ymkissed

180. Goodbye, George.


Seperti yang di perintahkan Jimin mengkonsumsi vitaminnya, muscat, satu porsi salmon panggang, dan susunya.

Jam berjalan begitu lambat, Jimin hanya ingin malam segera tiba dan menghabisi George dengan tangannya sendiri.

Merendam tubuhnya dengan bathbomb yang kemarin ia beli di pusat perbelanjaan membuat tubuhnya menjadi rileks.

Ia benar-benar berdandan malam ini, mengoleskan tipis-tipis make up di wajahnya dengan kilapan lipbalm di bibir plump itu membuatnya semakin terlihat begitu seksi.

Yoongi memilihkan kemeja berwarna putih satin untuknya kemarin dengan ukuran oversized yang menutupi setengah pangkal pahanya.

Tapi kali ini Jimin menambahkan lapisan stocking transparan berwarna hitam membalut kaki putihnya.

Saat ia mengenakan bondage di kedua kaki nya, oh bahkan dirinya sendiri pun tidak pernah merasa begitu memikat.

Ia mengencangkan sabuk itu di atas perut nya yang sudah mulai membuncit.

Lucu.

Bayinya akan ikut dengan kegiatannya malam ini.

Ketukan pintu terdengar dan Yoongi masuk sudah dengan jaket kulitnya, pakaian Yoongi malam ini terlihat begitu cocok dengan warna hitam mendominasi dan tambahan topi.

Rambut panjangnya semakin membuat ia terlihat begitu tampan.

Yoongi memutari tubuh Jimin, terlihat begitu terpesona.

Ia berdiri di belakang omega itu, mengeluarkan satu buah pistol mengangkat sedikit kemeja Jimin lau kemudian menempatkan pistol itu diantara pinggul Omeganya.

Ia kemudian memberi satu kecupan pada bahu Jimin.

Feromon sang omega begitu manis malam ini, mungkin suasana hati nya begitu bahagia.

Alpha itu membawa satu buah kotak sepatu.

Kemudian memakaikan nya kepada Jimin. Sepatu boots berwarna hitam mengkilap dengan heels sekitar lima centi meter.

“You look so pretty tonight, Omega.” Ucap Yoongi

Jimin tersenyum ia tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah karena pujian itu.

“Thank you, Alpha.” Gumam Jimin

“Let’s go.” Yoongi menarik tangan Jimin ke mobilnya untuk menuju gudang keluarga min dimana Goerge di sekap.


Lima belas jam penerbangan dan langsung tertangkap oleh Min Yoongi, lelaki bernama George itu di sekap di sebuah gudang selama hanpir dua belas jam tanpa air dan makanan yang masuk ketubuhnya.

Saat tiba di tempat itu Yoongi benar bahwa emosinya akan lebih mendominasi jadi sebisa mungkin Jimin harus mengontrol dirinya.

Suara sepatu itu mendekat pada telinga George, sedangkan Jimin tengah tertawa karena kata-kata Yoongi yang menggodanya.

Dengan tangan yang di borgol, mata tertutup, tubuh terikat, dan mulut di lakban.

Amarah George begitu siap untuk meledak kapan saja.

Jimin berdiri di depan lelaki itu, sedangkan Taehyung, Namjoon dan beberapa anak buah Min menatapnya dengan begitu segan dan Omega ini terlihat begitu cantik. Sialan.

Namjoon membuka ikatan mata dan mulut pada George.

Lelaki itu tercengang saat melihat Jimin dengan penampilannya yang berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya.

“Oh Park Jimin.” Ucap George

Jimin mendekat pada lelaki itu.

“Yes, Park Jimin mantan anak buah lo dan ibu nya yang di bunuh karena lo.” Gumam Jimin kini tubuh itu mengelilingi George.

“Don’t believe Min Yoongi. Dia cuma jadiin kamu sebagai mainan.”

Jimin tersenyum acuh

“Lebih baik lepaskan saya, dan pergi dari sini. Saya bahkan bisa merawat kamu lebih baik daripada Alpha bajingan yang menghamili kamu.”

Jimin mendesis kala Alpha nya di hina seperti itu, hanya ia yang boleh bilang seperti itu pada Yoongi.

Omega itu meludah tepat pada wajah George.

Lelaki itu begitu marah, sedangkan semua orang yang berada di gedung itu hanya membiarkan Jimin melalukan keinginannya.

Yoongi hanya memperhatikan dan berdiri di depan mobil nya dengan satu batang nikotin mengepul dari bibirnya.

Saat George dan Jimin terus beradu mulut, Hinaan demi hinaan pada omeganya Yoongi sangat tidak sabar ingin membunuh orang itu.

Tapi Jimin masih senang dengan mainan itu rupanya.

Taehyung memberi Jimin satu buah kayu untuk memukul lelaki itu.

Yoongi hanya tersenyum bangga dari belakang.

Dan terakhir George berteriak akan membunuh bayi dalam kandungan Omega itu.

Jimin melepaskan satu peluru pada kepala George, dan darah mengalir tepat seperti yan ibunya alami.

Satu tembakan lagi tepat di jantungnya.

Darah merah pekat mengotori kemeja berwarna putih milik George.

Semua oran tercengang bahwa omega itu membunuh seorang Alpha hanya dengan satu tembakan di kepala.

Insting Omega menjadi begitu sensitif saat seseorang berusaha untuk menyakiti bayi nya.


Seperti suara beberapa mobil menghampiri gudang itu.

Rupa nya anak buah George melakukan penyerangan, seluruh anak buah keluarga Min menghadapi nya begitu pula dengan Namjoon dan Taehyung.

Sementaraa itu Jimin berbalik kearah Yoongi yang masih berdiri di depan mobilnya.

Mobil itu memang memasuki gudang tersebut.

Jimin mendekat tanpa aba-aba ia mencium sang Alpha.

Mencium dengan penuh penuntutan agar sang Alpha segera meladeni nya.

Omega itu mengalungkan kedua tangannya kepada leher sang Alpha.

Ciuman yang begitu terburu-buru.

Ciuman dengan dominasi amarah yang menggebu.

Alpha itu membalasnya, mencium sang omega dengan penuh nafsu.

Ia membuka mulutnya agar sang Alpha bisa dengan bebas menjelajahi dirinya.

Jimin tidak bisa mengontrol dirinya, ia hanya ingin aroma Yoongi menengangkan amarah yang berkumpul di kepala.

“Hei calm down.”

“He’s gone.”

“George, died. My omega you did so well.”

Jimin terengah-engah kala melepaskan ciuman itu.

“Let’s go home, baby.” Ucap Yoongi kini menuntun Jimin untuk memasuki mobil itu.

Ketika Yoongi menduduki kursi pengemudi, Jimin melepaskan seatbeltnya.

