ymkissed

106. Hei the cute boy


Setelah penerbangan hampir dua jam dan perjalanan menuju resort sekitar satu jam.

Mereka berdua akhirnya tiba di tempat penginapan yang telah keluarga Yoongi pesan.

Orang yang pertama kali menyambut mereka adalah ayah yoongi.

“You here” lelaki itu memeluk tubuh Yoongi

Yoongi membalas pelukan itu, kemudian tersenyum.

Belum sempat memperkenalkan Jimin pada ayahnya, Ibu nya lebih dulu menghampiri mereka.

Dengan tatapan tidak menyangka, Ada apa ini? apa Yoongi membawa kan Jimin untuk nya karena waktu itu mereka bertemu di club yang sama?

Kegembiraan terpancar dari wajah wanita berumur lima puluh tahun itu.

“Yoongi? Kamu bawa Park Jimin ikut liburan sama kita?” Tanya sang ibu.

Yoongi hanya tersenyum kikuk, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.

Jimin kemudian di ajak untuk menuju kamar nya, tepat bersebelahan dengan kamar yang akan Yoongi tempati.

Sejak tadi ia memproses semua ini di dalam kepala nya.

Yoongi bahkan tidak memperkenalkan nya sebagai kekasih.

Mungkin tidak sekarang.

“Jimin look how cute you’re” Wanita itu terus mengandeng jari-jari Jimin.

“Hehe makasi tante”

“Kamu istirahat dulu ya disini, tante mau samperin yoongi dulu mau bilang makasih karena udah bawa kamu kesini.”

Pintu tertutup, kamar ini sungguh mewah.

Jimin tahu bahwa Yoongi menjalankan bisnis property tapi selera tinggi yang di miliki keluarga nya bukan main-main.


Ketukan pintu berasal dari luar kamar Jimin.

Ia segera menghampiri nya, khawatir kalau-kalau itu adalah ibu Yoongi.

“Hei” Satu kecupan mendarat di kening Jimin.

Itu Yoongi.

Ia memasuki kamar Jimin dengan mengendap-endap seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu.

“Kamu kenapa?” Kerutan di dahi Jimin, ia bingung.

“I’m sorry for not introduce you as my boyfriend” Ucap Yoongi.

Tatapan itu, Jimin benci tatapan rasa bersalah Yoongi.

“No” Jari-jari itu membelai wajah Yoongi dengan penuh kasih sayang.

“It’s ok, ini kan kita niat nya liburan bukan nya perkenalan. Untuk itu bisa nanti.”

Yoongi tahu, Jimin nya selalu memiliki hati seluas samudera. Ia tahu Jimin akan selalu menjadi tempat aman untuk nya.

“Maaf…”

“Shhhh— it’s ok. sini peluk dulu abis itu balik ke kamar kamu ya? akunya juga capek mau bobo.”

Yoongi memeluk tubuh kekasihnya yang tidak jauh lebih kecil darinya.

Jimin nya selalu baik, Jimin nya selalu mengerti situasi. Jimin nya yang begitu ia sayangi. Tidak akan pernah ia lepaskan untuk hal apapun itu.

92. Kiss me more

Ruang VVIP ini berukuran tidak jauh dari hotel yang Jimin tempati, besar dan mewah. Bahkan aroma nya bukan seperti dirumah sakit.

“Gimana badan nya sudah tidak gatal lagi?” Tanya Yoongi

“Udah enggak”

“Mual nya?”

“Udah enggak, udah sembuh. Kan obat nya udah disini”

Lengan Yoongi yang ia jadikan bantalan untuk kepala nya terasa sangat nyaman, jari nya kini memutari sekitar dada Yoongi.

“Yoongi?”

Jimin kini memindahkan kepalanya berada di atas dada Yoongi, elusan-elusan yang yoongi berikan di kepalanya itu nyaman.

“Yes little one?”

“Minta maaf sama kak Hobi ya?”

“Iya nanti saya minta maaf.”

“Sama yang lain juga”

“Ceritakan dulu kenapa hal seperti itu bisa terjadi”

Yoongi hanya ingin tahu bisa-bisanya mereka memberi makanan yang bisa membuat Jimin sampai jatuh pingsan seperti kemarin malam.

