kkumasmom

da-yo-1

Udah sahabatan dari SMA, sampe akhirnya masuk di universitas yang sama, band tetep lanjut sampe sekarang, Daniel dan Kiyoko sebagai leader band dan manager bisa dibilang udah terlalu deket. Overload, sampe dikira mereka itu pacaran. Padahal enggak.

Subuh-subuh diajak keluar, berujung nginep di kost milik Daniel. “Ih bego anjir! Gue lupa ada Kana sama Jaden.” Bisik Kiyoko, dia mendecak sambil ngelepas sepatu.

“Mereka jam segini mah tidur pules, apalagi tadi abis minum-minum, teler pasti. Buruan masuk.” Ujar Daniel, ia terkekeh.

“Si anying kaga ngajak-ngajak mau minum.” Gumam Kiyoko, Daniel auto menahan tawanya. “Anjing iya juga ya.”

Mereka pun masuk ke dalam kamar Daniel, karena gak bawa barang banyak ya Kiyoko dengan santai langsung rebahan di kasur si cowok. “Tukeran kasur, Dan. Ini empuk banget bisa tidur seharian gue.”

“Gih, tuker aja.” Bales Daniel, duduk di kursi gamingnya.

Sang cewek bangun untuk duduk biasa. “Gue tadi udah ngantuk loh, tapi sekarang jadi seger lagi.” Udah kelamaan pake, Kiyoko membuka bra miliknya lalu ia taruh di ujung kasur.

Awalnya gak sadar, tapi pas ngobrol dan Daniel menatap ke belakang, ia salfok, lalu meledek sambil berdiri. “Tadi di mobil bercandanya mau gue yang lepas, tapi malah lepas sendiri.”

“Hah? Apaan-“

Gak pake basa basi, Daniel menidurkan Kiyoko sebelum ia menahan badannya di atas sang cewek. “Are we gonna regret this?” Tanya Kiyoko, tapi lengannya melingkar di leher Daniel.

“Doesn’t matter.” Daniel mencium bibir Kiyoko dengan lama dan dalam. For the first time.

Awalnya kaget, tapi gak butuh waktu lama untuk go with the flow. Sesekali mereka tertawa pelan di sela-sela ciuman, saling meledek juga.

Pipi Daniel dielus sama jemari si cewek, “Since when do friends do things like this, hm?”

“I mean.. Gue udah dariawal penasaran sama bibir lo. And i finally got the chance to taste it, ya sesuai sih sama ekspektasi gue.” Selagi Daniel ngomong, tangannya menurunkan celana pendek Kiyoko.

“Stop lying, Dan.”

“Ngapain gue boong?”

“Whatever, just shut up and kiss me again.” Suruh Kiyoko, udah terlalu mabok situasi. Tentunya Daniel langsung menuruti permintaan sahabatnya, ia tersenyum miring.

Suara lumatan dan lenguhan terdengar jelas di telinga mereka masing-masing.

Panties down. Jemari Daniel mengusapnya pelan setelah ia menggulung lengan baju hitamnya. “You like this, don’t you?”

“Anjingg.. Anjing anjing, Dan.. Ahh fuck.. Put it in. Put your fingers in.” Kiyoko keenakan, dia mendongak, jemarinya meremas lengan Daniel.

Si cowok memasukkan jemarinya ke dalam Kiyoko.

Beberapa menit, cewek itu juga menggerakan pinggulnya. “Lo udah daritadi horny atau gimana sih, Yok? Basah banget.”

“Ah anjing, diem.. Gue tuh sempet mimpiin lo.” Nahkan, ketauan.

“Mimpiin gue, hm? Hahaha.. Lucu banget.” Daniel mengeluarkan jemarinya lalu ia hisap.

Kiyoko terengah-engah. “Dan kenapa dikeluarin sih??”

“Mimpi apa?”

“Dan please itu gak penting, fuck me already please.” Kiyoko frustasi, desprate melihat Daniel yang santai. Padahal cowok itu udah keras daritadi.

Daniel melepas kaos yang dipake Kiyoko. “Fucking hell, i never thought i would see you naked on my bed.”

“Well here i am, sir.” Panggilan itu terucap, Daniel buru-buru menurunkan kolornya. “Gak pake boxer daritadi? Udah tau ya bakal berujung begini?” Ledek Kyla.

Pipi cewek itu kena tampar sebelum lehernya dicekik pelan. “Stop teasing me you needy slut.” Daniel terkekeh, membuat Kiyoko tersenyum miring.

Sebelum masuk, Daniel kembali melumat bibir cewek yang berada di bawahnya itu. Tangan si cowok yang tadinya di leher Kiyoko, pindah untuk meremas buah dadanya.

Gak mau kalah, Kiyoko juga mencari milik Daniel, dan ia kocok pelan. “You’re big.”

“Mmh fuck.” Suara itu keluar dari tenggorokan Daniel, ia memejamkan matanya.

Kiyoko lanjut mengelus lengan Daniel yang kini dua-duanya berada di samping tubuhnya. “Danny.. Ayooo.. Ini juga buka, pleasee..”

Rahang si cowok mengeras. Ia menatap Kiyoko dengan tajam, sementara Kiyoko menatap Daniel dengan doe eyesnya. “Ayo..” Jemarinya menaikkan kaos Daniel sedikit.

Sampe akhirnya kedua orang ini full-naked. And still making out.

Rambut Daniel yang tadinya hanya disisir sama jemari Kiyoko, auto dijambak saat milik cowok itu masuk seketika. “Holy fuck!”

“Anjing, sempit banget.” Gumam Daniel, ia menggigit bibir bawahnya.

“Eh, Yok.. Ah fuck.. Gue belom pake kondom anjir-“

“Gak usah, it’s better this way.” Kiyoko menarik Daniel ke bawah supaya ia bisa mencium leher sekaligus jakunnya.

Daniel meremas bed sheets, “Such a freak.”

Decitan kasur semakin jelas suaranya.

“Ahhh.. Dan.. Ini dalem banget fuck!” Jemari Kiyoko meremas punggung Daniel yang sedang berada di ceruk lehernya.

“Enak, sayang?”

Merinding. Kiyoko salting tentunya. “So good,”Ia kasih jeda, “Daddy.”

Masih di ceruk leher si cewek, Daniel menonjok headboard miliknya, yang untung bukan kayu. “You’re fucking mine, Kiyoko.”

“Not yet.”

“Di kasur aku, iya.”

Mampus udah. Makin brutal semuanya.

Gerakan pinggul Daniel semakin kenceng, desahan Kiyoko juga tentunya membuat situasi tambah panas.

Sebelum mencapai klimaks, Daniel sengaja memelankan tempo. “I was close, daddy.. Fucking hell..”

Kening Kiyoko dikecup Daniel. “Masih bisa kan?”

Si cewek mengangguk, sambil ngatur nafas juga. “Kamu capek? Mau aku aja yang gerak?” Pertanyaan dari Kiyoko bikin Daniel kaget, tapi cowok itu malah tersenyum miring. “Not tired yet, but if you wanna ride me, silahkan aja.”

Posisi diubah, Daniel senderan di headboard, Kiyoko di atasnya. Perlahan ngemasukin lagi milik si cowok yang masih sama kerasnya. “Ahh fuck fuck fuck… Bentar..” Kiyoko meringis pelan, ia menggigit bibir bawahnya.

“Bisa gak?” Daniel setengah ngeledek, kini mengistirahatkan kedua tangannya di belakang kepalanya.

Gak lama, masuk juga. Kiyoko langsung bergerak naik turun dengan tempo yang lumayan cepat.

Bokong Kiyoko kena tampar. “I love seeing you like this, Yok. Cantik banget.”

Cewek itu auto menggigit bibir bawahnya. “Am i doing good, daddy?”

“So good, baby. Ahh shit, sini sayang, cium lagi.” Daniel memeluk pinggang Kiyoko dan menariknya untuk berpagut.

Lama kelamaan juga Daniel ikut menaikkan pinggulnya, that’s why mata Kiyoko berkaca-kaca. “Mmhhhh.. Aku deket lagi.”

“I know, your pussy’s getting tighter, babe.” Buah dada Kiyoko dihisap sama mulut Daniel.

“Can i cum?” Si cewek menatap sang sahabat.

Bibir Kiyoko dikecup cepat. “Go ahead, suaranya jangan ditahan.”

Gak sampe 10 detik, Kiyoko mencapai klimaksnya. “Aaahh fuck Daniel.. Ahh anjing!” Pahanya udah mati rasa, tapi masih berusaha.

“Baby, fuck. I’m cumming too.” Ujar Daniel, meremas pinggang Kiyoko.