Ia naik kepangkuan sang Alpha dengan terburu-buru kembali menciuminya.

Alpha itu hanya membiarkan sang Omega seperti kejadian di hongkong beberapa waktu lalu.

Omega itu duduk tepat diatas milik sang Alpha.

Ciuman yang begitu berantakan dan panas.

Lumatan bibir bertukarnya saliva satu sama lain.

Bibir ranum itu semakin merah merona karena hisapan sang Alpha.

Ia menciumi kelenjar aroma milik sang omega.

Mencium, menjilat, dan sedikit menggigitnya hingga membuat Omega itu melenguh dan terus menerus menggerakan tubuhnya.

Sial.

Alpha itu sebisa mungkin menahan dirinya untuk tidak melecehkan Omega itu di dalam mobil seperti ini.

Disaat mereka sibuk berciuman.

Alpha itu merobek sedikit stocking transparan milik sang omega.

Cairan licin dan basah milik omega itu membasahi jari-jarinya di bawah sana.

“Let my finger to fuck you first.”

Tanpa disangka omega itu menaikan kemeja nya agar Alphanya lebih mudah bermain di bawah sana.

Di depan mayat George mereka bercumbu di dalam mobil.

Saat Namjoon kembali untuk membereskan mayat George. Ia memutar tubuhnya kembali karena pemandangan sialan apa?

Bisa-bisa nya mereka bercinta dalam keadaan seperti ini?

Lihat Omega itu terengah-engah hanya dengan jari sang Alpha.

174. Nightmare.


Setelah kejadian itu Jimin masih belum berani mengunjungi makan sang ibu.

Karena ia terus terbayang bagaimana peluru itu bersarang di kepalanya, bagaimana darah mengalir begitu saja.

Bagaimana cara Alex mati dengan satu tembkan di depan matanya.

Sudah satu minggu Jimin hanya berdiam diri di sarangnya.

Mengambil setiap selimut milik sang Alpha, memakai hampir semua baju milik Alpha nya.


Karena ia terus menempeli Yoongi selama seminggu ini, ya pekerjaan lelaki itu menjadi terabaikan.

Tapi Yoongi selalu mencuri waktu tengah malam agar bisa melancarkan semua rencana nya.

Jam tidurnya kacau karena perbedaan waktu antara Las Vegas dan Korea.

Yoongi membuka botol wine nya, aroma mahal dan warna yang pekat dari minuman itu sungguh memikat indra Jimin.

Ia ingin alkohol, sudah lama sejak mengetahui kehamilan nya Jimin berhenti mengkonsumi alkohol.

“Mau boleh gak? sedikit aja satu teguk.” Jimin menatap Yoongi memohon agar Alpha itu mengkasihani nya dan memberikan alkohol itu walau satu teguk.

“Here’s your milk, you’re pregnant alcohol not allowed.” Ucap Yoongi tegas

Jimin memutar bola matanya malas, ia kembali menggulung tubuhnya dengan selimut tebal dan mencoba untuk tertidur lebih dulu.


Lagi ia kembali ke tempat ini, satu bangku kayu panjang di bawah pohon apel.

Kini ia bisa menebak bahwa wanita itu akan kembali dan memberinya satu buah Apel.

Ia haus, tapi tidak ada air minum disini.

Saat itu ada seorang nenek tua menghampirinya dengan memberikan satu botol air minum dan berkata.

“Minum ini, haus mu akan hilang. Penderitaan mu akan pergi.” Ucap nya kemudian tersenyum dan berjalan menjauh.

Saat Jimin ingin membuka tutup botol air mineral itu tiba-tiba angin bertiup sangat kencang.

Wanita dengan buah apel itu muncul lagi.

Tapi apa itu? kenapa dia mengikuti Yoongi dan seorang anak kecil disana.

Jimin mencoba mendekatinya, memanggil Yoongi berkali-kali tapi tidak meresponya.

Sampai panggilan terakhir terucap dari mulutnya.

“Alpha.”

Yoongi menoleh dan tersenyum.

Lelaki itu menghampiri Omeganya dengan anak kecil di gendongannya.

“Itu siapa?”

“My baby, my peanut butter.”

Saat Yoongi mengucapkan kata kepemilikannya sendiri Jimin kebingungan.

“Let me see the face.” Gumam Jimin

Saat Jimin ingin menyentuhnya anak itu menangis dengan kencang, lalu Yoongi berusaha untuk menghentikan tangisannya dan menjauh dari Jangkauan Jimin.

Wanita dengan buah apel itu berbisik di telinga Jimin.

“Anak itu membenci kamu, karena kamu berniat membunuhnya waktu itu.” Bisiknya

Jimin menoleh ia sangat marah dan siap akan menangis saat itu juga tapi wanita itu sudah tidak ada, begitu juga dengan Yoongi.


Jimin terbangun dengan keringat dan air mata membasahi wajahnya.

Pukul empat pagi, Yoongi sudah tidur di sebelah dan memunggungi nya.

Jimin mendekat dan menangis sambil memeluk sang Alpha.

Ketika Yoongi mendengar rintihan kecil dari belakangnya dan ia berbalik. Benar saja sang omega tengah menangis.

“God, kenapa kamu menangis?” Tanya Yoongi dengan suara serak nya.

“Bayi nya benci gue, lo juga ninggalin gue.” Jimin terisak

Yoongi melepaskan pelukan Jimin kemudian duduk, omega itu ikut terbangun dengan wajah yang penuh air mata.

“Lihat sini.” Yoongi menatapnya “Saya tidak akan meninggalkan kalian berdua.”

Lagi dan lagi hanya afeksi dan aroma feromon dari Alpha itu menjadi obat penenang untuk Jimin.

Merasa kembali di cintai dan di sayangi sebegitu besarnya.

Sang Alpha memeluk si Omega dengan begitu lembut.

Aromanya memenuhi kamar itu.

Aroma bercampur menjadi sangat memabukan dan menenangkan.

“Tapi..” Rengek Jimin

“Tidak ada tapi-tapi, ayo tidur lagi.”

Saat suara intimidasi sang Alpha, Omega dalam diri Jimin kembali menciut dan menurut.

160. Mom.


Jimin yang tengah dilanda rasa bingung harus mempercayai siapa tapi ia meyakinkan dirinya untuk mempercayai Yoongi kali ini.

George benar-benar menempatkan ibunya di tengah hutan bambu seperti ini.

Ada bangunan kosong tidak terawat, sudah pasti ibunya berada disana. Saat mobil mereka semakin mendekati tempat itu genggaman tangan Yoongi semakin mengerat pada jari-jari Jimin.

Ia berhenti di halaman gedung kosong itu, kemudian memastikan kembali rencana mereka.

