Amour.
Hari ke delapan di italia membuat mereka merasa seperti sudah lama tinggal disini.
Suasana kota yang hangat, aroma pasta di setiap restoran yang ia lewati.
Oh tentu saja pasta adalah ciri khas dari negara tersebut, dan sudah tidak aneh lagi penduduknya lebih sering mengkonsumsi pasta sebagai makanan pokok di bandingan roti, nasi, atau jenis karbohidrat lainnya.
Ini adalah tempat impian jimin.
Dimana ia bisa menikmati secangkir coffee latte hangat dan croissant di pagi hari.
Berkendara malam hari berdua bersama Yoongi tanpa harus memikirkan pekerjaan di esok hari.
Entahlah mungkin jika mereka berdua tidak memiliki tanggung jawab di seoul, mereka akan memutuskan untuk tinggal di italia.
Memasuki bar yang berada di pusat kota membuat Jimin takjub bahwa setiap orang yang berada disini sangat menghormati privasi dan tidak ingin tahu tentang urusan orang lain.
Bahkan bisa di bilang mereka berdua adalah pengungjung di tempat ini, yang mereka temui hanya ada tatapan dan senyuman ramah seakan kedatangannya di sambut disini.
Milan akan menjadi kota yang ingin mereka datangi lagi kelak.
Milan akan menjadi saksi untuk sesuatu hal yang tidak pernah kalian pikirkan.
“Here’s your drink.” Ucap seorang bartender yang selesai meracik minuman yang Jimin pesan
Dengan antusias ia mengambil gelas tersebut, meminumnya dengan perlahan guna menikmati setiap rasa dalam satu tegukan itu.
“Enak.” Ucap Jimin
Di tengah samarnya cahaya ruangan itu, Jimin tetap terlihat cantik di mata Yoongi.
Wajahnya yang mungil, kedua matanya yang berbinar, pipi cantik yang merona. Bahkan padangannya tidak bisa teralihkan dari lelaki kecil itu.
“Kenapa liatin saya terus Yoongi jelek.” Gumam Jimin
“I don’t know, how can you make me fall in love with you every day designer Park?” Ucapnya
Jimin hanya tersenyum menyadari betapa Yoongi mencintainya.
Berkali-kali ia menangkap tatapan itu, tatapan yang penuh ketulusan yang bahkan tidak bisa Jimin ragukan.
“Yoongi, you fell harder i mean too harder. Saya cuma takut ini bakalan nyakitin kamu nanti.” Ucapnya
Yoongi segera menggenggam kedua tangan itu untuk ia kecup.
“Kalau pun harus sakit, i don’t mind if it with you.” Ucap Yoongi
“Ah oke, kita kesini buat have fun bukan buat sedih-sedihan.” Yoongi menangkup wajah Jimin dengan kedua tangannya dan mencium lelaki itu dengan perlahan.
“Ih cium-cium terus! tuh di liatin orang.” Protes Jimin
Yoongi hanya tertawa melihat Jimin yang masih saja salah tingkah seperti pada saat pertama kali mereka berciuman saat itu.
Melihat Yoongi meneguk minumannya hanya dengan satu kali tarikan nafas
Membuat Jimin tidak mengedipkan matanya saat itu. Yoongi terlihat sangat seksi dengan kemeja putih yang di gulung hingga ke atas lengannya.
Dan tangan satunya terus berada diatas paha Jimin dengan posesif.
“Bisa gak minumnya biasa aja?!” Ucap Jimin
“Biasa aja? ya ini biasa aja kan saya minumnya sambil duduk bukan sambil tiduran.” Jawab Yoongi dengan ekspresi kebingungannya
“So ganteng.” Gumam Jimin
Yoongi tertawa kemudian menarik pinggul ramping Jimin dengan lengan kirinya, membuat lelaki itu duduk diatas pangkuannya.
“I’m yours designer Park.” Bisiknya kemudian satu kecupan di pipi Jimin
“O-okay…” Jawabnya
“Mau pulang ke seoul lusa? Ellie kemungkinan flight kesini besok.” Ucap Yoongi kemudian menghisap satu batang rokok yang berada di tangan kanannya.
“WHAT THE FUCK?!” Ucap Jimin tanpa sadar menaikan suaranya dan reflek berdiri dari pangkuan Yoongi
“Calm down babe.”
“Kita pulang besok aja Yoongi.” Ucapnya dengan sedikit marah dan Jimin kembali duduk diatas pangkuan lelaki itu.
Sekarang Yoongi paham bahwa emosi Jimin yang suka meledak itu hanya luapan dari rasa takut kehilangannya, Yoongi perlahan belajar untuk mengimbangi lelaki itu sekarang.
“Oke, first class for my pretty one.” Bisiknya
“Grazie, amore mio.” Bisik Jimin kemudian mengecup pipi Yoongi
Milan, italy. What happiness will you gave to them? oh i can’t wait to see it…