Choose one.
Yoongi dan Seokjin tentu saja sudah mengenali semua orang yang bekerja di bar ini, termasuk pemiliknya.
Mereka berteman dekat.
Private room sudah di pesan, beberapa minuman pun sudah di bawakan. Yoongi tiba dua puluh menit lebih awal dari Seokjin.
Ia menggeser tubuhnya mencari posisi lebih nyaman, karena jujur setelah dua tahun akhirnya ia mulai bisa berhenti memikirkan bayang-bayang sang mantan kekasih.
Seokjin adalah orang yang paking tahu bagaimana Yoongi selama dua tahun kebelakang dengan masa terpuruknya.
“Lama” Ucap Yoongi saat Seokjin mendudukan dirinya di kursi berlapiskan kulit itu.
“Macet, pas gue mau balik hotel fully-booked hahaha.” Seokjin tertawa puas
“Tegang banget…. lo kenapa?”
Yoongi hanya membakar ujung rokoknya dan menghembuskan asap itu keluar mengudara.
“Gue di jodohin.” Ucap Yoongi tanpa ekpresi.
Seokjin yang tengah meneguk minumannya tentu saja tersedak mendengar pernyataan itu.
Pernyataan yang begitu tiba-tiba.
“Maksud lo?” Nadanya sedikit meninggi
“Gue di jodohin, beberapa minggu lagi the wedding day haha.” Gumamnya
“Jangan!”
Yoongi meliriknya bingung, tentu saja ia kebingungan mengapa Seokjin melarangnya?
“Kenapa jangan?”
“Jangan, kalo lo belum sepenuhnya move on dari yang dua tahun lalu better let this person go.” Ucap Seokjin.
“Tapi—”
“Gaada tapi-tapi, kasian dia if you still love your fucking ex.”
Tentu saja pernyataan Seokjin itu menohok dirinya.
Tertusuk oleh kenyataan, sementara ia masih bingung tentang bagaimana perasaannya.
“Gue udah move on.” Yoongi meletakan gelasnya diatas meja itu.
Asap rokok yang masih terus terbawa udara diruangan itu cukup memengakan.
“Siapa orangnya? tell me i wanna know.” Seokjin terus menatapnya tajam.
“Ada… tapi gue belum bisa kasih tau lo sekarang.”
“Oke, the personality? at least gue bisa nilai.”
“Baik, mandiri, clingy tapi dia gamau keliatan kalo dia itu manja. Everyones types tapi gue belum bisa jatuh cinta sama dia.” Jelas Yoongi
“I see, ini lo udah tau dia berapa lama?” Tanya Seokjin
“Satu bulan lebih haha, my parents threatened me with jw marriott. it’s so annoying.” Gumam Yoongi
“Your parents chooise must be best, Gi.” Seokjin menepuk punggung lelaki itu.
“Tapi gimana ya, i don’t want to falling in love again soalnya gue takut di tinggalin lagi.” Yoongi menghelakan nafasnya.
“Itu si nasib hahaha.” Ledek Seokjin pada Yoongi
“Engga gi, coba buka hati lo lagi ya? dua tahun udah cukup lo sedih-sedihannya.”
“Should i?” Tanyanya
“Iya, lo juga jangan brengsekin Ellie, she likes you so much Gi.”
“Kita tuh gabisa kontrol perasaan orang lain ke kita, kalo dia suka? ya itu urusan dia. Gue gak perlu tanggung jawab sama perasaan dia.”
“Tapi—” Sela Seokjin
“Iya tau, lo mau bilang gue brengsek kan? tapi gimana kan emang kenyataannya gitu.” Jawabnya.
Mereka berdua pun terdiam, Seokjin yang tidak bisa membantah Yoongi.
Sementara Yoongi yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri, haruskah ia coba dengan Jimin?
Dia hanya takut menyakiti Jimin dan berujung kembali di tinggalkan.
“Choose one, future or past Yoongi. kalo lo pilih masalalu please jangan coba-coba hancurin perasaan orang lain.” Gumam Seokjin