“Percaya pada saya, bukan George yang ada di dalam. Entah itu anak buahnya atau bukan tapi kamu harus tetap berhati-hati.” Ucap Yoongi

“Oke.” Jimin menganggukan kepalanya dan melepaskan seatbelt itu.

“Tekan tombol di jam tangan ini jika kamu tidak bisa menghadapinya lagi. Saya akan segera naik keatas.” Lelaki itu memasangkan sebuah jam di pergelangan tangan Jimin.

“Yoongi, give me your pheromone.” Jimin menatapnya.

Yoongi segera memeluk Omega itu dan membiarkan menghirup semua aroma feromon milik Yoongi.

“Jimin.” Panggil Yoongi sebelum Jimin membuka pintu mobilnya.

Omega berbalik, dengan secepat mungkin Yoongi kembali memcium kening Jimin.

Dua kali kening nya mendapat kecupan dari sang Alpha. Tapi jimin tidak merasa marah melainkan merasa lebih bersemangat.

Omega itu tersenyum dan keluar dari mobil.


Jimin menemukan sang ibu dengan posisi terikat di sebuah kursi.

Belum sempat ia menghampiri tapi Alex lebih dulu menghapirinya dengan todongan pistol yang mengarah tepat pada kepala Jimin.

“Pengkhianat.” Ucap Alex

Jimin terus mundur hingga tubuhnya membentur tembok.

“Alex please lepasin nyokap gue. We can talk about this okay?” Bujuk Jimin

“Pengkhianat tetep pengkhianat, Jimin.” Pistol itu terus mengarah kepadanya.

Jimin berusaha tidak panik sementara ibunya terus menangis dan memerintahkan Jimin untuk melarikan diri dari tempat sialan itu.

“Lo khianatin The Tigers, dan lo hamil anak Min Yoongi? padahal lo gamau di sentuh sama Alpha manapun. Oh hell you’re such an whore just for money.” Ucap Alex

Ketika mendengar nada Alex sedikit mengintimidasi insting omega Jimin merengek dan posesif untuk melindungi bayi itu.

Ia menekan tombol pada jam itu berharap Yoongi secepatnya datang menyelamatkan mereka.

“Pilih, lo balik ke The Tigers dan bunuh bayi itu atau nyokap lo yang mati?” Ancam Alex.

“Jangan lo berani suruh gue buat bunuh bayi ini.” Teriak Jimin marah

Alex mengarahkan pistol itu tepat ke kepala Ibu Jimin. Saat Omega itu ingin mengehentikannya Alex berhasil menarik pelatuknya dan melepaskan peluru itu.

Jimin kembali teriak histeris saat kepala ibunya benar-benar di tembak.

Darah mengalir dari kepala wanita itu.

Saat Alex mendekati Jimin, Yoongi yang berdiri di belakangnya segera menembakan peluru pada bagian leher belakang lelaki itu.

Sial. Darah dimana-mana, kedua kalinya dalam bulan ini Jimin menyaksikan kematian orang-orang dengan cara yang begitu tragis.


Ia menarik sang omega saat ambulan tiba dan membawa jasad wanita itu.

Jimin tidak berhenti menangis, tubuhnya gemetar.

Dan Yoongi memang sudah menghubungi anak buah nya untuk bersiap akan sesuatu hal yang buruk terjadi.

“Saya akan membunuh George.” Bisik Yoongi.

“Mamaa…” Jimin mencengkram kemeja Yoongi

Tangisan itu, Yoongi tahu rasanya tangisan ketika kehilangan orang tuanya.

Bahkan Yoongi waktu itu terbilang belum dewasa untuk menyaksikan kematian kedua orang tuanya.

Jimin merasa dada nya begitu sesak, otak nya terus berputar menyalahkan dirinya sendiri.

Ia sulit bernafas, bahkan aroma Yoongi pun tidak berpengaruh apa-apa untuknya.

Omega itu pingsan di pelukan Alphanya.


Jimin terbangun keesokan harinya karena Yoongi memang meminta obat penenang pada dokter untuk Omega itu.

Melihat Yoongi dengan setelan hitam dan bunga mawar putih di sakut jasnya.

Jimin kembali menangis.

“It’s ok, you can cry it’s ok my omega.” Ucap Yoongi kemudian bergabung dalam ranjang kecil itu untuk memeluk Jimin.

Mengeluarkan semua feromonnya agar Jimin merasa tenang.

“Sudah selesai di makamkan, jika kamu sudah lebih baik kita berkunjung nanti ya.” Yoongi mengelus surai hitam itu dengan penuh kasih sayang.

“Temanmu Kim Taehyung masih di pemakaman, dan akan kesini mungkin nanti sore.”

“Mama jadi gini pasti gara-gara gue.” Gumam Jimin diantara pelukan Alphanya.

“Jimin, stop blaming yourself okay?”

“Tapi kan emang iya kalo gue ga—k”

Satu kecupan itu jatuh pada bibir pucat Jimin.

“Yooooongi.”

“Kurang a—j”

Satu kecupan lagi dengan lumatan pelan pada bibirnya.

Kali ini Jimin tidak memilik cukup tenaga untuk mengomel, jadi dia hanya membiarkan Yoongi.

Oh perutnya kram lagi dan Omega itu meringis kesakitan, apa bayi itu marah karena terabaikan sementara kedua oran tuanya berciuman tanpa menyapanya lebih dulu?

Alpha itu kemudian bangun dan menaikan baju yang di gunakan oleh Jimin.

Menatap bulatan kecil nya dan mengajak berbicara.

“Hello Peanut butter, be a good baby okay? Your papa is sad cause he lost his mom. Daddy will protect you both jadi jangan nakal ya?” Yoongi benar-benar menyayangi bayi itu, bayi yang bahkan belum lahir.

Alpha itu mencium tepat diatas peut Jimin dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.

Dan itu bereaksi, kram perutnya mereda.

“Sakitnya ilang, haha this baby love your afection.” Jimin tertawa kemudian mengelus perutnya.

“Seperti kamu.” Gumam Yoongi.

158. Rain, hot choco, cuddling


Hari ini memang Yoongi pergi menggantikan Seokjin untuk bertransaksi cocaine milik organisasi kakeknya.

Omega itu mengatakan bahwa ia tidak bisa beraktivitas setidaknya untuk satu minggu kedepan karena sedang dalam siklus heat nya.

Mau tidak mau Yoongi akan mengurus semua kegiatan organisasi ini sendirian. Mulai dari transaksi obat-obatan, senjata, hingga mengecek gudang penyimapan. Apalagi sekarang ia sedang mengumpulkan data-data penggelapan uang di perusahaannya.


Menunggu seseorang di pelabuhan dengan di dampingi beberapa anak buah dari keluarga Min.

