1O3Okr

#UMETSUBA

—obrolan serius empat mata antar kedua teman dekat.

. . .

Sebenarnya Tsubaki malas untuk sekedar menemui teman dekatnya tersebut, lantaran sosok lelaki itu merupakan penyebab faktor utama moodnya berubah menjadi jelek.

“Kamu beneran nggak lagi sakit, kan?” Ada nada khawatir dari pertanyaan Ume kepada Tsubaki, tetapi hal itu tidak membuat Tsubaki senang seperti biasanya.

“Mendingan lo balik aja deh, Me.”

Saat mengucapkan hal tersebut, raut wajah Umemiya berubah.

“Kamu tinggal sebutin salah aku aja deh, daripada kamu kaya gini.”

“Lo nggak ada salah, Umemiya. Kan udah gue bilang, gue tuh cuma lagi capek dan mood gue lagi jelek aja.”

“Tapi kamu sadar nggak sih???”

Tsubaki menautkan kedua alisnya menandakan kebingungan pada dirinya tersebut.

“Sikap kamu kaya gini malahan semakin jelas kalau aku emang ada salah.”

Iya, Umemiya itu benar. Sikap yang diberikan Tsubaki itu menandakan kalau ada kesalahan yang dibuat oleh lelaki berambut putih itu, tetapi Tsubaki juga tidak salah. Karena kesalahan yang dimaksud pun hanya dari rasa cemburunya yang muncul begitu saja.

Sementara Umemiya dengan dirinya itu hanya sebatas teman dekat, jadi sangat tidak wajar jika Tsubaki menyalahkan sosok lelaki tersebut.

Dan mengenai perlakuan yang diterimanya pun, sudah pasti Umemiya tidak ada maksud lain.

“Gue cuma mau istirahat, jadi bisa nggak lo jangan ganggu gue dulu?”

Saat mengatakan hal tersebut, Umemiya langsung memeluknya sehingga membuat Tsubaki terkejut. Bagaimana tidak? Hal ini diluar ekspektasinya.

“Maaf.”

. . .

Kini mereka berdua duduk bersampingan dengan Tsubaki yang sedang melahap cemilan dari Umemiya.

“Jangan buat aku khawatir lagi ya?” Ucap Ume sembari mengusap lembut kepala Tsubaki, sementara Tsubaki masih fokus dengan cemilannya tersebut.

“Ini harus sekarang banget, kita ngomongin hal ini, Me?”

Ume mengangguk pelan, memang sepertinya mereka berdua itu harus membicarakan hal ini secara serius. Lebih cepat, lebih baik, bukan?

Sehingga, nantinya akan ada kejelasan dan tidak abu-abu lagi.

“Sebenernya aku mau bahas ini dari dulu, tapi maju mundur.”

Saat mengucapkan hal itu, Tsubaki menyelesaikan acara mari mengemilnya dan mencoba fokus kepada sosok lelaki disampingnya tersebut.

“Kenapa?”

“Soalnya semakin banyak hal yang aku pikirin, malah semakin bikin aku takut.”

Tsubaki tersenyum, karena merasakan juga apa yang dikatakan oleh Umemiya.

“Tapi, kayanya aku nggak bisa takut terus. Karena kalau aku takut terus nanti malahan aku yang nyesel.”

Keduanya terdiam, yang terdengar hanya deru napas mereka berdua yg saling bersahutan.

“Jadi, boleh aku ngomongin masalah perasaan aku bukan sebagai temen kamu, Tsubaki?”

Tsubaki menoleh, sedikit terkejut. Meski sudah tau kearah mana pembicaraan mereka, tetapi hal itu tetap saja membuat jantung Tsubaki berdebar sangat cepat.

“Ini kamu nggak lagi bercanda kan?”

“Apa selama ini aku keliatan bercanda?”

“Nggak, tapi sikap kamu kesemua itu yang bikin aku merasa bingung.”

“Sikap aku kesemua yang gimana?”

Tsubaki terdiam.

“Aku memperlakukan kesemuanya itu emang baik, tapi kalau ke kamu itu special.”

“HAH???”

“Masalah postingan Hiragi, dia cuma emang lagi rese aja katanya kalau kamu cemburu ya aku harus maju.”

“Jadi kamu beneran nggak dateng?”

“Nggaklah, double date itu kan dua pasangan. Kalau aku sendiri ya jadi nyamuk dong, Tsubakino...”

“Tapi, kamu nyebut nama Choji sama Chika ya...”

“Iseng aja, nggak mungkin ngajak mereka juga. Toh, udah pada punya pawang masing-masing juga, kan.”

“Ini kayanya aku yang salah paham nggak sih?”

“Bukan kok, ini cuma aku aja yang nggak kasih kejelasan sama kamu.”

“Jadi?”

“Jadian aja, yuk.”

“Lo bisa romantis dikit nggak sih?”

Umemiya pun hanya tertawa dan seketika terkejut ketika Tsubaki malah mendadak mencium dirinya tersebut.

“Ngomong lagi yang bener ya.”

Lalu Umemiya malahan menarik tengkuk Tsubaki, bukan mengulang pernyataan cintanya yang seharusnya diulang tersebut.

. . .

240717❤️

#ALLNIREI

KONTRAKAN ISI LIMA

KETIKA NIREI TERJEBAK DENGAN 4 ORG YANG NGONTRAK BARENG DIA, BUKAN HANYA BERBAGI RUANG NAMUN KADANG MEREKA BERBAGI HAL YG MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN.

suonirei; sakunirei; suginirei; kiryunirei: toganirei

warning; bxb🔞, jorok, kasar, porno.


Nirei, hanya butuh tempat tinggal sementara untuk dirinya sendiri selama merantau. Dan ketika itu dia bertemu dengan Togame yang ternyata adalah teman dari anak pemilik kontrakan.

Kemudian, Nirei bertemu dengan pemilik kontrakan tersebut kemudian langsung diberitahu besar biaya sewa yang menurut Nirei masih terbilang cukup mahal.

Makanya pada saat Suo menawarkan untuk mengontrak secara bersamaan, Nirei langsung menyetujuinya begitu saja.

Tanpa berpikir dua kali.

Namun, rupanya yang dimaksud itu bukan hanya mengontrak berdua saja. Melainkan ada sekitar tiga orang lain lagi yang akan bergabung.

Memang agak lumayan banyak, namun Nirei merasa baik-baik aja selagi biaya sewaan menjadi lebih murah.

Tanpa memikirkan resiko kedepanya.

Lalu, secara tidak disangka sosok tinggi bernama Sugishita malah memberikan sebuah penawaran menarik untuk seorang Nirei.

Bagaimana kalau untuk biaya sewa Nirei tidak usah bayar alias gratis aja. Asalkan, dirinya siap ngangkang buat di coblos gitu?

Awalnya Nirei terlihat takut dan ragu, tapi setelah dipikir-pikir hal itu akan menjadi sangat menguntungkan untuk dirinya tersebut.

Lagi pula, dirinya hanya cukup mengangkang dan memuaskan mereka berempat saja, kan?

Kemudian penawaran itu pun mencapai kesepakatan, jadi jangan heran jika di kontrakan itu sering ada kegiatan yang tak senonoh.

. . .

Malam ini jatah Nirei untuk memuaskan semuanya. Iya, semuanya yaitu keempat teman kontrakkannya itu.

Mungkin, sebelumnya Nirei masih canggung untuk urusan persetubuhan ini. Namun, kelamaan Nirei mudah belajar bahkan nyaris mahir.