“Cum inside, it’s okay.” Suruh si cewek, awalnya Daniel mau nolak tapi gak ketahan.

“Fuuuuckk..” Cowok itu medesah di ceruk leher Kiyoko.

Belom selesai, Kiyoko pindah ke sela-sela kaki sang cowok, lalu ia bersihkan milik Daniel dengan mulutnya.

Daniel mendongak, jemarinya menjambak rambutnya sendiri. “Bangsat! Ah shitt… Your fucking tongue..”

“Kiyoko fuck.. Ahh.. Gila..” Keringet udah dimana-mana, Daniel udah menggila ngeliat sang cewek.

Selagi mengatur nafas, Daniel mengiket rambutnya dengan karet (yang sebenernya punya Kiyoko) yang ada di tangannya.

Saat menatap, jemari Daniel memegang dagu Kiyoko yang masih di bawah. “Good girl. Sini peluk.”

Kiyoko masuk ke dalam dekapan Daniel, sangking capeknya mereka gak ada energi buat mandi dan lain-lain, tapi malah ketiduran. Not Daniel though.

Si cewek udah deep sleep, tapi Daniel masih belom bisa lelap. Jadi dia hanya bisa memijit tubuh sahabatnya, sesekali mencium leher Kiyoko. That’s why itu hickeys gak keitung ada berapa.

Padahal hari ini Kiyoko mustinya ngedate sama orang.

jawnkyl.2

Karena ada event dan tempatnya lumayan deket sama apart mereka, Kyla inisiatif jemput cowoknya yang bentar lagi kelar sama kerjaannya di malam itu.

Cukup 1 message dari Kyla, “yangg, aku udh smp yaa, di parkiran depan”, John langsung pamit dan siap-siap.

Parkiran itu gak ada orang makanya Kyla berani keluar mobil buat meluk John, sekalian bantu bawain barang-barang. “Hai ganteng!”

“Gak usah dibawain, yang.. Berat ini.” Tegur John pas Kyla ngebawain dan langsung ngebuka pintu bagasi.

“Ini udah bisa, gampang kan?” Si cewek tersenyum, membuat cowoknya terkekeh dan menarik ke dekapannya pas udah naro barang di belakang.

John menaruh dagunya di atas kepala Kyla. “I missed you, aku ngerasa bersalah pas tadi pagi pamit tapi kamu masih tidur.”

“Apasih orang ketemu juga ini.” Kyla mendongak, kode untuk dikecup.

Si cowok tentunya mengecup bibir sang pacar, lalu mereka sembari jalan ke deket pintu mobil depan. “Kok pake celana pendek? Sebenernya gapapa sih, cuman udah malem aja nanti kamu kedinginan.”

“Ih kan aku cuman jemput kamu doang, kalo mau makan pun ya drive-thru kan? Udah sanaa, aku nyetir ya-“

“Sayang, no bra?” Kalo udah jadi cowoknya mah pasti bakal gampang ngebedain.

“Once again, aku cuman ketemu kamu doang, tadi berangkat pake hoodie kok-“

“No, kamu sengaja kan? Tadi pas sebelum kesini juga ngirim foto kita berdua semalem.” Tatapan John auto berubah.

Jujur, Kyla sempet merinding. “Coincidence?”

John mendengus lalu ia membuka pintu mobilnya, ia masuk duluan lalu menepuk pahanya. “Masuk sini, pangku.”

“Hah?”

“I know you, sayang. Masih mau lanjut kan karena semalem kamu kecapean jadi kurang puas?” Skak mat, Kyla gak bisa bales apa-apa lagi selain nurutin perintah John.

Baru juga nutup pintu dan kunci mobil, John menarik Kyla untuk berpagut. Tangan si cowok mengelus kedua paha Kyla.

Sedangkan si cewek melepas topi John saat bibir mereka masih saling melumat. “Are you mad?” Tanya Kyla, mengatur nafasnya.

John tersenyum, “Gak lah, sayang. Lucu aja kamu gampang ketebak.” Ia mencekik pelan leher Kyla lalu menariknya biar bisa lanjut ciuman.

Kaos hitam John dinaikin sama jemari Kyla yang berujung mengelus abs dan of course, The Devils Favorite.

Terdengar geraman dari tenggorokan John saat Kyla mengelus tato kesayangannya, “Ride me, will you?” John tersenyum miring walau terengah-engah.

“I will, just for you, sir.” Jawab Kyla, keningnya auto dikecup. “Good girl, my good girl.”

Kyla pun membuka celana pendek dan kaosnya. “Fuck, your body was made to be mine.” Gumam John.

Tadinya Kyla mau melepas celana John, tapi dia malah kepikiran. “Boleh nanti gak masuknya, sir?” Izin Kyla, tentunya diperbolehkan sama John.

Lanjut berpagut, kali ini Kyla sambil ngegrind di area paha John yang masih pake jeans. Udah beberapa menit, tapi gak ada yang lepas pagutan. “Fuck aku horny banget daritadi, feels so good.” Ujar Kyla di ceruk leher John.

“Yeah?”

“Mm-hm.. Sir.. I’m close..”

Leher Kyla dikecup. “Keluarin aja, cantik.”

Melihat celananya sendiri, John tertawa pelan. “Fuuckk, you’re such a needy baby.”

Kini John udah shirtless, celananya juga udah diturunin. “Masuknya abis ini, i don’t think you can handle my dick, aku siapin dulu ya.”

Gak pake lama, John memasukkan dua jemarinya ke dalam area Kyla yang udah basah sedari tadi. “Ahhh! Ahh shit, jari kamu..” Si cewek mendongak.

“Damn baby, baru masuk udah sempit aja ini.” Ledek John, sambil ngedekor dada ceweknya yang senderan di setiran mobil.

Situasi di mobil udah panas banget, padahal ac nyala, tapi keringet tipis di tubuh Kyla udah keliatan banget, makanya John makin keras.

“Mau cum atau nanti sama aku?” Tanya John yang sekarang mengisap buah dada Kyla.

“Cum.” Jawab Kyla, mulai hilang fokus.

Tangan John yang satunya menampar pelan paha ceweknya. “Look at me, jawab yang bener.”

Dengan sebisa mungkin, Kyla menatap John, “Aku mau cum sekarang, please, sir.. Ini enak banget.”

“Pinter. Then cum, baby.”

Cukup dengan kalimat John barusan, Kyla mencapai klimaksnya, lagi. Badannya bergetar, membuat John mengeraskan rahangnya. “I have the hottest girl ever, fuck.”

Tanpa pikir panjang, boxernya ia turunin sendiri sambil nunggu Kyla mengatur nafasnya.

Cewek itu dipeluk sambil dicium, “Kalo udah bisa, masukin aja ya sayang.” Ujar John di sela-sela ciuman.

Kyla mengangguk, “Bentar ya.”

“Take it slow, gapapa kok. Bilang ya kalo gak kuat jadi aku yang gerak, atau mau stop- Ah fuck..” John mendesah pelan saat Kyla ngemasukin miliknya tanpa aba-aba.

“Shit ini kamu gede banget, sir..” Temponya mulai dinaikin sama Kyla, membuat John mendongak.

“Holy hell, you feel so fucking good.” John menyisir rambutnya ke belakang, matanya terpejam.

Keduanya tambah needy ke satu sama lain. Entah gimana sekarang mereka ada di kursi belakang, dan John yang berada di atas.

Pinggang John dilingkari sama kedua kaki Kyla, “Sayang fuck.. Ini dalem banget..” Desah Kyla, jemarinya menjambak rambut belakang John.

“One of my favorite view ever, ahh bangsat..” John ikut mendesah lumayan kenceng karena melihat perut Kyla yang lagi lagi keliatan kalo miliknya nembus.

“Baby you take me so well..” John mengecup kening Kyla.

“My pretty girl.. fuck kamu cantik banget.” Kecupannya pindah ke pipi.

“You’re fucking mine.” Terakhir di bibir, lanjut makeout kesekian kalinya.

Kyla yang salting sampe gak keliatan karena John menciumnya terus menerus.

Lengan cowok itu diremas. “Sir, are you close? Ini aku deket, please let me cum.. Please..”

“My desperate little kitten, iya boleh sayang. But let me see those eyes.” Jemari John mengelus rambut Kyla.

Mobil udah gerak kayak apaan tau, tapi mereka sama sekali gak peduli karena mereka tau event itu sampe lebih malem, dan orang gak bakal rame di parkiran.

“John.. Ahhh fuckkk Johnn, aku keluar ini..” Kyla gak sengaja mengeluarkan air matanya.

