ymkissed

Studio tatto.


Jimin sudah duduk diatas kursi khusus untuk mentatto nya nanti.

Kursi itu sebelumnya sudah di bersihkan oleh Yoongi.

Mereka mengobrol santai tentang konsep tatto apa yang akan Jimin inginkan untuk hari ini.

“Jadi saya cuma mau tulisan pake tinta hitam aja Yoongi.”

“Cuma satu aja?” Tanya Yoongi kini ia tengah menyiapkan tinta dan jarum yang akan menorehkan sebuah seni di kulit sang client.

“Tiga.” Jawab Jimin, kini ia membaringkan tubuhnya diatas kursi itu.

“Oke, di—”

“On my neck, collarbone and chest. It’s ok?” Ucap Jimin

Yoongi menoleh kepadanya dengan senyum yang begitu menarik bagi Jimin.


Tatto pertama, Yoongi membersihkan area leher Jimin. Aroma segar parfum yang ia gunakan tadi begitu jari bagi indra penciuman Yoongi.

Aromanya begitu cocok.

Perlahan jarum dan tangan telaten itu mulai bergerak menorehkan tinta hitamnya.

Rasanya sedikit sakit membuat Jimin meringis.

Tidak ada pembicaraan selama pembuatan tatto pertama. Mereka fokus pada diri masing-masing.

Yoongi menempelkan plester transparan pada tatto yang telah ia selesaikan “Tailor of chaos” itu cocok untuk Jimin pikirnya.

“Udah selesai?” Tanya Jimin

“Udah, sakit ya?” Jawab Yoongi, kini kembali dengan sebuah kapas dan cairan untuk membersihkan tempat selanjutnya.

“Sebentar banget, jago deh kamu saya gak ngerasa begitu sakit.”

Yoongi terkekeh dan meminta Jimin untuk membuka kancing kemeja nya.

“Saya izin bersihin dulu ya.” Ucap Yoongi.

Meski menggunakan kapas cairan yang tertinggal itu meninggalkan rasa sejuk pada kulit Jimin, di tambah lelaki ini meniup bagian tulang selangka Jimin. Agar cepat kering alasannya.

Tatto kedua bertuliskan “Artemis” kata itu mengingatkan Yoongi pada bulan tadi malam yang begitu cantik berpendar di langit yang gelap.

“Artemis” Gumam Yoongi

“Dewi bulan.” Sambung Jimin

“Sound good on you.” Yoongi tertawa berhasil menggoda Jimin.


“Oke the last tatto. Saya izin turunin kemejanya lagi” Ucap Yoongi

Jimin melepaskan semua kancing kemejanya lalu membiarkan Yoongi menatap tubuh polos nya.

Ini bukan pertama kali untuk Yoongi melihat tubuh telanjang clientnya.

Tapi Jimin dia benar-benar sempurna, kulit mulus, begitu cerah, tulang selangka yang begitu sempurna. Dan dadanya yang begitu cantik.

“Hei.” Tegur Jimin

“Sorry, Your body is so pretty.” Gumam Yoongi

Tatto ketiga masih sama dengan “Tailor of chaos” Terasa lebih nyeri dan mendebarkan ketika lengan Yoongi bertumpu di dadanya. Terkadang sarung tangan latex itu bergesekan dengan putingnya.

Rambut panjang itu di kuncir dan beberapa helai di sekitar wajahnya tidak terikat.

Jarak di antara mereka begitu dekat, mungkin Yoongi bisa mendengar detak jantung nya yang begitu keras.

“Parfum.”

“Parfum kamu.”

Mereka mengucapkan kata parfum bersamaan.

“Parfum nya wangi, Saya suka.” Ucap Yoongi

Jimin terkekeh kemudian menarik tengkuk leher Yoongi untuk menghirup aroma itu.

Wajah mereka kini berjarak dangat dekat, matanya hanya memberikan isyarat lakukan apapun yang kamu mau.

Jimin mulai memejamkan matanya dan Yoongi terus mendekat, hingga bibir keduanya menempel.

Kecupan-kecupan lembut hingga ciuman berlarut, panggutan bibir itu membuat mereka berdua lupa akan situasi.

Yoongi menjatuhkan jarumnya kelantai, kemudian tangan itu menyelipkan rambut panjang Jimin diantara telinganya.

Mereka berdua terengah-engah kemudian tertawa.

Jimin mengubah posisinya menjadi duduk dan mereka kembali berciuman, bermain lidah dan bertukar saliva.

Menghabiskan waktu sekitar lima belas menit untuk berciuman kini keduanya berhenti.

Yoongi berpindah menciumi tatto yang selesai ia buat tadi.

Leher, tulang selangka, dan dada Jimin.

“Cantik, tatto-tatto ini cocok untuk kamu.” Gumam Yoongi di sela-sela kecupannya.

“Yoongi stop. Geli.”

Jimin menggeliat dan tertawa kala Yoongi tidak henti-hentinya menciumi tatto milik Jimin.

Studio tatto ini menjadi saksi dua insan di mabuk asmara pada pertemuan pertama.

Terhipnotis oleh cantik nya manusia ini.

Terhipnotis oleh pesona manusia ini.

Yang baru mereka temui pertama kali.

95. Grow on my belly.


Hari pertama sampai hari kedua saat di tinggal Yoongi ke Las Vegas. Jimin benar-benar hanya menghabiskan waktu di dalam kamar.

Karena scenting yang mereka berdua lakukan dua hari lalu membuat Jimin lebih merasa nyaman jika ia selalu menghirup aroma feromon milik Yoongi.