Awal dirinya belajar itu lewat Togame, meski sedikit malu-malu tapi ketika pada saat lubangnya digenjot oleh sosok bongsor itu sampai kelojotan tersebut Nirei malah terlihat keenakan.

Apalagi milik Togame besar, lalu mulut serta tangannya pun sangat lihai dalam hal mengerjai tubuh Nirei. Sehingga, Nirei merasakan ketagihan.

Dan Nirei pun menjadi terbiasa ketika harus memuaskan bergilir keempat penghuni kontrakan tersebut.

Saat ini Nirei sedang memuaskan milik Suo dengan mulut kecilnya, sementara lubangnya pun lagi digenjot dengan kasar oleh Sugishita.

Badan Nirei sudah banyak tanda dari keempat orang tersebut, terutama bagian selangkangannya yang paling banyak.

“Liat Nirei kita makin pinter aja ngelayanin kita...” ucap Sakura yang lagi mengocok miliknya, padahal dirinya sudah kebagian menggenjot lubang Nirei. Namun setelahnya milik Sakura kembali mengeras lantaran aktivitas panas yang masih berlangsung.

“Anjing... Nirei lubang lo jangan disempitin...” Sugishita menampar keras bokong Nirei kemudian menyodok lubang milik Nirei sampai dimentokin kasar.

Sementara itu Nirei hanya merasakan kelojotan, dan nggak mampu berpikir jernih. Lagipula milik Suo pun masih menyumpal mulutnya itu, dan ia merasakan semakin mengeras...

“Nirei sayang... mulut lo emang terbaik dalam nyepong kontol gue...”

Kemudian, Suo menarik miliknya dan menyemburkan putihnya ke muka Nirei.

“Uh Nirei sangat cantik kalau lagi dipenuhin peju...”

Kini, Kiryu maju mendekati Nirei.

“Lihat sekarang muka Nirei kita keenakan dikerjain bareng gini.”

“Enak... Kontol kalian semuanya enak... Mau lagi...”

“Anjing beneran, Nirei tuh makin dientot emang makin jalang mulutnya...”

Sugishita pun mengeluarkan putihnya begitu pun dengan milik Nirei.

“Gue mau Nirei on top dong...”

“Gilaaa, Nirei on top desahan frustasinya bukan maen pasti bikin sange lagi. Belum lagi pas gerak-gerak genjotnyaaa...”

“Mau... mau diatas Kiryu...”

Dan sementara itu Nirei sedang sibuk mengikuti ritme genjotan milik Kiryu, sedangkan tengkuknya ditarik lalu bibirnya pun dilahap abis oleh Sakura.

“Nirei, plis lo kita entot seharian aja ya???”

Nirei menggangguk di sela ciuman panasnya dengan Sakura. Padahal bibirnya sudah bengkak, badannya penuh dengan tanda, bahkan lubangnya pun sudah berapa kali di penuhi oleh cairan keempat penghuni kontrakannya tersebut.

Bahkan putingnya sudah sedikit lecet lantaran dikerjai oleh mulut-mulut lihai Sakura, Kiryu, Suo bahkan Sugishita.

Nirei merasa badannya sudah lemas, namun napsunya mengalahkannya. Karena setelah dirinya dihajar abis-abisan oleh keempat teman kontrakannya itu, dirinya juga harus memberi jatah kepada Togame...

Ah, bisa nggak sih Togame ikut join aja supaya dirinya bisa menikmati sekaligus kontol dari mereka berlima???

Jadi biarkan Nirei diewe oleh keempat teman kontrakannya itu sampai puas pagi menjelang.

. . .

240714🔥👍

#umechika

umemiya hajime x chika takiishi

warning; mxm🔞; bahasa kasar, jorok, dan porno.


Beberapa waktu lalu, umemiya hajime mendapatkan sebuah chat dari chika takiishi yang berisi sangat mengejutkan dirinya atas penawaran mantan rivalnya tersebut yang sangat diluar nalar.

Mesti begitu, ume menyetujui penawaran tersebut dengan dalih hanya ingin membantu saja. Padahal, ini merupakan kesempatan yang sedang dirinya gunakan baik-baik.

Setelah keduanya sudah melakukan perjanjian tersebut, maka baik ume maupun chika benar-benar seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda satu sama lain.

Bagaimana tidak? Saat diwaktu tertentu mereka berinteraksi normal layaknya hanya sekedar teman. Namun, ketika diatas ranjang mereka berdua saling memakan satu sama lain seperti kelaparan.

Seharusnya mereka berdua canggung, tetapi tidak sama sekali. Malahan, terlihat sudah terbiasa.

Saat ini merupakan jatah Umemiya yang akan menginap di apart Chika beberapa hari. Jadi, untuk kegiatan mereka sudah pasti akan melakukan nyaris disetiap sudut ruang.

“Ume... Eunghh...” Suara Chika tertahan ketika tubuhnya sedang dikerjai oleh mulut dan lidah Ume, sementara Ume masih sibuk membuat tanda, bahkan mengerjain puting Chika.

Chika terus mengemut jari telunjuk ume sementara dirinya menikmati bagaimana lubangnya di genjot dengan ritem cepat.

— SUGISAKU 🔞

sugisaku; edisi jorok, dan porno (bxb)

— sbg roomate mereka berdua harus saling berbagi kan???

. . .

Sakura dan Sugishita itu satu kamar kos, mereka berdua sengaja menyewa bersamaan supaya bisa menghemat. Namun, selain itu ada hal yang membuat keduanya sangat menyukai keuntungan lain dalam berbagi kosan tersebut.

Seperti malam ini, baik Sakura maupun Sugishita sedang saling melahap bibir satu sama lain. Posisi Sakura di pangku oleh Sugishita dengan kondisi badannya yang sudah nyaris telanjang, jangan lupakan Sugishita yang memang sudah telanjang. Maklum, sehabis mandi sosok lelaki tinggi itu tergoda oleh ajakan Sakura untuk berciuman saja.

Namun sepertinya mereka berdua akan melakukan hal lebih yang akan membuat mereka begadang lagi. Iya, kegiatan ciuman mereka itu hanya sebagian kecil saja. Karena biasanya mereka sering berolahraga yang membuat Sakura berkeringat seksi serta mendesah frustasi.

”Sugiii…” ucap Sakura disela ciumannya ketika tangan sang teman sudah menjamah bagian bokongnya.

”Lo ya, gue bilang kan malam ini libur dulu. Besok pagi gue ada meeting…

”Sakura tidak begitu mendengar ocehan Sugishita, dirinya masih menikmati sentuhan tangan serta bibir sang teman yang sudah berkreasi di lehernya tersebut.

”Lo kan mau perjadin, seenggaknya kita harus main sampe puas dulu nggak sih???”

”Gue cuma perjadin dua hari Sakura sayang. Lagian masih bisa vcs kok, seenggak sabar itu nunggu gue ya?”

“Iya, nanti gue ngewe sama siapa coba? Kalau main sendiri kurang puas.”

“Lo sekali-kali ajakin anak kosan sini aja, mereka pasti pada mau kok.”

”Malu, masa tiba-tiba gue minta di ewe mereka sih?”

”Nggak usah malu, lagian mereka emang nunggu lo ajakin ngewe kok.”

“Sok tau banget lo…”

”Mereka sering kok nanyain lo...”

”Terus lo jawab apa?”

”Gue jawab, kalau gue itu selalu bisa ngewein lo tiap hari, apalagi sering banget lo yang minta...”