Setelah Jimin mengiriminya foto dengan mengenakan bondage yang ia beli di Las Vegas, Omega itu tau bagaimana cara menggoda sang Alpha dengan kemeja miliknya dan tanpa celana.

Meski sedang hamil itu tidak mengurangi daya tariknya, dan terlebih lagi kehamilan omega itu belum terlalu besar.

Selama tiga puluh menit menatap gambar itu, sebuah kapal menepi di pelabuhan.

Sesorang mengetuk jendela mobil Yoongi dan memberitahu bahwa orang yang akan bertransaksi cocaine nya sudah tiba.

“Tuan Yoongi, dia sudah tiba.”

“Siapkan uang tunai nya.” Ucap Yoongi kemudian keluar dari mobil dan membuang sisa rokoknya.

Ia mengampiri beberapa orang itu yang sedang menurunkan cocaine miliknya dari kabin kapal.

“Siapa anda, dan dimana Tuan Seokjin?” Ucap salah satu kru kapal.

“Berhenti! Jangan turunkan cocaine nya ini bukan Tuan Seokjin.” Ia kembali berteriak.

Yoongi hanya berdiri memutar-mutatkan ujunh sepatu pantofel mengkilap miliknya dan tersetawa acuh.

“Turunkan cocaine nya dan pindahkan ke mobil Tuan Muda Min.” Ucap seseorang yang baru saja keluar dari kapal itu.

Itu adalah Lee jung jae. Dia memang sudah lama bertransaksi cocaine dengan keluarga Min sejak Yoongi masih remaja kakeknya pernah mengajak dan mengenalkan Yoongi padanya.

“Maaf Tuan Muda Min, dia kru baru disini jadi belum mengetahui anda.” Ucap Lee jung jae.

“Tidak apa-apa.” Jawab Yoongi.

Ia tidak merasa tersinggung malah lebih bagus mereka menjadi waspada dan tidak sembarang memberikan itu kepada orang baru.


Selesai melakukan transaksi nya dan berbincang beberapa kata, kini Yoongi sungguh tidak sabar untuk pulang dan menghampiri omega nya dirumah.

Bahwa ia lupa membuatkan sarapan atau susu sekalipun untuk Jimin.

Saat ia sampai di mansion nya di hadapkan dengan pemandangan Jimin sedang tidur siang di sofa ruang tengah.

Omeg itu selalu membuat sarang di setiap sudut rumah ini.

Lihat lah sekarang, ia membawa bantal dan selimut milik Yoongi untuk membungkus dirinya.

Tidak lupa satu mangkuk tersisa empat butir muscat miliknya berada diatas meja.

Ini bahkan baru pukul empat sore tapi cuaca Seoul tiba-tiba menjadi mendung dan turun hujan.

Satu gelas coklat hangat di tangannya, kemudian ia duduk di sebelah omega itu.

Jimin menggeliat saat aroma coklat hangat menyeruak indra penciumannya.

Ia teringat saat pertama kali mengetahui kehamilannya karena coklat hangat dan hujan Seoul di flat kecilnya.

Telapak tangannya mengelus pelan benjolan di perutnya yang semakin hari semakin besar.

Tiba-tiba ada sebuah tangan besar melingkari pinggangnya sementara wajahnya terus mengusak bagian leher belakang Omega itu.

“Your smell feels like home.” Gumam Yoongi tepat di telinga Jimin.

Membuat tubuhnya merinding.

Batin omeganya suka saat sang Alpha menempelinya seperti ini.

Tapi tidak, Yoongi bertingkah seperti itu hanya karena ia mengandung anaknya. Lihat saja setelah bayi ini lahir mungkin Alpha itu akan menendangnya keluar.

“Get out min Yoongi.” Ucap Jimin

“Saya ingin tidur siang Juga.” Ia semakin mengeratkan pelukannya.

Alpha itu memutar tubuh Jimin agar menghadap kepadanya. Menyembunyikan wajah mungil omega itu di dadanya.

Membiarkan Jimin menghirup feromonnya sebanyak mungkin.

Rintik hujan, udara dingin, aroma coklat panas.

Saat itu Jimin hanya menangis sendirian berfikir bagaimana caranya agar bayi ini tidak hidup.

Sekarang kondisi yang sama, tapi dengan situasi berbeda. Ia berada di dalam pelukan Alpha nya.

Dengan setiap afeksi lembut yang di berikan sang Alpha. Selalu penuh ke hati-hatian saat ia mengelus bayi itu yang masih berada di perutnya.

Tidak perlu waktu lama keduanya tertidur lelap karena merasa begitu nyaman dengan aromanya satu sama lain.

149. Mission end.


Sebenarnya penerbangan dari Seoul ke Hongkong itu hanya sekitar empat jam.

Walau begitu Yoongi tetap memesan pesawat dengan kelas nomer satu, agar omeganya yang sedang hamil merasa nyaman saat penerbangan.

Saat sampai di hotel mereka bedua segera menuju ke kamar untuk beristirahat karena waktu juga sudah menunjukan tengah malam.

Setelah Jimin tertidur Yoongi menemui Namjoon di kamarnya, memeriksa senjata apa saja yang di bawa.

Dan menanyakan kemana Aleesa pergi karena sampai tengah malam ia belum kembali.

-

Jimin terbangun lebih dulu dari Yoongi ia bahkan menelepon room service untuk meminta breakfast di kamar.

Tidak lupa, sebuah anggur hijau pengganti muscat nya.

Ia tatap wajah sang Alpha, entah sejak mimpi buruk itu dan Yoongi tertembak mereka berdua selalu tidur bersama.

Kecuali saat Jimin marah.

Suara bel pintu berbunyi seorang pelayan membawakan pesanan Jimin tadi.

Sementara Yoongi sibuk membongkar tas nya yang berisi beberapa senjata dan peluru.

“Lo kesini bukan buat bunuh orang kan?” Ucap Jimin

“Saya kesini untuk membunuh pencuri yang membawa kabur cocaine dan uang saya.” Jawab Yoongi ia mengarahkan pistol itu tepat ke arah Jimin.

Dejavu.

Ini seperti adegan dimana Tuan Min mengarahkan pistolnya pada Yoongi waktu itu.

“Not you will killing me, Alpha.” Gumam Jimin

“Tentu saja tidak.” Yoongi menurunkan pistolnya dan duduk di hadapan Jimin.

Aktivitas sarapan yang begitu hening, Jimin bahkan merasa sedikit takut pada Yoongi kali ini.


Malam telah tiba, gemerlap cahaya lampu club di hotel ini begitu mewah.

Aleesa dan Namjoon sedang menunggunya di sebuah meja dengan begitu banyak botol alkohol yang mereka pesan.

“Tunggu saya di kamar ini. Jangan keluar jika ada yang mengetuk pintu. Saya akan masuk nanti dengan kunci lain.” Ucap Yoongi.

