukan siapa dirinya.

“He’s gone Alpha, ayo pulang.” Ucap Jimin.

; Just realized both of them haven’t dared to say “i love you” to each other.

292. A life killed.


“Pineapple juice, lime, honey.” Gumam Omega itu sambil memperhatikan buku catatan yang di tinggalkan oleh Hoseok.

Dengan keterampilannya mencampurkan semua bahan minuman, lalu kemudian mencobanya.

“It’s not bad, tapi ya masih kalah jauh sama bikinan Yoongi kemarin deh.” Tanpa sadar dirinya tersenyum saat mengingat itu.

“Hei.”

Sapa lelaki dengan proposi tubuh yang cukup jauh lebih tinggi daripada Jimin.

Alpha.

Alpha itu mengeluarkan feromonnya mungkin agar Omega di hadapannya itu terpikat.

Karena Jimin selalu menggunakan pakaian berwarna gelap, dan kandungannya pun masih terbilang belum terlalu besar jadi banyak orang yang tidak menyadari itu.

Senyum liciknya tersungging, Jimin tidak bodoh. Ia sudah banyak menemui orang-orang seperti ini sebelumnya.

Saat menyadari Omega itu tengah di ganggu oleh Alpha lain dua orang penjaga yang berdiri sedari tadi berusaha mendekat, tapi Jimin dengan cepat mengisyaratkan agar tetap diam.


“Your smell is so heavenly, pretty Omega.” Gumam Alpha itu.

“Heaven smells” Kalimat itu mengingatkan Jimin apa yang terjadi pada ia dan Yoongi di bar waktu itu.

Ia rindu Alphanya, ia benci orang asing yang mencoba menggodanya ini.

“Here’s your drink.” Ucap Jimin kemudian mendorong satu gelas kepada pria itu.

Tangan menumpu dagunya diatas meja, dan mengeluarkan feromonnya agar Alpha itu semakin terpikat.

Tatapan dan senyum liciknya, dalam satu gelas ia meracik Whiskey, Tequila dan Maitotoxin ia larutkan bersama.

Hanya dalam beberapa menit tubuh sehat itu akan mengalami gagal jantung.


Sementara di tempat lain, acaranya yang di namakan ceremony ini telah berubah menjadi tempat pertumpahan darah.

Saat seseorang mulai memperebutkan wilayah, sumber uang yang mereka dapatkan, dan kekuasaan.

Mereka menyerang satu sama lain dengan pistolnya.

Yoongi hanya tersenyum dengan satu batang rokok diantara bibirnya setelah melenyapkan empat nyawa yang berusaha membunuhnya.

Kepulan asap rokok, tatapan tajam dan senyuman tanpa ampun.

Alpha itu benar-benar hilang kendali.

Kemeja putihnya penuh darah karena bagian perutnya tergores belati.

Ini bahkan sudah lewat tengah malam dan jam menunjukan pukul tiga pagi.

Omeganya itu pasti akan sangat marah nanti.

Tapi setidaknya Yoongi tidak terbunuh malam ini.

Begitu pula dengan Jungkook yang tangannya sedikit memar karena meninju habis rahang sang lawan.

Memutuskan kembali lalu menjemput Jimin, batang nikotin itu tidak lepas dari bibirnya barang sedetik pun


Gelisah dan hormon stressnya naik, Jimin mulai muntah setelah kembali ke rumah milik Yoongi.

Bau feromon Alpha menyebalkan itu dan ia tidak bisa berhenti gelisah karena memikirkan Yoongi.

Meringkuk di dalam nestnya hampir satu jam akhirnya ia bisa terlelap karena aroma Yoongi yang tertinggal.

Tapi entah apa yang akan ia lakukan besok saat Yoongi telah tiba dirumah itu.

284. Baby


Selesai berbelanja, Jimin sangat bersemangat untuk mengendarai mobil di jalanan Las Vegas ini. Rasanya berbeda ia bilang.

Yoongi tidak bisa berhenti mengalihkan pandangannya kala rambut Omeganya yang panjang terbuai oleh angin sore dengan mobil tanpa atap.

Tangannya kembali mengelus perut buncit milik Jimin yang terlihat menonjol saat seatbelt itu terpasang di sekitar perutnya.