“Gila lo, jadi mereka tau kalau kita sering ngewe?”

”Iya, kan gue bilang gapapa. Lain kali coba deh lo di ewe ramean sama mereka gitu pasti enak.”

”Next deh, sekarang lagi mau di ewe sama lo aja.”

”Mau posisi apa sayangku?”

”Mau disodok pas nungging aja biar berasa genjotan kontol lo itu…”

“Sakura muka sange lo bener-bener seksi…”

Sesuai permintaan Sakura, kini ia sedang di genjot Sugishita sambil mengocok milik Sakura. Biasanya Sakura menahan suara desahannya lantaran takut mengganggu, namun sekarang dirinya sengaja bersuara lebih keras. Karna saat lubangnya digenjot kasar oleh Sugishita, fantasinya juga merasakan gimana kalau misalnya dia di genjot secara ramean oleh penghuni kosan sini.

Ah, sudah pasti enak lantaran lubangnya dimasukkan banyak kontol.

Entah sejak kapan Sakura sangat suka disodok seperti ini yang pasti pada saat itu yang mencoba pertama kali adalah teman SMPnya Suo, lalu ketika itu Suo mengajak temannya lagi untuk mengerjai dirinya. Bukannya marah tapi Sakura merasa keenakan, dan ketagihan. Semenjak SMA dirinya sudah tidak bertemu dengan Suo lagi, tetapi dirinya menemukan sosok baru yang bisa memuaskan lubangnya tersebut yaitu Kaji. Bermain sama Kaji lebih menyenangkan karna selalu saling memuaskan bersama dengan teman-temannya, dan ketika masuk ke tahap kuliah Sakura menemukan sosok Sugishita alias teman kosannya yang saat ini sedang mengerjainya dengan sangat brutal.

Permainan Sugishita itu selalu membuatnya ketagihan.

”Sekarang desahan lo keras banget ya? Biar didenger sama yang lain, kan?”

Sakura mengangguk sambil terus merasakan nikmat bagaimana lubangnya terus dihajar milik temannya itu.

”Nanti gue bakalan bilangin mereka kalau lo siap di ewe ramean.”

”Ah, makasih… Lo emang selalu tau kesukaan gue.”

”Taulah, orang gue sering ngewe gini sama lo.”

”SUGIII… TERUS, KONTOLIN GUE SAMPE MENTOK EUNGHH…”

”Anjing, lo tuh bener-bener anjing Sakura… Lubang lo masih sempit padahal udah sering gue genjot gini…”

“Sengaja biar lo makin suka sodok lubang gue… Karna emang seenak itu sodokan lo…”

Sakura sudah kelojotan, bahkan ia merasakan milik Sugishita akan menyemburkan putihnya lagi. Kini dirinya ambruk, tapi masih bisa merasakan Sugishita yang mengeluarkan miliknya dari lubangnya tersebut.

”Ah, nggak asik lo.” Racaunya sambil menatap sayu Sugishita.

”Lo mending istirahat aja, siapin diri kali aja besok di ewe ramean.”

”Tapi tetep vcs-an sama lo ya?”

“Iyaaa cantik ku… Tapi sebelum itu mau nenen dulu dong. Dari tadi gue kurang ngisep puting lo itu.”

Sakura mendengus kesal. Pasalnya, baik putingnya pun tidak selamat. Bahkan bibir, dan seluruh tubuhnya. Namun, masih aja teman kamarnya itu bilang belum puas.

. . .

Fin.

240710🔥

suosaku🔞

—from pcr bertiga

what if; suo yg nggak tahan melakukan hal iya-iya ke salah satu pacarnya —sakura.

warning; bxb, sedikit porno 🔞


Setelah Nirei meminum obat dan tertidur pulas, Sakura menuju ke dapur sebentar guna mengambil minum karena sedikit haus. Namun, pada saat dirinya sedang meneguk segelas air tiba-tiba saja sosok Suo datang dan langsung saja memeluknya dari belakang.

“Suo... Lo ngapain???”

“Nirei emang lagi sakit, tapi lo kan nggak, Ra...”

Sakura paham maksudnya Suo, karena memang begitu. Mereka tidak harus selalu bertiga saat memuaskan satu sama lain, kadang ada waktu dimana mereka hanya memuaskan hanya berdua saja. Entah itu Suo dengan Nirei, Sakura dengan Nirei atau Suo dengan Sakura.

Mereka tidak akan cemburu, karena sudah kesepakatan bersama yaitu selagi bukan dengan orang lain ya tidak akan masalah. Namun, hanya saja bagi Sakura jika posisinya seperti ini, dirinya merasa mengkhianati Nirei.

“Tapi, nggak disini juga. SUO ANJING...”

Belum selesai Sakura ngomong, dirinya dikejutkan dengan diangkat secara tiba-tiba dan diturunkan diatas meja ukuran sedang yang berada tidak jauh dari mereka.

“Ciuman aja deh, gimana?”

“Emang nggak bisa nunggu sampai Nirei sembuh dulu?” Meski mulutnya berkata demikian, respon tubuhnya seolah tidak sinkron.

Sakura tetap menerima ciuman dari Suo yang kepalang napsu.

“SUO...”

“Kita maen cepet aja deh, Ra...” Usul Suo yang tanpa persetujuan Sakura pun sudah melahap bibir milik pacarnya itu.

. . .

Suo itu licik, diawal permintaannya mereka berdua itu hanya sekedar ciuman saja. Namun, nyatanya baik Suo maupun Sakura berakhir dengan lebih dari sekedar ciuman.

Mulut Sakura disekap, supaya suara desahannya tidak menggangu pacar satunya yang masih tertidur pulas tersebut.

Tapi, dengan begitu Suo malah sengaja menggoda Sakura agar berteriak lebih keras..

Agak gila, sepertinya.

“Tahan desahan lo itu jangan sampai Nirei kita nanti kebangun loh.”

Suo itu ANJING, kenapa disaat Sakura semakin menahan desahannya malahan lubangnya di kerjai semakin nggak karuan.

“Jangan disempitin, Ra... Kontol gue makin keenakan...”

“Sakura menyingkirkan paksa tangan Suo yang menyekap mulutnya, guna untuk mengulum jari Suo sedutif.

Jadi, Sakura bisa menahan desahannya meski bagian bawahnya dihajar abis-abisan oleh Suo.

“Gue mau keluar, Ra...”

Sakura hanya mengangguk, karena miliknya juga ingin memuntahkan cairan putihnya.

Ketika genjotan Suo yang ritmenya semakin cepat makanya putihnya pun memenuhi lubang milik Sakura.

. . .

Mereka hanya bilang ciuman saja kan? Akan tetapi malah bercinta di area dapur ukuran sedang tersebut secara sembunyi-sembunyi.

Alih-alih bermain cepat pun, mereka malah menambah ronde kegiatan olahraga malam mereka.

Setelah Suo selesai menggenjot lubang Sakura, kini lelaki itu sedang mengiasi badan mulus Sakura dengan mulutnya.

Terutama bagian leher, dan perut Sakura. Bahkan putingnya pun sudah bengkak di kerjai oleh lidah Suo yang sangat lihai.

“Suo... Udah, Nirei nggak ada yang jagain di kamarnya ih...”

“Nirei masih butuh istirahat, sedangkan kita juga butuh isi ulang.”

“Akhhh, Suo udahh cukup...”

“Yakin udah? Buktinya reaksi badan lo bilang masih mau terus tuh...”