Panggilan nama membuat John semakin deket. “Fuck fuck fuck! I’m gonna cum too, baby.” Hentakan pinggul John sesuai sama kata kasar yang ia sebut.

Devil John, Devil.” Safeword keluar, John auto berhenti.

Tapi Kyla langsung mengocok milik sang pacar. “Sini, cum in my mouth.”

“Fuck baby fuck… Are you sure?” John frustasi, ia kembali menyisir rambutnya ke belakang dengan agresif.

“Yes, sir.” Kyla menatap dari bawah.

Akhirnya John mencapai klimaksnya dengan cepat. “Ah anjing! Ahh shit.. You look so good beneath me, sayang.. Cantik banget.”

Kyla masih fokus melakukan pekerjaannya, sampe ia telan semua. “Enak?”

“Enak, sayangku. So so good. Thank you for being a good girl. Sini peluk.” John memutar posisi jadi Kyla di pangkuannya lagi.

Punggung si cewek diusap. “Maaf kamu tadi sampe ngeluarin safeword.”

“Believe it or not, i like seeing you kayak tadi sumpah. I wish aku bisa record kamu, but i have no energy.” Bales Kyla, merapikan rambut John.

Si cowok nyosor. “Mau gimana sekarang enaknya?”

“Mau kiss lagi.”

jawnkyl.1

Sedikit lebay, tapi Kyla nungguin 3 hari berasa 3 bulan, lama banget. Mustinya cuman nunggu 2 hari karena Kyla mengira bahwa cowoknya pulang cepet, taunya malem.

Si cewek kebangun di pelukan John, lalu ia melepas dan menaruh tangan cowoknya dengan gentle biar dia gak kebangun, takutnya kecapean.

Keliatan banget John tidur dengan sangat nyenyak, that’s why, Kyla decided to take a quick shower.

Mungkin karena suara shower dan lagu yang beriringan dengan nyanyian Kyla yang tipis-tipis, membuat John terbangun, yang kini tersenyum tipis membayangkan ceweknya.

Kyla lupa ngambil baju, jadi dia skincare dan dandan tipis di dalem kamar mandi, masih pake handuk. Gak lama, pintu diketuk dan dibuka sama John.

Cowok itu masih tersenyum, “Hi sayang.” Kening Kyla ia kecup.

“Ehh, sorry kamu kebangun gara-gara aku berisik ya?”

“Gak berisik, cantik. I wanna hear you sing.” John ikut mencuci mukanya sekalian nyikat gigi.

Kyla menyisir rambut cowok itu yang lagi nunduk. “Enak ya tidurnya, hm?”

John mengangguk. “So good, energi aku sekarang balik lagi.”

“Maaf ya semalem kamu nungguin sampe ketiduran.” Lanjut cowok itu sembari mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil.

“Not a problem, baby. I’m good. Aku pake baju dulu ya, tadi soalnya lupa ngambil-“

Sebelum Kyla keluar dari kamar mandi, John menarik pergelangan tangannya. “Siapa yang suruh kamu keluar, hm?”

“I missed you.” Ucap John, kini melumat bibir Kyla, jemarinya mengelus rahang sang cewek.

Otomatis lengan Kyla melingkari pinggang John, memperdalam ciuman mereka. “I missed you too. I missed kissing you.” Ujar Kyla di sela-sela kegiatan mereka, John terkekeh.

Mereka makeout selama beberapa menit, sampe akhirnya John mengangkat tubuh Kyla (yang masih pake handuk) dengan mudah, lalu ia lempar ke kasur.

Masih lanjut, kali ini John sambil ngebuka handuk yang menutup badan Kyla, “Aku juga kangen ini.” Si cowok meremas salah satu buah dada Kyla sehingga cewek itu melenguh pelan.

“Aku mau request sesuatu boleh gak?” Tanya Kyla, ia menatap John dengan dalam.

“Anything, baby.” Pipi Kyla dikecup.

“No prep, fuck me hard, kiss me until i can’t breathe.” Terlalu frontal, John kembali terkekeh. “Aku khawatir kamu gak bisa jala-“

“Ayoo sayangg.. Please..” Pinta Kyla, ia memotong kalimat John, masih sambil meluk dari bawah.

“Ah anjing.” Geram John, miliknya mengeras secepet itu.

Gak pake lama, John melepas kolornya, the only thing yang dia pake selain kaos sleeveless putihnya. “Baby are you sure?”

“Aku gak mau nunggu kelamaan, sir.” Panggilan itu membuat tatapan John jadi lebih tajam ke Kyla.

“Boleh ride kamu gak?” Si cewek kembali bertanya. “Just for you.” Jawab John, mengganti posisi jadi dia senderan di bed-headboard.

Perlahan, Kyla mulai memasukkan milik John ke dalamnya. “It’s been a long time, sir. Ahh shit kamu gede banget..”

“Kalo kamu gak bisa gerak, aku yang gerak.” Ujar John, menggila ngeliat Kyla yang belom apa-apa udah mendesah kencang.

“Make me cum.” Suruh John, menatap Kyla sambil memegang pinggangnya.

“I will, sir.”

“AHHH..” Akhirnya fully masuk, Kyla memejamkan kedua matanya.

Gak butuh waktu lama, Kyla bergerak naik turun dengan cepat. “Sir i swear, ini kamu gede banget.”

“Sayang, yours is also tight- Ah fuck.” John mendongak, Kyla pun mulai mencium leher dan jakun cowoknya itu.

John mengusap belakang kepala Kyla, “Aku dikasih libur beberapa hari by the way.” Kode dari John yang langsung dimengerti sama Kyla.

Cewek itu gak segan ngasih hickeys yang banyak.

Karena salfok sama suara groan sang cowok, gerakan Kyla melambat. “Sayang.” Panggil John, bokong Kyla kena tampar pelan sebelum diremas.

“Ah fucking hell.. Ahhh..” Desah Kyla saat dia mulai bergerak dengan tempo yang lebih cepet dan kenceng.

John memejamkan matanya sesaat, “Ah sayang.. I’m close.”

“Cum inside, sir.” Kyla mengumpat di ceruk leher John.

Gak sadar, John ikut menggerakan pinggulnya ke atas. “Ah shit..”

Keduanya pun mencapai klimaks masing-masing, Kyla sempet beristirahat di dada John namun dia masih ada rasa ingin lanjut.

Awalnya, Kyla mengecup rahang John, lalu mulai ke pipi sampe akhirnya ke bibir. Alhasil mereka lanjut makeout. “You haven’t fucked me hard.” Doe eyes Kyla keluar, kelemahan John.

“I will, baby. I will. Aku tau kamu mau istirahat dulu sebentar.” John mengelus pipi Kyla sebelum mencekiknya.

“My needy slut.” Si cowok menarik Kyla agar sedikit mendongak.

Posisi diubah, Kyla balik lagi di bawah cowok itu yang sedang melepas kaos atasannya. “Cantik, sayang.” Ujar John saat menatap Kyla.

“Thank you, sir. I’m all yours.”

“Exactly right.” Secara tiba-tiba, John menghentakkan miliknya ke dalam Kyla.

“AH SHIT!” Desah Kyla, meremas kedua pundak John.

Kalo John emang males lama-lama, dia langsung bergerak dengan brutal. “You like this, hm?” Tanya John dengan gemas.

Kyla mengangguk, air matanya gak sengaja jatuh di pipinya.

John mengusapnya lalu menamparnya. “Jawab, sayang.”

“Ahhh.. Iya aku suka, sir. So much- Fuckk it feels so good.” Kyla menggigit bibir bawahnya selagi menatap John.

Si cowok mengelus bibir bawah Kyla, “Sumpah kamu cantik banget, cantiknya aku.” Kata-kata manis itu sama sekali gak sinkron dengan apa yang sedang John lakuin ke Kyla, nafas cowok itu sendiri udah terengah-engah.

Kasur berdecitan dengan keras, keringet tipis juga udah dimana-mana.

“Kamu dalem banget ini, holy fuck.” Kyla udah terlalu lemas untuk meremas pundak cowoknya.

“Yeah? Feels nice, right? Nembus nih, yang.” John mengelus perut Kyla, beneran nembus.

“Fuck fuck fuck, aku deket lagi.. Can you slow down, aku belom mau cum..” Kyla mengusap keringatnya sendiri dengan frustasi.

“Hold it for me, can you?” John is currently sucking her nipples, tapi tatapannya tetep dalem dari bawah.

Rambut belakang John dijambak sama Kyla, “John, sayang, please.. Faster..”

“Anjinggg..” Panggilan sama nada Kyla yang halus membuatnya semakin lemah, akhirnya menuruti juga permintaan Kyla.