Ia tidak ingin membawa omega itu dalam bahaya apalagi sebuah club yang tentu banyak Alpha lain disana sementara omega nya sesang hamil.

“Jangan lama bisa gak? gue agak takut.” Lirih Jimin

“Saya usahakan, pegang pistol ini jika benar-benar dalam posisi terancam kamu bisa menembaknya.” Ucap Yoongi memberikan sebuah pistol pada Jimin.


Aleesa langsung menghampiri Yoongi ketika lelaki itu bergabung kemudian memeluknya.

“I miss you.”

“I miss you too, Aleesa my pretty can you do your job now?” Bisik Yoongi di telinga perempuan itu.

Perempuan itu tanpa menjawab kemudian pergi menghampiri lelaki yang sedang sibuk bermain sebuah kartu dengan beberapa teman-temannya.

“Tuan Yoongi, Aleesa rupa nya tidur dengan lelaki itu kemarin malam.” Bisik Namjoon

“Lelaki itu? tidak apa-apa dia memudahkan urusan kita.”

Oh rupanya saat Aleesa marah kemarin dia pergi bercinta dengan targetnya hari ini. Yoongi tertawa acuh kemudian meneguk whiskey nya.


Satu jam berlalu Aleesa berhasil membawa targetnya ke kamar dimana Jimin di tinggalkan oleh Yoongi tadi.

Saat pintu terbuka betapa terkejut Jimin menyaksikan Seorang wanita bercumbu dengan lelaki, ia hampir marah saat mengira itu Yoongi.

Ternyata bukan, dua orang itu sibuk bergelut dan bertukar saliva satu sama lain. Sial apa-apaan Yoongi menempatkan Jimin di posisi seperti ini.

Saat masih asik berciuman. Yoongi dan Namjoon masuk kemudian menodongkan sebuah pistol tepat pada kepala lelaki yang bernama Jihoon itu.

Aleesa turun dan menggandeng lengan Yoongi, sial Jimin tidak akan membiarkan wanita itu menempeli Alpha nya terus menerus tapi apakah boleh ia keluar sekarang?

“Oh fuck Min Yoongi.” Ucap nya

“Where is my cocaine?”

“Where is my money?”

Sudah banyak tamparan dan pukulan di wajahnya tapi masih belum mau memberitahu siapa dalang di balik semua ini.

Jihoon pun menyerah karena sudah terlalu banyak luka di wajahnya.

“George.” Gumamnya

Saat mendengar nama itu Yoongi segera menembak laki-laki itu tepat di kepalanya.

Ada begitu banyak darah mengalir di sprei putih itu, dengan mata terbelalak Jihoon mati dengan satu tembakan oleh Yoongi.

Sementara Jimin membeku di belakang Yoongi, sungguh terkejut ia membunuh dengan wajah datar seperti itu.

Ini benar-benar sisi baru Yoongi yang pertama kai Jimin lihat.

“Urus mayatnya, Namjoon.”

“Baik Tuan Yoongi.” Namjoon membungkus mayat itu dengan selimut dan di bantu oleh Aleesa.

Yoongi berbaik menuju kearah Jimin kemudian mencium bibir sang omega.

Jimin dapat merasakan amarah yang begitu memburu pada diri Yoongi.

Aleesa yang mencoba mengejar Yoongi dan Jimin saat keluar dari ruangan ini tapi di tahan oleh Namjoon.


Tanpa sadar Yoongi mendorong tubuh Jimin keatas tempat tidur.

Lagi-lagi ia menciuminya dengan sangat kasar dan terburu-buru.

Omega itu berusaha mengimbangi sang Alpha, ia membiarkan Yoongi terus mencumbunya.

Mereka terus berciuman, lidah yang terbelit satu sama lain lumatan dan hisapan bibir dengan tidak sabaran. Begitulah suasana malam ini.

Yoongi kembali menciumi leher Jimin, dimana feromon omega itu menguar lebih tebal dari biasanya.

Dengan posisi Yoongi menindih tubuh omega kecil itu, Jimin terus terengah-engah kala lidah hangat dan basah itu menjilati kulitnya.

“Yoongi…” Gumam Jimin

Yoongi masih sibuk menandai setiap kulit Jimin dengan tanda kemerahan.

Sampai ini menuruni dadanya, Alpha itu terus menciumi, menjilat dan menghisap kulit putih sang omega.

Hingga penuh dengan marking berwarna merah.

“Hngh… Yoongi— b” Belum menyelesaikan kalimatnya tapi Sialnya Alpha itu berhasil menemukan puting sang omega dan kemudian menjilatnya kembali.

“Ah stoph—h Yoongi berhenti dulu.” Perintah Jimin.

Alpha itu akhirnya berhenti kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah sang omega.

Jimin bernafas lega, sungguh gila lelaki ini.

Tapi ia tidak ingin membahasnya sekarang, ia hanya membiarkan Yoongi tetap dalam pelukannya seerti ini setidaknya sampai pagi nanti.

136. Surprise!


Hoodie besar, sweat pants, dan masker melengkapi outfit Jimin kali ini.

Bukan karena ingin menutupi perutnya, tapi demi menyamarkan diri dari orang-orang yang mungkin bisa saja itu adalah anak buah The Tigers.

Ia berhasil memasukan kode sandi milik Taehyung, flat nya memang lebih besar daripada milik Jimin yang hanya memiliki satu kamar dan ruangan tengah menyatu dengan dapur.

Ia memasuki ruangan itu pertama kali yang ia tangkap adalah aroma feromon manis milik ibunya, begitu juga aroma feromon milik Taehyung.

Ibu nya sedang memasak, tau bahwa sang anak akan mengunjunginya.

“Mama…” Rengek Jimin kemudian memeluk sang ibu.

Wanita itu memeluk Jimin dengan sangat erat, menghirup aroma satu sama lain.

“Jimin, aroma nya?” Wanita itu menyadari bahwa aroma feromon Jimin kini tidak seperti biasanya.

Feromon Jimin memang berbau manis senelumnya tapi ini ada campuran sesuatu yang segar dan aromanya semakin manis.

Jimin mundur beberapa langkah lalu mengangkat Hoodienya.

“Surprise!” Teriaknya saat hoodie itu terangkat kemudian menunjukan perut dan benjolan kecil bayinya.

Taehyung yang sedang menyantap satu mangkuk sup tersedak kala Jimin melakukan hal itu.

Sang ibu hanya tercengang entah apa yang anak ini lakukan sekarang, apa ia ingin membunuh ibunya dalam keadaan serangan jantung?

“Ya i’m pregnant omega. Ini minggu ke enam.” Ucap Jimin ia membuka kulkas mencari satu kotak buah anggur.

Ya anggur itu memang beda kualitas dan rasanya seperti muscat yang ada di mansion Yoongi, but he still can eat that.