Entah mungkin ini menjadi kebiasaan baru untuk Yoongi selalu menjadi reflek ingin menyentuh perut Omeganya.

“Peanut butter how are you.” Gumam Yoongi

Omega itu tersenyum tangan satunya mengelus tangan Yoongi yang berada di atas perutnya.

“This baby is so fine, gak rewel udah beberapa hari ini selalu mau terima makanan apapun itu.” Jawab Jimin.

Suasana menghangat, Yoongi tidak menyangka Omeganya itu bisa bersikap selembut ini.

“It’s good for you.” Ucap Yoongi kemudian berpindah untuk mengacak-acak rambut Omeganya.

“Yoongi.” Panggil Jimin.

“Ya?”

“Gue mau ketemu Aleesa deh, dia dimana?”

Baru beberapa detik berlalu suasana begitu menyenangkan, apa Jimin sengaja memancing Alphanya untuk bertengkar.

“Dia dirumah sakit, kecelakaan semalam setelah di tegur Hoseok” Jawab Yoongi

“What the fuck.”

“Dia minum setengah botol tequila lalu mengendarai mobil.”

“Wow it’s so crazy, bitch she’s so stupid.” Gumam Jimin.

“Biarkan saja dia, itu ulahnya juga.”

“Lo ga mau jenguk atau apa gitu haha?” Sarkas Omega itu.

“Untuk apa? lebih baik saya menikmati waktu disini dengan kamu.” Jawabnya

Tersipu, ia kesal dirinya menjadi mudah tersipu sekarang.

“Apa sih… yaudah pulang aja kali ya kita.” Jimin berusaha mengalihkan dirinya sendiri.


Setelah sampai dirumah milik Yoongi, Jimin segera mengeluarkan beberapa selimut yang sudah mereka beli tadi dan langsung membungkus dirinya diatas kasur.

Ia cukup tahu diri untuk membuat nest di sekitar rumah ini.

Karena biasanya Jungkook, Namjoon dan Hoseok suka datang dan tidur disini juga terutama ruang tengah dimana mereka suka berkumpul.

Ia mengelus-elus pelan perutnya.

“Aku udah lama enggak aja kamu ngobrol ya?” Gumamnya.

“Let’s grow healthy my baby. Papa and daddy can’t wait to meet you.”

“Satu lagi, kalo kamu lahir you must love your daddy first. Dia sayang kamu banget.” Ucap Omega itu

“We all almost died, karena berusaha pertahanin kamu. So you need to be a good baby especially for your daddy.” Matanya berair ia hampir menangis.

Ia kadang benci dengan hormon nya yang mudah sekali berubah.

Seperti sekarang, ia yang berbicara ia juga yang menangis.


Yoongi menghampirinya setelah mandi, melihat wajah omeganya yang memerah karena seperti habis menangis ia segera mendekat.

“Hei what’s wrong, kenapa menangis?” Tanya Alpha itu.

Saat Alpha itu bertanya apa alasannya menangis malam ini, Omega itu malah semakin menjadi.

“Can— can you hug me Alpha…” Ucapnya

Lihat kenapa bisa menangis saja terlihat begitu menggemaskan.

Alpha itu langsung membangunkan Omeganya dan memeluknya dengan begitu hangat.

Elusan di kepala dan punggungnya, begitu pula dengan aroma Feromon milik Yoongi yang begitu candu untuk Jimin.

“Yoongi.” Gumamnya

“Yes baby i’m here.” Jawab Alpha itu.

“Lo kayaknya harus siap deh gue tempelin terus selama tujuh bulan kedepan.” Bisik Omega itu.

Yoongi melepaskan pelukannya dan tertawa.

“Tidak apa-apa, saya siap walau harus dua puluh empat jam kamu menempeli saya.” Jawab Alpha itu kemudian mencium kening sang Omega.

276. May i’m in love.


Jimin kembali dengan tubuh lemas, ia seperti kehabisan energinya hanya karena menemani Nyonya Min berbelanja.

Nafsu makannya sudah mulai normal tapi ia masih tetap tiba bisa menikmati sepenuhnya saat tidak bersama Yoongi.