“Aku tuh dulu alergi udang sama kacang-kacangan tapi…” Jimin menjeda kalimatnya. “Udah lama gak kumat lagi walaupun aku suka makan seafood, sedikit” ia membentuk jari mungilnya seperti cubitan “Nih segini”

“Hahaha” Yoongi memberikan satu ciuman di dahi Jimin

“Ih kok di cium”

“Kamu lucu, coba gimana tadi tangan nya saya mau liat lagi” Goda Yoongi.

“Gamau” Tolak nya “Minta maaf ya sama temen-temen aku, ini bukan salah mereka kok. Salah aku juga gak perhatiin makanan padahal kamu udah berkali-kali ingetin aku.”

“Iya nanti minta maaf, tapi ciuman dulu” Jawab Yoongi

Bukan nya menolak Jimin malah menaiki tubuh Yoongi di atas kasur rumah sakit yang mereka tempati.

“Dengan senang hati” Jawab nya

Jimin mempertemukan kedua bibir itu dengan lembut pada awalnya, ciuman lumatan lalu bertukar saliva.

Jimin selalu senang saat Yoongi membiarkan ia memimpin permainan, membiarkan ia melakukan apa saja.

Ciuman itu bukan lagi sekedar ciuman biasa, melainkan Jimin yang mulai hilang kendali menuntut agar Yoongi membuka mulutnya membiarkan ia merasakan bibir yang ia rindukan beberapa minggu ini.

“Mau Yoongi, mau” Ucap nya

“What do you want little one?”

Jimin membungkukam badan nya agar Yoongi dapat menciumi leher putih polos itu agar meninggalkan bekas kemerahan.

Jimin mau Yoongi nya, Jimin merindukan Yoongi nya.

“Mau Yoongi”

Ia terus menggesakan bokong nya terhadap milik Yoongi, berusaha menggodanya agar menuruti keinginan Jimin.

Bercinta di atas kasur rumah sakit.

Yoongi memasukan tangan nya kedalam baju yang Jimin kenakan.

Setelan rumah sakit, tanpa lapisan baju lain.

Tangan nya meraba dan memilin puting milik Jimin.

Jimin hampir gila, kenapa Yoongi nya suka sekali menggoda diri nya?

“Yoongi, boleh enggak di masukin? pake jari juga gapapa? Yoongi please.” Rengekan itu hampir membuat Yoongi luluh dan menurutinya.

“Knock, knock”

Suara pintu terbuka membuat keduanya terdiam dan menengok mendapati Seokjin tengah berdiri di ambang pintu.

Dengan posisi Jimin masih di atas tubuh Yoongi.

Oh Tuhan bisakah Jimin menghilang saja saat ini?

“Besok pasien sudah bisa pulang, Yoongi… no have sex in hospital.”

Seokjin melenggang pergi meninggalkan Jimin yang sedang menyembunyikan wajah nya di antara leher Yoongi.

72. Hei, don’t worry


“Park Jimin, Sus tolong beritahu Dr. Seokjin saya teman nya Yoongi.”

Ucap Hoseok terengah-engah, menghirup oksigen setelah berlari menuju meja resepsionis.

“Baik Pak, Tolong pasien di bawa ke ruang VVIP. Dr Seokjin akan segera kesana.” Jawab sang suster


Yoongi berlari menuju lantai enam, lift selalu penuh terpaksa ia harus menggunakan tangga darurat.

Jimin nya tidak boleh sakit, Jimin kesayangan nya tidak boleh kesakitan.

Yoongi mendorong pintu, hal pertama yang ia lihat Jimin nya sedang tertidur. Tangan dengan infus dan terlihat pucat.

Jimin kesayangan nya, Jimin kecil nya. Tadi terlihat sangat energic

“Little one, my number one. Sayang bangun sayang aku disini.” Ia menggengam jari-jari pucat Jimin.

“Yoongi” Ucap Seokjin memeperhatikan adik nya yang terlihat begitu panik, bahkan mengabaikan semua orang yang berada di dalam ruangan.

“Jimin kenapa? jawab saya seokjin.”

“Jimin alergi, kecapean, sama terlalu banyak pikiran” Ucapnya.

“Alergi? Siapa yang kasih udang dan kacang kepada Jimin?” Yoongi menatap semua orang yang berada di ruangan iti termasuk Hoseok.

“Enggak ada yang kasih udang ataupun kacang ke Jimin, kita semua tadi selesai konser makan bareng.” Sambung Jesslyn gugup.