Jimin mulai kesal karena Yoongi mengirimi hanya satu pesan kepadanya dan itupun hanya menanyakan apakah ia sudah makn atau belum.

Tepat di hari keempat, Jimin kembali terbangun pada pukul enam pagi dengan rasa mual yang luar biasa.

Ia berjalan menuju wastafel, aneh kali ini ia benar-benar ingin berada di pelukan Yoongi dengan aroma feromon Alpha itu yang mengelilinginya.

Jimin benci morning sick nya.

Tapi ia lebih benci karena merasa membutuhkan Yoongi sekarang.


Pintu itu terbuka, Wanita cantik dengan gaun berwarna coklat muda membalut tubuhnya. Aroma nya begitu hangat dan lagi ini sedikit meredakan rasa cemas Jimin sedari tadi.

“Sudah bangun?” Ucap wanita itu menghampiri lalu duduk di sebelah Jimin

“Nenek, aku mual jadi kebangun tadi.” Jawab Jimin

“Ini susu, dan anggur kamu. Di bawah pelayan sudah selesai memasak. Kamu mau makanan lain selain anggur?”

Wanita dengan tutur kata yang lembut Jimin tidak pernah menyangka bahwa istri dari seorang mafia ini begitu anggun dan berkarisma.

“Aku gabisa makan kalo bukan masakan Yoongi.” Jawab Jimin, bagaimanapun itu adalah kenytaan.

Perempuan itu menusuk satu anggur dengan garpu dan memberikannya kepada Jimin.

“Kamu itu seperti ibunya Yoongi saat hamil, di trimester pertama benar-benar tidak bisa memakan sesuatu jika bukan ayahnya yang memasak. Dan dia hanya bisa makan tomat ceri saat itu.”

Jimin tertawa, terhanyut dalam cerita bagaimana saat Yoongi dulu masih di dalam kandungan.


Jimin kembali menyusun selimut, bantal dan dan jaket milik Yoongi di dalam pelukannya.

Kini ia menatap langit-langit kamar mewah itu.

Kaos besar milik Yoongi yang Jimin kenakan lalu ia mengangkat sebagian kain dari kaos itu.

Merasakan benjolan kecil di bawah perutnya mulai tumbuh, mulai terasa seperti sesuatu yang keras tetapi kecil.

“Kamu marah lagi?”

“Pagi ini aku mual lagi dan gabisa makan.”

“Kamu marah ya di tinggal Yoongi?”

Ucap Jimin dengan tangannya yang mengelus pelan perutnya.

Jimin menarik nafas panjang kemudian membayangkan bagaimana aroma Yoongi yang begitu menenangkan, bagaimana cara ia menyelimuti seluruh tubuh Jimin dengan aromanya.

“Ok you can grow on my belly. Till my bumps like a ballon” Gumamnya

“Emang nya siapa aku ya mutusin buat kamu hidup atau enggak, seharunya aku gaboleh gitu.”

Ia tertawa tetapi air matanya terus mengalir.

“Aku nanti bilang Yoongi biar beliin kamu banyak vitamin dan minta di masakin makanan enak.”

“Tapi setelah lahir nanti, biar Yoongi yang urus kamu. Karena aku gabisa jamin kehidupan kamu.”

Ia mengelus perutnya dengan sayang, bagaimana pun itu dirinya dan insting omega nya selalu berperang untuk menghilangkan atau mempertahankan bayi ini.

Akhirnya ego Jimin terkalahkan oleh insting omeganya yang ingin melindungi bayi ini.

Anehnya rasa mual itu tiba-tiba hilang, Jimin merasa tubuhnya lebih rileks dari sebelumnya.

Bayi itu mungkin sudah merasa di terima setelah penolakan dan percobaan untuk membunuhnya beberapa waktu lalu.

89. Scenting.


Sudah satu minggu seperti terkurung di kediaman milik Yoongi, ia akhirnya merasakan udara segar sore hari dan melihat kemacetan lalu lintas saat jam pulang kerja.

Ini kedua kalinya ia menaiki mobil mewah milik Yoongi, yang pertama pada saat ia tidak sadarkan diri waktu itu.

“Yoongi.” Jimin memecah keheningan sedari tadi di dalam mobil.

“Ya, kamu mual?” Jawab Yoongi seketika memelankan laju kendaraannya.

“Enggak, beliin gue mango passion. Kayaknya enak deh asem manis gitu. Ini anak lo yang mau bukan gue” Ucap Jimin tapi ia tidak berani menatap Yoongi.

Yoongi hanya terkekeh dengan permintaan Jimin, satu gelas mango smoothie dan bayi itu ia jadikan alasan.

“Oke.”

Yoongi mengarahkan mobilnya menuju sebuah coffe shop untuk memesan minuman yang di inginkan Jimin.

Lihat omega itu begitu menikmati setiap sedotan smoothie yang masuk ke tenggorokannya.


Jimin terkejut Min Yoongi tanpa aba-aba membawanya kerumah besar milik Tuan Min.

Rumah ini sangat mewah bahkan ia tidak bisa mendeskripsikannya.

Kakek dan Neneknya sedang berduduk santai di ruang tengah, menyaksikan drama musikal yang di sebuah layar televisi yang sangat besar.

“Welcome to Min’s House.” Bisik Yoongi tepat di telinga kiri Jimin dan membuat tubuhnya menegang seketika.

“Lo beneran mau bunuh gue, Min Yoongi.” Gumam Jimin.

“He’ll kill you first.” Ucap Yoongi menunjuk kearah kakeknya itu.