Omega itu langsung menaiki tumpukan selimutnya setelah meneguk satu gelas air putih.

Yoongi? entah mungkin di ruang kerjanya atau ia sibuk dengan puluhan botol Alkohol yang baru saja tiba kemarin kiriman hoseok langsung dari Las Vegas.

Baru saja kedua matanya ingin terlelap Alpha itu menghampirinya dengan satu gelas whiskey di tangannya.

“Sudah pulang?”

Suara berat, aroma alkohol, rambut sedikit tidak beraturan. Yoonginya begitu seksi.

“Liatnya?” Omega itu mendengus sebal.

“Pergi kemana saja hari ini?” Tanya Yoongi.

“Belanja, makan, terus gatau deh coba liat di paper bag itu dia masa beliin gue kalung mana harganya gila banget?” Jimin bergumam.

Yoongi memberikan satu gelas susu dingin untuknya.

“Boleh campur gak? sedikit aja.” Tatapan yang berbinar.

Sial jika saja Jimin tidak sedang mengandung, jangankan sedikit bahkan jika ia minta satu botol sampai mabuk pun Yoongi berikan.

“Babe, control yourself.” Ucap Yoongi tapi kali ini ia lebih dominan dari biasanya entah mungkin itu inner Alphanya yang mendominasi.

Sementara Omega dalam diri Jimin kemudian menciut dan tidak berani menatap Alphanya.


Saat terbangun pagi ini, lengan itu melingkari perutnya dengan posesif.

Jari-jari yang melebar di sekitar benjolan sang bayi. Membuat Jimin tidak bisa menahan senyumnya bahkan pagi ini tidak ada morning sickness.

Sejak dalam kandungan lihat bayi itu memang selalu ingin dekat dengan Yoongi.

Omega itu berusaha menyingkirkan lengan Yoongi karena ia merasa harus ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Tapi Yoongi malah menariknya lebih dekat dan menyembunyikan wajahnya pada leher Omega itu.

“Gue tau lo udah bangun, awas sebentar mau pipis.” Jimin menendang-nendang selimutnya.

Sial, bukannya terbangun Alpha itu malah memindahkan tangannya pada dada sang Omega.

Jimin kesal langsung menepis tangan itu.

“Shit, masih pagi jangan mesum.”

Yoongi menggeliat, dan tertawa.

“Oh, berarti malam hari boleh mesum?” Serunya.

“Jangan kurang ajar lo.” Omega itu langsung berlari menuju toilet dengan wajah tersipu.


“Kita janji jam berapa?” Tanya Yoongi.

“Jam dua siang.” Jawab Jimin selesai memasangkan seatbeltnya dan kembali memakan muscat yang sengaja ia bawa.

Dan kemudian hanya di angguki oleh Yoongi.

Lalu lintas siang ini tidak terlalu padat tapi entah lah jika malam nanti.

“Besok kita flight ke Vegas bertiga dengan Jungkook.” Ucap Yoongi

Matanya membulat dan bersemangat, kenyataan bahwa ia akan mengunjungi kediaman dan organisasi milik Yoongi disana.

“Kita disana berapa lama?” Omega itu bertanya.

“Dua minggu kemungkinan, tapi saya ada rencana liburan karena setelah pernikahan kita kemarin sangat kacau jadi belum sempat menikmati berdua.” Ucapnya santai.

“Mau apa…” Omega itu bergumam kecil.

Alpha itu hanya tertawa, ia kini mengetahui fakta baru bahwa Omeganya begitu mudah tersipu walau hanya dengan kata-kata.

Apalagi dengan godaan-godaan yang mengarah kesana.

“Jangan kurang ajar lo sama gue.” Kedua tangan itu menyilang di dadanya.

“Why i can’t? you’re my husband.” Jawab Yoongi.

Entah Jimin harus bereaksi apa tapi dia sungguh benci Yoongi senang sekali menggodanya.


“Gimana dok?” Tanya Yoongi

“Masih terlihat belum jelas, Tuan Yoongi.” Jawab sang dokter.

Jimin tertawa bahwa Alphanya itu benar-benar tidak sabar ingin mengetahui bahwa apa jenis kelamin dari sang bayi.

“Lalu tunggu dia lahir baru terlihat jelas?”