Tempo semakin cepat, Kyla yang terus mendesah kali ini sambil mengelus badan cowoknya, dari atas sampe bagian favoritnya, dimana ada tato John.

“Sayang, aku juga mau cum lagi.” Ujar John, dia sesensitif itu kalo udah melakukan hal tersebut bersama Kyla.

“Fill me up, fill my pussy, sir.” Right after Kyla minta dengan kalimatnya, John mencapai klimaksnya, bersama sang pacar. For the second time.

“Fuuuuuuck!” John menyisir rambutnya ke belakang dengan agresif.

“Come here.” Kyla yang terengah-engah setengah mati, menyuruh John untuk istirahat.

Tadinya mau nolak, tapi karena capek, John tiduran di atas badan Kyla yang memeluk tubuh John, sesekali mengusap keringat di punggung cowok itu. “Capek?”

“Aku yang mustinya nanya kamu, kamu gapapa kan?” John tertawa pelan, mengecup leher Kyla.

“Keenakan, sampe gak kerasa sakitnya.” Kyla mengeratkan pelukannya.

“Lucu. Bisa-bisanya berubah jadi kayak bayi.” John menatap Kyla sembari tersenyum, so does she.

“Nanti sore lanjut gak?” Kyla setengah bercanda.

“Hetttt, gak mau jalan sama sekali kamu yaa??” John sedikit panik tapi tetep cengengesan.

Cup! Kyla mengecup bibir John, “Bayi bilang bayi. Ayo mandi lagi deh kita.”

“Sayang, istirahat dulu. Aku pijitin baru kita mandi ya.” John menahan Kyla.

“Aku gapap-“

“Kamu nangis tadi, yang. Gak sadar kan? Nanti makin parah sakitnya, udah tau perihnya belakangan. Dengerin aku.”

“Bapak Sohn bawell!”

“Emang bener kan tapi??”

#HoonKilarrr_11

5 menit sebelum Jihoon dateng, Kyla nunggu di ruang tamu bawah. Bersama Minghao yang lagi bikin teh di dapur.

Tin tin! Baru denger suara klakson, Kyla tersenyum. “Ya elah bocah, gitu doang salting lu!” Minghao ngeledek sambil cengengesan.

“Apaan sih lo bang? Udah ah pamit gue.” Kyla memeluk cepat Minghao sebelum jalan ke arah pintu.

“Tiati.”

“Iya thank- Lho Ji?” Kyla baru buka pintu, Jihoon pas mau ngetok.

“Hai sayang.” Jihoon mengecup pelan kening Kyla sebelum berlari ke arah Minghao.

Kedua cowok itu tos dan pelukan kayak cowok pada umumnya. “Bang, pergi dulu yak!”

“Sampe ngebut gue srempet lu! Bercanda, bawa aja sampe mars.” Minghao menepuk pundak Jihoon.

“Iya dah hahaha.”

Kyla hanya bisa menggelengkan kepalanya walaupun dia salting ngeliat dua orang itu.

Saat pintu rumah sudah ditutup, Jihoon otomatis memeluk Kyla dengan erat dari belakang selagi jalan ke motor si cowok. “Apasih kamu lucu!!”

“Apaan sih, Ji?! Gak bisa nafas ini!” Kyla mengelus lengan Jihoon tapi sambil menatapnya dari samping.

“Hahaha! Cantik banget kamu tuh heran aku..”

Jihoon memakaikan Kyla helm andalan, lalu pake helmnya sendiri. “Jajan apa kita?” Tanya Jihoon setelah Kyla naik ke atas motornya.

Pundak si cowok pun dipukul pelan, “Belom juga jalan dasar!”

“Buset galak amat si cewek aku.. Pegangan sini, aku ngebut dikit ya..” Jihoon menarik tangan Kyla ke pinggangnya sendiri.

Kepala Kyla menyender di punggung Jihoon. “Ah this feels so good.” Gumam Kyla, membuat Jihoon tersenyum.

Entah gimana, ngebutnya Jihoon malah bikin Kyla nyaman, bukan anxious or anything yang bikin panik.

Yang tadinya masih nyender, Kyla duduk kayak biasa buat nyari spot enak. Sembari liat kanan kiri, Jihoon malah ngeliatin ceweknya lewat spion.

“Ji, fokus sama jalanan.” Suruh Kyla.

Jihoon mendecak, “Kamu mah tau darimana si?”

“Eh Ji kita beli mcflurry yuk, nanti nongki disitu tuh, lumayan deket kan?” Ajak Kyla pas ngeliat restoran kesayangannya.

“Siap baginda!” Suara tentara si cowok keluar, Kyla langsung malu pas orang-orang nengok ke arah mereka, meanwhile Jihoon ngakak.

Sama-sama suka rasa green tea, mereka iseng beli mcflurry yang rasanya matca.

Nyampe di taman yang dimaksud Kyla, mereka sedikit kaget sama view yang jauh lebih enak dari yang mereka kira. Ada beberapa orang tapi it doesn’t bother them at all.

Jihoon menggandeng tangan Kyla selagi jalan-jalan, sekalian milih tempat buat duduk. “Yang, kamu cantik banget seriusan. Daritadi aku nahan salting terus.”

“Gak jelas kamu mah, makasih tapi Ji. Pacar aku gak kalah cakep dong udah pasti.” Kyla mengelus tangan Jihoon yang lagi ia gandeng.

Udah menjadi kebiasaan untuk Jihoon yang suka mainin tangan mereka kalo lagi jalan sambil gandengan gini. “Duduk situ yuk.”

Mereka duduk di tangga yang pendek namun sepi, lebih spesifiknya Kyla duduk di tangga yang satu step di bawah Jihoon biar enak ngobrolnya. Pas Kyla mau ngelepas tangannya, Jihoon malah gimmick. “Kil, Kil tolong!”

“Hah?!”

“Ini gak bisa lepas! Aghh!”

“Waduh! Terus harus gimana dong?!” Kyla ngeladenin, of course.

Cup! Jihoon mengecup tangan Kyla baru dia lepas. “Akhirnya.. Panik aku tuh.”

Kyla menampol wajah Jihoon yang tertawa dengan pelan. “Iya dehhh..”

Keduanya mulai makan mcflurry masing-masing sembari ngobrol.

Gak sadar, mereka udah ngobrol selama setengah jam. “Eh aku lagi nyari kamera vhs tau yang. Sebenernya aku kepikiran ini tiba-tiba sih, pasti kalo kita ngide buat recreate dokumentasi sekolah yang jadul gitu, Bu Yoon bakal seneng.”

“Lah iya juga ya, Ji. Used to be her era, kita bikin nangis aja kali ya? HAHAHA BERCANDA DENG BU.”

Rambut Kyla diacak, “Parah kamu! Tapi iya sih, 90% bisa aja dia nangis kalo emang kita berhasil bikin.”

“Cari bareng Asahi aja sanaa!”

“Emang iyaaa, aku dari kemaren jalan sama dia, nyari yang bagus. Besok lusa kayaknya jalan lagi deh, kita nyari di tempat andalannya yang rada jauh.” Selagi Jihoon ngomong, dia ngambil cup bekas mcflurry Kyla terus dia buang.

“Ih kalian ngedate di belakang aku sama Kyra ternyata ya..” Kyla pura-pura sedih pas Jihoon kembali duduk.

Tangan si cewek ditarik, “Aku bisa jelasin..”

“Kamu masuk teater aja deh Ji.. Acting kamu makin hari makin realistis sampe aku gak bisa lanjut.” Kyla meremas pipi Jihoon.

Keduanya sempet ketawa sebentar sebelum Jihoon menatap Kyla dengan dalam. “Cantik, cantiknya aku.”

Baru aja Kyla mau bales, wajahnya ditarik sama Jihoon yang menurunkan badannya sedikit. Keduanya berciuman dengan intimate.

Jemari Kyla menyisir rambut belakang Jihoon sebelum mengelus rahang cowok itu. “Buset tajem amat.” Canda Kyla, mereka terkekeh.

“Fuck i love kissing you, my pretty lady.” Pengakuan Jihoon membuat Kyla menahan senyumnya.

Mereka lanjut berciuman, gak ada yang mau berhenti.

Tapi hape Jihoon yang tiba-tiba bergetar bikin salah fokus. “Siapa dah ganggu aja anjir.” Jihoon masih sambil mengelus kepala Kyla.

Keduanya baca notifikasi hape si cowok, ternyata dari aplikasi gojek yang ngasih voucher belanja produk. “HAHAHA! Badut banget.” Ujar Kyla.