Dan akhirnya, Sakura pun kalah. Pasalnya, dirinya juga menikmati apa yang dilakukan pacarnya tersebut.

Ujungnya, mereka berdua pun bermain lumayan lama sampai beberapa kali mengeluarkan putihnya masing-masing.

. . .

“Kalau Nirei nanya gimana?”

“Tinggal jawab aja...”

“Makanya lo kontrol tuh napsu lo, elah.”

“Kaya lo bisa kontrol aja sih...”

“Seharusnya tuh tunggu Nirei sampai baikan gitu, baru deh lo boleh berulah.”

“Emang lo nggak kepengen gitu, Ra?”

“Ya kepengen, tapi maunya sama Nirei juga.”

“Ra, emang lo daritadi nggak peka kalau Nirei kasih sinyal ke kita berdua?”

“Sengaja, dia harus istirahat. Lagian ya gara-gara lo tuh, pacar gue jadi ikutan mesum.”

“Kaya lo nggak mesum aja, elah.”

“Semuanya dari lo.”

“Iya, iyaaa. Sekarang kita tidur, semoga aja besok Nirei udah baikan.”

Sakura menjitak kepala Suo, kemudian memejamkam kedua matanya.

Akhirnya mereka berdua pun memilih untuk tidur di ruang tamu saling berpelukan.

. . .

240710❤️

Togasaku ft Suonirei

— tentang ide gila antara Togame dan Suo yang ingin melakukan kesenangannya secara bersamaan.

warning; bxb, 4some, vulgar, porno, jorok, kata kasar🔞


Togame bertemu dengan Suo secara tidak sengaja di sebuah cafe perbatasan, awalnya hanya ingin bertegur sapa saja. Namun, ternyata obrolan mereka berlarut sampai nyaris satu jam. Saat ingin menyudahi obrolan random serta ngawurnya, Togame pun secara asbun mengajak Suo untuk bergabung dalam kesenangan yang akan dilakukan bersama pacarnya —Sakura di sebuah kamar hotel. Merasa tidak keberatan, Suo pun segera mengiyakan dan akan menyusul ketika mendapat persetujuan dari pacarnya —Nirei.

Dan, tanpa diduga saat Suo datang bersama Nirei. Baik Togame dan Sakura sudah memulai sebagian hal yang menyenangkan tersebut.

. . .

Kini mereka berempat menggila, bahkan tidak malu satu sama lain. Tubuh telanjang mereka terekspos dengan sangat jelas, namun hal itu tidak ada satu pun yang memprotes.

Pertama, mereka berempat menikmati kesenangan dengan pacar masing-masing. Togame yang sangat menikmati bagaimana setiap lekuk tubuh mulus Sakura, begitu pun Suo yang sudah mengerjai habis-habisan tubuh Nirei dengan sangat tidak berperimanusiaan.

Di kasur, masih bisa terlihat Suo terus menggenjot lubang Nirei sampai sang empunya kelojotan. Bahkan suaranya mengalahkan suara Sakura. Soalnya, Togame sedang menyumpal mulut sang pacar dengan miliknya di ujung dekat sofa tersebut.

Sementara baik Togame maupun Suo malah bercengkrama seakan hal yang mereka lakukan sebuah kegiatan normal.

“Suo, lo nggak liat itu pacar lo udah kelojotan mampus? Masih aja terus lo genjot lubangnya gitu?”

“Tenang bang, Nirei itu paling suka dibuat kelojotan gini kok. Lagian lo nggak denger kalau daritadi desahannya minta terus mulu?”

“Anjirrr, enak dong kalau kuat di gempur gitu?”

“Enak banget bang, bayangin aja kontol lo pas gempur lubangnya malah semakin dijepit berasa dipijit...”

“Sakura, juga kuat dibuat kelojotan kaya gitu tapi liat kalau gue sumpel gini makin bikin gue terus mau disepongin mulut kecilnya ini.”

“Ah, jadi Sakura pinter nyepong kontol lo bang? Padahal mulutnya kecil banget.”

“Iya kan? Lo liat aja dia agak kesusahan ngisep kontol gue tapi bisa enak. Kalau lo itu lebih suka nyepong ya?”

“Iya, soalnya tiap gue lagi nyepong Nirei pasti dia makin berisik dan itu malah bikin gue makin sange, bang...”

Togame dan Suo masih terus melemparkan kalimat-kalimat kotor tentang perngewean mereka, sementara sang pacar masing-masing hanya bisa menyimak sambil menikmati dikerjai oleh mereka berdua.

Entah berapa lama, sekarang posisi mereka sudah berganti. Togame sedang menggempur lubang Sakura di sofa, lain hal dengan Suo yang sedang menyepong milik Nirei tersebut.

Kini, suara desahan erotis baik Sakura dan Nirei bersahutan sehingga membuat kedua pacar mereka semakin bernapsu.

“Sakura, lo selalu enak gini...” Togame meracau ketika menggenjot lubang milik sang pacar yang sempit namun memuaskan kontolnya tersebut.

“Terus ka, genjot terus lebih cepet ka... Kontol lo terlalu enak nyodok lubang gue...”

Sementara Suo, terus melihat ekspresi sayu Nirei yang keenakan disepong oleh mulutnya itu.

“Suo enak banget, mulut kamu selalu enak puasin aku...”

Setelah masing-masing mengeluarkan putihnya, Suo mengeluarkan milik pacarnya lalu membisikkan seduktif di daun telingan Nirei yang bikin bergidik ngeri.

“Sayang kamu mau dimasukkin dua kontol sekaligus nggak?”

Nirei nggak kebayang, tapi hal itu pasti menyenangkan, bukan?

Jadi, dirinya hanya menganggukkan kepala saja...

“Bang, mau genjot pacar gue juga nggak?”

Ketika mendapatkan persetujuan dari Sakura lalu Togame menghampiri keduanya dengan sambil menarik Sakura.

“Kamu mau juga digenjot barengan juga nggak?”

Begitu pun Sakura yang hanya mengganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.

Nyaris beberapa jam, desahan Nirei terdengar tak seperti sebelumnya. Maklum, tubuhnya sudah dikerjain habis-habisan oleh Suo dan juga Togame. Alhasil sudah tidak ada tenaga lagi untuk mengeluarkan suaranya seperti biasa.

Namun, benar yang dikatakan oleh Suo. Kalau lubang Nirei itu lebih sempit dan enak. Walau tetap enakan ketika menggenjot lubang Sakura tapi sebagai percobaan Togame akui bahwa lubang pacar Suo itu termasuk memuaskan miliknya.

Selang beberapa jam selesai menghajar Nirei dengan sangat brutal, kini Sakura yang harus mendesah dengan sedikit tersiksa lantaran saat ini mulut dan lubangnya dikerjain secara bersamaan.

Togame pun benar, mulut kecil sakura benar-benar memuaskan miliknya sampai nyaris membuatnya ketagihan. Sedangkan Togame melanjutkan mengggempur lubang Sakura yang sudah dipenuhi oleh cairannya itu.

“Bang, ide kaya gini bener-bener menguntungkan...”

“Iya kan? Lo mau lagi nggak kaya gini?”

“Jadwalin aja bang, gue siap kok. Atau bisa di apart gue biar makin puas.”

Suo dan Togame pun mencapai putih mereka, namun sepertinya Suo masih ingin menggempur lubang milik pacar Togame tersebut.