“Kembali lagi untuk check up bulan depan dan kita akan lakukan USG untuk mengetahui jenis kelaminnya ya.”

“Baik dok.” Jawab Omega itu.

“Oh untuk penerbangan panjang selama dua belas jam, tolong perhatikan kenyamanan anda yang utama ya.”

Setelah berkonsultasi tentang kesehatan bayinya dan apakah aman jika Jimin melakukan penerbangan panjang, mereka berdua kembali ke mansion untuk berkemas.

268. Kiss me until smells like u.


Sudah terbilang tengah malam tapi Yoongi masih sibuk dengan laptopnya.

Ia memeriksa berapa banyak pengeluaran bulanan yang terpakai kali ini, kenapa jumlahnya semakin meningkat setiap bulannya.

Jimin yang semula terduduk di sofa gatal rasanya ingin menarik Alpha itu agar segera beristirahat.

Lima menit memandangi keluar jendela muncul sebuah ide jahil pada pikirannya agar Yoongi segera terpecahkan fokusnya.

Omega itu dengan tiba-tiba duduk diatas pangkuan sang Alpha dan itu berhasil membuat Yoongi terkejut.

Ia terseyum kemudian mengelus punggung Omeganya.

“Liat udah jam berapa lo emang gamau tidur?” Marah Jimin.

Yoongi melirik pada pergelangan tangannya, jam sudah menunjukan pukul setengah tiga pagi.

Ia menjeda video yang sedang di putar pada laptopnya, berhenti untuk sejenak menatap Omega cantik yang tengah mengalihkan perhatiannya.

Yoongi menyelipkan beberapa helai rambut milik Jimin yang hampir menutupi matanya.

“I know you’re mad, aroma feromon kamu beda tadi.” Ucap Yoongi

“Iya sedikit, tapi gue udah lega.” Jimin mengalahkan egonya kali ini.

“Lega, seenggaknya lo jujur sebelum gue salah paham. Lo biarin gue lakuin apapun.” Ucap Omega itu.

Afeksi kecil di punggungnya membuat Omega itu merasa lebih tenang dan bisa mengontrol emosinya.

“Aleesa, dia hanya jalang yang menemani masa rut saya. Ya bisa di bilang dia memang saya manjakan waktu itu semua apapun barang yang dia inginkan selalu saya izinkan untuk memebelinya.” Ucap Yoongi kemudian menarik nafasnya panjang.

Omega itu hanya menatapnya lekat.

“Saya tahu, saya seorang brengsek dan bajingan. Tapi saya tidak akan pernah berani bermain di belakang kamu. Saya tidak seberani itu untuk menginkari janji pernikahan kita.”

Jimin terdiam, kini ia menyisir rambut Yoongi dengan jari-jarinya. Aroma feromonnya kembali menguar begitu manis.

“I try to trust you Yoongi, tapi ya kalo lo berani konsekuensinya udah tau kan? Gue bakalan pergi dan bawa bayi ini jauh dari lo.” Ucap Jimin.

“Jangan pergi, jangan tinggalkan saya seperti Mama, Papa, dan Kakek yang berjanji menemani saya.” Alpha itu terdengar begitu menyedihkan ketika ia memohon kepada seorang Omega untuk tetap tinggal.

Omega itu memeluk Alphanya dengan hangat, membiarkan Yoongi dalam posisi nyaman di dadanya.

“Kenapa jadi manja deh, lagian siapa yang mau ninggalin lo haha.” Jimin tertawa meledek.

Alphanya ini ternyata begitu manja di balik sifat dinginnya, Min Yoongi adalah lelaki dewasa tapi akan seperti anak kecil jika dalam pelukan Jimin.

“Tapi maaf ya Aleesanya gue blocked, buat sementara aja si abisnya dia nantangin gue.” Ucap Omega itu kini sekarang dengan ekspresi menggemaskan.

“Tidak apa-apa, nanti saya pinjamkan pistol untuk kamu jika Aleesa macam-macam.” Yoongi mencubit hidung Jimin gemas.


Karena perutnya yang semakin membesar saat berpelukan, nampaknya bayi itu mulai membuat jarak diantara mereka.