Jihoon segera mematikan hapenya, “Come here.”

Pagutan kali ini lebih playful karena keinget terus sama notifikasi barusan. “Sayangg.” Panggil Jihoon.

“Apaaa? Cantik ya aku?” Kyla setengah bercanda.

“Iya itu pertama, kedua, aku mau begini terus boleh gak sih? The feeling hits different everytime. I like you a lot, i actually love you.” Jihoon merapikan rambut Kyla.

“Pertama makasih, kedua bolehhh.. Gemes amat sih kamu.” Kyla naik dua step, jadi dia yang di atas Jihoon.

“Sini peluk.” Kyla membuka tangannya, supaya Jihoon bisa masuk ke dalam pelukan sang cewek.

Cowok itu menyender di dada Kyla, sesekali mendusel.

Rambut Jihoon kembali disisir sama jemari Kyla. “I love you too, sayang. Bayi dasar.”

Jihoon menatap Kyla. “Aku buka baju masih bayi emang?”

“Gak gituuu..” Kyla mengecup bibir Jihoon sekali lagi.

“Mau beli jasuke, hm?”

“MAUU!”

“Look who’s the baby now?”

“Bodoamat Ji kamu tetep lebih gemes.”

Once again di taman itu, rambut Kyla diacak. “Bawel.”

They ended up pulang subuh dan tepar malemnya di pelukan satu sama lain.

#EINTPs2

Kalo yang ngadain party Hongjoong, pasti orang yang dateng ke rumahnya lumayan banyak.

Termasuk geng yang iconic yang isinya San, Yunho, Bink, Kyra, Sakura, Mingi, Wooyoung, Kyla, dan Jongho.

Saat yang lain pada mencar, ada Kyla, Yunho, Sakura, Mingi, dan beberapa temen dari luar geng mereka yang emang gampang asik. Bisa dibilang mutual friends juga.

Truth or dare adalah game yang mereka pilih, of course. Pake botol yang bisa di-spin sama mereka.

A few times ada yang jujur-jujuran soal mantan crush, mantan gebetan, bahkan sampe cerita sex life.

Karena kebanyakan truth, Jihoon, yang dari luar geng, dapet dare dari salah satu temennya buat nyium pipi Kyla, awalnya dia nolak takut Kyla gak nyaman.

Tapi Sakura malah manas-manasin, dia sendiri udah mabok. “Cemen lo!”

“Dare doang anjing, ayolah hahah!” Timpal temannya.

Kyla hanya cengengesan sedangkan Mingi mengeraskan rahangnya sembari menatap Jihoon dengan tajam, dia sendiri duduk dengan sok santai.

Yunho yang ngeliat dari sebrangnya, terkekeh. “Anying cari gara-gara banget lo pada.” Gumamnya pelan.

“Dare doang, Ky. Gapapa kan?” Jihoon sekilas mendekat ke Kyla.

Cewek itu akhirnya mengangguk (supaya gak jadi party-pooper juga), lalu pipinya dicium cepat sama Jihoon. “Nah gitu dong, tepuk tangan semua!” Ujar Sakura, ia mabuk berat, menyender ke Yunho.

Semua pada ketawa pelan sambil tepuk tangan, termasuk Mingi yang ekspresi mukanya gak bisa ketebak.

Ronde selanjutnya, gilirannya Yunho yang milih dare. Tanpa pikir panjang, Sakura menyuruh sahabatnya untuk minum 3 gelas soju sambil joget.

Aksi tersebut membuat yang lain jadi hype dan ngedukung Yunho.

Karena udah chaos, Mingi menarik Kyla untuk naik ke kamarnya. Untung gak ada yang sadar kalo mereka kabur.

Pintu ditutup, lengan Kyla melingkari leher Mingi yang menyender di pintu. “Baby, are you mad at me?”

“No, babe. Aku cuman kepikiran aja sih kalo aku di posisi dia, i would’ve drink a lot daripada harus nyium cewek orang.” Cowok itu mendengus, salah satu tangannya memegang pinggang Kyla, satunya mengunci pintu.

“And you know, kamu pake rok pendek gini, bikin dia ngeliatin kamu terus daritadi.” Lanjut Mingi, menatap ceweknya dari atas sampe bawah.

“Kamu merhatiin dia banget, babe?” Kyla menahan senyumnya, sesekali salfok ke bibir Mingi.

Mingi terus menatap mata Kyla, dengan dalam. Cewek itu pun bingung harus gimana. “Babe?” Panggil Kyla.

Gak dibales, Mingi menarik cewek itu untuk berpagut. Dengan sangat mudah, si cowok mengangkat tubuh Kyla dan disenderin balik ke pintu sampe ceweknya sesek nafas.

Beberapa detik mereka saling bertatapan sebelum akhirnya Mingi lanjut lagi.

Mereka makeout selama belasan menit, sampe Mingi gak kuat menahan rasa sakit di area bawahnya, ia membanting tubuh Kyla ke kasur.

Daleman Kyla diturunin dengan cepat dan gampang. “Baby so wet, hm?”

“Ngh..” Kyla melenguh, gak sengaja menggerakan pinggulnya saat jemari Mingi mengelus spot sensitif si cewek.

“Want me to play with your pussy first atau mau langsung masuk?” Tanya Mingi, jemarinya terus bekerja.

Terlalu nikmat, Kyla memejamkan kedua matanya sambil meremas bed sheets. Plak! Paha cewek itu kena tampar dari tangan Mingi.

“I’m asking, bisa jawab gak?” Tegas Mingi, otomatis Kyla mengangguk antusias. “Bisa, sir. Anything you want, aku ngikut kamu.”

Plak! Paha Kyla kena tampar lagi. “Gak ada pilihan itu.”

“C-can you play with my pussy? It feels so good.. Fuckk.. Jari kamu, sir…” Kyla mendongak sambil menggigit bibir bawahnya.

Mingi terkekeh, “As you wish.” Cowok itu menggerakan jemarinya jauh lebih cepat dan agresif di bawah sana, Kyla mendesah kencang, sesekali meremas lengan Mingi yang berada di pahanya.

Secara tiba-tiba, Mingi menurunkan badannya ke bawah, ia menghisap milik Kyla. “Mmhh wet as fuck.” Ujar cowok itu

“AHH FUCK MINGI! Ahhh! Anjing…” Rambut cowoknya ia jambak.

Kedua tangan Mingi di paha Kyla, ia berkontak mata terus dengan sang cewek. “Cum, sayang. I’ll clean it with my own mouth.”

“Fuck fuck! Mingi ahhh..” Miliknya yang udah dibuat lebih sensitif akhirnya mencapai klimaks.

Gak sampe 5 menit Mingi ngebersihin, dia berdiri untuk melepas pakaiannya sampe full naked. Ia tersenyum bangga saat Kyla melepas her whole outfit juga. “My good girl.”

Saat posisi lebih nyaman, Mingi mulai melumat bibir Kyla kembali. “Aku udah nunggu banget sayang, mau cium kamu daritadi.” Ujarnya di sela-sela ciuman.

Kyla menggigit bibir bawah Mingi selagi menjauh, “Me too, sir.”

Tanpa sadar, Kyla mengocok milik Mingi dengan pelan. “Mine, right?” Secara effortless, Kyla memberi doe eyesnya ke Mingi.

“Fuuuckk, iya sayang, yours. All yours.” Ia meremas buah dada Kyla secara bergantian.

Another makeout session, tapi kali ini Kyla mendesah lebih kencang di dalam pagutan mereka. “MMMH! Fucking hell!”

Bener aja, milik Mingi yang segede itu, masuk ke dalam Kyla tanpa aba-aba. Cewek itu meremas pundak Mingi, “Sir.. Sirr.. Aaahh..”

Paha samping Kyla diremas sama jemari Mingi, “Hm? Enak sayang? Ah anjing, kamu sempit banget ini sayang. Padahal udah aku siapin..”

“No sir, your dick is too big. Too fucking big- AAAH!” Dikagetin lagi, karena Mingi sempet memperlambat tempo tapi abis itu dia ngencengin lagi pas masuk.

Kyla menarik kepala cowoknya ke ceruk lehernya, otomatis sang cowok mengecup dan menjilat spot kesukaannya di leher Kyla. Geraman Mingi terdengar pelan.

Suara decitan kasur juga sangat terdengar. “Mingi, sir.. Kamu gede banget ini.. Ahhh.. Yes…”

“Sayang, kamu enak banget fuck.. Can’t get over you..” Bibir Mingi mulai turun ke dada Kyla, sampe ke nipples si cewek. Ia menghisapnya sampai bertanda.

