He is mine.
Pagi hari semuanya sudah disibukan dengan aktivitasnya masing-masing.
Yoongi bangun pada pukul enam pagi, tubuhnya akhir-akhir ini sangat lelah tidur dalam beberapa jam tidak cukup untuk mengisi energinya kembali.
Ia hanya mengandalkan suplemen untuk daya tahan tubuhnya.
Memasuki dapur yang tentu saja sudah mulai sibuk memasak untuk acara wedding package hari ini.
“Appetizer, maincourse naikin sekarang aja Gyu.” Perintah Yoongi pada Yoongi yang baru saja selesai mencuci tangannya.
“Oke chef.”
Jungkook memasuki dapur untuk memanggil Yoongi naik keatas dan mengecek keadaan ballroom.
“Chef naik.” Ucap Jungkook kemudian mengambil satu potong kue dan memakannya.
Yoongi hanya meliriknya malas karena Jungkook selalu saja begitu.
Sekitar dua ratus tamu undangan sudah tiba dan menyaksikan betapa sakralnya pernikahan kedua orang ini.
Yoongi yang datang untuk mengecek buffet, beberapa stall makanan ringan dan kopi dingin.
Tentu saja tidak lupa satu botol wine disediakan di setiap meja.
Melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukan pukul sebelas siang, sementara janjinya dengan Jimin untuk melakukan test food setelah jam makan siang.
Sebisa mungkin Yoongi harus kabur dari sini, terutama dari Ellie yang terus menempelinya.
Tiba-tiba ada seseorang yang mendekati Yoongi dan berbisik bahwa ada yang mencarinya di resto.
“Chef, ada yang nungguin di resto.” Bisiknya pada Yoongi
“Siapa?”
“Gatau chef hehe lupa tanyain…”
“Gimana sih kamu, yang kaya gitu aja lupa apalagi saya suruh ngawasin resto sendirian.” Marah Yoongi
Entah emosinya sedikit terpancing.
“Ellie, bisa sedikit jauhan? gaenak dilihat banyak orang kamu nempelin saya terus.” Ucap Yoongi lalu menghempaskan jari-jari Ellie di lengannya.
Empat puluh lima menit berlalu, Jimin benar-benar bosan menunggu Yoongi di resto yang terbilang sepi ini karena para tamy berada di lantai atas.
Hanya ada beberapa pelayan yang sedang mengelap beberapa gelas-gelas dan piring di restoran hotel itu.
Yoongi berjalan menuju resto ia teringat bahwa ponselnya tertinggal di kitchen saat ia menyelesaikan pekerjaannya tadi.
Jimin melambaikan tangannya kearah Yoongi dan membuat lelaki itu seketika menghentikan langkahnya.
“Designer Park?” Gumam Yoongi kemudian menghampirinya ke meja tersebut.
“Hi.” Jimin meliriknya malas
“Kok disini? ada kerjaan? kenapa ga bilang atau telepon saya?”
Yoongi bertanya tanpa henti sementara Jimin segera berdiri tanpa menjawabnya.
“Saya laper banget, jadi test food gak? gila kamu saya di biarin nunggu empat puluh lima menit disini.”
Yoongi hanya terdiam, ia lupa bahwa ada seseorang yang menunggunya di restaurant.
“Saya udah teleponin kamu Yoongi, tapi malah gak di jawab liat ini udah jam berapa.” Marahnya
“Handphone saya ketinggalan di kitchen, iya maaf bikin kamu nunggu lama. Sekarang mau ikut ke office saya atau nunggu disini aja?” Tanya Yoongi dengan pandangan yang tidak bisa teralihkan dari Jimin.
Wajah kecil dan sedikit galak itu rupanya ia rindukan.
“Ikut.”
“Yaudah ayo.”
Mereka berdua berjalan menuju lift tapi Yoongi yang ceroboh melupakan ponselnya yang belum ia ambil jadi terpaksa harus ke dapur lebih dulu.
Saat ia kembali mengambil ponsel Jimin terus berjalan dan seperti biasa ia selalu fokus dengan ponselnya sendiri tanpa memperhatikan sesuatu di depannya.
Sebuah trolley membawa sisa makanan tiba-tiba mengenai tubuhnya, tentu saja baju itu terkena noda dan Yoongi segera menghampirinya.
“What the f—” Gumam Yoongi tapi Jimin segera menginjak sepatu lelaki itu agar tidak melanjutkan perkataannya.
“Maaf, saya minta maaaf bener-bener galiat di depan ada orang.” Ucap seorang pelayan itu terbata-bata dan belum lagi tatapan marah Yoongi kepadanya.