“Bodoh, kenapa kalian tidak becus memperhatikan Jimin? ada banyk staf dan mengurus satu orang saja tidak bisa?” Emosi nya sudah tidak tertahan lagi, karena hal sepele seperti ini membuat Jimin jatuh sakit.

Jimin yang selalu ia perhatikan, Jimin yang ia rawat sedari dulu. Dan selalu ia pastikan agar tidak kesakitan.

Semua orang diam, tidak ada yang berani menjawab bahkan menatap mata Yoongi.

Hoseok dan Seokjin hanya membiarkan ia meledakan emosinya sekarang. Bahwa mereka paham Yoonhi memang memiliki sifat seperti itu.

“Saya bisa tuntut, kalian semua termasuk perusahaan kalian” Bentak Yoongi.


Ini pukul sembilan pagi, Yoongi tertidur pulas memeluk Jimin. Berbagi ranjang kecil rumah sakit untuk mereka tiduri bersama.

“Good morning little one” Yoongi memberikan satu kecupan pada bibir pucat Jimin.

Alih-alih membalas ucapan selamat pagi, Jimin menarik tubuh Yoongi dan menyatukan bibir mereka.

Ciuman itu, bukan sekedar lumatan. Ciuman itu penuh penuntutan dan amarah.

Yoongi menarik mundur dirinya agar terlepas dari Jimin

“Hei, tenang saya disini. Saya tidak kemana-mana. Your darling is here” Ucap Yoongi

Jimin menangis di dalam pelukan Yoongi.

Melihat Seokjin berada di depan pintu, ia mengisyaratkan agar kembali lagi nanti.

Jika pelukan nya bisa menjadi obat untuk Jimin, tidak apa-apa Yoongi tidak akan merasa terbebani walu harus menahan kepala Jimin di lengan nya. Tidak apa-apa merasa mati rasa pada lengan nya, Asalkan Jimin nya merasa nyaman

54. Good bye and Hello


Shereen masih sibuk dengan beberapa potongan steak di piringnya, sementara Jimin tengah melahap makanan penutup yang telah di sajikan oleh pelayan.

“Kak Jimin, kok enggak biasanya ajak aku hangout?” Tanya Shereen

“Iya, udah lama juga gak sih kita gak pergi bareng selain kerja. Makanan nya ada yang mau di pesen lagi? pesen aja gapapa” Ucap Jimin

“Enggak usah kak, aku udah kenyang” Tolak Shereen.

“Shereen, ibu kamu sakit apa saya mau jenguk boleh?” Tanya Jimin kemudian menaikan satu alisnya melihat reaksi Shereen yang berubah.

Tubuh Shereen menegang, ia tidak memiliki alasan untuk membawa Jimin ketempat ibunya. Karena memang Shereen sudah tidak memiliki orang tua.

“Hm ituu kak, ibu a-aku. Jangan sekarang deh kalo mau jenguk” Jawab Shereen tergagap.

“Loh kenapa? Ayo selagi saya ada waktu luang Shereen.” Jimin berdiri kemudian merapihkan kemeja nya.

“Itu kak ibu aku lagi istirahat jadi gabisa di ganggu, mending kita pulang aja yuk sekarang” Shereen berusaha menahan Jimin agar tidak pergi

“Oh gitu yaudah kita pulang aja. Oh iya tolong bayar makanan nya ya pakai credit card saya yang di kamu” Seru Jimin dengan kedua tangan yang menyilang di dadanya.

“Kak, kartunya enggak aku bawa…”

Jimin mengeluarkan map berwarna coklat dari tas nya, dan menyerahkan itu kepada Shereen.

Shereen bingung apa sebenarnya yang sedang Jimin lakukan kepada ia sekarang? bahkan raut wajahnya pun berubah. Tenang tapi mengintimidasi, Shereen membuka map itu ada beberapa foto ia saat di bar dan beberapa laporan limit kartu kredit milik Jimin yang ia pegang.

“Elaborate Shereen” Ucap Jimin munurunkan suaranya.

“Kak…”

“Saya mau surat pengunduran diri ada studio saya, besok.” Tegas Jimin

Shereen total terdiam kepalanya memproses semua ini, apa yang sedang terjadi?

Tak ingin membuang waktu, Jimin meninggalkan Shereen terdiam di kursi restoran itu.