“Asshole.” Jimin tidak bisa menahan amarahnya saat Yoongi menarik tangan kanan nya mendekat kepada pasangan berusia yang berusia itu.

Menyadari keberadaan sang cucu, wanita itu menengok kepada Yoongi.

Bahwa Yoongi kemarin telah berjanji untuk pulang dan tidur di mansion ini.

Tapi ada lelaki lebih kecil darinya bersembunyi di belakang tubuh Yoongi.

“Welcome home.” Ucap si wanita

Pertama kali wanita itu mendekat aroma feromon miliknya begitu hangat dan menenangkan, sialnya jimin merasa nyaman lagi di tempat ini.

“Siapa itu Yoongi?”

“Kakek, Nenek. Bisa ngobrol sebentar?” Ucap Yoongi


Kini mereka berempat berkumpul di sofa itu, volume alunan musik yang di turunkan melengkapi ketegangan suasana kali ini.

“Yoongi.” Ucap lelaki berumur itu, sedari tadi ia terus menatap Jimin yang nampak gelisah.

“Saya akan kembali ke Las Vegas besok.” Yoongi menegakan tubuhnya.

Semua orang tampak terkejut, tak terkecuali Jimin.

Senang ia bisa kabur dari lingkaran setan ini, tetapi sedikit gelisah harus bertahan tanpa aroma milik Yoongi.

“Kakek sudah bilang bukan sebelumnya.”

“Sudah dan saya mengerti, Saya di Las Vegas hanya sebentar mungkin seminggu. Ada penyerangan di bar and i lose a lot of drugs.” Ucap Yoongi

Jimin terbelalak, Ia bukan hanya memiliki kekuasaan dan kekayaan di seoul saja, tetapi ia juga memiliki organisasi lain di luar negeri.

“Baik jika begitu kakek izinkan, dan siapa omega ini?”

“Dia omega saya, dia sedang mengandung.” Tanpa ragu Yoongi benar-benar memperkenalkannya.

Jimin dan Nenek Yoongi tersedak di kala meminum tehnya.

“Jadi saya ingin menitip dia disini selama saya pergi.”

Lagi dan lagi Jimin di buat terkejut.

“Saya tidak bisa meninggalkan dia tanpa pengawasan, dia bisa saja membunuh bayi itu.”

Psangan itu terkejut dengan penuturan Yoongi.

“Kalian harus menikah, bayi itu tidak bisa lahir dengan orang tua yang tidak jelas statusnya.” Ucap sang wanita


“Kalian harus menikah.” Kalimat itu terus berputar di kepala Jimin.

Saat tubuhnya terbaring di kamar besar milik Yoongi yang berada di mansion kakek neneknya.

Bahkan saat Yoongi mendekat ke sisonya pun Jimin tidak berteriak ataupun memberontak.

“We can’t married.” Ucap Jimin datar

Dan tiba-tiba mualnya kembali, kali ini benar-benar membuatnya lemas setelah memuntahkannya.

“Biar saya bantu.” Yoongi menggendong omega itu kembali ke tempat tidur setelah dari wastfel.

Jimin tidak menolak ia mengalungkan kedua tangan nya di leher Yoongi sementara dengan gendongan bridal style.

“Saya akan kembali dari Vegas secepatnya, kita bisa bicarakan hal itu lagi nanti. Tapi tolong jaga bayi ini kamu tidak boleh menyakitinya lagi.” Ucap Yoongi

“Oke.” Jawabnya

Ruangan dan selimut ini tidak berbau Yoongi itu menyebabkan ia merasa sedikit mual saat Yoongi berbicara dengan kakek nya di bawah tadi.

“Yoongi? boleh pinjem jaket lo gak i need your pheromone.” Jimin bergumam kecil

Yoongi melepaskan jaketnya lalu mamakaikan kepada Jimin, jaket itu nampak terlalu besar untuk nya. Lucu

“Mundur.” Jimin terkejut kala Yoongi terus mendekat.

“Saya mau scenting kamu, kemungkinan aroma saya akan bertahan satu minggu.” Ucap Yoongi perlahan ia memeluknya.

Jimin mengerjap, hati nya berdebar-debar kali ini merasakan hidung Yoongi yang mulai mengitari sekitar bawah telinga Jimin.

Tempat dimana feromonnya menguar, Jimin merasakan bibir Yoongi yang mulai menciuminya lembut.

Otak nya ingin memberontak dan mendorong jauh, tapi tubuhnya malah berlawanan malah mendongakan lehernya agar Yoongi bisa terus menciumi bahkan menjilat kelenjar aroma milik Jimin.

Terasa terhipnotis dengan aroma masing-masing, kini Jimin lebih mendominasi ia terus menjilati dan menciumi kelenjar aroma milik Yoongi.

Aroma yang belakangan ini terus membuatnya mabuk kepayang, aroma yang akan menjadi hal candu untuknya.

Selesai dengan scenting, aroma mereka berdua telah bercampur. Saling menandai satu sama lain.

Kini Jimin benar-benar terlelap dalam pelukan Yoongi.

“You’re mine.” Gumam Yoongi kemudian mencium kening Jimin.

Entah umpatan atau sambutan manis yang akan Jimin berikan untuk Yoongi besok saat ia terbangun dan menyadari apa hal yang terjadi malam ini.

86. I’m so tired


Yoongi kembali pukul sembilan malam, rupanya ia lupa bahwa ada seseorang yang tadi ia janjikan untuk di temani makan.

Memeriksa beberapa hal janggal di dalam perusahaan, menandai beberapa orang yang mencurigakan.

