VI. Siapa yang salah?
“Tapi semuanya udah kan? Gua tinggal ngetik aja?”
Sunghoon bertanya, sekarang mereka baru aja sampe rumah dan begitu mereka masuk, keduanya melihat kedua orang tua Sunghoon dan Sunoo yang tengah bersiap-siap.
“Loh? Pada mau kemana?” Tanya Sunghoon, ini kok dia gak di ajak sama sekali.
“Rumah nenek, lagian kakak mana suka ke rumah nenek”
Ucap Nyonya Park. Sunghoon mendesus sebal, ia memang tidak suka jika harus berkunjung ke rumah neneknya.
“Jongseong, kalo misalnya kalian ingin makan malam tante sudah siapkan makanannya di atas meja ya. Tolong jaga Sunghoon supaya dia gak pergi kaya tadi malem”
Mampus, jadi Sunghoon semalem ketahuan pulang malam. Jongseong mengangguk kecil kepada kedua orang tua Sunghoon sebelum mereka pergi dengan Sunoo yang menjulurkan lidahnya pada Sunghoon.
Berarti Sunoo yang telah memberitahu orang tuanya kalo Sunghoon pulang larut.
“Dasar anak setan!”
Geram Sunghoon terus dia jalan lebih dulu.
Mereka memutuskan untuk membersihkan diri sebelum memulai tugas yang di berikan oleh Jongseong pada Sunghoon.
Sekitar satu jam, Sunghoon masuk ke dalam kamarnya yang di tempati oleh Jongseong sambil membawa laptop miliknya, sedangkan Jongseong sudah duduk di bawah dengan meja kecil yang memang ada di kamar Sunghoon yang beralaskan karpet. Jongseong sudah lebih dulu mengerjakan tugasnya, terlihat dengan meja yang berantakan.
“Kusut amat pak ketu”
Ucap Sunghoon terus dia duduk di samping Jongseong yang kelihatan banget lagi sibuk, Sunghoon gak ngerti sih dia sibuk ngapain, tapi kayanya kerjaan Jongseong emang banyak banget, di tambah ada beberapa tugas yang harus mereka kerjain.
“Gua belum siap, lo siapin tugas dulu aja hoon”
Ucap Jongseong dan Sunghoon hanya mengangguk, tadi juga mereka mutusin buat belajar bareng.
Tumben banget kan Sunghoon mau belajar? Soalnya bentar lagi ulangan, dan semester kemarin dia itu rangking terakhir di kelas. Yang buat papa sama mamanya marah besar sama Sunghoon dan berakhir motor kesayangannya di sita untuk yang kesekian kalinya.
Sekitar satu jam, Sunghoon noleh dan ngelihat Jongseong udah selesai sama tugas-tugas organisasinya dan juga tugas sekolahnya. Emang ini anak otaknya terbuat dari apa yah? Sedangkan Sunghoon, satu soal matematika aja gak selesai-selesai sama dia.
“Gua capek banget”
Jongseong berkata sambil merentangkan kedua tangannya terus dia natap Sunghoon, natapnya pakek tatapan iblisnya.
Jongseong tersenyum terus ngelepas kaca matanya, dia ngedeketin dirinya ke Sunghoon.
“Lo mau ngapain? Jangan macam-macam ya”
Sunghoon mengulurkan pena yang dia pengang ke depan wajah Jongseong.
“Gua gak macem-macem, cuma mau satu macem doang”
Sunghoon tuh gak ngerti jalan pikiran dari seorang sempurna kaya Jongseong.
“Gua peluk lo boleh gak?”
Tuh kan, ini anak emang akalnya tuh gak ada pernah habisnya.
“Hah? Ngaco, gua kan harus ngetik proposal yang lo minta”
Jongseong bergerak,sekarang posisinya ia duduk di belakang Sunghoon.
“Udah lu kerjain aja, gua cuma peluk lo dari belakang. Gua harus isi ulang tenaga dulu, gak usah protes!”
Sunghoon menghela nafasnya sambil menahan kesal, membiarkan Jongseong sekarang duduk di belakangnya. Kedua tangannya memeluk pingang Sunghoon dan kakinya ia selonjorkan di samping kaki Sunghoon yang terlipat, ia juga meletakan dagunya di bahu Sunghoon.