Dan, Sakura pun hanya bisa berdesah pasrah ketika dirinya digenjot kasar bahkan dibuat kelojotan kembali oleh Suo.

Entah mereka bermain berapa ronde, yang pasti bagian bawah Sakura maupun Nirei sudah sangat terasa sangat nyeri.

Namun, tatapan Togame dan Suo masih terlihat begitu lapar.

“Mau liat pacar kita saling ngewe nggak, bang?”

Dan benar aja, kedua pun menyuruh sang pacar masing-masing untuk memuaskan satu sama lain. Melihat bagaimana Sakura menggenjot lubang Nirei membuat keduanya kembali menegang. Bahkan ketika Nirei mengisap milik Sakura pun, malah membuat pacar mereka kembali sange.

“Bang, kali ini gue mau genjot Sakura sampe kelojotan lagi dong.”

“Yaudah kalau gitu gue yang bikin Nirei kelojotan ya?”

Dan biarkan mereka saling memuaskan satu sama lain sampai menjelang pagi.

GWS buat Sakura dan Nirei


240707 🔥

#ALLSAKURA

Sakura harem.

— ketika para pacar Sakura belum mendapatkan jadwal.

warning; agak jorok, bahasa kasar🔞 . . .

Sakura sedari tadi tidak memperhatikan ponselnya, lantaran sibuk dengan kegiatan yang nyaris seharian penuh bersama dengan sang ketua —Umemiya.

Setelah sampai di kosan, dirinya malah menemukan para pacarnya yang sedang menunggunya tersebut.

“Kalian ngapain disini???” Tanyanya penuh kebingungan kepada empat pacarnya itu.

“Seharian ngapain aja sih?” Togame balik bertanya sambil menatapnya kesal.

“Lagi banyak tugas dari Ume.”

“Tapi bisa nggak lo bales chat dari kita dulu???”

Itu suara dari Suo, yang nampaknya juga sedikit marah.

“Gue nggak sempet, soalnya sekalian nunggu balik aja gitu biar fokus sama ponsel gue.”

“Kalau gitu lo harus kita hukum nggak sih???”

Usul Kaji, yang padahal terlihat lebih santai.

“Lah, gue kan nggak salah...” Sakura berusah mengelak, namun sepertinya tidak bisa menghindar dari ancaman yang berada didepan mata.

“Masuk...”

Sugishita pun menyuruhnya dengan suara yang lantang. . . .

Sakura ditarik paksa oleh Togame, lalu diikuti oleh ketiga pacarnya dari belakang.

“Sebelum lo kasih kita jadwal, kita berempat akan kasih lo pelajaran.”

Begitulah ucapan Togame yang disetujui oleh yang lainnya, kecuali Sakura.

Namun, sepertinya Sakura hanya bisa pasrah. Karena selain merasa bersalah, dirinya tidak bisa kabur begitu saja. Soalnya emang seharusnya dirinya itu memberikan jadwal nge-date yang jelas ke para pacarnya tersebut.

Jadi, ketika dirinya dikasih pelajaran seperti apapun ya Sakura mau nggak mau tetap harus terima, bukan?

Lagi pula dilihat-lihat enak kok, lihat saja tubuh Sakura yang entah sejak kapan sudah telanjang itu dipenuhi tanda oleh keempat pacarnya.

Tapi, tanda yang paling banyak berada di selangkangan dan juga area punggung serta lehernya tersebut.

Keempat pacarnya pun tau bagaimana cara memuaskan Sakura, seperti saat ini ketika Togame sedang menggempur lubangnya secara kasar tanpa ampun, sementara Suo menyumpal mulutnya dengan miliknya yang terbilang besar dan tangan Sugi yang ahli dalam membantu mengocok milik Sakura yang sudah sangat mengeras itu. Sedangkan Kaji bermain di daerah badan Sakura yang sudah sangat sensitif.

“Enak, kan???” Pada saat ditanya seperti itu, Sakura hanya bisa mengangguk saja. Pikirannya sudah tidak sanggup mencerna dengan baik, lantaran badannya dikerjain semua oleh para pacarnya.

Setelah dirasa Togame sudah puas menggempur lubang Sakura dengan mengeluarkan cairannya yang begitu banyak. Kini, lubang Sakura gantian kembali diisi oleh Sugishita yang ternyata miliknya sama besarnya dengan Togame.

Rasanya saat ini Sakura hanya bisa menikmatinya, mendesahpun tidak bisa karena setelah mulutnya dipenuhi putih milik Suo, kini harus dilanjut dengan disumpal milik Kaji yang lumayan besar.

Wajah sayu Sakura sebagian terkena cairan yang menyembur menghasilkan terlihat semakin cantik.

“Sugiii, gue join dong... Mau masukin lubang sakura juga. Biar dia makin kelojotan...”

Suo itu gila, ketika Sugishita sedang asik menggenjot lubang Sakura tiba-tiba saja memasukkan miliknya juga. Sehingga Sakura semakin dibuat kelojotan.

Bukannya minta berhenti, Sakura malah semakin menikmati dan keenakan.

Dua kontol yang bersarang dilubangnya sangat memanjakan titik manisnya, walau sedikit nyeri tapi Sakura merasakan keenakan tak terhingga.

Sampai dimana mulutnya pun penuh dengan cairan Kaji, lalu setelah itu Sakura mendesah dengan erotisnya.

“LAGIII... ENAKK... KONTOL KALIAN ENAK SEMUA...”

“Lihat pacar kita ini, emang maunya di gangbang gini daripada sendiri-sendiri...”

Rambut Sakura sedikit dijambak, lalu mendongak dengan wajah frustasinya.

“Ternyata lo keenakan ya di ewe ramean gini???”

Sakura menggangguk, ekspresinya sudah nggak karuan. Tapi, Togame malahan menamparkan miliknya ke pipi Sakura.

“Gue juga mau disepong dong, tapi lihat lo kaya gini tuh kaya mau godain lo dulu.”

Togame malahan melesakkan jarinya kedalam mulut Sakura, lalu setelah Sugishita dan Suo selesai menggempur lubang Sakura, kini Kaji yang bertindak.

Sama seperti halnya dengan Togame, Kaji masih ingin bermain dengan Sakura.

Jadi daripada langsung menggenjot lubangnya, jarinya terlebih dulu dimasukkan kedalam lubang yang sudah penuh dengan cairan tersebut.

“EUNGHHH....”

“INI MASIH JARI SAYANGKUUU...”

Tapi, meskipun begitu Sakura merasa kelimpungan. Lubangnya, mulutnya, bahkan tangannya pun mengocok miliknya yang kembali mengeras.

Sungguh, hal ini diluar pemikiran Sakura.

Ternyata punya pacar banyak pun tidak sederhana seperti yang dibayangkannya.


240707🔥

#HIRASAKO

warning; kissing, dan kata kasar

. . .

Hiragi pergi menuju kosan Sako dengan jantung yang berdebar, dan sedikit berkeringat dingin. Bagaimana tidak? Insiden beberapa waktu lalu membuatnya berpikir bahwa dirinya emang telah jatuh hati pada teman dekatnya tersebut.

Ciuman yang berawal dari ketidaksengajaan bahkan terus berputar dalam ingatannya, padahal saat itu Sako habis makan mie gac*an level delapan yang ia belikan. Namun, entah kenapa bibir Sako saat itu benar-benar berasa lebih manis dibandingkan pedas.

Hiragi sempatkan diri buat mampir ke supermarket yang masih buka, membelikan es krim serta cemilan lain kesukaan Sako.