“Bill nya sudah saya bayar, jangan lupa besok Shereen”


Jimin menghampiri Yoongi di ruangan lain nya. Disana sudah ada Hoseok yang Yoongi bilang sudah menunggu nya sejak tiga puluh menit lalu.

“Babe, sudah selesai?” Tanya Yoongi, tanpa menjawab Jimin hanya memeluk tubuh yang tidak jauh lebih tinggi darinya.

Hoseok tercengang, melihat seorang Park Jimin berada di depan matanya sekarang. Terlebih lagi ia memeluk sahabat nya sendiri? Oh apa yoongi benar-benar tidak berbohong tentang ia berpacaran dengan Jimin?

“Ini Hoseok, dia yang akan gantiin Shereen buat jadi manager kamu” Ucap Yoongi menarik Jimin untuk duduk di sebelahnya.

“Halo” Jimin menyapa dengan senyum manis di wajahnya.

“Jimin? oh my god ini beneran Jimin?”

“Hehe iya aku Jimin” Jimin mengulurkan tangan nya untuk saling menjabat. “Kak ini proposal world tour boleh di baca aja biar nanti kerja nya enak”

“Oke, ini juga ada beberapa ringkasan event yang pernah gue handle” Ucap Hoseok.


“Deal” Ucap Jimin

“Serius?” Ucap Hoseok dan Yoongi bersamaan.

“Serius, aku percaya sama kalian berdua.”

Setelah percakapan antara mereka bertiga selesai, Yoongi dan Jimin memutuskan untuk kembali kerumah dan beristirahat.

Karena jadwal tour Jimin semakin dekat semua persiapan pun sudah sembilan pulih persen. Dan beberapa hari menuju keberangkatannya ke Los Angeles.

49. Dinner and surprised


Yoongi telah memesan meja untuk ia dan Jimin di salah satu restaurant beberapa jam sebelumnya.

Tepat berada di lantai paling atas, ada beberapa meja terisi dan mereka sibuk dengan aktivitasnya tanpa memperdulikan siapapun yang berada disana.

Tempat seperti ini cocok untuk Jimin yang mempunyai ‘Nama Besar’ di negaranya, Yoongi selalu tau sesuatu yang membuat Jimin merasa nyaman.

“Aku pikir kita cuma mau makan malam biasa?” Tanya Jimin.

Yoongi menarik sedikit kursi itu kebelakang agar Jimin bisa duduk dengan nyaman.

“Ini biasa saja, saya bahkan pesen tempat ini 2 jam sebelum jemput kamu” Jawab Yoongi kemudian menarik lembut tangan Jimin yang berada di atas meja kemudian mencium punggung tangan itu.

Jimin hanya tersipu dengan perilaku Yoongi yang sangat manis Jika saat sedang bersama.

“Permisi Pak, Cold Appetizer malam ini Guacamole salad untuk Main Course akan segera di antarkan. Dan selamat menikmati”

“Terima kasih” Ucap Jimin dengan senyuman sementara Yoongi sibuk menggenggam jari-jari kecil itu dan melihat gemerlap cahaya malam di jantung seoul.


“Let’s go home” Seru Jimin

“Saya masih punya kejutan untuk kamu, jadi kita mampir ketempat lain dulu ya sebentar” Yoongi memasangkan seatbelt kepada Jimin kemudian mendaratkan satu kecupan di dahi itu.

“Ih kenapa si dari tadi cium-cium aku terus” Protes Jimin

“Kamu lucu, saya tidak tahan rasanya mau ciumin kamu sampe marah” Jawab Yoongi tertawa.

Tiga puluh menit perjalanan menuju tempat yang Jimin pikir Yoongi akan memberi kejutan nya disana, Ternyata ini sebuah Bar mewah di pusat kota Seoul.

“Ayo masuk” Yoongi menggengam lengan Jimin dan menariknya menuju kedalam.

“Kok ke bar? kalo mau minum kan alcohol kamu di rumah banyak?” Jimin penasaran apa sesuatu yang sedang Yoongi siapkan untuknya.

Ia menarik nafas, kemudian mengikuti Yoongi menuju lantai atas untuk menonton beberapa orang yang sedang menari dan mabuk di bawah sana.

Yoongi menuangkan alcohol kedalam gelas milik Jimin. Kemudian ia mengeluarkan satu batang rokok dan memantiknya sampai Yoongi berbisik tepat di telinga kanan Milik Jimin.