Punggung Mingi diremas kencang sama Kyla. “Ahhh daddy..”

Nah.

Mingi setengah bangun untuk menatap Kyla, ia kini mencekik leher Kyla. “Nasty little slut, dasar. Want me to go faster? Mau cum lagi kamu?”

“‘Mingi cepetin- Fuck!” Kyla memejamkan matanya kembali.

Mingi berhenti bergerak, ia meremas pipi Kyla. “Siapa yang ngajarin kayak gitu, hm? That’s not so nice of you.”

“I’m sorry, sir.. Can you please go faster? Please..” Kyla ngepout, tentunya Mingi lemah namun semakin turned on juga.

Ia pun mengangkat Kyla lagi ke kamar mandi si cewek. Padahal udah gak berdaya buat berdiri, tapi kalo sama Mingi harus bisa.

Mereka saling menatap lewat kaca, Kyla menumpu badannya di tembok wastafel sementara Mingi bantu megangin tubuh ceweknya juga.

“My pretty and hot girlfriend, fuck.. Hickeys di badan kamu babe ah..” Sangking gak kuatnya, Mingi sempet mendongak karena penampilan Kyla sekarang.

Messy but glowing, rambut sedikit berantakan, keringet tipis, hickeys all over her body, gimana Mingi gak mendesah?

Dari belakang, cowok itu meremas dua buah dada Kyla. “Want me to go this fast? Iya?” Ia menggertakkan giginya sembari bergerak.

Kyla mengeluarkan air matanya. “Daddy, it feels so good, sumpah.. Aku mau nangis terus ngeliat kamu ahhh.. Your big fucking dick.. It hurts tapi enak banget..”

“Sayangg fuckk.. You’re mine. Gak ada yang bisa dan boleh nyentuh kamu seenaknya, or this will happen.” Bokong Kyla ditampar kemudian diremas sama Mingi.

“Aku mau cum ahh..” Kyla mendongak, kepalanya menyender ke belakang, di dada Mingi.

“Not yet baby, tungguin aku.”

“No i can’t, ini aku deket banget.” Kyla meremas lengan Mingi yang kini mencekiknya dari belakang.

Sangking gak bisa nahan, Kyla gak sengaja mencapai puncaknya sendiri. “Ahhh fuck! Sir i’m sorry..”

Mingi mendengus sembari memutar posisi tubuh Kyla jadi berhadapan. “Aku bilang belom kan?”

“S-sir aku gak bisa nahan, i’m sorry..” Kyla mengecup bibir Mingi sekilas.

Mingi menampar pipi Kyla pelan lalu ia remas. “I’m going in, again.” Tubuh Kyla digendong untuk kesekian kalinya, mereka lanjut sambil berpagut.

Selagi digendong dan jalan keluar, Mingi memasukkan miliknya perlahan ke dalam Kyla lagi. “Ahh, fuck.. Aku masih sensitif banget sir..” Kyla mengeratkan pelukannya.

Mingi meremas bokong ceweknya berkali-kali sambil menggerakan.

Posisi kembali seperti di awal tadi, Kyla menyender di pintu, kali ini Mingi sambil bergerak dengan agresif. “Sayang kamu sempit banget..” Kening mereka bersentuhan, sembari mengatur nafas juga.

“Mingi ahhh aku mau cum lagi fuckk..” Kyla beneran lemes.

Beberapa detik Mingi bergerak tanpa ada yang bicara kecuali Kyla yang mendesah, ada suara ketukan pintu. Tok tok tok

Mingi menutup mulut Kyla dengan telapak tangannya.

“Misi, ada Kyla gak ya? Ini Jihoon.”

Mingi mengeraskan rahangnya, “For fuck’s sake.” Bisiknya pelan, pinggulnya masih bergerak dengan stabil.

Pasangan itu pun bertatapan semakin dalam, “Sayang aku deket..”

“Cum, sir. Cum inside. Aku juga mau keluar lagi..” Bisik Kyla dengan susah payah.

Tok tok tok! “Kylaa?? Sorry kalo lo marah.. Sekali lagi ini Jihoon, gue mau masuk sekalian minta maaf-“

“I’m fucking my girlfriend, asshole. Lo pergi sekarang ya anjing.” Mingi pun menonjok pintu dengan pelan selagi mencapai klimaksnya.

Kyla mencapai klimaksnya juga untuk kesekian kalinya di ceruk leher Mingi. Belakang kepala si cewek diusap sama cowoknya.

Night Mingi..” Safeword keluar.

Mingi bodoamat mau ada Jihoon di luar atau engga, tapi dia segera memeluk Kyla dan menaruhnya di kasur dengan gentle.

Selagi memakaikan Kyla daleman sampai kaos ganti, Mingi menatap cewek itu sampe dia bisa nafas dengan normal. “Sayang, liat aku. Kamu marah?”

Paha Kyla yang memerah dielus sama Mingi. “Enggak, Mingi. Aku gak mau marah sama kamu.”

Mingi yang jongkok sembari mengusap tubuh Kyla sesekali memijitnya, tersenyum ke ceweknya. “Thank you for not being mad at me, i’m sorry kalo aku kasar atau kebanyakan nampar kam-“

Kyla menarik wajah Mingi untuk ia kecup. “Masalahnya cuman di kaki aku, besok langsung kena interview pasti kenapa gak turun.”

Mereka terkekeh. “I love you sayang, you’re mine and mine only.” Mingi memegang rahang Kyla sembari ia pagut bibirnya.

Kyla meremas gemes pipi Mingi. “Iyaaa bawel, i love you too. Sini naik, nanti maleman kita turun deh, paling itu satu geng nunggu hahaha.”

KYUKIL : Bestest Friend 7

Dua orang ini sama-sama kerja part time, walaupun pasti dikasih uang jajan sama orangtua masing-masing… Atau ya dua kali lipat dapetnya, dari each other’s parents.

Karena mereka belakangan ini kuliah kerja kuliah kerja sampe akhirnya capek juga pengen self reward, Junkyu ngajak Kyla ke some kind of Diner di daerah tersebut.

Udah janjian dari pagi, Junkyu akan menjemput sahabatnya di tempat kerjanya malam itu.

Baru masuk, udah gimmick. “Misi, saya mau beli bajunya boleh?”

Kyla ladenin, “Maaf mas, untuk mas disini baju yang cocok cuman crop top pink.”

“Waduh.. Kalo gitu saya bisa dimarahin sama adik saya nanti.. Gak usah deh, saya pulang.” Junkyu menahan senyumnya, begitu juga dengan Kyla.

Belakang kepala Junkyu kena tampol pelan dari Kyla, “Gaje, udah sana ke mobil duluan, gue beres-beres bentar, nih tas gue nitip.”

“Ya, buruan, mobil gue ngambek nanti.”

“Bodo. By the way banget Kyu, my eyes are up here.” Ledek Kyla pas dia merhatiin kalo Junkyu daritadi beberapa kali salfok ke atasan ketat yang cewek itu pake.

Si cowok mendengus.

Padahal disuruh ke mobil, tapi Junkyu malah nunggu di area duduk depan store-nya. Ia mematikan rokoknya saat Kyla keluar, “Yok.”

“Berapa batang hari ini, hm? Lagian gue suruh lo ke mobil ya nyet.”

“Ini yang kedua, elah.” Junkyu memakan permen sebelum menggandeng Kyla.

Kyla memutar bolanya malas sembari jalan ke arah mobil sang cowok.

Apes banget, malah macet. Mana ujan pula.

Padahal tempat tujuan mereka gak jauh, cuman entah apa yang bikin macet. Junkyu berkali-kali mendongak karena kesel.

Awalnya biasa aja, tapi tension malah makin naik dan semakin panas. Kyla memainkan jemari Junkyu, “Udah laper ya?”

“Biasa aja sih, cuman gunanya macet buat apa sih anjing?” Junkyu menatap Kyla yang udah menatapnya.

Tumben, Kyla nyosor ke bibir Junkyu, ia meraih wajah si cowok dan mengecupnya selama beberapa detik. “Relax, it’s just a traffic. At least lo gak sendirian.”

“Apaan sih, Kil? Tumben?” Junkyu tried so hard buat gak senyum.

“Bodo ah, sok gak ngerasa hot apa lo pake outfit kek gini?” Kyla menjauh.

“Lah? Perasaan yang salfok duluan gue deh barusan?”

“Ya oke.”

“Kil.”

“Hm- Eh Kyu.” Kyla kaget pas tangannya diarahin sama Junkyu ke miliknya yang mengeras di balik celana hitamnya.

