257. Peanut butter.
Sesuai janjinya Yoongi tiba tepat pada dua puluh menit dalam keadaan selamat.
Ia menghampiri Jimin yang berada di sofa dan meringkuk di sarangnya.
Tapi kali ini lebih banyak selimut dan beberapa baju milik Yoongi.
Lelaki itu melepaskan jas nya kemudian melemparkan ke sembarang arah, mendekati Omeganya yang kini sibuk memainkan ponselnya.
“Hei, sudah lebi baik sekarang?” Tanya Yoongi.
“Lo kok cepet banget udah sampe? game gue aja belum selesai.” Omega itu bergumam lalu bangun dari tidurnya.
“Tadi siapa yang minta cepat sampai?”
Lelaki itu mendengus, ia mengambil satu kantung plastik berisikan dua kotak sushi.
Iya, sushi dimana waktu itu Jimin meminta banyak salmon tapi tidak ada.
“Sushi, saya beli di resto tempat favorit kakek.” Ucap Yoongi
Omega itu merasa sedih kala Alpha nya kembali mengingat bagaimana kejadian buruk yang terjadi minggu lalu.
Jangankan untuk makan, melihatnya saja sudah kenyang. Tapi ia tidak ingin menyakiti perasaan Yoongi sudah rela meninggalkan pekerjaan dan membelikannya makanan sungguh jahat jika ia menolaknya.
“Kenapa beli makanan?” Omega itu membuka mulutnya saat sang Alpha menyuapkan satu potongan sushi untuknya.
“Kamu belum makan, ternyata kehamilan memasuki tiga bulan tapi bayi ini tetap tidak bisa jauh dari saya.” Ledek Yoongi.
“Ya anak lo.”
Omega itu terus memakan sushi yang di belikan oleh Yoongi, entah karena ia makan bersama atau memang karena makanan ini enak.
“Abisin.” Ucap Jimin pada satu kotak sushi yang tersisa untuk Yoongi.
“Saya tidak lapar, i have one cup ice americano for lunch.” Jawab Alpha itu.
“Stupid Min Yoongi, caffeine not good if you haven’t eaten.” Telaknya.
Omega itu mengambil alih sumpit yang berada di jari-jari sang Alpha kemudian membuka satu kotak sushi dan menyuapkannya.
Walau merasa sedikit heran tapi Yoongi tidak menolak perlakuan Jimin.
Omega ini semakin hari semakin bersikap lebih baik dari sebelumnya, tapi bukankah itu memang seharusnya?
“Sushi nya enak.” Ucap Jimin
Dan di angguki oleh Yoongi, bisa dibilang tempat itu adalah tempat favorit keluarga Min sebelumnya.
-
Mereka kembali bersantai, dua gelas lemon tea dengan begitu banyak es memenuhi gelas yang menjulang tinggi.
Hari semakin sore, emosi Jimin kembali jadi lebih baik. Tidak ada mual lagi dan pikiran karena pesan tadi pun teralihkan.
Ia membiarkan kepalanya bertumpu pada bahu sang Alpha, mencium aroma maskulin dari feromonnya yang begitu candu.
Dan Yoongi membiarkan Jimin melakukan apapun.
Karena Omega ini nampaknya sedang mencari tahu tentang apa yang ia rasakan selama ini.
Rasa ketertarikan sementara atau rasa cinta yang memang perlahan tumbuh dan ia tidak bisa menghentikannya.
Ia terus mengendus dan menciumi leher sang Alpha sementara Yoongi sibuk dengan game di kedua tangannya.
Jimin benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya. Untuk tidak menciumi leher Yoongi.
Insting Omeganya yang begitu menyebalkan kembali mendominasi.
“Haruskah kita pindah ke kamar, Omega Park?” Bisik Yoongi tepat di sebelah telinga Jimin.
Sial, ia merasa dirinya begitu terpancing karena bisikan itu.
Tidak, tidak boleh. Omega itu turun dari pangkuan Yoongi dan berbalik untuk menuju kamarnya.
“Jangan ikut, gue mau mandi.” Ancamnya.
“Tunggu sebentar.” Yoongi menarik lengan Jimin untuk berdiri di hadapannya
Alpha itu tidak pernah lupa untuk sekedar menyapa bayinya yang masih berada di dalam perut sang Omega walau hanya dengan kata “Hi”.
“Hi, peanut butter daddy here again!” Ucapnya pada bulatan perut sang Omega.
Tidak lupa kecupan-kecupan yang ia tinggalkan selalu membuat Jimin merasakan sesuatu yang bahkan tidak bisa di jelaskan.