“It’s okay, nanti saya tinggal ganti baju aja.” Ucap Jimin
“Cepet, katanya mau ganti baju.”
“Bajunya gaada Yoongi… saya gabawa baju ganti terus gimana dong.”
“Kamu tuh ya.” Yoongi yang mulai emosi rasanya ingin sekali marah tapi ia tidak bisa saat Jimin memasang wajah sedih seperti itu.
“Pake kemeja saya.” Lelaki itu kemudian membuka lemari kecil di sebelahnya.
“Kegedean Yoongi saya gamau!”
“Terserah, lagian siapa suruh kamu tiba-tiba dateng kesini? terus jalan sambil main ponsel kaya tadi?” Marah Yoongi.
Sungguh Jimin yang tidak bisa di bentak sedikit pun merasa jengkel dengan Yoongi.
Bilang ia egois selalu melampiaskan amarahnya pada Yoongi tapi ia tidak bisa jika dimarahi.
“Kamu gasuka saya kesini? yaudah saya pulang aja Yoongi jelek marah-marah terus!” Jimin berdiri dan berjalan menuju pintu.
“No i’m sorry. Saya seneng kamu kesini jangan marah okay? gantu bajunya ya nanti kita telat perginya.” Yoongi menarik perlahan tubuh Jimin dan memberikan kembali kemeja itu.
“Gausah marah-marah, cuma saya yang boleh marahin kamu.” Gumam lelaki itu dan menatap tajam kearah Yoongi.
“Iya, maaf tadi saya kelepasan.”
“Mau ganti baju disini atau di kamar saya aja? diatas.”
Saat mendengar ia harus berganti baju disini dan Yoongi bisa saja melihat tubuhnya.
Tapi jika ia harus ke lantai atas akan memakan waktu lebih lama.
“Disini, kamu keluar.” Ucap Jimin
“Saya juga mau ganti baju.” Yoongi yang mulai membuka kancing baju masaknya membuat Jimin spontan memutarkan tubuhnya.
“MIN YOOOOOONGI FUCK!” Teriak Jimin
“Hahahahah cepet ganti bajunya saya gaakan liat.”
Jimin dengan cepat membuka kemejanya selagi Yoongi memunggunginya.
Tapi sungguh menyebalkan kancing-kancing kemeja milik Yoongi yang akan ia pakai sangat susah di lepaskan.
Yoongi yang sudah selesai mengganti bajunya tidak sengaja melihat punggung putih nan cantik milik Jimin dan juga ada beberapa tatto bulan yang tergambar memanjang sampai bawah.
“Shit.” Gumamnya
“Yoongi jangan intip atau kamu saya injek.” Teriak Jimin
“Mau dong di injek.” Ledeknya
“Sini kamu saya in—”
Tok! Tok! Tok suara ketukan pintu menghentikan kalimat Jimin saat itu.
“Chef….”
“Stop Ellie kamu jangan masuk, saya lagi ganti baju.” Yoongi dengan cepat menutupi tubuh Jimin saat knob pintu tersebut hampir terbuka.
“Saya udah selesai ganti bajunya, gapapa buka aja Yoongi.” Jimin menggeser tubuh lelaki itu dari depan pintu.
Tentu saja Ellie yang sedang berdiri di depan pintu itu kebingungan.
Apa yang dua orang ini lakukan di dalam office milik chef Min dengan dalih bergantu baju?
“Kamu kalo mau ngobrol jangan lama, saya tunggu di mobil aja.” Ucap Jimin kemudian pergi berjalan melewati Ellie begitu saja.
He’s mine, mine, mine, Ellie.
“Ellie saya ada urusan, kita ngobrol nanti aja ya.” Yoongi segera mengejar Jimin dengan kemeja putih kebesaran miliknya di tubuh kecil itu.
Tiga hari tidak bertemu ini aneh, Yoongi benar-benar merindukan setiap omelan dari lelaki kecilnya itu.
“Lipbalm baru?” Tanya Yoongi saat mereka sudah berada di dalam mobil.
“Iya dong, warnanya bagus kan?” Ucap Jimin masih sibuk berkaca dan mengoleskan lipbalm tersebut.
“Mau coba?” Jimin dengan ide jahilnya melontarkan pertanyaan itu pada Yoongi.
“Can i?”
“Close your eyes.”
Yoongi menutup matanya membayangkan Jimin akan menciumnya saat itu juga.
Tapi ia salah ternyata sentilan di bibir yang ia dapatkan dari lelaki itu.
“Stop jadi mesum Yoongi jelek!”