“Lihat kesebelah arah jarum jam pukul 3”

Jimin mengikuti perintah Yoongi, ia penasaran Yoongi akan memberi kejutan apa di tempat seperti ini.

Ia terkejut, itu Shereen sedang berciuman dengan seorang laki-laki. Melihat banyak sekali botol alcohol mahal yang telah di pesan dan beberapa lembar uang berserakan di atas meja.

Jimin terkejut, darah nya terasa mendidih naik ke kepala dan membuat emosinya sedikit naik sementara Yoongi hanya memperhatikan dan sibuk menghisap rokok yang berada di antara dua jarinya.

“See, she is spend your money to pay her friends and her boyfriend drink in this bar” Bisik Yoongi

“Aku mau samperin dia” Jimin berdiri dari tempat duduk nya dan siap meluapkan emosi yang sedari tadi ia tahan.

“No babe, ini tampat umum saya tidak mengizinkan kamu menjadi sorotan di tempat seperti ini”

“Ayo pulang, and let’s hugged me till morning. Saya lelah”

Yoongi menempatkan lengannya pada pinggang ramping Jimin.

“Tapi aku mau—” Protes Jimin

“Orang saya akan kirim video Shereen, itu bisa untuk bukti alasan kenapa kamu memecat dia”

“Tapi kalo aku pecat gimana cari manager baru, Yoongi? sementara tour aku tinggal beberapa hari lagi” Jimin hampir menangis

“Jangan menangis, saya bawa orang baru lusa untuk kamu he is will be your manager. Oke?”

“Oke. Ayo pulang”

19. Charging energy time


Kini kepala Yoongi berada diatas paha milik Jimin, dengan beberapa bungkus cemilan di sekitar tempat tidur.

Menyaksikan drama romantis kesukaan Jimin yang menurut Yoongi memuakan dengan alur cerita yang mudah di tebak

Tetapi Yoongi tidak pernah mengatakan tidak kepada Jimin, karena Jika ia menolak dan mengubah saluran televisi nya Jimin akan mulai merengek sampai Yoongi menyerah.

“Gimana hasil meeting tadi siang?” Tanya Yoongi lalu meluruskan tubuhnya dan memandang fitur wajah Jimin dari bawah, terutama bibi tebal nan merah itu yang sedang sibuk dengan gigitan coklatnya.

“Lancar, semua staf udah prepare dan aku tinggal cek aja si sebenernya dan dari yang aku liat so far semuanya oke” Jawab Jimin

“Lalu teman mu?” Ucap Yoongi

“Jungkook? lupa terus kamu tuh padahal aku udah berkali-kali sebut nama dia” Gumam Jimin

“I have no place for anyone else except you” Jawab Yoongi yang tangan nya kini mulai meraba pelan paha mulus milik Jimin.

“Hahaha you’re so annoying” Jimin sedikit tersipu dengan jawaban yoongi

Alih-alih menatap layar televisi tapi yoongi sibuk menghirup aroma lotion yang jimin gunakan di tubuhnya.

Mereka sudah terbiasa, menempel dan menghirup aroma satu sama lain itu dapat membuat nya merasa lebih baik.

“Jungkook curhat, dia bilang gebetan nya agak sedikit posesif ya gitu deh namanya juga lagi pdkt. Terus tadi anaknya malah di jemput terus aku di tinggal gitu aja” Ucap Jimin

Adegan berciuman di drama yang sedang mereka tonton, membuat mata Jimin membulat sempurna dan mulai tersenyum.

Tidak menyadari Yoongi sudah terduduk di samping nya dan menatap wajah Jimin dengan sangat dekat.

Sampai bibir keduanya bertemu dalam ciuman lembut, kedua tangan Jimin mengalung di sekitar leher Yoongi, sementara Yoongi ia menempatkan tangan nya di pinggul Jimin dan memberinya sedikit belaian.

Semakin berlarut dengan ciuman itu, Jimin membiarkan Yoongi mengisap bibir bawahnya dan membuka mulutnya agar Yoongi bisa mendapatkan akses lebih.

“Your smells so good, i’ll marking you hahaha” Ucap Yoongi

“Jangan banyak-banyak!” Seru Jimin

“Nanti saya bantu tutup dengan make up mu itu” Jawab Yoongi

“I hate you!” Jimin membelalak kepada Yoongi yang kini berada diatasnya

“I love you too little one.”