Langsung dapet kode Junkyu, Kyla nunduk buat membuka kancing celana dan menurunkan sedikit boxer cowok itu.

Baru mau lanjut, Junkyu ngegas mobil karena emang waktunya buat jalan. “Kyu, kalo ketauan giman-“

“I don’t care if someone sees us, gue butuh dilemesin banget fuck.” Ia melihat Kyla yang sedang mengocoknya pelan.

Mobil kembali berenti, Kyla semakin berani untuk memasukkan milik si cowok ke dalam mulutnya. “Fucking hell.. Kil, anjing ini enak banget.. Ahh.. Gila..”

Junkyu memegang setiran mobil dengan satu tangannya, sedangkan tangan satunya berada di kepala Kyla, mengikuti pergerakan cewek itu. “Yesss.. Aahh keep going..”

Sesekali juga Kyla mengeluarkan lenguhan saat dia nyaris tersedak. Tentunya Junkyu semakin turned on. “Gilaa anjingg…” Ia mendongak sebentar.

Gak sampe 10 menit, mobil depan jalan, ya otomatis Junkyu juga ngejalanin mobilnya. “Lanjut terus, Kil.. Ahhh.. Gue deket anjing.. Fuck..”

Si cewek mengocoknya sekilas supaya dia bisa menatap Junkyu. “Cum, cum in my mouth.”

“Iya, cantik.” Junkyu mengeraskan rahangnya, sedetik dia menatap Kyla lalu kembali fokus ke jalanan.

Kyla melanjutkan pekerjaannya, sampe Junkyu mencapai klimaksnya. “Bangsat..”

Coincidence banget mereka nyampe di diner itu setelah satu puteran. Dengan cepat Junkyu memarkir mobilnya.

“Uhh.. Nekat banget anjir..” Ia menyender sambil mengatur nafasnya, kepala Kyla dielus.

“Lo ya udah cepet keras, cepet keluar lagi, HAHAHAHA.” Kyla yang lumayan ngos-ngosan juga ngetawain sahabatnya sembari mengusap area mulutnya.

Lowkey disappointed, Junkyu kembali mendengus sambil menaikkan bawahannya. “Biasanya juga lo ngebersihin.”

“Ngebersihin apaan? Lo mau lanjut makeout disini?”

“Hah? Emang lo mau?” Junkyu menatap Kyla yang sedang memakai crewnecknya.

Cewek itu terkekeh sebelum membuka pintu mobil, “Gak, HAHAHA, udah ah ayo.”

Junkyu tersenyum miring karena dia tau Kyla sengaja bertingkah lumayan bratty.

Setelah masuk, keduanya memesan makanan dan minuman masing-masing kemudian mencari tempat duduk yang nyaman dan sepi.

Baru juga duduk, Kyla stretching dan mengeluarkan suara yang biasanya hanya Junkyu yang bisa ngedengerin. “Kil.”

“Apa??” Ditambah, Kyla melepas crewnecknya, baju ketatnya membuat Junkyu salah fokus untuk kesekian kalinya.

“Ck, ikut sini.” Cowok itu menarik Kyla untuk berdiri.

“Ini barang-“

“Diem.”

Cowok itu juga nekat menarik Kyla ke bathroom yang emang buat cowok dan cewek, makanya lebih luas.

Sehabis mengunci pintu, Junkyu mendorong Kyla ke tembok dengan pelan. “You really want me to be rough, hm?” Si cowok mengasih jeda sebentar.

“Lo tau gak sih kalo lo begitu di publik, gue kesiksa, Kil. Keras anjing, sakit juga, nih, lo pegang.”

Kyla melingkari leher Junkyu dengan kedua lengannya. “Ya aku suka ngeliatnya, Kyu. Kamu keliatan desprate banget jadinya, tapi at the same time galak, hehe.”

Leher si cewek dicekik pelan, Junkyu melumat bibir Kyla dengan agresif sampai cewek itu kehabisan nafas.

Kyla meremas pundak Junkyu, dia ngerasa bawahannya diturunin. “Kyu.. Ah..” Tau-tau udah masuk aja, milik si cowok.

Junkyu menaruh telapak tangannya di belakang kepala Kyla. “Gak usah ditahan suaranya.”

“Junkyu fuck… Kamu gede banget.. Fuck aahh..” Kyla memejamkan kedua matanya.

“Keep your eyes on me, fuck fuck fuck.. Ah i love your fucking eyes so much..” Ujar Junkyu, ia menggeram, gemas dengan situasi.

“Cantik.” Gumam Junkyu.

Desahan Kyla yang mengencang sedikit langsung membuat Junkyu menutup mulut si cewek dengan tangannya sendiri. “Kamu boleh bersuara tapi jangan sampe orang lain bisa dengerin juga.”

“Ah.. Yes, sir.” Kyla menggigit bibirnya saat hentakan Junkyu membuat miliknya semakin dalam.

Junkyu mengubah posisi dengan mudah, Kyla bertumpu di tembok wastafel, cowok itu berada di belakangnya.

Mereka saling menatap lewat kaca. “Cantiknya aku.. Fuckkk.. Kamu sempit banget loh ini..”

Plak! Bokong Kyla ditampar. “AH! Sir.. Please ini kamu dalem banget.. Ahhh..”

“Want me to slow down?” Junkyu menatap Kyla dengan dalam.

“No, please.. Aku deket..” Kyla merengek, dan semakin merengek saat Junkyu iseng melambatkan gerakannya.

Atasan Kyla dinaikin, dari belakang, Junkyu meremas buah dada cewek itu. “Punya aku.” Lagi-lagi cowok itu menggeram.

Kyla gak sengaja mengeluarkan air matanya, “Junkyuuu aku mau cum barusann..” Rengekan Kyla gak bisa ditahan lagi.

Junkyu kembali menghentakan miliknya dengan kencang dan cepat. “It feels so good holy fuck.”

Si cewek yang keenakan, mau nangis lagi ngeliat ekspresi Junkyu, “Cepetin please, ahh anjing.”

“You sure?”

“Do whatever you want with me, i’m all yours, Kyu.” Bingung di antara mau salting atau semakin turned on, Junkyu mendongak sambil terkekeh, ia mempercepat hentakan pinggulnya.

Selagi bergerak, Junkyu kegerahan jadi ia melepas atasannya sebelum ia lempar ke area tembok wastafel sebelah tangan Kyla.

Kyla mengarahkan salah satu tangan Junkyu ke buah dadanya. “Fuck Junkyu, i’m cumming… Ahh..”

“Iya sayangg.. Bangsaaattt.. Aaah..” Kalung Junkyu ikut bergerak saat ia mengejar klimaks keduanya.

“Sayang fuck.. I’m close..”

“Sini Kyu, di mulut aku lagi.” Kyla berusaha untuk mendorong cowok itu ke tembok lalu berlutut.

Junkyu menutup mulutnya karena dia tau desahan yang akan keluar pasti kenceng. “Mmhhh… Anjing anjing anjing..”

Gak ada yang lepas eye-contact sampe Kyla selesai bersihin sisa klimaks si cowok. “Clean, dan udah aku telen juga.” Junkyu membantu sahabatnya itu berdiri dengan pelan, menaikkan bawahannya juga.

Sang cowok menarik Kyla ke dalam pelukannya setelah dia udah pake celananya. “My smart fucking girl.” Bisik Junkyu.

Hening sebentar.

Bibir Kyla mendarat di dada dan leher Junkyu untuk memberikan hickeys. “Cantik, ngapain??”

“Mba-mba kasir ngeliatin lo udah kayak mau makan lo, tau gak?”

“Hahahah, duality lo emang gak maen-maen, bisa segemes ini padahal tadi lo orang paling hot anjing.”

“Diem atau cium gue?”

Junkyu tersenyum lalu meraih wajah gadisnya.

Mereka berciuman selama beberapa menit.

Kyla mengelus abs Junkyu selagi mereka menyelesaikan makeout session. “Makanan udah dingin sih fix.”

“Yang ada pas baru dateng, lo gak liat tadi kita sempet nunggu ngantri?”

Baru kali ini, mereka makan malah canggung sendiri buat tatap-tatapan.

#EINTPs1

Setelah membaca kalimat terakhir Mingi di chat, Kyla tiba-tiba dapet telfon buat pekerjaannya, mau gak mau cewek itu harus mengalihkan perhatiannya dulu.

Mingi juga belom bales lagi karena emang lagi ada kelas.

Walaupun sama-sama sibuk untuk sementara, keduanya udah pasti kepikiran soal yang mereka bahas sendiri tadi di chat.