Perihal es krim segalon itu hanya kiasan, karena sebenarnya Hiragi hanya menyindir Sako aja yamg waktu itu pernah mengajaknya makan es krim segalon lantaran sedang jatuh cinta.

Setelah semuanya sudah dibeli, Hiragi melanjutkan perjalanannya menuju kosan Sako dengan sedikit mengebut.

. . .

Keduanya canggung, setelah sampai di kosan Hiragi sudah disambut oleh Sako yang memakai jaket. Katanya, pintu gerbang sudah dikunci lebih cepat dari jam biasanya. Jadi, daripada menunggu chat dari Hiragi lebih baik dirinya menunggu langsung saja.

Dan sekarang mereka sudah berada di dalam kosan Sako dengan masih diam satu sama lain.

“Ini tuh udah malem tau.” Suara omelan Sako memecah keheningan, sambil memakan es krim yang dibelikan oleh Hiragi.

“Yaudah sih, kalau lewat chat tuh gak leluasa aja elah.” Ucapan Hiragi sedikit mengeles, padahal emang dirinya aja yang mau bertemu dengan Sako.

“Jadi, apa jawaban lo?”

Hiragi terdiam, matanya sengaja dialihkan supaya tidak fokus kepada bibir Sako yang terdapat bekasan cairan es krim tersebut.

“Sori ya, lo pasti kepedesan. Maksud gue tuh kaya kejadian waktu itu tiba-tiba aja, dan gue nggak ada maksud lain kok.”

Sako berbicara dengan nada kikuk sekalian menghabiskan es krimnya itu, melihat Hiragi yang sedari hanya diam menimbulkan spekulasi negatif dalam diri Sako.

“Anggap aja ciuman itu nggak pernah terjadi ya? Waktu itu kayanya otak gue lagi konslet, jadi...”

”...lo ngapain???”

Sako terkejut, lantaran Hiragi mendekat dan malah mengusap sudut bibirnya.

“Makan lo kaya bocil dah, belepetan nih.”

Kini, Sako yang mematung.

“Gue boleh jawab sekarang, kan?”

Sako hanya menganggukkan kepalanya aja.

“Bibir lo tuh manis, jadi gue nggak ngerasa kepedesan.”

“HAH???”

“Gue tau mungkin ini terdengar gila, tapi pada saat ciuman sama lo gue beneran nikmatin. Bisa dibilang waktu itu kita terbawa suasana aja, tapi gue beneran mau makanya gue bales ciuman lo karena bibir lo tuh semanis itu. Bahkan gue sampe lupa kalau lo abis makan mie gac*an, Sako.”

Sako menunduk, entah karena malu atau mungkin merasa bersalah.

“Sori ya, gue juga nggak ada niatan terselubung. Tapi emang mungkin gue cuma ambil kesempatan yang ada aja.”

“Hiragi...”

“Ya? Kalau lo mau marah gapapa omelin aja gue.”

“Maaf... seharusnya gue yang tau batasan, tapi malah gue yang nyeret lo begini.”

Hiragi mengusap kepala Sako dengan lembut.

“Gapapa, Sako. Mungkin lo emang masih patah hati dan butuh hiburan doang. Jadi, gue sebagai temen cuma bisa bantu lo segini aja.”

“Tapi, masalah yang ciuman emang gue yang mau sendiri. Bukan karna pelampiasan atau buat hiburan semata aja. Dan gue juga nggak ngerti, seharusnya tuh gue bisa tahan diri, cuma gue kelepasan aja.”

“Sako, gue bakalan nunggu lo. Kalau hati lo udah sembuh dan membaik, boleh gue coba buat masuk dan bikin lo bahagia sama gue?”

“HAH???”

“Orang patah hati itu selain tolol, bisa jadi bolot ya???”

“HIRAGIII, GOBLOK.”

“Gue tau ini goblok, tapi kayanya gue nggak bisa nunggu lagi buat confess ke lo. Mungkin waktunya nggak tepat, tapi gue pengen lo tau kalau gue selalu nunggu lo, Sako.”

Dan setelahnya Sako malah menarik tengkuk Hiragi lalu menciumnya sambil menangis.

. . .

Entah berapa lama mereka ciuman, yang pasti lebih lama dari yang sebelumnya. Saat ini mereka saling bertatapan dengan Sako yang berada di pangkuan Hiragi, keduanya menautkan kening mereka sambil tertawa bodoh.

“Gue nggak nyangka kalau lo bakalan confess disaat kaya gini.”

“Abisnya, kalau gue nunggu lagi nanti keburu lo sama orang lain lagi.”

“Harusnya lo lebih gercep nggak sih?”

“Nggak juga, ini udah paling pas buat confess sama lo.”

“Kenapa???”

“Soalnya pada saat itu belum tentu diterima juga atau bahkan kita jadi menjauh.”

Stop overthinking kaya gitu ya, lo cuma takut aja sebelum mencoba.”

“Yaudah, sori...”

“Tapi, gapapa ya kita pelan-pelan dulu?”

“Ya emang, kan udah gue bilamg juga pelan-pelan. Lo kali yang nggak sabaran.”

Tiba-tiba aja Sako langsung menenggelamkan wajahnya di leher Hiragi.

Malu, soalnya tadi dia nyaris aja menyerahkan diri kepada Hiragi. Untung aja, Hiragi dapat menahannya pada saat itu juga.

“Makasih ya, makasih untuk semuanya. Gue sayang sama lo, Hiragiii...”

“Iyaaa, gue juga sayang lo, Sako. Sekarang mending lo tidur deh.”

Hiragi ngusap lembut kepala Sako.

“Tapi lo nginep aja ya?”

“Lo emang pengen banget gue khilaf apa ya???”

Dan Sako menganggukkan kepalanya pelan sambil tertawa kecil.


End.

240706

HELLO, AGAIN

vers. #UMETSUBA ft [SAKURA]

warning; angst


Sakura tidak tau seberapa lama dirinya mencari keberadaan seseorang yang pernah di bencinya tersebut, yang pasti sudah sangat lama sekali. Terakhir dia bertemu dengan sosok itu adalah saat umurnya sekitar lima belas tahun.

Ketika di hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun, ayahnya memberikan sebuah hadiah dan juga berupa amanat. Yaitu, untuk menemukan dan menyampaikan sebuah permintaan maaf kepada sosok itu.

Dan itu artinya hampir sembilan tahun lamanya.

Langkahnya terhenti, mendadak kakinya menjadi kaku. Kosakata yang dihapalnya saat pagi dan malam rutin setiap hari menguap begitu saja.

Hanya berjarak sekitar lima meter saja darinya, namun entah mengapa seakan terasa ribuan kilometer.

Pengecut.

Disaat dirinya tinggal sejengkal lagi untuk bertemu dengan seseorang yang selama ini di carinya tersebut. Sakura malah membalikkan badannya, mengurungkan niatnya untuk sekedar menyapa say hello saja.

“Bego, bego, bego... Lo tinggal nyamperin terus minta maaf doang, Sakura...” rutuknya sambil mengacak rambutnya frustrasi.

Ternyata apa yang orang-orang katakan ada benarnya, teori dengan praktek hasilnya akan jauh berbeda, begitu pun saat berlatih dengan perihalnya bertanding, dimana berada langsung di lapangan akan terasa mendebarkan menjadi berkali-kali lipat.

Andai saja, dia mempunyai mesin waktu.

“Ayah mau kamu baca surat ini.”