“Lo wangi banget, gua suka wangi lo”
Namanya juga Jongseong, tentu saja dia tidak akan tinggal diam. Ia mengendus-ngendus bahu Sunghoon.
“Geli, sum”
Sunghoon emang agak sensitif, di tambah sekarang Jongseong bukan hanya mengendus pundaknya, tapi mengecupi pelan pundak Sunghoon yang memang sedang memakai kaos hitam longgar.
“Gak usah macam mac—AGHHKKKK!! lo ngapain gigit pundak gua”
Sunghoon berteriak lalu noleh ke arah si pelaku yang hanya memasang wajah tanpa dosanya.
“Udah kerjain aja hukuman lo”
Sunghoon mendesus sebal dan kembali mengetik proposal yang harusnya bukan kerjaannya.
“Lo bisa diam gak sih! Gimana gua bisa foku- Anjing! Jongseong!”
Sunghoon kembali menoleh dan langsung memengang lehernya yang baru saja di beri tanda oleh Jongseong.
“Lo gila ya?”
Jongseong hanya tersenyum pelan.
“Habis lo wangi banget”
Sunghoon memutar bola matanya, ia sudah benar-benar berada di batas kesabarannya.
“Lo tuh kenapa sih? Setiap sama gua bawaan horny mulu!”
Kesel dia tuh sama Jongseong.
“Lo terlalu mengundang”
Sunghoon benar-benar tidak habis pikir, padahal ia rasa selama ini ia tidak berperilaku mengundang.
“Hormon lo aja yang kelebihin, dasar sinting!”
Sunghoon melanjutkan aktifitasnya, sekarang ia hanya ingin terbebas dari Jongseong. Sunghoon menghentikan gerakan tangannya, lalu memutar tubuhnya dan menatap Jongseong yang masih di posisi di belakang Sunghoon.
Jongseong menatap aneh ke arah Sunghoon.
“Lo bilang gua terlalu mengundang yah?”
Tanya Sunghoon, sekarang ia membawa kedua tangannya ke belakang leher Jongseong. Mengalungkan kedua tangannya.
Jongseong memincingkan matanya menatap tajam ke arah Sunghoon.
“Lebih tepatnya menggoda”
Jongseong tersenyum, ia kembali melingkarkan tangannya pada pinggang Sunghoon.
“Gua tadi ngomong kasar! Terus waktu tungguin lo tadi gua juga ngerokok!”
Sunghoon berkata dan mendekatkan wajahnya pada wajah Jongseong.
“Lo gak mau kasih hukuman gitu sama gu-mphhh”
Belum sempat Sunghoon menyelesaikan perkataannya, Jongseong telah menciumnya terlebih dahulu. Ia kembali membawa Sunghoon kedalam ciumannya, Sunghoon yang memang sengaja membalas ciuman Jongseong dan sekarang mereka berlomba siapa yang lebih bisa memimpin ciuman panas mereka malam ini.
Bukan hanya sekedar melumat bibir satu sama lain, bahkan kedua lidah mereka sekarang sedang mencoba untuk masuk kedalam mulut lawan mereka. Bertukar saliva yang bahkan menetes ke luar.
Sunghoon meremat pelan surai hitam milik Jongseong, perasaan aneh itu kembali datang tapi ia tidak peduli, sekarang ia harus menjaga kehormatannya bahwa ia tidak akan kalah dari Jongseong, bahwa bukan hanya Jongseong yang bisa melakukan sesuatu. Intinya malam ini ia ingin membuat Jongseong tidak berkutik.
Jongseong, ia tau bahwa Sunghoon telah kehilangan akalnya ketika ia mulai menggoda Sunghoon dengan menciumi leher dan pundaknya, terbukti dari permaian Sunghoon malam ini yang ingin membuktikan bahwa Sunghoon ingin menaklukan dirinya.
Ciuman mereka semakin lama makin menjadi panas dan liar, keduanya sama-sama tidak ingin mengalah.
“Kak Jon-ASTAGAAA MATA GUAAAA!!!!
Jongseong dan Sunghoon melepaskan ciuman mereka ketika mendengar suara teriakan dari arah pintu masuk kamar Sunghoon. Disana Sunoo berdiri sambil menutup matanya dengan kedua tangannya, walaupun ia masih berusaha mengintip di sela-sela jarinya.
“MATA GUA UDAH GAK SUCI LAGI!!”
“SUNOO!!!”