Everything will be okay (said lovingly)
Tatapannya masih sama, penuh dengan kehangatan, ketulusan dan banyak cinta yang ia rasakan disana.
Jimin benar-benar tidak banyak berbicara, ia menjawab setiap pertanyaan yang di lontarkan oleh Yoongi dengan seadanya.
Dua teguk susu berhasil masuk kedalam perutnya yang sedari tadi menolak makanan dan yang ia rasakan hanyalah mual.
“Pinter sayangku.” Ucap Yoongi meletakan gelas diatas meja dengan tangannya mengelus pelan kepala Jimin
Jimin meraih jari-jari besar milik Yoongi untuk ia genggam.
Tangan hangat Yoongi mampu membuatnya merasa sedikit lebih baik.
“Halo!” Sapa sang ibu memasuki ruangan tersebut.
Itu adalah kedua orang tua Jimin yang baru saja tiba, dengan beberapa box makanan untuk Yoongi dan dirinya.
“Mi, pi…” Yoongi tersenyum dengan tangannya yang masih menggenggam Jimin.
“Yoongi” Lelaki itu menepuk punggung Yoongi dengan pelan
“Papi bawain piyama sama kemeja baru takut kamu ga sempet pulang.” Ucapnya
“Thank you pi, baju di koper saya juga kebetulan udah habis haha.” Jawabnya kemudian tertawa
“Aduh kakak manjanya gamau lepas itu pegangan tangannya, terus peluk mami gitu…” Goda sang ibu pada Jimin
Jimin kemudian tersenyum dan merengtangkan satu tangannya agar sang ibu dapat memeluknya.
Tidak perlu berbicara, sang ibu sangat memahami isi hati anaknya.
Dia tahu betapa terpukulnya Jimin, betapa hancurnya Jimin sekarang ini. Dan ia hanya butuh dukungan penuh dari orang-orang terdekatnya.
“Kamu makan dulu Yoongi jelek.” Ucap Jimin
“Ikut makan ya? kamu baru minum susu aja kalo masih gamau makan terus kapan kita bisa pulang.” Bujuk Yoongi
Jimin terdiam dan Yoongi terus menatapnya dengan penuh harap.
“Iya.” Jawabnya dengan pelan
Yoongi mengambil satu buah kotak makanan tersebut dan membukanya, dengan hati-hati menyuapkan makanan tersebut pada Jimin.
Aroma menyengat makanan itu masih membuat Jimin sedikit mual, tapi jika ia menolaknya semua orang yang berada disini akan kecewa dengannya.
Ia memaksakan dua sendok makanan itu masuk kedalam perutnya.
“Udah ya, takut nanti malah muntah…” Rengeknya dengan tatapan memohon pada Yoongi
“Iya sayang udah, anak pinter ini minum dulu.” Yoongi memberikan satu gelas air mineral pada Jimin.
“Kamu makan yang banyak, kamu gaboleh sakit.” Gumam Jimin pada Yoongi
Kedua orang tuanya hanya tersenyum, Jimin berada di pelukan orang yang tepat.
Orang yang benar-benar menyayanginya
Orang yang benar-benar perduli padanya.
“Sini.” Ucap Yoongi menepuk pahanya agar Jimin menidurkan kepalanya disana.
Tanpa banyak kata Jimin hanya menurutinya dan mencari posisi nyaman.
“You know designer Park how much i love you?” Jari-jari Yoongi menyisir lembut rambut Jimin
“I know, and mine bigger than you.” Jawab Jimin
Yoongi tertawa kecil
“Jangan pernah berpikir bahwa kamu akhirin hidup kamu semua masalah akan selesai.” Ucapnya
“Itu salah.”
“Pasti Jiyeon ngadu ke kamu.” Gumam Jimin pelan
“Bagusnya dia bilang, dan saya jadi tau apa yang harus saya lakuin.”
Jimin kemudian bangun dari posisi tidurnya, mentap Yoongi dengan mata berkaca-kaca.
“Yoongi, jangan pergi.” Ucapnya dengan lirih
“Kamu mau saya pergi emangnya?”
“Gamau, saya gabisa kehilangan kamu juga.”
Yoongi segera menarik lelaki itu kedalam pelukannya dan membiarkan Jimin menangis lagi.
“Kehilangan itu hal wajar, percaya deh nanti kita bakalan dapet gantinya yang lebih baik lagi.”
“Sekarang emang mungkin belum waktunya, babe cmon our lives haven’t stopped here. Masih banyak hal yang belum kita lakuin bareng-bareng.” Bisik Yoongi
“Everything will be okay.”
Jika ia menjadi Yoongi mungkin dirinya tidak akan bisa sekuat, sebaik, dan sesabar itu.
Jimin kini menyadari, masalah yang ia tinggalkan dengan sengaja itu akan membuatnya semakin sulit nantinya.
Masalah itu di hadapi bukan kabur.
Lelah itu istirahat bukan berhenti.
Sedih itu menangis bukan menyakiti diri.
Yoongi. Ia masih memiliki Yoongi disini yang sangat mencintainya.
Masih punya mami dan papi yang akan selalu menyayanginya.
Masih ada Jiyeon yang masih akan berteriak padanya.
I will try to letting you go, i hope we will can meet my golden hours.
Park, don’t worry i will never leave you alone.
And our cutie little bean, i love you.