— The Trouble


Yoongi mengendarakan mobilnya dengan kecepatan tinggi pukul dua pagi lalu lintas kota seoul terbilang tidak terlalu padat hari ini.

Menuju tempat dimana Jeongguk berada, membuatnya sedikit panik walau sudah beberapa Jeongguk pulang dengan keadaan luka kecil di wajah atau sekitar tubuhnya.

Riuh kerumunan mengelilingi pemenang malam ini. Mingyu memenangkan balapan pada satu putaran pertama dengan cara curang menendang sisi kanan motor Jeongguk dan membuatnya kehilangan kendali, terjatuh dan berakhir motor itu menindih kaki kirinya


“Bego” ucap Yoongi kemudian melayangkan tangan kanannya untuk memukul pelan kaki kiri Jeongguk

“Ah anjing sakit” Keluhnya dengan wajah meringis

“Lo diapain sama si Mingyu?”

“Biasa cuma senggol-senggolan doang haha”

Yoongi hanya mendengus sebal dengan sifat Jeongguk yang selalu menyepelekan hal seperti ini, bahkan dokter bilang perlu beberapa bulan agar kakinya bisa bergerak normal kembali.

“Lo mau balik ke tempat gue atau kerumah lo?” Yoongi mengambil kunci mobilnya kemudian berdiri untuk membantu Jeongguk berpindah ke kursi roda.

“Kerumah lo deh kak” Jawab lelaki itu dengan kaki sebelah kiri di balut dengan gips berwarna putih.

“Yaudah” Yoongi pun meng-iyakan kemauan Jeongguk sedikitnya ia khawatir juga jika Jeongguk memerlukan sesuatu yang tidak bisa ia lakukan sendiri.

“Ya Tuhan” Ucapnya

Sontak membuat Yoongi mengehentikan dorongan pada kursi roda itu

“Kenapa lagi anjing lo bikin gue kaget”

“Credit card Taehyung, gue kan janji mau balikin malem ini.”

♡ ; the night i never imagined


Hari ini adalah hari dimana mereka harus pergi makan malam bersama, entah Jimin merasa kurang karena papa nya yang harus bekerja dan tidak bisa bergabung dengan mereka bertiga sekarang.

Jungkook dan Jimin sedang bersiap di lantai atas, sementara sang ibu sudah selesai merias diri dengan balutan gaun berwarna coklat muda terlihat begitu senada dengan warna kulitnya.

Ketukan pintu terdengar begitu berisik beriringan dengan suara Jungkook yang meneriaki namanya dari luar pintu bahkan Jimin sudah tidak heran lagi dengan itu

“Lama banget udah kaya orang mau lamaran aja lo” Ucap Jungkook dengan satu bungkus cemilan di tangan nya

“Lamaran palalo pacar gue aja lagi kerja, mau dong tapi suapin gue males cuci tangan” Jimin masih sibuk memasang anting-anting di telinganya

Entah mengapa dia hanya ingin terlihat lebih mencolok malam ini, bahkan ini hanya makan malam biasa bersama ibunya, dan Jungkook.


Mereka sudah sampai di sebuah restoran mewah dengan cahaya lampu kuning hangat, furniture antik sederhana tetapi terlihat mahal. Sampai pelayan menghampiri mereka dan mengantarkan nya kesebuah meja yang sudah di pesan sebelumnya

Meja ini bukan hanya untuk tiga orang pikir Jimin, bahkan ada beberapa piring dan gelas wine yang sudah di tata rapih diatas meja tetapi Jimin tidak ingin memikirkan hal lain mungkin saja ibunya akan bertemu dengan rekan bisnisnya.

Sekitar 15 Menit kedua orang tua Yoongi menghampiri mereka bersamaan dengan pelayan membawakan makanan mereka.

Mereka menyapa dan berpelukan, di lanjut dengan obrolan ringan

“Ma” Suara familiar itu terdengar oleh Jimin iya itu adalah ayahnya seperti biasa terlihat tampan dan gagah dengan setelan jas coklat tua membalut tubuh nya, terlihat sangat serasi dengan sang ibu

“Pa, lebih cepet sampe nya enggak macet di jalan?” Tanya Sang ibu

“Mi, hi” Itu suara Yoongi yang sekarang berada di belakangnya

“Hei” Jimin memeluk Yoongi dan mengajak Yoongi duduk di sebelah nya “Kamu kok udah pulang, bukannya harusnya kalian pulang besok?” Tanya Jimin

“Iya kerjaan nya beres lebih cepet” Jawab Yoongi sementara kedua tangan mereka terus bergandengan bahkan sesekali Yoongi menciumi punggung tangan Jimin.