Tidak. Dirinya tidak boleh mengulur dan mengabaikan kesempatan yang mungkin saja datangnya hanya sekali itu.

Jadi, sembari mengatur napasnya, dia merapalkan kalimat positif.

Sakura kembali membalikkan langkahnya.

Perlahan tapi pasti...

Satu langkah...

Dua langkah...

Tiga langkah...

Dengan begitu langkahnya pun semakin mendekat ke arah sosok itu, dan tanpa sadar dia mengepalkan tangannya yang berkeringat dingin.

Padahal, kalau diingat kembali. Dulu, dirinya sangat berani saat membentak seseorang tersebut, tidak ada rasa takut barang sedikit. Malahan, emosinya memakan semua akal sehatnya.

“Kak Tsubaki...” panggilnya nyaris berbisik, tentu saja suaranya tidak kedengaran dengan si pemilik nama.

“Hei, kak...” Sakura memberanikan diri untuk menepuk bahu sempit sosok yang sudah berada di depannya.

Saat menoleh, sosok itu terlihat bingung.

“Ya?”

Sakura menyingkirkan tangannya dari bahu Tsubaki, kemudian tersenyum kikuk.

Bagaimana untuk memulainya?

Dia sudah jelas kelimpungan dengan segala pertanyaan yang ada di pikirannya sendiri tersebut.

Masalahnya, dirinya datang dengan banyak kenangan yang begitu menyakitkan.

Sakura hanya takut, kalau sosok itu yang semestinya sudah melupakan bahkan hidup lebih bahagia kembali tergores luka masa lalu. . . . \ Di ulang tahunnya yang ke tiga belas, Sakura berharap ibunya akan kembali sehat dan bisa menemaninya untuk merayakan hari lahirnya di tahun berikutnya.

Namun, semakin hari keadaan ibunya memburuk. Dan itu membuatnya takut sekaligus pasrah akan nasib ibunya yang harapannya kian menipis.

Tepat menjelang usianya menginjak empat belas tahun, dia dikejutkan dengan sosok lelaki yang lebih tua darinya.

Sakura mengira bahwa ayahnya membawa sosok kakak untuk menemani dirinya yang kesepian pasca meninggalnya sang ibu. Maklum, dirinya merupakan anak tunggal dan sangat susah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Senyumnya lenyap, ketika sang ayah malah memberitahukan bahwa sosok lelaki yang lebih tua sekitar belasan tahun tersebut yang akan menjadi pengganti sosok ibu untuk dirinya.

Lelucon macam apa ini?

Lelaki, jarak umur yang sangat jauh, dan juga asing.

Bagaimana bisa seorang Sakura yang sewaktu itu masih merasakan kesedihan menjadi seorang anak piatu dihadiahi dengan kenyataan yang di luar nalar akal sehatnya.

“Aku kira ayah gak akan melupakan ibu,” dengan sedikit berteriak, Sakura yang masih berusia empat belas tahun marah kepada sosok sang ayah.

Tidak memperdulikan eksistensi seseorang yang sedang duduk di ujung sofa sana.

Biar saja sosok itu tahu, kalau dia menolak kehadiran dirinya dirumah ini.

“Sakura...”

“Belum satu tahun, yah...” Sakura masih menahan air matanya, enggan dia keluarkan.

Sang ayah menghela napasnya kasar, seakan bingung bagaimana untuk menjelaskan kondisi yang harus diterima sang anak.

“Orang yang seharusnya jadi kakak aku,” kalimat yang dikeluarkan Sakura menggantung, seakan malas untuk sekedar melanjutkan kata-katanya...

“Dia lelaki, yah. Aku gak ngerti kenapa bisa?”

Pertanyaan itu entah buat ayahnya atau dirinya sendiri.

Namun, kenyataannya Sakura memang tidak mengerti apa maksud dari sang ayah yang membawa seorang laki-laki, dan dikenalkan sebagai sosok pengganti ibunya.

Kepalanya berdenyut nyeri. Matanya terasa panas. Dan kakinya mulai tidak kuat menopang beban berat badannya.

“Sakura... Ada banyak hal yang belum bisa ayah jelaskan sekarang.” sang ayah berkata sambil menoleh kearah sosok yang sedari diam di tempat duduknya.

“Aku gak mau tau. Yang aku mau ayah usir cowok murahan itu, dan jangan pernah memaksa aku untuk menerimanya.”

“SAKURA!”

Sang ayah berteriak sembari mencengkrang kedua bahu milik anaknya. Berusaha mencoba untuk menahan segala bentuk emosinya yang nyaris keluar, karena dia sudah berjanji kepada seseorang itu, dirinya tidak akan sampai kelepasan yang dapat menimbulkan kekerasan.

“Ayah pilih aku atau pelacur itu?”

Mengajukan pilihan yang sulit tidak akan mendapatkan sebuah jawaban yang tepat. Seperti memakan buah simalakama. Posisinya tidak menguntungkan sama sekali. . . .

Sakura, nama yang diberikan oleh Tsubaki ketika sosok bayi itu lahir kedunia. Alasannya sangat sederhana, karena sosok lelaki itu sangat menyukai bunga sakura.

Saat itu kebahagian seorang Tsubaki yang mulanya semu terlihat lebih nampak, jadi wajar kalau senyum manisnya selalu terpatri di wajahnya tersebut.

Dia memejamkan kedua matanya, saat ini hujan turun deras. Memorinya kembali ke beberapa tahun silam.

Dimana kesepakatannya sudah sangat jelas, ketika sang wanita itu melahirkan anaknya. Maka selanjutnya dia dan juga Umemiya —sosok calon suaminya itu yang akan mengurus bayinya.

Namun, manusia adalah tetap manusia. Yang tidak bisa di pegang janjinya begitu saja.

Ibarat kata, dikasih hati mintanya jantung. Alias tidak tau diri.

Ketika dia sudah berbaik hati memberikan kesempatan sedikit waktu untuk bersama dengan Sakura, kenyataannya wanita itu mengambil semua miliknya.

Iya, Tsubaki sudah menganggap Sakura itu miliknya. Meskipun tidak terlahir dari rahimnya sendiri.

Empat bulan kemudian, sang wanita pun nekat mengaku kepada kedua orang tua Umemiya bahwa dia ingin dinikahkan segera karena sudah melahirkan anak yang merupakan hasil hubungannya dengan sang anak.

Kepalang takut mencemari nama baik keluarga, akhirnya sang ibu memaksa Umemiya untuk bertanggung jawab.

Sampai berumur lima tahun, setelahnya Tsubaki tidak diberikan waktu lagi untuk menemui Sakura. Sedangkan pertemuannya dengan Ume masih dilakukannya secara sembunyi-sembunyi.

Niatnya, Tsubaki ingin melepaskan Umemiya selamanya. Dia sudah lelah, waktu yang di korbankannya seakan sia-sia.

Tepat Sakura berusia sepuluh tahun, kesehatan wanita itu menurun drastis yang mengharuskan dirinya bolak balik masuk rumah sakit. Dan hasil dari pemeriksaan, wanita itu ternyata terkena kanker.

Hukuman seorang pelacur yang berusaha merebut milik orang lain yang sudah berbaik hati kepadanya, bukan?

Iya, dulu wanita itu hanya seorang pelacur di klub malam kelas bawah. Saat hubungan Ume dan Tsubaki di ambang kehancuran, mereka menemukan jalan keluar yang terbilang ekstrim.