Setelah mereka berbincang dan bagaimana ini semua terjadi, di sela-sela amarahnya sang ibu masih tetap memastikan Jimin melahap masakannya.

“Jadi lo tinggal dimana Je beberapa minggu terakhir?” Tanya Taehyung

“Di mansion Yoongi.” Jawab nya saat setengah sendok berisi kuah sup masuk ke mulutnya.

“Ha?” Heran Taehyung

“Biar gue jelasin, Iya Alpha yang bantu gue heat di bar malem itu Yoongi. Gue udah minum suppresant sebelumnya.” Jimin menghela nafas

“Ha? jadi maksud lo ini beneran anak Min Yoongi? Min heirs future?”

“Iya, he treat me so well. So gue gajadi gugurin deh dan setelah lahir bayi ini dia yang urus.” Jawab Jimin

Kemudian sang ibu memukul bahunya pelan terlihat hampir menangis.

“Jangan bodoh, mama dulu rela lakuin apa aja biar kamu bisa bertahan di kandungan mama. Biar kamu bisa lahir ke dunia, sekarang kamu malah mau coba bunuh bayi itu?! Bodoh kamu.” Wanita itu menangis.


“Aku janji bawa mama ke tempat aman.” Ucap Jimin pada wanita itu.

“Taehyung tolong dua atau tiga hari aja biarin mama gue tinggal disini lagi.” Mohon Jimin

“Gue gak keberatan mama lo tinggal disini, jadi setiap hari gue bakal makan masakan rumahan terus haha gue berasa punya ibu lagi.” Jawab Taehyung dengan sedikit candaan.

“Thank you, gue bakal coba cari uang tunai atau buku rekening di mansion Yoongi biar kita bertiga bisa kabur dari tempat sialan ini.”

“Good luck, hubungin gue kalo butuh bantuan.” Jawab Taehyung.


Saat ia sampai di mansion mewah itu ada Yoongi di ruang tengah sedang memainkan grand piano nya.

Jimin tidak tahu musik apa yang sedang Yoongi bawakan tapi itu cukup menenangkan di telinga nya.

Lelaki itu menyadari kehadiran Jimin, feromon sang omega adalah hal yang paling familiar bagi Alpha itu sekarang.

“Come here, Omega.” Ucap Yoongi

Seperti terhipnotis dengan kalimat itu omega berjalan mendekati sang Alpha.

“Duduk disini.” Yoongi menggeser tubuhnya agar Jimin bisa bergabung duduk di kursi itu.

Dengan sedikit canggung Jimin duduk disebelah Yoongi.

Jimin ikut terhanyut dengan alunan nada yang berbunyi begitu juga aroma khas sang Alpha yang sepertinya membuat Jimin jadi ketergantungan sekarang.

Saat tangan Yoongi berada di pinggul Jimin tubuhnya merasa lebih gugup, ini bukan sentuhan pertama Yoongi tapi rasanya masih tetap sama.

Mendebarkan.

Mata keduanya kembali bertatapan, Jari Yoongi yang menyentuh tulang pipinya secara perlahan. Jimin suka sentuhan itu.

Tapi ponselnya berbunyi, seseorang menelepon Yoongi.

Tanpa sepatah kata pun lelaki itu pergi meninggalkan Jimin sendirian.

Seharusnya ia tidak kesal bukan?

Kenapa Jimin merasa begitu marah saat Yoongi meninggalkan nya hanya untuk menerima panggilan.

125. You’re stupid.


Setelah selesai melakukan operasi Yoongi di pindahkan keruangan rawat, ia masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius.

Punggungnya terbalut perban begitu tebal.

Seokjin berdiri tepat di samping tempat tidur Yoongi.

“Kamu siapa?” Tanya nya.

“Jimin.” Jawab Jimin singkat kemudian membenarkan selimut Yoongi.

“Saya titip Yoongi, kalo udah sadar tolong panggil dokter tekan tombol ini dan segera hubungi saya, kakek neneknya belum tau dia tertembak.” Ucap Seokjin

Jimin hanya mengangguk, ia hanya ingin Yoongi cepat sadar. Dia benci merasa bersalah dan gelisah.

Karena panik sedari tadi Jimin merasa perutnya sedikit kram, ia menarik kursi untuk duduk di sebelah ranjang Yoongi.


Pagi nya saat Jimin terbangun terkejut karena Yoongi tidak ada di tempat tidurnya, kemana lelaki itu?

Rupa nya Yoongi tengah berdiri di depan balkon dengan rokok di jarinya.

Aturan dilarang merokok? Siapa peduli bahkan rumah sakit ini sebentar lagi akan menjadi miliknya.

“Yoongi…” Panggil Jimin

“Saya bilang ingin bertemu George tapi tidak seperti itu caranya.” Ia menghembuskan asap rokoknya.

“Kamu pikir dengan cara membunuh saya hidup kamu akan lebih baik? tidak. George akan membunuhmu juga.”

Jimin terdiam, Yoongi benar hidupnya semakin berbahaya sekarang.

Bagaimanapun itu hanya Yoongi yang setidaknya bisa melingi ia dan bayinya.

“But my mom will die.” Lirih Jimin

“You can tell me everything, Bodoh ya you’re stupid.” Teriak Yoongi kemudian ia melemparkan satu batang rokok miliknya.


Kini mereka sudah kembali ke mansion Yoongi.

Bahkan Seokjin pun tidak tahu, itu permintaan Yoongi agar mereka kembali tanpa kawalan anak buah Min’s.

“Duduk.” Perintah Yoongi

Jimin pun menurutinya, lalu memperhatikan apa yang akan Yoongi lakukan. Ia sudah pasrah jika akan di marahi, dihina atau di pukul sekalipun.

Ternyata Yoongi memanggil pelayan untuk membuatkan Jimin susu.

Dalam keadaan seperti ini pun ia masih peduli, masih ingin memastikan bahwa Jimin dan bayi nya tetap makan sesuatu.

Saat susu selesai, muscat sudah siap di mangkuk kecil. Yoongi menyerahkan nya kepada Jimin.

“Makan.” Ucapnya

Sementara Yoongi hanya memperhatikannya.

Jimin tidak berani menolak, Alpha ini terlihat berkali-kali lebih menyeramkan saat tidak banyak berbicara.

“Selesai makan bantu saya mengganti perban.” Ucap Yoongi kemudian pergi meninggalkan Omega itu di meja makan sendirian.

Jimin tersedak, ia tidak biasa di perlakukan acuh seperti itu.


Jimin telah berganti pakaian dan kemudian menghampiri kamar sebelah untuk membantu Yoongi mengganti perbannya.

Tubuh kekar, punggung lebar. Kulitnya begitu putih dan Jimin baru menyadari ada tatto di bagian punggung Yoongi.