Hingga yang paling menggangu dirinya adalah penyerangan dan pencurian miliknya di Las Vegas.

Benar memang jika mendapatkan sesuatu maka ada hal yang harus di bayar pula.


Lelah itu bukan hanya fisik saja tetapi otak yang terus-terusan di paksa untuk berfikir pun akan berakibat sama.

Ia menaiki tangga menuju kamarnya.

Semua lampu di ruangan itu padam hanya ada lampu tidur bercahaya redup menerangi.

Yoongi menghampiri Jimin yang sedang tertidur pulas, begitu cantik tetapi omega itu mulai kehilangan berat badan nya karena tidak bisa menerima makanan selama hampir dua minggu ini.

Ada satu gelas susu yang masih tersisa sedikit, dan mangkuk kecil yang setengah terisi anggu shine muscat yang telah dikirimkan oleh neneknya tadi sore.

Wajah Jimin yang sedang tertidur begitu damai, hembusan nafas begitu teratur, dan aromanya yang sangat menenangkan.

Rupanya aroma milik Jimin pun semakin hari semakin membuat Yoongi terpikat, ini berpengaruh pada tubuhnya menjadi rileks.

Rasa mengantuk yang mulai menyerang. Masa bodo tanpa mengganti pakaiannya ia langsung membaringkan tubunnya di samping Jimin.

Tidak perlu waktu lama untuknya terlelap dan keduanya tertidur saing memunggungi.


Pagi ini sungguh aneh, biasanya Jimin akan terbangun tepat pada pukul enam pagi mual karena morning sick nya, tapi kali ini tidak.

Membalikan tubuhnya karena sinar matahari mulai menyoroti kamar itu.

Betapa terkejutnya ia melihat Alpha itu tertidur meringkuk menjadi sangat kecil dengan setelan kemeja dan celana kantor yang masih ia kenakan.

Dua kancing kemeja terbuka menampilkan dada bidang milik Yoongi.

Insting omega nya merengek ingin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher milik sang Alpha.

Lamunannya terpecahkan tidak seharusnya Jimin berfikir seperti itu.

“Min Yoongi brengsek bangun.” Jimin menendang-nendang lelaki itu dengan selimutnya.

“Lo ngapain tidur disini, bangun lo pindah.” Teriak Jimin.

Yoongi hanya mengerutkan keningnya mengabaikan teriakan-teriakan Jimin di pagi buta ini.

“Pindah gak lo.”

“Ngapain tidur di kamar ini.”

Emosi Jimin pagi ini mulai tersulut karena Yoongi tak kunjung bangun juga.

“Bawel kamu, mulut itu sekali-kali harus di sumpal.” Ucap Yoongi kemudian berdiri

“Fuck you.” Jimin dengan amarahnya

“You want me to fuck you, Omega Jimin?” Senyuman licik tersungging di bibirnya.

“So better use my mouth or my dick for make you silent, huh?” Ucap Yoongi

Jimin terbelalak, lelaki ini benar-benar menjengkekan ia kemudian melemparkan satu bantal ke arah Yoongi.

“Keluar lo brengsek.”

Yoongi hanya tertawa berjalan menuju pintu.

“Cepat mandi, dan turun untuk sarapan. Maaf pulang terlambat tadi malam dan sebagai gantinya saya akan membuatkan sarapan untuk kamu.” Ucap Yoongi.

Memproses kata-kata itu membuat seluruh wajah Jimin memerah dan terasa panas.

75. Sweater, Blanket, & Pillow.


Yoongi memasuki rumah megah miliknya dengan satu paperbag berisi makanan, dan satunya berisi beberapa kardus susu dan vitamin khusus untuk omega yang tengah mengandung.

Tidak ingin menyangkalnya lagi, bagaimanapun ia tahu bahwa bayi yang sedang di kandung Jimin itu adalah anaknya.

Melihat Jimin tertidur di sofa dengan gulungan selimut diruang tengah. Televisi menontonnya tertidur.

Setelah mencuci tangannya dan mempersiapkan makan malam untuk omega itu. Yoongi pun menghampirinya dengan cipratan air agar Jimin segera bangun.

“Stupid Min Yoongi.” Gumam Jimin dengan mata yang setengah tertutup

“Bangun dan makan, setelah itu boleh tidur lagi.” Ucap Yoongi kemudian duduk di sebelah omeg itu.

Aroma feromon Yoongi benar-benar ampuh membuat Jimin merasa lebih baik dari sebelumnya, seperti lelaki itu terus membuat Jimin merasa aman.

“Kan tadi udah di bilang, gue gamau makan.” Tolak Jimin

“Tadi pelayan disini menelpon saya bahwa kamu terus-terusan muntah, sudah pasti belum makan.” Ucap Yoongi datar

“Gue liat makanan itu aja mual, buang aja.” Jimin kembali meringkuk di dalam selimutnya.

Rupanya membuat nest di tempat Yoongi bahkan hanya dengan satu selimut milik Alpha itu jauh lebih nyaman, di bandingkan dengan segunung tumpukan selimut miliknya sendiri.

Setelah Jimin menolak makanan itu Yoongi segera pergi dan menaruhnya diatas meja makan.

Segelas susu hangat rasa coklat di tangan Yoongi, ia kemudian menyuruh Jimin untuk meminumnya karena telah menolak makanan yang sudah di beli.

“Gamau.” Lagi-lagi Jimin menolak.

“Minum atau kamu tidak akan pernah saya izinkan keluar dari tempat ini.” Ucap Yoongi

Sial, benar-benar Jimin terasa menjadi tahanan untuk Alpha sialan ini.