Suara dentingan garpu dan pisau mengiris sebuah steak, merah gelap dari warna anggur yang mereka pesan, suara musik jazz mengalun menemani makan malam mereka.


Kini kedua pasangan itu berada di balkon restoran tersebut, menikmati hembusan angin malam menyapu lembut kulit mereka dengan lengan Yoongi yang melingkar di pinggang ramping Jimin

“I miss you, mana hadiah aku?” Seru Jimin ia menatap Yoongi dan kedua tangan menyilang di atas dadanya

“Hehe bentar” Yoongi mengambil sesuatu dari dalam saku jas nya

Itu kotak beludru berwarna biru gelap dengan sepasang cincin di dalam nya.

“When i say i want you to be a part of my future, aku serius mi” Yoongi mengambil satu cincin itu lalu memakaikan di jari mungil milik Jimin.

Jimin masih terdiam ia sedang memproses semua ini apakah ia sedang bermimpi, berhayal atau tidak? Jawaban nya tidak sampai Yoongi tersenyum lembut dan menunggu jawaban darinya.

“Oh god” Ucap Jimin

Yoongi menyerahkan kotak itu agar Jimin dapat memasangkan kepada jarinya juga.

Cincin itu sudah terpasang di jarinya masing-masing mereka tertawa, mungkin bagi kalian ini terlalu cepat tapi tidak bagi mereka berdua. Yoongi yang selalu bekerja keras agar Jimin bisa hidup bahagia bersama ia nantinya dan Jimin yang tidak pernah mengabaikan pendidikannya agar mereka sama-sama merasa pantas untuk saling di miliki satu sama lain.

Mereka kembali ke lantai bawah, tetapi orang-orang sudah tidak ada bahkan meja pun sudah bersih kembali seperti semula.

Jimin menelepon Jungkook ternyata mereka semua sudah pulang “i’mengaged, and you’re all already going to home?”

Sementara jawaban Jungkook adalah “Iya udah tau, kata mama lo balik ke apart kak Yoongi aja” Kemudian menutup teleponnya


Kini Jimin dan Yoongi sudah berganti pakaian mereka mengenakan piyama satin berwarna abu-abu gelap. Jimin menghampiri Yoongi yang tengah bersandar di atas tempat tidur sibuk dengan ponselnya.

“Aku mau ambil hadiahku, di peluk kamu sampe pagi” Kata Jimin

Yoongi meletakan ponselnya di atas nakas, kemudian duduk tegap menghadap Jimin mengelus sayang rambut-rambut Jimin dan tersenyum.

Wajah mereka kini berhadapan bahkan bisa saling merasakan nafas hangat satu sama lain, Yoongi mengikis jarak diantara mereka sementara Jimin memejamkan matanya secara perlahan sampai bibir mereka bertemu dan saling bersentuhan.

Lembut, itu yang Yoongi rasakan pertama kali. Yoongi membelai lembut bibirnya kemudian menatapnya dan akhirnya mereka mempertemukan kedua bibir itu kembali Yoongi menghisap bibirnya perlahan kemudian Jimin membuka mulutnya memberikan akses lebih mudah untuk Yoongi memperdalam ciumannya.

“Hehe maaf ya kelepasan, pelukan nya jadi atau enggak?” Yoong merebahkan tubuhnya diatas kasur merentangkan sebelah tangannya untuk bantalan kepala Jimin

Jimin tersipu wajahnya memerah dan terasa panas

“Nanti tangan kamu pegel kalo aku tidurannya kaya gini”

“Gapapa, kamu kecil jadi gaakan pegel”

“Thank you”

“Buat apa?”

“Masukin aku dalam bagian masa depan kamu”

“Makasih juga, udah mau jadi bagian dari masa depan aku. Mi i even can’t explain so lucky to have you”

Ucapan Yoongi di akhiri dengan satu kecupan lembut penuh kasih sayang di atas kening Jimin.

♡ ; boba milk tea


Dering alarm pukul 8 pagi. Oh ayolah ini bahkan akhir pekan bisakah kalian berdering dengan tenang, Jimin terbangun meraba kasur di sekitarnya mencari dimana ia meletakan ponsel nya tadi malam ternyata ia menyimpannya di atas nakas.