Tatto bulan sabit kecil tepat di sebelah bekas luka tembakan itu.

Ia sangat berhati-hati agar Yoongi tidak kesakitan, Omega dalam dirinya ingin sekali memeluk Alpha ini karena aroma feromon Yoongi begitu memenuhi ruangan ini.

Lelaki itu hanya fokus dengan ponselnya entah berkirim pesan dengan siapa, tapi Jimin tidak perduli.

Setelah selesai mengobati dan mengganti perban Jimin masih dengan posisi bediri di depan sang Alpha kemudian bergumam.

“Udah selesai, kalo butuh sesuatu panggil aja gue di kamar sebelah.”

Belum sempat Jimin berbalik Yoongi menarik pinggul omega itu agar duduk di pangkuannya.

Kedua netra gelap itu bertemu, saling menatap penuh arti saat kata tak terucap.

Dimabukkan dengan aroma masing-masing. Yoongi mencium bibir Jimin dengan penuh penuntutan agar omega itu segera membalas dan mengikuti alurnya.

Jimin mengalungkan kedua tangan nya di leher Yoongi, keduanya terbuai.

Ini adalah pertama kalinya mereka berciuman setelah kejadian malam penuh dosa di private room sky bar.

120. Turn back, Yoongi.


Sesuai permintaan Jimin, Yoongi menyetujui untuk mengantar ke flatnya dan mengambil barang-barang milik omega itu.

Memang benar Yoongi mulai membuka hati bukan karena omega itu mengandung anaknya, tetapi terkadang Jimin memang terlihat menarik dimata Yoongi.

Bukannya perasaan bisa tumbuh jika terbiasa bersama?

Memasuki flat yang ia tinggal hampir satu bulan lamanya setelah ia meracuni dirinya dengan obat dan alkohol.

Jika tidak ada Yoongi yang menyelamatkan mungkin ia dan bayinya sudah tidak ada sekarang.

“Apa saja yang akan kamu bawa?” Tanya Yoongi

“Disini gaada banyak barang penting, gue cuma mau bawa baju aja.” Jimin menarik kopernya kemudian memasukan beberapa baju.


Selesai dengan barang-barangnya kini mereka kembali ke mobil.

Jimin ingin waktu berjalan atau berhenti sekarang, Jimin tidak mau menyerahkan Yoongi pada The Tigers.

Tapi Jimin juga tidak mau ibunya kenapa-kenapa.

“Yoongi laper.” Ucap Jimin pelan

Bohong, ia tidak lapar ia hanya gelisah dengan semua pikiran yang memenuhi kepalanya sedari tadi. Dengan ancaman-ancaman The Tigers.

Yoongi tertawa kecil karena ini kedua kalinya Jimin meminta sesuatu kepadanya, terlebih lagi soal makanan.

“Kamu mau makan apa?” Tanya Yoongi

“Apa aja terserah, yang penting makannya berdua.” Jawab Jimin tapi kini ia sibuk memainkan ponselnya.

“Ya sudah, kita makan daging. Kamu terlalu banyak makan muscat sebelumnya.” Gumam Yoongi.

Mobil mereka berhenti tepat di depan sebuah restoran barbeque.

Yoongi dengan teliti memanggangkan daging itu apakah sudah benar-benar matang atau belum.

Beberapa potong ia serahkan ke piring Jimin, perasaannya lega melihat omega itu makan dengan lahap.

Walau pada awalnya Jimin hampir muntah karena banyak nya campuran aroma omega dan alpha di tempat ini.


Hari ini Jimin bersikap sedikit aneh, dia tidak memberontak, berteriak, atau marah pada Yoongi.

Dia sibuk bermain ponsel dengan wajah cemas.

Mereka sudah satu bulan tinggal bersama insting keduanya pun semakin kuat. Saat salah satu dari mereka sedang tidak beres.

Jimin mengirim pesan pada The Tigers bahwa dia akan membawa Yoongi tapi tidak ke markas karena akan mencurigakan, Yoongi itu tidak bodoh bahkan dia lebih cerdik dari Jimin.

Jadi Jimin mengarahkan ke tempat tinggal sang bos yaitu Geo.

Dengan alasan Jimin ingin mengambil sesuatu di rumah temannya.

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, jalanan malam ini begitu sepi.

Yoongi tidak bodoh, ia juga bersiaga sedari tadi saat menyadari Jimin bertingkah aneh.

Ia tidak lupa, bagaimanapun Jimin tetap bagian dari musuhnya.

Mereka semakin dekat, Yoongi mulai meraba pistol pada saku jas nya dan bersiap.

Saat ponsel Jimin berdering bertanda pesan masuk.

Itu taehyung mengiriminya pesan bahwa ibunya baik-baik saja, taehyung berhasil membawa kabur ibu Jimin ke tempat aman.

Jimin bernafas lega.

Ia menyadari Yoongi sudah bersiaga sedari tadi ternyata.

Benar-benar pria ini tidak bisa di remehkan.

Saat Jimin menyadari kehadiran dari beberapa anak buah The Tigers ia mengeratkan pegangan pada tangan Yoongi.

“Turn back, Yoongi!” Teriak Jimin

“PUTER BALIK!”

Dengan sekaligus Yoongi memutar stirnya seratus delapan puluh derajat dan berhasil putar balik, ia segera menginjak pedal gasnya.

“Shit Jimin fuck you.” Yoongi marah

Tapi the tigers tetap mengejar mereka berdua. Yoongi berhasil menjauhkan mobilnya dari area itu.

Tapi ternyata lelaki bernama Geo itu berhasil mengejarnya.

Pistol itu mengarah tepat kepada Jimin dan pelurunya siap untuk di tembakan.

Insting Alphanya yang mendominasi untuk melindungi omeganya.

Ia menginjak pedal rem secara mendadak untuk melindungi omeganya.

Sampai akhirnya peluru itu mengenai Yoongi.

Sementara bajingan itu pergi dengan tawa puas.

“Yoongi—i darah”

“Yoongi berdarah.”

“Yoooongi…”

117. A nightmare.


Yoongi memang sudah pulang dari dua jam lalu, saat ia mengecek Jimin ia masih tertidur dan bagusnya soup itu sudah ia makan.

Selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, Yoongi kembali mengecek Jimin di kamarnya.

Ia membungkuk di sebelah sisi Jimin menarik selimut untuk menutupi tubuh omega itu.

Tapi bukan kah ini kesempatan Yoongi untuk berbicara dengan bayinya?

Ia mengangkat sedikit baju yang Jimin kenakan, itu kaus nya terlalu besar pada tubu Jimin.

“Hellooo? it’s my first time say hi to you.” Gumam Yoongi kecil

Ia tidak percaya bahwa benjolan kecil itu mulai tumbuh di dalam perut Jimin.