Lagi-lagi Yoongi tidak pernah lupa untuk sekedar mengelus atau mengatakan “Hai” pada sang bayi yang ia panggil dengan sebutan “Peanut Butter” itu.

Jimin yang selalu lengah dan Yoongi yang selalu berhasil mencuri satu ciuman dari bibir Omega itu.

Dua lengan yang melingkari pinggulnya, mengikis jarak diantara mereka.

Netra bertemu tanpa kata. Bahkan terpejam saat keduanya berhasil menyatukan kedua belah bibirnya.

Alpha itu terus menciumi Omeganya agar membalas perlakuannya.

Sial, Jimin benci insting Omeganya yang selalu bertingkah lemah pada setiap perbuatan Alphanya saat seperti ini.

Omega itu membuka mulutnya membiarkan sang Alpha terus semakin dalam menciuminya.

Lumatan, hisapan kecil, dan sampai gigit-gigitan yang Alpha itu berukan insting Omeganya begitu menikmati.

Jimin melepaskan tautannya.

“Yoongi.” Ucapnya

“Yes, My Omega?” Jawabnya

“Alpha.”

Jimin tahu Yoongi sangat suka di panggil Alpha olehnya.

Jimin tahu Yoongi bisa saja menggila dengan kata itu.

“Ya?”

“Kiss me, kiss me again untilni smells like you. Alpha.” Ucapnya.

Tanpa menjawab Alpha itu kembali mencium Omeganya, mereka berdua kembali berciuman dengan sedikit lebih cepat kali ini.

Yoongi mengangkat Jimin dalam gendongannya, ia menidurkan Omega itu diatas meja kerjanya.

Menindih beberapa berkas penting dan bersampingan dengan laptopnya yang masih menyala.

Kini ini ia beralih pada leher Omega itu yang sudah lama tidak ia berikan beberapa tanda merah.

Kulit leher yang putih itu kini mempunyai beberapa ruam merah karena Min Yoongi.

Selesai dengan bagian leher Omeganya, Alpha itu kini mulai membuka satu persatu kancing piyama milik sang Omega.

Menampakan dada yang begitu cantik, dan puting Omeganya yang terlihat tegang entah mungkin karena terangsang.

Ia mulai mengecupinya, menciuminya. Sampai akhirnya memainkan lidahnya di sekitar sana.

Bahkan sudah satu minggu berlalu acara pernikahannya, baru sekarang mereka bisa melakukan hal seperti ini.

Saat Alpha itu sibuk memainkan sekitar puting Omeganya.

Jimin tidak bisa menahan diri untuk tidak mendesah, dadanya membusung, melenguh dan sedikit menjambak rambut Yoongi dengan kepalan tangannya.

Saat ia hampir kehilangan akalnya.

Omega itu tidak sengaja menyenggol laptop Yoongi dan membuatnya reflek menahan benda itu agar tidak terjatuh dari atas meja.

Itu membuat Yoongi tersentak karena reflek Jimin yang begitu tiba-tiba hingga membuatnya tidak sengaja menggit puting sang Omega.

“Fuck.” Umpat Jimin

Yoongi tertawa melihat dada Omega itu yang basah dan memerah karena ulahnya.

“Padahal biarkan saja jatuh, besok saya tinggal beli lagi.” Ucapnya.

Jimin mendengus dan kembali merapihkan bajunya.

Ia melihat sebuah video yang terjeda di layar laptop itu.

Bukankah itu seseorang yang ia kenal?

“Bentar, ini video cctv di ballroom kemarin?” Tanya Jimin

“Iya, kamu mau lihat?” Yoongi kembali melanjutkan video itu.

Jimin dengan tatapannya mengamati perempuan itu.

“God, it’s a Naina.” Ucap Jimin

“Naina siapa?”

“Naina from the tigers.”

Jimin ingat betul bahwa coat ini ia yang membelikan untuk Naina sebagai hadia ulang tahun yang ke dua puluh lima.

Dan heels itu, Jimin ingat saat ia selesai melakukan misinya perempuan itu merengek untuk di temani membeli heels dengan paduan swarovski di sisi sebelah kirinya.