Jimin bangun hanya untuk menghentikan dering alarm itu dan kembali tertidur, sampai ia terbangun kali ini dengan suara ketukan pintu dari ART dirumahnya.


Jimin melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dengan perlahan. Piyama kusut, rambut sedikit berantakan, dan mata yang masih membengkak karena Jimin baru saja terbangun dari tidurnya

Ia menuju kulkas mengambil satu botol air mineral dingin, kemudian suara bel berbunyi ia mengabaikan nya. “Tuan roti bakar nya ada diatas meja, bibi mau bukain pintu dulu ya” Ucap wanita yang mungkin sudah memasuki umur lima puluh tahun itu.

Jimin tengah asik melahap roti nya, sampai suara itu terdengar di telinganya “Good morning Mi” Sapa lelaki itu dengan senyum merekah di wajahnya.

“Uhuk— uhuk” Jimin tersedak Yoongi reflek menghampiri dan memberikan nya satu gelas air

Jimin terkejut bukan main, ternyata itu benar-benar Yoongi. Ia kemudian beranjak dari meja makan berlari menuju kamar nya di atas ia kesal mengapa harus bertemu Yoongi dalam keadaan bangun tidur dengan baju dan wajah sebegitu kusutnya. Oh tuhan seharusnya Jimin memberikan kesan baik dalam pertemuan pertama, tapi ini? ia bahkan benci untuk membayangkannya saja

Kepalanya di penuhi dengan banyak pertanyaan kenapa Yoongi tau rumahnya? kenapa ia datang tanpa memberitahunya lebih dulu? kenapa? ini sangat aneh bagi Jimin.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Jimin mendapati pesan dari Yoongi di ponsel nya “Ayo cepet turun, kita beli boba milk tea kesukaan lo mi.” Jimin pun kemudian menuju ke lantai bawah dengan penampilan tiga ratus persen berbeda dari sebelumnya.

Pakaian casual agar tetap nyaman, make up yang di poles tipis, parfum beraroma manis menguar dari tubuhnya.


“Permisi kak, ini pesanannya” Ucap sang pelayan membawakan dua cup minuman yang telah mereka pesan tadi.

“So, jelasin semuanya dan yang terakhir kok lo bisa akrab banget sama papa, kak?” Terlihat dari wajah Jimin ia sangat penasaran bahkan ada banyak pertanyaan yang mungkin akan ia ajukan nantinya.

Yoongi mengambil satu cup minuman itu lalu menancapkan sedotan diatasnya kemudian memberikannya kepada Jimin.

“Jadi dua tahun lalu waktu lo tolak gue—”

“Ih bukan di tolak kak” Jimin memotong kalimat Yoongi

“Oh terus apa?” Lelak itu menyilangkan kedua tangan di dadanya kemudian dengan ekspresi meledek, Jimin terdiam ia hanya sibuk dengan boba milk tea nya

“Dua tahun lalu, gue magang di kantor papa lo hehe dia suruh gue buat chat lo Jimin. He’s worry about you karena lo setiap hari sekolah, belajar, les, belum lagi tambahan tutor yang di panggil kerumah” Ucap Yoongi

Jujur saja Jimin terkejut, dua tahun lalu papa nya selalu sibuk dengan pekerjaannya bahkan setiap minggu nya harus keluar kota.

“Dan sekarang gue kerja di kantor papa lo, after two years i’m back to you mi dan soal cewe yang lo bilang di twit gue” Yoongi mengambil jeda beberapa detik lalu tertawa “Dia adik sepupu gue, namanya seulgi adik nya seokjin”

Lagi-lagi Jimin salah menebak dan asal menyimpulkan sesuatu sebelum mencari tahu kebenarannya.

“So, Mi please be mine?” Ucap Yoongi tatapannya kini tidak lepas dari wajah Jimin yang bersemu merah

“Gue tau lo gak punya pacar Mi, jadi gaada alasan lagi lo tolak gue.”

“Kak Yoongi lo tuh ya kenapa ngajak gue pacaran di tempat boba? gak romantis males” Jimin keluar dari tempat itu dengan terburu-buru. Sial ia bahkan tidak bisa menyembunyikan senyum bahagia di wajahnya.

♡ ; boba milk tea