Bayi nya mulai menunjukan keberadaan nya walau mungkin ini hanya seukuran setengahnya kacang dari sebuah kacang.

Ia terus menatap benjolan itu, memperhatikan bagaimana Jimin bernafas dengan tenang dan perutnya mengikuti gerakannya.

“Bagaimana Jika dia bergerak nanti?.”

“Bagaimana tendangan pertamanya nanti?”

Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepalanya.

“Sebelum papamu bangun dan marah, saya harus pergi. Sleep well my baby.”

Yoongi memberanikan diri untuk menyentuh dengan satu ibu jarinya kemudian menurunkan kembali baju Jimin dan menyelimutinya.


Rumput-rumput hijau, angin yang bertiup menyapu wajahnya.

Aroma manis dan segar apel memenuhi paru-parunya. Ia kembali duduk di bawah pohon apel ini.

Pohon dan kursi dimana dirinya pernah bertemu dengan perempuan cantik yang memberinya satu buah apel dengan rasa yang begitu manis.

Jimin memejamkan matanya, menghirup aroma apel yang begitu manis ini.

Saat ia membuka matanya, wanita itu muncul kembali masih dengan apel di tangannya.

Tapi kali ini ia menggendong seorang bayi dan mendekat ke arah Jimin.

Wanita itu tersenyum, semakin dekat mereka bertatapan dan bayi itu di letakan perlahan di gendongan Jimin.

Kulitnya masih memerah, di bungkus dengan kain berwarna putih. Bayi itu tertidur tenang.

Jimin menyentuh pipi kemerahan bayi itu dengan jari-jarinya.

Bayi itu menangis.

Kemudian menghilang dalam dekapannya bersmaan dengan wanita cantik yang menggendongnya tadi.

Hanya menyisakan satu buah apel di sebelahnya, apel layu dengan satu bekas gigitan.


Jimin terbangun dengan nafas terengah-engah, keringat di dahinya bercucuran.

Itu mimpi buruk pertamanya.

Kemudian menyentuh perutnya, memastikan bahwa benjolan di perut dan bayinya masih ada.

Jimin gelisah ia hanya ingin aroma Yoongi malam ini, ia hanya ingin pelukan hangat Yoongi malam ini.

Kaki-kaki nya menuruni tempat tidur dan menuju kamar sebelahnya.

Untungnya kamar itu tidak di kunci.

Jimin langsung masuk dalam selimut Yoongi, meringkukan tubuhnya di sebelah Alpha itu.

Yoongi terkejut saat tiba-tiba seseorang menangis di telinganya.

Saat ia menyadari itu adalah Jimin.

“Hei, ada apa? kenapa menangis?” Yoongi berusaha untuk bangun tapi Jimin menahannya.

“Takut, takut yoongi bayi nya hilang.” Rancu Jimin.

Yoongi segera membalikan tubuhnya menghadap Jimin kemudian memeluknya.

Membiarkan omega itu menangis, dan mengeluarkan feromonnya agar Jimin merasa lebih tenang.

“Everything will be ok, itu cuma mimpi buruk. Nih bayi nya masih ada.” Ucap Yoongi, ia mengarahkan tangan Jimin keperutnya untuk memeriksa bahwa bayi itu masih ada disana.

Setelah ucapan-ucapan dan aroma Yoongi yang menenangkan, akhirnya Jimin bisa kembali tertidur tenang.

109. (Jeaolsy but denial).


Setelah penerbangan hampir dua belas jam, Akhirnya Yoongi sampai pagi hari di seoul.

Sopir yang di minta kakek nya untuk menjemput di bandara segera kembali setelah mengantarkan ke mansionnya.

Tidak sabar ingin menemui Jimin, ia khawatir omega itu di tinggalkan selama satu minggu benar-benar tidak bisa memakan sesuatu.

Hanya bisa mengkonsumsi vitamin, susu hamil, dan shine muscat anggur hijau.

Omega itu sedang tertidur, wajahnya pucat dan badannya sedikit hangat. Yoongi melepaskan jasnya menyisakan kemeja putih yang masih membalut tubuh itu.

“Jimin, i’m home.” Ucap nya tapi Jimin tidak terusik sama sekali.

Setelah berbaring di sebelah omega itu ia menumpukan kepalanya di tangan sebelah kanan lalu mengelus surai milik Jimin.

Kemudian memeluknya, memeluk tubuh kecil itu dalam dekapannya.

Tau bukan bahwa omega yang sedang heat ataupun hamil indra penciumannya menjadi sangat sensitif.

Jimin bergerak dalam pelukan Yoongi, kemudian tersadar ada aroma lain disini.

Aroma omega yang membuat nya mual.

Jimin hampir muntah dan berlari ke toilet.

“Hei. Tunggu pelan-pelan larinnya nanti jatuh.”

Yoongi mengejar Jimin belum sempat masuk dan membantu omega itu mengunci pintu dan memuntahkan isi perutnya.

Gelisah insting alpha nya sangat ingin melindungi dan membantu omega itu, Tapi Jimin tidak kunjung keluar malah terdengar seperti menangis.


“Jimin, buka pintunya sebentar saya mau masuk.” Ucap Yoongi

“Lo keluar dari kamar ini.” Jawab Jimin

“Tapi saya mau bantu kamu, keluar dulu ya? kamu bilang bayinya mau deket saya terus kenapa suruh saya keluar.” Yoongi gelisah

“Lo keluar anjing, atau gue yang pergi.” Teriak Jimin bergema dalam toilet.

“Oke saya keluar mandi dan membuat sarapan untuk kamu, jika butuh sesuatu panggil saya.”

Yoongi berjalan keluar terheran kenapa Jimin bersikap seperti itu?


Selesai mandi dan membuat sarapan untuknya dan Jimin, Yoongi mengetuk kembali pintu kamar itu untuk memberikan makanan ini.

“Jimin, saya boleh masuk? ini sarapan nya sudah siap you need to eat somthing.” Ucap Yoongi yang masih berdiri di depan pintu.

“Enggak, lo gaboleh masuk simpen makanannya di depan pintu.” Jawab Jimin

“Kenapa? biar saya bantu makannya ya.”

Jimin mendengus sebal sebabnya sang Alpha tidak menyadari bahwa ia bebrbau omega lain. Saat Jimin baru saja memutuskan untuk mempertahankan bayi mereka.

Daripada menghabiskan energinya untuk bertengkar lebih baik ia mengurung diri di kamar.

Jimin membuka pintunya kemudian mengambil nampan yang menjadi alas makanannya dari tangan Yoongi.

“Lo abis tidur sama omega lain kan di Vegas? jangan deket-deket gue. Feromon lo aneh.” Jimin kemudian berbalik dan menutup pintu itu dengan kaki nya.