Meskipun hasilnya memang di luar ekspetasi mereka, namun sesuai dengan ketakutan yang ada di bayangan oleh seorang Tsubaki.

Bahwa pelacur tetaplah pelacur. Apa yang sudah di sepakati bahkan bisa dikhianati begitu saja.

Setiap hari, Tsubaki selalu memberikan perhatiannya ke Sakura. Tapi sayang, dia terlalu pengecut. Jadi, melakukannya hanya berani dari jarak jauh.

Dan itu tidak akan membuat seorang anak yang baru berusia belasan tahun mengerti dan peka terhadap sekitar. . . .

Dear Sakura.

Kamu tau namamu itu memiliki arti bunga sakura yang indah? Sesederhana itu, tapi apa kamu tau siapa yang memberikannya kepadamu?

Bukan ibumu. Dia hanyalah seorang wanita yang mengambil kesempatan.

Dan ayah hanya menghargai ibumu karena telah melahirkanmu, sehingga tidak ada rasa kasih sayang atau pun cinta.

Bagi ayah, seluruh cinta ayah hanya milik Tsubaki.

Dia bukan pelacur.

Dia cinta pertama ayah yang sebenarnya akan menemani hidup ayah dan kamu selamanya.

Tapi semuanya berubah.

Mungkin terdengar jahat, ayah hanya ingin kamu tau kenyataannya. Karena selama ini Tsubaki yang selalu menahan dan mencoba untuk melarang ayah memberitahukan semuanya ke kamu.

Karena Tsubaki sayang kamu. Dia tidak mau, yang selama ini sudah di anggap anak kandungnya sedih mengetahui fakta yang sebenarnya.

Tapi ayah berharap bisa pergi dengan tenang setelah kamu tau kebenaran ini semua.

Kenapa ayah tidak memberikan cinta ayah kepada ibumu, kenapa ayah begitu sayang kamu, kenapa ayah membawa Tsubaki kerumah sebelum setahun ibumu meninggal.

Seharusnya ayah membawa dia dari dulu. Seharusnya posisi ibumu diisi sama dia.

Kamu mengerti seberapa besar ayah mencintainya, bukan?

Begitu pun dia yang sangat mencintai kamu.

Untuk terakhir kalinya, bisakah kamu membawa Tsubaki kembali ke posisinya yang seharusnya dia tempati?

Sampaikan maaf ayah.

With love,

Umemiya Hajime.

. . .

Tangis Sakura pecah, yang membuat sosok disampingnya kebingungan.

“Aku sayang papa...” sambil terisak, dia mengatakan hal yang mengejutkan itu.

Dengan segera memeluk Tsubaki yang masih berdiam diri, “pulang yuk, pa.” ajaknya masih memeluk erat, sementara yang dipeluk masih belum juga memberikan respon.

Dia tidak tau harus melakukan apa, sudah terlalu lama dan sudah hampir sebagian dirinya berusaha melupakan angan-angannya tersebut.

“Ma-maaf...” akhirnya seorang yang sangat keras kepala itu mengeluarkan permintaan maafnya.

Tsubaki hanya menganggukkan kepalanya, kemudian membalas pelukan dari sosok yang lebih muda sembari memberikan usapan lembut menenangkan di punggungnya.


Heheheee...

240705🌻.

Sekian.

Note. narasi ini merupakan hasil remake, tapi yang cocok dengan judul ini umetsuba ft sakura angst era 😔👌.

SUGISAKU

nyerempet 🔞

warning; kata kasar, jorok, dan emg porno.


Semenjak secara tidak sengaja berciuman dengan teman adu mulutnya yaitu Sugishita, entah kenapa Sakura malah semakin dekat dengan sosok jangkung tersebut. Padahal, seharusnya dia menjaga jarak guna menghindari hal-hal yag tidak diinginkan seperti saat ini.

Iya, setelah Sakura selesai quality time dengan kedua pacarnya tersebut, kini dirinya malah memilih berduaan dengan Sugishita.

Aneh, bukan? Bahkan Sakura merasa telah berselingkuh baik dari Suo maupun Nirei. Padahal, dirinya masih mengira kalau pacaran mereka bertiga itu hanya sebuah kekonyolan belaka aja.

Awalnya, Sakura sudah sangat memperingati bahwa ciuman beberapa waktu lalu itu hanyalah sebuah kecelakaan belaka. Ketidaksengajaan mereka berdua yang mungkin terbawa suasana.

Tapi, bagi Sugishita ciuman itu tercipta dari keinginan mereka berdua secara tidak langsung.

“Ih, lo bilang cuma cium doang, Sugiii.”

Meski melakukan aksi protes, namun Sakura malah mendongakkan kepalanya. Sehingga membuat mudah Sugishita untuk menelusuri lehernya yang sudah ada beberapa tanda kepemilikkan disana.

“Sugiii, anjing. Jangaaan ditambah tandanya lagiii...”

Biarpun protesan Sakura semakin melengking, sosok jangkung itu tidak peduli. Malahan semakin napsu membuat banyak tanda di lehernya tersebut.

“Tangan lo yaaa, jangan grepe-grepe gue. Biasanya juga cuma cium abis itu cuddle doang nggak lebih ihhh...”

Iya, meski Sugishita tidak pernah berisik menanyakan soal tanda yang kadang ada di leher atau pun di bagian tubuhnya itu, bagi Sakura tetap saja, hal itu bisa jadi kalau teman adu mulutnya tersebut mungkin sudah mengetahui sesuatu yang dia simpan rapat-rapat belakangan ini.

Mungkin, atau memang hanya sekedar tidak ingin banyak bertanya yang bisa menghabiskan banyak energi.

“Lo udah semaleman di kosan sama Nirei, terus lo telat kesini.”

“Ta-tapi, Nirei kan demam jadi gue tuh harus nemenin dia.”

“Ada Suo juga?”

“Suo cuma bisa bikin repot doang... Ahhh anjing, jangan disituu, udahhh eunghh...”

Terlalu berisik, Sakura terlalu berisik ketika ciuman. Tapi Sugishita suka, bahkan saat dikerjai seperti ini pun, terlalu berisik malahan membuatnya semakin suka dengan Sakura.

“Sakura... Gue boleh minta lebih dari sekedar ciuman?”

. . .

“Gue bilang pelan-pelan anjing, kontol lo gede banget.”

Sakura selalu berisik, makanya kadang mulutnya itu disumpel jari oleh Sugishita. Tapi sepertinya lebih baik Sakura berisik seperti ini.

“Lubang lo yang sempit monyet, padahal udah pake jari duluan tetep aja masih sempit juga...”

“Ah elahh, tapi jangan kaya gitu jugaa anjing ihhh lo bisa nyodok yang bener nggak sih???”

“Katanya pelan-pelan...”

“Keluarin kontol lo atau lo genjot yang bener??? Nyiksa banget anjinggg...”

“Kaya gini???”

Sakura tidak merespon lagi, dirinya hanya menikmati bagaimana lubangnya di hajar kasar oleh milik Sugishita.

Padahal sebelumnya dia sangat menolak lubangnya itu untuk di masukkan oleh Suo. Tapi, sepertinya kini dirinya telah berubah pikiran.

“Sugiiii...”

“Sebentar lagiii...”

Meski begitu Sakura mengeluarkan putihnya lebih dulu. Lalu disusul oleh Sugishita.

“Sakura... Gue boleh nanya sesuatu?”

“Apa?”

“Boleh gua minta izin pacarin lo sama pacar lo nggak?”

“HAH???”


240704✨️