Thank You for Sharing
“hope everything goes well“
***
“AH SIAL MATII” Via mengetuk-ngetuk layar ponsel yang kini tidak menyala lagi, berharap tindakannya itu bisa menghidupkannya kembali. Padahal nihil.
Ia menghela napas panjang sambil menatap jalanan yang masih diguyur hujan saat ini.
Berteduh di bawah pohon yang dedaunannya cukup rapat sehingga bisa menahan air hujan yang turun. Ia berjongkok disamping sepedanya sambil memeluk totebag berisi notebooknya.
“kalooo aja sekarang lagi di rumah, malem minggu gini Kak Yohan pasti ke rumah bawa makanan anget” rintik hujan masih menjadi musik pengiring monolognya.
“aduh gue masih apal jalan gak yaaa?” mengingat saat pergi tadi hanya google maps yang ia andalkan.
“anjir hampir jam tujuh” perempuan itu lagi-lagi menghela napasnya setelah melihat jam tangan yang melingkari tangan kirinya.
“duh gue gak bisa diem aja”
“yaudahlah mau gimana lagi” Via bangkit dari jongkoknya dan keluar dari zona berteduhnya.
Haknyeon tak henti-henti berkedip ketika air hujan menusuk kedua matanya. Air hujan turun bertabrakan dengan laju motornya, tapi ia tidak peduli.
“Viaaa!”
Suara yang nyaris tidak terdengar karena rintik hujan itu tetap ia keluarkan dari tenggorokannya. Entah apa yang merasuki lelaki ini, semangatnya menggebu gebu untuk mencari keberadaan Via, gadis yang baru ia temui dua hari yang lalu.
Jalanan sangat sepi dan minim pencahayaan, hanya cahaya dari lampu motornya yang mendominasi.
“Viaaaa!”
“HAKNYEON?!“
Haknyeon tersentak saat panggilannya akhirnya mendapat jawaban. Dan benar saja, tak jauh dari posisinya saat ini ada seseorang dengan sepedanya melaju mendekat.
“Haknyeon lo ngapain manggil-manggil gue? lo nyariin gue?” Via menginterogasi temannya itu karena terlalu banyak pertanyaan di kepalanya.
“HAHAHAHAHA”
“gue nanya, Haknyeon. kok lo malah ketawa”
“lo kocak! rambut lo kenapa diplastikin begitu?”
Setelah kalimat itu, Via memegang kepalanya yang terbungkus kantong plastik berwarna putih. Seperti memakai shower cap.
“oh, ini tadi gue minta ke penjual buah pinggir jalan. untung masih ada orang, kalo engga nanti kepala gue basah, kan repot. Sama ini juga” Via menunjukkan kantong plastik lain, namun yang satu ini berisikan totebagnya. “isinya harta karun”.
“yaudah ayo pulang” Haknyeon tertawa lagi kemudian memutar motornya dan mereka akhirnya melaju sejajar. Persis seperti saat mereka bersepeda menuju ke pasar tempo hari. Namun kali ini mereka melaju di bawah guyuran hujan, dan Haknyeon menggunakan motor vespa biru kesayangannya.
“lo nyariin gue?”
Haknyeon tak menjawab.
“Haknyeon!!!”
“eh, apa?”
“kenapa lo nyariin gue?”
“gak apa-apa”
“hujan loh ini, ngapain ujan-ujanan nyari gue?”
“tapi kan gak gede hujannya, Via”
“tapi kan lo tetep nyariin gue. emangnya ada apa, Haknyeon?”
“gak ada apa-apa”
“dih”
“gue cuma khawatir”
Haknyeon duduk di ruang tengah rumah ternak sambil mengeringkan rambutnya yang basah, sesekali ia menggosok badannya juga dengan handuk yang sama.
Via yang baru selesai mandi datang membawa dua gelas teh panas. Teh yang berada pada plastik hitam pemberian Haknyeon bersama dengan cemilan yang lain.
“lo kenapa gak langsung pulang aja, Haknyeon?” Via duduk di hadapan Haknyeon dan memberikan salah satu gelas padanya.
“gue bosen kalo di rumah” Haknyeon mendekatkan gelas tadi kepada dirinya untuk sedikit menghangatkan suhu tubuhnya.
“tapi gue sekarang mau lanjutin laporan lagi, tadi belom maksimal. lo gue anggurin, gapapa?”
“gapapa, gue sambil dengerin musik aja disini”
“eh baju lo yang kemaren gue pake kayaknya udah kering deh. udah gue cuci dari kemaren sekalian mandi sore”
“yaudah siniin, gue ganti pake baju itu aja”
Via bangkit lagi untuk mengambil baju yang dimaksud, dan betul saja bajunya sudah kering.
“lo bisa ganti di toilet”
“oke, Vi”
***
Haknyeon sibuk memilih lagu pada playlistnya sedangkan Via bergelut kembali dengan notebooknya.
“lo mau sambil makan jeruk, Vi? tuh di plastik ambil aja punya lo satu” Haknyeon menunjuk ke arah dua kantong plastik dekat pintu.
“Iyaa nanti ajaa, makasih” pandangan Via tetap fokus ke laporannya.
“minjem earphone dong, vi”
“gue gak punya”
“terus selama ini lo dengerin musik atau telfon gimana?” Haknyeon kaget.