Yoongi sudah kembali dengan piyama sutra yang membalut tubuh atletisnya, tubuh yang pernah Jimin jamah saat itu. Kedua netra itu melirik sang Alpha dengan penuh minat.

“Park Jimin, control yourself bodoh.” Gumamnya pelan

Alpha itu melewati Jimin, feromin milik Yoongi seperti tertutup parfum. Oh apakah dia sengaja agar Jimin tidak menempelinya diam-diam.

Aroma itu seketika membuat Jimin merasa benar-benar mual, ia tidak bisa menahan dirinya. Ia ingin muntah.

Melihat Jimin seperti itu Yoongi membalik tubuhnya, mencari tissue atau apapun untuk Jimin.

Saat ia memberikan tissue itu Jimin lebih dulu muntah pada piyama mahalnya.

Susu coklat yang ia minum tadi tertolak oleh Jimin.

“Shit.” Gumam Yoongi pelan kemudian menatap bajunya.

Jimin hanya tertawa puas melihat pakaian mahal itu terkena oleh muntahnya.

“Kan gue udah bilang. Gue gabisa makan atau minum selain air putih. Dan lo kenapa pake parfum.” Jimin mendengus kemudian meninggalkan Yoongi naik ke lantai atas menuju kamar yang akan ia tiduri malam ini.


Saat tengah menatap langit-langit, tangannya terus membelai perutnya yang masih rata. Tersadar bahwa ada nyawa yang tumbuh di dalam dirinya.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sosok Yoongi dengan satu sweater tebal, satu selimut, dan satu bantal kesayangan milik nya untuk di berikan kepada Jimin.

“Jika butuh sesuatu bangunkan saya di kamar sebelah, just incase you need my pheromone” Ucap Yoongi kemudian pergi begitu saja.

Jimin terdiam, Alpha kasar itu bertingkah sangat aneh hari ini.

“Gue gak butuh aroma lo, brengsek.” Gumam Jimin kembali meringkuk dengan selimut, bantal dan sweater yang baru saja Yoongi bawakan.

“I hate you.” Jimin terlelap dengan aroma milik Yoongi.

69. Hope you are ok


Ini hampir sudah tengah malam, tapi riuh kebinsingan di dunianya memang tidak pernah redup.

Insting Alpha nya yang tiba-tiba menjadi gelisah, dan bahkan terus menerus mendorong diri Yoongi agar segera menghampiri omega itu.

Aneh, Yoongi benci merasa khawatir.

Dengan setelan jaket kulit yang melapisi tubuh kekarnya, mobil mewah itu memasuki kawasan yang terbilang cukup biasa saja walaupin di sekitar pusat kota.

Perasaan nya terus menerus gelisah, aneh ada apa ini sebenarnya?

Apa ini yang di namakan insting seorang Alpha pada omeganya yang sedang hamil? rasa ingin meindungi dan rasa protektif nya sudah mulai terhubung?

Pandangannya terfokus pada pintu yang terlihat sedikit rusak dari luar.

Bahkan ia lupa dengan ego nya sendiri. Yoongi memasuki flat tersebut setelah mendorong pintu yang tidak terkunci.

Kemudian menemukan Jimin dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Wajah pucat pasi, nafas yang begitu melambat.

Tanpa membuang waktu ia segera menggendong Jimin untuk menuju mobilnya, tidak lupa dengan botol obat yang berada di atas meja ia bawa untuk di tanyakan kepada dokter nanti.


Yoongi membawa Jimin ke rumah sakit milik keluarga Min. Selama perjalanan tadi tidak henti-hentinya ia mengeluarkan feromon untuk omega itu dan berharap akan baik-baik saja.

“He’s pregnant be careful.” Tegas Yoongi ketika beberapa perawat memindahkan Jimin dari mobil.

Panik menyerang dirinya.

Penangangan dengan cepat, sementara Yoongi menunggu di luar ruangan.

Tangannya gemetar untuk hal seperti ini.

“Bahkan pada saat pertama kali saat menembak seseorang tepat di jantungnya, saya tidak merasa segugup ini. Sialan” Gumamnya

Setelah beberapa saat dokter keluar ruangan itu dan mengajak Yoongi berbicara di ruangannya.


“Telat sedikit lagi saja mereka berdua mungkin tidak tertolong. Dia keracunan Yoongi.” Ucap sang dokter

Yoongi segera memberikan botol obat yang ia bawa tadi pada dokter itu.

“Saya menemukan botol ini, obat apa dok? saya yakin ini bukan narkoba.” Ucap Yoongi ia meregangkan otot-otot bahunya saat panik mengganggunya tadi.

“Ini obat penggugur kandungan, Yoongi. Dia meminum obat ini dengan alkohol saya bahkan tidak percaya janin yang di kandungan nya masih bertahan.”

Dokter itu lebih muda lima tahun tepatnya dari tuan Min.

Teman lama yang di percayakan untuk menghandle rumah sakit keluarga ini. Tidak heran jika Yoongi dekat dengannya.

“Siapa dia Yoongi?” Tanya lelaki itu.

Yoongi terdiam, memejamkan matanya dan menarik nafas panjang.

“Dia omega yang saya temui di bar dan dia sedang mengandung anak saya.” Ucap Yoongi

Tanpa ingin mencari tahu lebih dalam dan membuat Yoongi tidak nyaman, dokter itu tampak bersemangat dan bahagia bahwa mendengar keluarga Min akan segera bertambah anggota.

Setelah berbincang banyak mengenai kehamilan omega, dan perasaan aneh yang terus membuat Yoongi ingin melindungi omega dan calon bayinya.