Lalu pesan itu? Naina yang mengiriminya pesan. Dan tempat terakhir yang mereka datangu adalah Sky Bar saat Jimin dapat mencium feromon Yoongi dari antara semua Alpha yang ada disana.

Damn, semua titik tersambung sekarang.

264. I trust you.


Jimin dengan lahap menikmati makan siangnya, sementara Yoongi dan Taehyung sedang mencocokan semua data para tamu.

Tidak ada yang mencurigakan sedikitpun, semua data valid. Jadi bagaimana orang ini bisa memasuki ballroom pernikahan?

Perempuan itu memakai coat berwarna hitam.

Topi dan heels tinggi melengkapi penampilannya. Rupanya perempuan itu pandai menghindari cctv seperti dia sudah tau dimana letak semua kamera.

Ternyata ada sesuatu yang mengharuskan Taehyung pergi, karena mendapat telepon dari temannya mengatakan bahwa kemungkinan orang yang mereka cari mengalami kecelakaan.

Yoongi mengizinkannya pergi, begitu pula dengan Jimin yang sudah paham dengan kegiatan Taehyung sebelumnya.


“Fuck.” Gumam Yoongi kemudian memijat sekitar hidungnya.

“Sini deh.” Panggil Jimin

Omega itu berusaha mengeluarkan feromonnya agar Yoongi merasa sedikit lebih tenang, lalu kemudian memberikan satu gelas air yang sudah ia ambil.

“Tarik nafas, minum, if you feel not good then hug me, kali aja feromon gue bisa bikin lo lebih tenang.”

Lelaki itu menuruti setiap perkataan Omeganya. Saat ia terdiam di ceruk leher Jimin dan terpikirkan tentang sesuatu.

“Babe.” Bisik Yoongi

Lagi-lagi rasa aneh itu muncul, Jimin mencubit tepat pada paha Yoongi lagi kali ini.

“Bisa gak gausah gitu.”

Yoongi hanya tertawa melihat Jimin yang memerah karena satu kata yang ia lontarkan.

“Be serious, Saya ada pertanyaan tolong jawab dengan jujur dan logis.” Ucap Yoongi dan kemudian hanya di angguki oleh Jimin.

“Kamu lebih suka saya jujur dan kita cari jalan keluar bersama atau lebih baik saya selesaikan sendiri tanpa kamu perlu tau?” Tanya nya

“Itu berhubungan sama kita berdua atau enggak? kalo nggak si ya bodoamat. Tapi gue lebih suka lo jujur mau apapun masalahnya itu.” Jawab Jimin santai sambil memakan anggurnya.

Alpha itu menunjukkan ponselnya yang menampilkan percakapan ia dengan Aleesa kemarin.

Jujur baru kali ini seorang Min Yoongi benar-benar merasa gugup dan takut dengan resiko yang akan dia dapatkan.

Jantungnya berdebar kala Omega itu membaca semua pesan teks di ponsel tersebut.

Jimin terdiam untuk beberapa detik kemudian menghela nafas.

“Gue boleh beresin gak?”

“You’re not mad at me?” Tanya Alpha itu terheran.

“Ngapain marah, buang tenaga.” Jawab sang omega.

Entah ia harus bereaksi seperti apa tapi bukankah ini sesuatu yang baik?

Omega itu menidurkan kepalanya diatas paha sang Alpha.

Feromonnya sedikit memudar, ia tidak bisa berbohong bahwa perasaannya sedikit kesal karena jalang ini selalu memaksa Alphanya untuk bercinta.

“Gue percaya lo, lagi pula if you want to cheating” Jimin tertawa pelan.

“Lo ga akan sejauh ini berani buat nikahin gue, dan bisa aja lo buang gue setelah bayi ini lahir.” Ucapnya.

“Thank you for believe me, Omega Park.” Ucap lelaki itu kemudian meninggalkan satu kecupan tepat di kening Omeganya.

“Cium-cium terus, sana lanjutin kerjaan lo. Gue mau chat Aleesa ini.” Omega itu menggantikan paha sang Alpha dengan dua tumpukan selimutnya untuk menjadi bantalan kepala.

“I try to falling in love with you, ya i think i’m already in love. I will never let you go, Alpha Min.”

“Omega park, I think i’ve fallen too deep on you.”