“ya gak pake lah, gitu aja ditanyain. gue gak suka denger musik”
“DEMI APA?” Haknyeon lebih kaget lagi.
“lo ngajak ngobrol mulu ih”
“hahaha, iya maaf. jadi ini gue boleh play lagu?”
“iyaaaa play aja”
Lagu pertama yang Haknyeon pilih adalah 'I Will be Here for You' by Michael W. Smith.
“When you feel the sunlight
Fade into the cold night
Don't know where to turn
I don't know where to turn
And all the dreams you're dreaming” Haknyeon bernyanyi sambil bersender ke dinding, suaranya tidak begitu terdengar bahkan nyaris berbisik-bisik.
“suara lo bagus”
“makanya gue jadi penyanyi”
“oh iya, gue lupa lo itu penyanyi”
Haknyeon hanya tersenyum dan melanjutkan nyanyiannya,
“All you need is someone you can hold
Don't be sad, you're not alone”.
***
“isi playlist lo enak-enak”
“mau? kalo mau, gue share sekarang”
“bentar gue nyalain hp gue dulu, kayaknya udah lumayan batrenya” Via meraih ponsel yang sedang diisi dayanya di sudut ruangan dan kemudian menyalakannya.
ting ting ting
Notifikasi terus bermunculan seketika ponselnya menyala yang membuat Via memelototi ponselnya.
“eh, notif dari lo paling banyak. lo segitu khawatirnya yaaa ke gue?” Via meledek.
“gak, jangan kepedean deh”
Via hanya tertawa.
“eh tapi gue gak punya spotify deh”
“hadehhh. lagian kok bisa sih lo gak dengerin musik?” Haknyeon menghela napas.
“kalo gue denger musik, gue keinget Ibu gue”
“why?“
“dia suka tiba-tiba marah dan jerit-jerit”
Haknyeon hanya terdiam, tak mau bertanya lebih lanjut karena khawatir terlalu mengusik privasi Via.
“yaudah lo ketik aja link nya di web, bukanya di notebook” Haknyeon memberikan saran sekaligus mengganti topik pembicaraan.
“ohh bener”
Lagu yang sedang diputar kali ini adalah 'Nothing's Gonna Change My Love for You' by George Benson.
Haknyeon kembali menggumam menyanyikan lagu yang terdengar. Via sibuk dengan laptopnya lagi untuk membuka tautan yang Haknyeon bagikan tadi dan menutup berkas laporannya yang sudah hampir 2 jam ia geluti.
“Our dreams are young and we both know
They'll take us where we want to go
Hold me now, touch me now
I don't want to live without you“
“Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you” Via bergumam sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
“EH ITU LO HAPAL?!!” Haknyeon bertanya dengan nada tinggi.
“my dad's favorite“
“your dad's???“
Via hanya mengangguk.
“what...“
“kenapa deh?”
“isi playlist gue itu semua lagu kesukaan Papa gue, Vi”
“REALLY?” Via terlihat sangat terkejut dengan ditanggapi oleh anggukan dari Haknyeon.
“Papa gue dulu suka banget koleksi vinyl, dan gue tumbuh ditemenin lagu-lagu ini”
“Vinyl tuh apa? sorry gue gak ngerti soal musik-musikan”
“Piringan hitam, Via”
“ooohh” Via mengangguk-angguk “Ayah gue dulu nulis lagu, tapi lagu itu dicolong” lanjutnya.
“dicolong gimana?” Haknyeon terlihat sangat kaget.
“ya ada yang ngaku-ngaku lagu itu ciptaannya, sampe terkenal dimana-mana. Ayah gue stress, sakit-sakitan dan akhirnya meninggal 3 tahun lalu”
Haknyeon mengangguk-angguk memahami “I'm sorry”.
“That's why Ibu gue suka bereaksi berlebihan kalo denger musik, beliau selalu keinget sama Ayah”.
“your mom...” Haknyeon berhati-hati membuka suaranya ingin bertanya, namun Via sudah paham maksudnya.
“Ibu gue didiagnosa stroke gak lama setelah Ayah meninggal”.
“semoga setelah ini banyak kebahagiaan dateng buat keluarga lo, Via”.
Via mengangguk.
“also my family” tambah Haknyeon “Papa gue meninggal 5 tahun lalu, dan kita semua sama sekali gak siap. Peternakan berantakkan, pernikahan kakak gue diundur sampe 2 tahun dan itu gak mudah buat dia. dan gue... bahkan gak ada di hari beliau meninggal”
“where were you?” Via penasaran.
“Seoul. gue sekolah disana, dan lagi dimasa trainee gue”
Via tidak merespon, ia hanya membeku.
“sorry Haknyeon, gue bikin suasana jadi sedih”
“gak masalah. thank you udah mau cerita”.
“thank you” Via tersenyum, Haknyeon juga.
Malam itu memang dingin, namun cerita antara Haknyeon dan Via membuat kedinginan itu tak berarti. Saling bertukar cerita, menjadi pendengar setia, adalah sebaik-baiknya peran seorang teman.
Saat hujan mulai mereda, pukul 11 malam. Haknyeon pulang ke rumahnya. Membawa sesuatu yang baru dalam dirinya. Entah apa itu, seperti ada objek tumbuh pada raganya. Haknyeon merasa dirinya 'hidup' kembali.
#injunoona