“Setidaknya anak itu harus selamat dulu untuk sekarang.” Gumam Yoongi menatap Jimin yang sedang terbaring lemah diatas tempat tidur rumah sakit.


Pagi ini Jimin terbangun dengan cahaya matahari yang begitu mencolok.

Sial percobaan pertamanya gagal.

Terbangun di dalam ruangan yang begitu asing untuknya tetapi ada aroma familiar dalam penciumannya.

Aroma milik Alpha Min Yoongi, orang yang sangat ia benci pada bantal dan selimut yang ia gunakan.

Tangan nya masih terinfus, dan jangan bilang bahwa ia berada dalam mansion milik Alpha itu.

Jimin meraba-raba sekitar kasur untuk mencari ponselnya, memeriksa begitu banyak pesan dari Taehyung, Alex dan naina yang mencarinya.

Tapi ada satu pesan yang benar-benar membuatnya jengkel.

Min Yoongi.

63. Studio and gun.


Flat ini memang berada di lingkungan yang kurang terawat bahkan keamanan nya pun sangat rawan.

Yoongi menendang-nendang sepatunya di udara kala Jimin tidak kunjung membukakan pintu untuknya.

“Untuk apa saya berdiri disini padahal masih banyak urusan yang lebih penting.” Gumamnya pada diri sendiri.

Ia berbalik untuk menuruni tangga, tapi tidak kakinya malah kembali kedepan pintu itu dan menendangnya sangat keras.

Jimin yang berada di balik pintu pun terkejut.

Sial pikirnya, seorang Min Yoongi ini memang benar-benar keras kepala dan brengsek.

Ia membuka pintu itu dan sekali lagi di kejutkan dengan sebuah pistol mengarah tepat pada dahinya.

Jimin berjalan mundur dengan Yoongi yang mengikutinya, kemudian kaki itu menendang pintu kembali agar tertutup.

Aroma honeysuckle dan pinus akhirnya menyapa paru-paru Jimin lagi setelah terakhir kejadian penuh dosa itu.

Feromon milik Yoongi memenuhi ruangan ini, ruangan berbentuk studio.

“Lo ngapain kesini? gaada yang ngundang lo ke tempat kumuh ini.” Ucap Jimin

“Apa maksud semua pesanmu kemarin? jangan mempermainkan saya Park Jimin.” Tekan Yoongi

Tangan itu meraba bawah bantalnya, mengambil senjata miliknya dan mengarahkan pistol itu tepat pada jantung Yoongi.

Senyuman licik di wajah itu benar-benar menjengkelkan.

“I’m pregnant, this is you baby.” Ucap Jimin

“Tapi lo gausah khawatir, gue gaakan biarin bayi ini lahir.”

Insting Alpha di dalam diri Yoongi begitu marah, bahwa omega yang mengandung anak nya sendiri berniat untuk menyakitinya.

Feromon menengkan itu berubah menjadi aroma kemarahan, Jimin benci aroma ini. Bahkan ini lebih menyebalkan dari parfum milik Taehyung.

“Stupid.” Geram Yoongi

Tidak tahan dengan aroma itu Jimin menjatuhkan pistolnya kemudian berlari menuju kamar mandi, ia mual dan ia benci aroma kemarahan dari diri Yoongi.

Yoongi berdiri menatap sebuah meja kecil terdapat empat buah alat test kehamilan. Dengan hasil yang sama : Positif.

Matanya berkeliling melihat beberapa makanan instan dan seperti bubur yang belum tersentuh sama sekali.

Ini akan memasuki jam makan siang sungguh bodoh omega itu jika tidak memakan sesuatu sedari pagi.


Jimin keluar dengan wajah memerah akibat memuntahkan air yang baru saja ia bisa telan saat Yoongi belum datang tadi.

Berniat mengusir Alpha itu, tapi feromon nya sudah kembali seperti semula.

Harum maskulin menyegarkan dan begitu menenangkan.

“Kesini omega bodoh.” Ucap Yoongi

Terlihat ada beberapa makanan yang baru saja di beli, apa Jimin terlalu lama di toilet? hingga lelaki itu sempat membeli semua makanan ini.

Jimin hanya mendengus lalu kembali ke tempat tidurnya, menutupi tubuh kecil itu dengan selimut.

“Gue mau cari klinik besok, lo mending pulang.” Ucap Jimin

“Melawan juga butuh tenaga, cepat makan.” Yoongi menarik tubuh itu agar kembali duduk.

Sungguh berat badan nya memang menurun karena siklus awal kehamilannya yang selalu menolak makanan masuk.

Tapi saat Alpha ini memperhatikan dan menyuapinya justru perutnya tidak menolak.

Yoongi terus mengeluarkan feromon nya untuk menenangkan omega itu, Ia khawatir bahwa bayi yang berada di dalam kandungan si omega akan menjadi korban.

Setidaknya Yoongi sebagai Alpha ia harus mencoba melindungi anak itu meski belum tau sebenar bayi itu benar-benar darah dagingnya atau bukan.

Bohong jika ia tidak terpikat dengan aroma feromon sang omega, Feromon Jimin benar-benar manis tapi tidak membuat Yoongi pusing.

I’m scared to be parent

I don’t believe you

I can’t Alpha

If i can i wanna hug you

48. No way.


Setelah taehyung mengantarkan nya malam itu dan insiden Alex tertembak oleh Yoongi.

Mual dan pusingnya semakin parah, sudah satu minggu terkadang Taehyung datang untuk sekedar membawakan makanan ataupun obat untuk Jimin.

