245. You love him?
Sudah beberapa hari Ibunya Yoongi di rawat dan di temani oleh Jimin setiap hari, Yoongi hanya mengantarkan nya pagi hari dan menjemputnya sore hari.
Karena pekerjaan nya yang tidak bisa di tinggal. Yoongi pikir semakin hari semua nya semakin membaik.
Cuaca hari ini tidak terlalu panas, cocok untuk sekedar bejalan-jalan di sekitar taman rumah sakit.
Kini Jimin sedang mendorong kursi roda yang membawa ibu Yoongi menikmati cuaca sore hari di sekitar taman.
“Mau berhenti disini, tante?” Tanya Jimin mengentikan dorongan nya pada kursi itu.
Warna bunga yang kontras dengan cahaya matahari sore, hembusan angin tenang mengelilingi mereka berdua.
“Boleh.” Jawab wanita itu
Ibu nya Yoongi memang tidak bersikap kasar, Jimin masih terus berusaha mengikis jarak diantara mereka dengan cara selalu mengajak nya berbicara atau apapun itu walau hanya respon seadanya yang ia dapat.
Jimin memejamkan matanya, menghirup oksigen guna sedikit menenangkan fikiran nya.
“Jimin.” Gumaman samar ia dengar dari wanita itu, reflek membuka matanya secara perlahan untuk memastikan.
“I-iya tante?” Jawab nya ragu
“Terima kasih.” Ucapnya ada jeda beberapa detik sebelum ia melanjutkan kalimatnya. “Sudah mau jaga tante disini.”
Apakah ia sedang bermimpi sekarang? Ibu Yoongi berbicara padanya dan mengucapkan terima kasih?
Jimin tidak bisa menahan rasa bahagianya, ada gejolak aneh dalam dirinya rasa bahagia hanya dengan sekedar ucapan terima kasih yang bahkan belum pernah Jimin rasakan sebelumnya.
“Tante, aku seneng bisa jagain tante disini bisa rawat tante sampe kaki nya membaik nanti.” Jawab Jimin suaranya hampir begetar karena tidak bisa menahan rasa bahagianya.
Tidak ada jawaban lagi, tapi tidak apa-apa masih banyak waktu bagi Jimin untuk mereka menjadi lebih dekat lagi.
Koridor rumah sakit ini memang sepi, karena bagian VIP memang di tempati hanya beberapa orang saja.
Berbeda dengan di lantai bawah, banyak orang yang berlalu lalang di sekitar koridor.
“Kamu benar-benar menyayangi anak saya?” Tanya wanita itu yang entah Jimin tidak bisa melihat ekspresi nya karena masih mendorong kursi roda menuju kamar dimana tempat ibu Yoongi di rawat.
Jimin berdebar lagi, ia bersemangat kembali. Tapi sedikit takut jika ia salah menjawab atau wanita itu yang salah tangkap.
“I really love him, tante.”
Bukan kata sayang balasan Jimin, melainkan kata cinta yang ia ucapkan.
“Sayang.” Gumam wanita itu
Kini mereka sudah hampir sampai di depan pintu kamarnya.
“Jika saya meminta kamu untuk meninggalkan Yoongi, apa yang harus saya tukar dengan itu.” Ucap wanita itu datar
Jimin sedikit tersentak, ia berusaha agar tidak menghentikan dorongan kursi roda sebelum sampai dan membantu ibu Yoongi pindah ke ranjang nya.
Jimin merasa di pukul sesuatu tepat di dadanya, Sakit.
Seolah di sadarkan dari imaginasi nya bahwa ibu Yoongi sudah menyukai diri nya, hanya karena ucapan terima kasih saat mereka di taman tadi.
“Ayo tante, pindah ke tempat tidur dulu.”
Jimin membantu wanita itu berpindah dari kursi roda dan kembali ke kasurnya.
“Aku mau kembaliin kursi roda ini dulu ya tante.” Ucap Jimin
Matanya panas ia tidak bisa lagi menahan tangisnya, dan ia tidak bisa menangis di hadapan Ibu Yoongi.
Jimin meninggalkan ruangan itu, menuju toilet dan kemudian menangis disana.
Hati nya sakit, ekspetasinya yang terlalu tinggi rupa nya membuat ia lupa akan realita sebenarnya.
Yang ia inginkan sekarang adalah memeluk Yoongi nya, memastikan kekasihnya itu tidak akan pernah meninggalkan nya.
“Little one”
Jimin tidak ingin Yoongi memanggil orang lain dengan sebutan itu nanti selain untuk dirinya.
“Darling…”
Jimin terus menangis di dalam bilik toilet itu.