316. Like i’m gonna lose you.
Yoongi memasuki ruangan itu, di sambut dengan Jimin yang menatap nya dengan mata berbinar seakan menahan tangis.
“Darling…”
Rengekan manja dari Jimin membuat Yoongi langsung memeluknya, tapi Jimin tidak menolaknya ia membalas pelukan Yoongi.
Pelukan yang ia rindukan selama berhari-hari, melalu hari dingin sendiri dan kesakitan.
Setelah sampai apartement Yoongi, aroma tempat ini yang Jimin rindukan, aroma paling nyaman, aroma rumah baginya.
“Duduk dulu disini ya? saya mengisi air hangat di bathup dulu untuk kamu mandi.” Ucap Yoongi mendudukan Jimin disisi kasurnya kemudian membelai lembut rambutnya.
Jimin hanya mengangguk, membiarkan Yoongi pergi ke kamar mandi.
Yoongi juga menyiapkan dua baju miliknya, ia tahu Jimin selalu lebih menyukai pakaian nya daripada pakaiannya sendiri.
“Let’s go little one, Saya sudah memasukan bathbomb kesukaan kamu di dalam bathup.” Ucap Yoongi kini menggendong Jimin kedalam kamar mandi.
Nyaman, otot-ototnya yang masih terasa sakit sekarang lebih rileks, menyisakan bekas memar yang masih nyata.
“Ayo masuk.” Jimin meminta Yoongi untuk bergabung dengan nya di dalam bathup itu.
Yoongi tersenyum kemudian bergabung bersama.
Ia juga lelah Fisik dan pikiran Yoongi lelah. Mengurus semua masalah sendirian.
Mereka berdua merendam tubuhnya di dalam satu bathup yang sama, menikmati nyaman nya air hangat dan tenang nya aroma bathbomb yang memenuhi kamar mandi.
Yoongi mengangkat tangan Jimin, memeriksa pergelangan tangan nya yang memar.
“It’s hurt..”
“Lebih baik saya yang luka-luka, daripada harus melihat kamu seperti ini.” Yoongi menciumi pergelangan tangan Jimin.
“Gapapa ya? udah kejadian juga. It’s not your fault Yoongi.” Sela Jimin kini ia mengarahkan kedua tangan Yoongi ke kepalanya.
“Tolong keramasin rambut aku, kayaknya masih ada sedikit darah deh disini.”
Jimin menunjuk titik luka dimana ia di pukul sampai pingsan saat itu.
“Darah?” Lagi Yoongi teringat Johny mengatakan bahwa ada darah di sekitar tembok apartement Jimin.
Hatinya sakit, rasa bersalah yang terus mendorong dirinya.
Kekasihnya harus terluka parah kali ini.
Yoongi membilas pelan kepala Jimin, sepelan ia memperlakukan sesuatu yang mudah hancur.
“Gapapa ini udah gak sakit kok, aku gak nyaman aja kaya kotor gitu kepalanya.”
Ucap Jimin kemudian menatap Yoongi yang sedari tadi bahkan tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya sedari tadi.
Setelah selesai mandi, Yoongi membawa Jimin ke tempat tidur untuk memakaikan nya baju.
“Saya buka bathrobe nya is ok little one?” Tanya Yoongi hati-hati
Jimin hanya tertawa, bahwa Yoongi bersikap seperti ia saat pertama kali bertemu dengan Jimin. Yoongi yang sangat lembut dan tidak menyebalkan seperti sekarang.
Yoongi memakaikan celana terlebih dahulu, kemudian membuka bathrobe yang Jimin gunakan.
Sungguh terkejut, ada lebam di sekitar tulang rusuk Jimin dan bawah punggung nya.
Yoongi menatap luka-luka itu kemudian menangis. Ia merasa tidak berhasil menjaga Jimin.
Jimin memeluk tubuh Yoongi masih dengan posisi berlutut di depannya.
“It’s ok darling, it’s just a scars nanti juga sembuh.” Jimin berusaha membuat Yoongi lebih tenang walau tangisnya tidak bersuara.
“My bad little one, i’m sorry.” Ia tidak tega melihat tubuh Jimin dengan luka-luka seperti itu.
Jimin tersenyum, membelai wajah Yoongi.
“Bantuin aku pake baju dulu, terus aku mau cerita dan kamu juga belum jelasin tentang dinner itu.” Ucap Jimin
Kini Jimin berada di pelukan Yoongi membuatnya merasa aman.
“Mama.” Yoongi mulai berbicara, Jimin hanya mendengarkannya
“Mama, punya janji dengan tante Jenna saat dia bermain golf untuk mengatur kencan saya dengan Zanna. Dan ya dia memberitahu saya sehari sebelum dinner itu di lakukan. Saya sudah menolak Zanna and she’s agree with that.”
Yoongi menghela nafasnya panjang pelukan pada tubuh Jimin semakit erat
“I’m sorry little one.”
“It’s oke.” Hanya Jawaban itu yang Jimin ucapkan.
“Let’s sleep, and hug me darling.”
“Don’t leave me little one, i’ll hug you like i’m gonna lose you.”