Saat sakit, omega memang selalu membuat dirinya bersarang dalam tumpukan selimut atau barang-barang miliknya.

Ya ketika Jimin sakit memang seperti itu, tapi ini ada sesuatu yang aneh yang membuat Taehyung tidak paham.

Jimin bersarang sepanjang hari, ia selalu mual, dan lebih sensitif. Terutama saat Taehyung memakai parfum barunya.

Jimin mengusirnya pulang hanya karena aroma itu.

Memutuskan untuk tidur lebih awal bahwa tubuhnya semakin hari semakin terasa lemah karena hampir semua makanan yang masuk kedalam perutnya akan keluar lagi.

Ia berjalan-jalan di tengah taman, menghampiri kursi di bawah pohon besar dan kemudian duduk disana.

Menghirup segarnya udara tanpa debu halus sedikitpun, kemudian ada seorang wanita menghampiri dan duduk di sebelahnya.

Wanita itu memberikan satu buah apel, warna nya cantik memerah merekah. Senyuman teduh di wajah wanita itu membuat Jimin merasa tidak enak jika menolaknya.

Setelah wanita itu pergi tanpa separah kata pun, Jimin enggan memikirkannya ia pun menggigit apel itu. Sungguh rasanya sangat manis, ini benar-benar berbeda dari rasa semua apel yang pernah Jimin coba.

Ia kemudian terbangun dari mimpinya tepat pada pukul tiga pagi, dan lagi dengan mual yang ingin memuntahkan semua isi dalam perutnya.


Dan beberapa hari terakhir pun Jimin menyadari perubahan pada dirinya, mood yang selalu jelek. Terkadang ia akan mengalami mual pada pagi hari saat bangun tidur.

Ia benci aroma parfum taehyung, ia lebih suka bersarang dan malas melakukan aktivitas lainnya, mengabaikan semua pesan bahkan dari Mr. Geo yang mungkin sudah memaki-makinya di pesan yang ia kirim.

Jimin memutuskan membuat coklat panas, sedari tadi kepalanya terus berfikir bahwa coklat panas akan menenangkannya dari mual yang teus mengganggunya.

Ia berdiri menatap jendela, di luar sedang hujan selimut menutupi tubuh nya dengan segelas coklat panas di tangannya.

Satu teguk coklat panas ternyata malah memancingnya untuk memuntahkan semua isi perutnya.

Jimin berdiri dengan nafas terengah-engah menatap dirinya di depan cermin.

Wajah dan matanya memerah.

“Enggak, ga mungkin.” Ia bergumam pada dirinya sendiri, tangan nya terkepal marah.

Jimin berjalan menuju kamarnya, mengambil satu jaket tebal miliknya.

Tidak, tidak mungkin ia hamil bukan?

“Gue gak mungkin hamil, gue udah minum Suppressant waktu itu.” Jimin bergumam di dalam lift tubuhnya gemetar.

Jimin memberhentikan taxi tepat di depan flatnya

“Pak kerumah sakit terdekat ya.” Ucapnya

“Baik.” Ucap sang sopir

Mobil ini baru saja berjalan menjauh sekitar lima menit dari flat Jimin, Pikirannya masih sibuk menyangkal bahwa dirinya tidak mungkin hamil.

“Pak jangan kerumah sakit, tolong anter saya ke apotek aja.” Ucap Jimin

“Ini yang pertama ya?” Gumam sang sopir memecahkan lamunan Jimin, entah apa maksud dari ucapanya itu.

“Maksudnya pak?” Jawab Jimin dengan wajah bingung

Lelaki itu sudah berumur sepertinya seorang Alpha, insting Jimin mengenalinya.

“Sudah sampai nak, hati-hati jangan sampai terjatuh dan tolong di jaga baik-baik.” Ucapnya

Jimin telah memberikan uang taxi tersebut dan segera keluar, dengan perasaan aneh dan kesal apa yang di maksud oleh pria tua itu.

Dengan tubuh gemetar ia memasuki apotek. Berdiri tepat di depan meja kasir bibirnya ragu untuk mengatakan ia ingin membeli alat tes kehamilan.

“Apa ini perlu?”

Jika seandainya iya, Jimin tidak akan pernah siap untuk menjadi orang tua.


Berbekal dengan penjelasan dari pekerja apotek cara menggunakan alat ini, kini Jimin berdiri di depan wastafelnya dengan satu cup kecil urine untuk mengetes apakah ia hamil atau tidak.

Ia mencelupkan alat itu dan berbalik memunggungi nya, setelah beberapa menit menunggu agar bereaksi Jimin kembali mengambil alat itu dengan memejamkan matanya.

“Ini gue cuma sakit dan kecapean aja, gak mungkin hamil.” Gumamnya

Ia menatap benda itu, ada dua garis yang terlihat nyata.

Jika ia tidak salah dengar jika yang muncul dua garis artinya memang ia positif hamil.

Tidak cepat-cepat percaya dengan hasil hanya dari satu alat.

Jimin membuka dua alat lagi yang ia beli tadi dengan merek dan keakuratan yang berbeda.

Tapi hasilnya tetap sama, dua garis dan yang digital menampilkan tulisan “Pregnant”.

Pikirannya seketika kosong, ia merosot dan terduduk dilantai kamar mandinya.

Bahkan menangis pun tidak bisa.

“Gak mungkin gue hamil anak Min Yoongi.” Gumamnya dengan kepalan di tangannya membuat buku-buk jari itu memutih.

42. Be a traitor, you’ll die.


Yoongi mengendarai mobilnya menuju perusahaan Min’s. Perusahaan terbesar di Seoul.

