percobaan kesekian #hirasako
agak 🔞
warning: kata kasar, jorok, dan agak porno.
Semenjak ajang coba-coba mereka berdua beberapa waktu lalu, baik Hiragi maupun Sako malah ketagihan untuk terus melakukan percobaan adegan delapan belas coret tersebut.
Seperti biasa, Hiragi yang disuruh menemani sahabatnya itu sendirian dirumah. Kalau sebelumnya mereka berdua hanya melakukan kegiatan monoton seperti nonton, makan, ngobrol, atau sekedar asik sendiri. Sekarang mereka mempunyai kegiatan baru yaitu ngewe.
Saat ini, mereka berdua lagi berada di dapur. Padahal, Hiragi hanya ingin mengejek Sako yang tidak pintar dalam hal memasak itu. Tapi entah kenapa malahan berakhir dengan adegan Sako diatas meja sambil mengangkang, sementara Hiragi berada ditengah selangkangan Sako sambil melahap napsu milik sahabatnya tersebut.
“Hiragiii....”
Rancauan Sako menggelegar di ruang dapur, untungnya hanya ada mereka berdua saja.
“Gue mau keluar unghh...”
Tangannya sedari tadi menjambak rambut Hiragi, kemudian Sako mengeluarkan putihnya di mulut sahabatnya itu.
“Enak nggak?” Pertanyaan Hiragi sebenarnya tidak butuh jawaban, karna dari raut muka Sako sudah menggambarkannya dengan jelas.
“Sako...” Suara Hiragi sedikit seduktif sambil menggigit kecil daun teling Sako yang membuat si empunya sedikit meremang.
“Hira— eunghpp...”
Belum selesai memanggil nama Hiragi, mulut Sako sudah tersumpal jari milik Hiragi yang membuat Sako semakin hilang kendali.
Saat Sako terus menampilkan raut muka hornynya, otomatis membuat Hiragi semakin menyukai sahabatnya tersebut.
“Sako, lo tuh cantik...”
. . .
Setelah belum puas adegan tak senonoh mereka berdua di dapur, kini mereka berdua melanjutkannya di kamar Sako.
Mungkin emang Hiragi yang salah, tapi Sako itu gila.
Setiap kali ada kesempatan, selalu Sako yang minta. Sementara Hiragi hanya memenuhi permintaan Sako, sayang untuk ditolak begitu aja.
Tapi, lain kali ingatkan Hiragi untuk memintanya lebih dulu.
Ah, padahal tidak penting siapa yang lebih dulu. Karena ujungnya keduanya pun tetap melakukannya dengan kemauan satu sama lain.
“Sako...” yang dipanggil tidak menjawab, hanya sibuk menahan desahannya menggunakan bantal.
Saat ini Sako sedang menungging, dan Hiragi sibuk menggempur lubang Sako dengan ritme yang cepat.
“Gue lebih suka lo berisik, dibanding harus nahan desahan erotis lo itu, Sako...”
Sako hanya menggelengkan kepalanya, yang membuat Hiragi semakin iseng untuk membuat sahabatnya itu tersiksa secara tidak langsung.
“HIRAGIIIII...”
. . .
“Lo jangan minta mulu deh.” Protes Hiragi kepada Sako yang masih rebahan diatas kasurnya.
“Lo nggak suka ya?” Raut muka Sako berubah menjadi cemberut yang lucu —bagi Hiragi.
“Gue suka banget, tapi plis banget nanti yang ada kesannya gue manfaatin lo, Sako.”
“Kan gue duluan yang mulai, dan mau juga nggak sih???”
“Gini aja deh, mending lo jadi pacar gue aja dulu. Nanti, lo nggak usah minta duluan. Biar gue yang nanya sama lo dulu mau atau nggaknya gitu, gimana???”
Sako terdiam, menatap Hiragi dengan pupil yang mengecil seperti menahan sesuatu.
“Gua nggak maksa, di luar konteks urusan ngeseks ini ya gue emang suka sama lo. Tapi, kalau kaya gini terus yang ada gue merasa bersalah aja. Berasa banget soalnya gue pake lo itu tanpa ada hubungan, ya kita emang sahabatan sih tapi kan nggak ada tuh kalau sahabatan doang pake ngewe elah.”
Ujung baju Hiragi ditarik pelan oleh Sako, membuat sang empunya mengusap pipi Sako yang sedikit tirus.
“Gue nggak maksa, cuma ini sekalian aja gue confess walau emang waktunya nggak pas aja sih. Sorry ya?“.
“APAAN SIH...”
“Sako, kok lo nangis nangis???”
“GUE TERHARU, BEGOOO.”
Kemudian Sako menarik tubuh Hiragi, dan langsung memeluknya erat. Mengesampingkan bahwa tubuhnya —terutama bagian bawahnya yang masih berasa sakit efek dari permainan mereka tadi.
“Jadi, lo mau pacaran sama gue?”
“Mauuu... Untung lo confess duluan, tadi tuh gue nahan soalnya mau confess jugaaa.”
“HAH???”
End.
240706🔥🤝