398. Darling, don’t worry.
Seokjin telah mengantarkan mereka langsung menuju hotel untuk segera beristirahat.
Setelah penerbangan hampir dua belas jam, tubuhnya terasa lelah, mereka berdua menghabiskan satu hari hanya untuk bermalas-malasan di kamar hotel.
“Ini serius liburan kita kaya gini aja?” Tanya Jimin
Yoongi menyimpan ponselnya di sisi tempat tidur kemudian mencium kening Jimin yang sedang sibuk menatap layar ipad nya memaikan sebuah game candy crush dengan posisi tengkurap, kemudian meletakkan kepalanya di atas punggung Jimin.
“Mau keluar?” Tanya Yoongi
“Kemana ya? aku bingung.”
Yoongi terus mencari posisi nyaman di belakang Jimin, ia masih mengantuk.
“Yasudah, di kamar saja jika seperti itu.”
“Kamu tuh kenapa deh dari kemarin jadi clingy gini gak biasanya.”
Yoongi tidak menjawab, iya hanya ingin memejamkan matanya sebentar lagi.
Jimin bangun, menumpu kepala Yoongi di kedua tangannya. Menyilangkan kaki nya agar Yoongi bisa tertidur nyaman di pangkuan dia.
Yoongi hanya mengerang, Jimin menyebalkan. Apa ia sengaja memakai celana pendek dengan kaus yang super besar? agar membuat Yoongi meruntuhkan pertahanan nya untuk tidak menyentuh nya.
“Mau mandi gak? kepala nya aku keramasin.” Ucap Jimin
“Mau, tapi malas.” Yoongi menjawab ia sibuk menggambar pola acak di atas paha Jimin.
“Ayooo bangun.”
Jimin berhasil membawa Yoongi kedalam kamar mandi, mengisi bathup dengan air.
Hari ini Jimin ingin memanjakan kekasihnya itu, ia basahi rambut Yoongi yang sudah terlihat lengket karena pomade, menuangkan shampo diatas tangannya dan mulai memijat kulit kepala Yoongi.
Sungguh aroma shampo dan pijatan lembut Jimin membuat Yoongi merasa lebih rileks dari sebelumnya.
Jimin membilas rambut Yoongi dengan hati-hati agar air itu tidak memasuki kelopak mata.
“You’re so soft little one, bayi pun akan merasa nyaman jika di perlakukan lembut seperti ini.” Yoongi bergumam kemudian tertawa
“Oh jadi kamu mau punya bayi?” Jimin dengan nada licik nya kemudian masuk kedalam bathup dan duduk di pangkuan Yoongi.
Baju dan celana nya basah, begitu pula Yoongi yang masih menggunakan celana pendek.
Yoongi sedikit terkejut, tetapi ia membiarkan Jimin dalam posisi ini.
Tak kalah menyebalkan, Yoongi segera menarik Jimin kedalam ciuman. Kedua tangannya memeluk pinggang Jimin.
Sementara Jimin mengalungkan tangannya di sekitar leher Yoongi.
Kecupan dan lumatan di bibir, tangan Yoongi yang turun naik di sekitar punggungnya membuat Jimin merasakan sedikit dorongan untuk meminta lebih. Ia mulai bergerak tidak karuan di atas pangkuan Yoongi.
Kini ciuman Yoongi menurun di sekitar lehernya, lidahnya yang hangat menyentuh leher Jimin.
Jimin mengerang pelan, keduanya semakin terlarut oleh nafsu yang mendominasi.
“Cukup, ayo mandi. Disini sepertinya ada bar di lantai atas saya ingin kesana.” Ucap Yoongi ia tersadar, ia masih belum mau mengajak Jimin berhubungan. Karena khawatir Jimin akan kembali mengingat masalalu.
“Yooooongi.” Jimin merengek kesal.
Jimin itu selalu cantik dalam mengenakan pakaian apapun, malam ini ia mengenakan kemeja berwarna putih satin di padukan dengan skinny jeans ketat menutupi kakinya.
Sepatunya selalu memiliki ketinggian setidaknya tiga centi meter.
Dengan rambut yang sudah mulai memanjang dan di tata rapi, ia terlihat sangat cantik. Dua kancing kemeja yang sengaja ia buka menambahkan kesan seksi pada dirinya.
Tulang selangka yang terlihat begitu cantik dan menojol.
Yoongi bahkan menjadi sangat posesif saat orang-orang berada di bar itu menatap miliknya.
“Alcohol so good for tonight.” Gelas pertama Jimin sudah habis.
Yoongi terus menatapnya sedari tadi, Jimin tidak merasa risih melain kam merasa senang dan berhasil bahwa Yoongi tidak mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari dirinya.
Ada seorang lelaki menghampiri meja mereka, dan duduk di sebelah tepat di sebelah Jimin.
“You look so pretty.” Gumam lelaki itu terus menatap pada kancing Jimin yang terbuka dan kemudian menarik tangan Jimin untuk dia cium.
Tubuh Jimin menegang, kepalanya berputar, jantungnya berdetak lebih cepat.
Yoongi menyadari perubahan Jimin, ia segera menarik tubuh kecil Jimin agar duduk di pangkuannya.
“Sorry, he is mine. Can you be polite.”
Yoongi menatap lelaki itu, emosi sudah berada di ujung kepala dan siap meledak. Tapi Yoongi tidak ingin membuat Jimin semakin ketakutan.
“Oh, sorry i don’t know he is have a boyfriend.” Ucapnya
Tanpa menghiraukan lelaki itu, Yoongi segera mencium dan melumat bibir tebal Jimin.
Jimin bisa merasakan emosi Yoongi kali ini, ia terlihat sangat marah.
Sampai cengkraman Jimin pada kemeja Yoongi terlepas, dan lelaki itu pergi kembali ke mejanya.
“It’s ok little one, you’re mine.”
Jimin memeluk Yoongi, ia percaya kekasihnya itu akan melindungi nya kapan pun.
“Darling please touch me, can you fuck me darling.” Jimin berbisik tubuh seketika membuat Yoongi merinding.
“Please help me, they’re always stuck in my mind. Tolong…”
“Little one, saya takut kamu—”
“Darling, don’t worry. Please touch me.” Jimin terus merengek
Bisikan bisikan sialan itu terus berdengung di telinga Yoongi dan di tambah Jimin terus menggesekan bokong nya di pangkuan Yoongi.
“Ok, let’s go back to our room.”
Jimin dalam hati berteriak senang karena Yoongi akhirnya mengiyakan permintaannya setelah sekian lama, tapi jujur ia juga merasa sedikit takut untuk melawan dirinya sendiri.