Menjabat sebagai CEO selama berpuluh-pulug tahun, perusahaan yang di bangun dari berbagai macam jenis sumber uang yang ia hasilkan sejak muda dulu.

Mereka semua bukan orang suci, mereka akan melakukan apapun demi uang.

Melakukan pembunuhan, pencurian, penggelapan uang, penyaluran prostitusi, Obat-obatan terlarang, penyelundupan senjata.

Kenapa keluarga Min memiliki musuh yang sebanding dengan pengikutnya?

Kenapa keluarga Min tidak pernah tertangkap atas tentang banyak kasus dan pelanggaran selama ini?

Kenapa?

Keluarga dan organisasi ini bukan sembarangan.

Kalian tau banyak orang-orang bertekuk lutut kepada Tuan Min? Bisa di bilang dia adalah orang di balik besarnya kota seoul saat ini.

Ia memberikan investasi pada beberapa perusahaan agar bisa lebih maju lagi. Oh tidak dengan gratis, Semua orang yang berhutang ataupun meminta perlindungannya harus membayar kembali.

Dengan harta atau dengan nyawa.

“Be a traitor, you’ll die.” Kalimat ini berlaku di keluarga Min.


Pertemuan dengan beberapa dewan direksi membuatnya sedikit penat, walau Yoongi tidak memiliki pengalaman di bidang ini tapi ia tidak bodoh beberapa orang bermain licik di balik wajah polosnya.

Menempati kursi, empuk dan nyaman milik kakeknya serta diatas meja terpampang jelas ukiran nama “Min Jae Hoon” yang mungkin beberapa bulan lagi akan tergantikan dengan “Min Yoongi.”

Ia memeriksa file-file perusahaan ini, karena kakek nya mempercayakan semua perusahaan kepada Kim Seokjin.

Ia memeriksa data keuangan ada beberapa persen pengeluaran dana yang aneh.

Oh hari pertama ia tidak ingin dipusingkan dengan hal seperti ini.


Yoongi membakar ujung rokoknya, menghisap batang nikotin itu dengan kepala tersandar di kursi, melihat padatnya lalu lintas kota seoul.

Memejamkan matanya sehingga pikirannya melayang.

Selintas omega yang ia tiduri di bar waktu itu.

Ini sudah hampir seminggu terkadang Yoongi selalu terbayang sosok omega, terbayang desahannya, terbayang wajah cantik yang dominan itu.

Tubuhnya meremang tegang.

Ketukan pintu terdengar, Sial. Lamunan nya terpecah

Itu Kim Seokjin membawa setumpuk daftar riwayat hidup para anggota dewan direksi yang di minta Yoongi tadi.

33. Help.


Yoongi memang sedari tadi memperhatikan omega itu, Seorang omega dengan feromon begitu manis yang membuatnya tidak bisa mengalihkan perhatiannya.

Omega ini lain sejak ia pertama kali bertemu, kemudian menyusup ke mansionnya, dan sekarang mereka bertemu lagi di bar.

Tapi ia kehilangan omega itu saat mengobrol dengan beberapa bartender.

Yoongi memutuskan untuk ke toilet vvip di lantai atas, dimana toilet ini biasanya selalu sepi.

Semakin ia melangkahkan kakinya semakin kuat aroma feromon itu, feromon manis perpaduan antara mawar dan madu.

Saat ia membuka pintu toilet itu ada seorang omega tengah terduduk di lantai dekat wastafel, kedua tangan melingkari perutnya wajah itu memerah bibir plum miliknya oh tuhan begitu cantik.

Jimin mengangkat kepalanya, menatap lelaki itu yang akan kembali keluar dari toilet.

“Tolong.” Ucap nya lirih

Lagi-lagi insting omega sialannya merengek untuk dipuaskan oleh Alpha yang bahkan tidak ia kenal, tapi Jimin tidak bisa menyangkal bahwa Feromon milik Alpha itu begitu kuat membuat dirinya semakin terangsang dan menginginkan untuk di puaskan.

Yoongi mendekatinya dengan seringai di wajahnya, Rut-nya baru selesai dua hari lalu dan sekarang di suguhkan seorang omega Heat di depannya dan merengek untuk di bantu.

“Pretty, what are you doing here.” Ucap Yoongi, ia terus menerus mengeluarkan Feromonnya agar omega ini merasa terintimidasi.

“Shh Tolong— ngh.” Jimin terbata-bata isi kepalanya terasa melayang hanya dengan aroma Feromon itu.

“Omega yang berkeliaran dirumah saya waktu itu rupanya.” Yoongi mencengkram bahu Jimin.

Omega itu bukan merasa terintimidasi, Yoongi salah tapi ia malah semakin mengerang karena menghirup Feromon milik Yoongi, tubuhnya semakin panas. Kedua tangan itu menangkup wajah sang Alpha dan kemudian menyatukan kedua bibir mereka.

Ciuman penuh nafsu, Jimin terus memangut bibir Alpha tersebut seakan ia akan segera kehilangannya. Tangan kecilnya meraba dada kekar milik Yoongi berusaha melepaskan beberapa kancing kemeja itu.

“Oh you’re so needy, omega heat wants Alpha cock huh?.” Ucap Yoongi

“Pleasee…” Rengek Jimin, kini fikirannya benar-benar sudah diambil alih oleh insting omeganya.

“Kalo saya bilang tidak bagaimana.”

Jimin tidak menjawab, ia memilih kembali mencium Alpha itu. Dia hanya ingin di bantu untuk malam ini tolong.