Namanya juga Mingi, pasti kalo udah soal ceweknya, dia bakal nekat mau ada halangan apapun. Not even two hours, si cowok udah sampe apart. “Babe?” Panggil Mingi setelah ia membuka pintu.

Kedengeran Kyla lagi ngomong soal pekerjaannya di dalem kamar, cowok itu mengeraskan rahangnya karena sedikit frustasi. “Fucking hell.” Decak Mingi.

Awalnya pengen nunggu di sofa, tapi Mingi yang mengeras karena keinget terus foto sang pacar, beneran gak keabisan cara biar bisa melakukan hal itu sama Kyla.

Secara pelan, Mingi membuka pintu dan menutupnya selagi menatap Kyla. Cowok itu mendengus saat melihat Kyla masih belom pake celana juga, hanya kaosnya.

Jelas aja Kyla kaget, dia langsung ngemute speaker handphone-nya, “Kamu ngapain disini?”

“Lah kan udah selesai?” Mingi mengangkat kedua bahunya sambil menahan senyumnya.

Kyla masih lanjut ngomong tapi kali ini dia harus jauh lebih fokus karena Mingi yang ganti baju, cuman pake atasan sleeveless dan kolor.

Giliran si manager ngomong, Kyla kembali ngemute, baru mau ngomong tapi Mingi tiba-tiba mendecak lagi. “Duh elah kok panas sih.”

Cowok yang udah duduk di ujung kasurnya itu melepas atasannya, lalu menengok ke Kyla yang sedang senderan di headboard. “Kamu kepanasan gak, babe?” Tanya Mingi, lebih ke ngegodain sih.

“Babe bentar- Eh- Ehem! Iya jadi nanti foto produk yang baru-baru, kirim aja kak, gue bisa hd-in langsung kok, gampang.” Kyla lanjut ngomong.

Gak dapet perhatian, Mingi memutar bolanya malas lalu mulai naik ke kasur, mendekat ke area paha Kyla.

Jemari Mingi mengelus paha Kyla, “Babe, udah dulu.”

“Mingi, bentar ya, sayang.” Jawab Kyla, dia mencoba untuk tetep fokus.

Perlahan, badan Mingi pindah ke sela-sela paha Kyla, her panties juga udah dilepas sama sang cowok. “Baby, jangan cum dulu ya.”

Belom juga dibales sama Kyla, Mingi maju dan menghisap apa yang ada di depannya itu, kedua paha Kyla diremas oleh jemarinya.

Rambut Mingi dijambak lumayan kenceng sama Kyla. “Mingi, stop.. Ahhh.. Aku bentar lagi kelar, please..”

“Mingi fuck… Ahh..”

“Babe- Ah shit..”

Desahan Kyla yang agak tertahan membuat Mingi tersenyum, matanya menatap Kyla dari bawah. “Feels good, right?”

Mingi lanjut lagi dengan pekerjaannya, kali ini ia memasukkan jemarinya juga. “AH! Mingi!” Kyla mendongak, untung dia inget untuk tetep mute.

Beberapa menit, Kyla harus fokus ngedengerin sang manager, menahan suara, dan menahan klimaks. “Kak- Uhh.. Sorry banget, gue kebelet, gue bakal kerjain langsung kok nanti gue kirim- Ehem.. Pokoknya aman, gue ngerti maksud konsepnya. Sorry ya, kak. Gue bakal langsung info nanti.. T-thank you..”

Telfon ditutup, Mingi langsung mengambil handphone Kyla dan ia taruh di spot kasur yang kosong. “Now all your attention is on me, only.”

Kyla menarik Mingi sedikit naik untuk berpagut, “Fuck..”

Mereka beneran ciuman dengan sangat agresif namun intimate. Rambut belakang Mingi disisir oleh jemari Kyla.

Cowok itu sempet menurunkan kaos yang dipake Kyla di bagian bahu-nya. Ia mengecup pundak Kyla, salah satu spot kesukaannya.

“Sir, mau lanjut kiss, please.” Pinta Kyla, dengan senang hati diturutin Mingi. “My good girl.”

Dua orang itu berpagut lumayan lama, sampe nafas mereka gak ada yang teratur. Jemari Mingi juga gak tahan buat masuk ke dalam Kyla, lagi.

Otomatis, Kyla meremas lengan cowoknya. “Sir aahh! Ah fuck.. Aku daritadi- Ahhh- Nahan biar gak cum, just for you, sir.. Ahh..”

“Iya, pinter.” Kening Kyla dikecup.

“Mau langsung masuk ahh!” Desah Kyla kencang.

Pipinya kena tampar sama Mingi sebelum diremas. “Yang bener mintanya, sayang.”

“Sir, aku gak kuat please.. Pengen langsung masuk aja… I want you to ruin me, fuck me, rail me, pretty please..” Kyla menahan air matanya, tanpa sadar ia ngepout.

Lagi-lagi Mingi terkekeh, ia meremas lagi pipi Kyla. “Aww, you’re so cute.”

Bibir si cewek dikecup cepat sebelum cowok itu mengubah posisi jadi lebih enak.

Ia melepas kolornya, “Nih, keras banget mikirin kamu.” Ujar Mingi selagi mengocok miliknya dengan pelan.

“May i touch?” Izin Kyla.

“All yours, baby.”

Selagi Kyla mengocok milik Mingi, cowok itu menyiapkan kondom yang ada di atas headboard.

Baru mau dibuka, Kyla ngomong, “Sir, kayaknya gak usah pake..”

“Are you sure?” Tanya Mingi, mukanya khawatir walaupun aslinya dia seneng.

“Yes, sir. Gak bakal muat juga, itu beda size.” Jawab Kyla, doe eyesnya terlihat jelas dari point of view Mingi.

Sang cowok berusaha untuk gak salting. “I’m going in.” Ujar Mingi yang kini berada di ceruk leher Kyla.

Lengan Kyla melingkari leher Mingi. “Fuck.. Fuckkk! Sir.. ah… Anjing…” Desah Kyla, dariawal udah kenceng.

Geraman Mingi terdengar jelas. “Ah bangsat..”

Yang tadinya mengelus paha dan pinggang Kyla, pindah untuk mencekik pelan lehernya. “Enak, sayang?”

Kyla gak denger, dia malah memejamkan matanya.

Plak! Paha si cewek ditampar pelan.

“Aku nanya, sayang.” Jelas Mingi.

“Enak aahh…”

“Enak apa?” Mingi sempet memelankan temponya, ia menatap Kyla.

Cewek itu mengeluarkan air matanya, “Enak, sir. So fucking good, kamu gede banget..”

Dengan cepat, Mingi mengusap air mata gadisnya. “Ah kamu cantik banget.. Afterglow kamu masih ada loh, sayang, fuuuckk..”

Rambut Mingi kembali dijambak sama Kyla. “Thank you, sir.. You’re the hottest, ahh..”

Suara decitan kasur gak kalah kenceng.

Mingi sempet naik untuk menatap Kyla dari atas, ia memegang headboard sambil tetep bergerak dengan stabil.

He’s enjoying how Kyla berusaha keras untuk menatapnya balik dari bawah.

Gak lama cowok itu kembali turun agar Kyla bisa memeluknya, “Sir..”

“Hm?” Leher Kyla dikecup Mingi, collarbones cewek itu juga sesekali dijilat oleh lidah Mingi yang panjang itu.

Tanpa sengaja, Kyla mencakar punggung Mingi. “Sir ah! Kamu dalem banget fuck..”

“Ah fuck, kitten.” Geram Mingi.

Kyla mengelus pelan punggung Mingi, “I’m sorry, sir. Gak sengaj-“

“Gapapa, sayang.. Cakar aja, gapapa. I know you’re hurting too.” Pipi dan rahang Kyla dikecup bibir Mingi.

As always, milik Mingi selalu nembus di perut Kyla. “Sayang, ah.. Anjing!” Cowok itu semakin brutal, Kyla udah lemes.

“Sir, i’m so fucking close..” Tangan Kyla udah gak kuat bertahan di punggung Mingi.

Cowok itu dengan sigap menggenggam tangan Kyla yang berada di kanan-kiri badannya. “Cum, kitten. Aku juga udah deket.”

Gak sampe 5 detik, Kyla mencapai klimaksnya tanpa mendesah kencang, ia hanya mengeluarkan lenguhan pelan dan menggigit bibirnya.

Kyla menatap cowoknya, “Fill me up, sir.”

“Ah fuck fuck fuck!” Mingi gemes sendiri, ia menghentakan pinggulnya sesuai kata kasar yang dia ucapin dengan cepat.

“Mingi ahh..”

Makin lemah karena panggilan itu, Mingi pun keluar juga. “Ah anjing..”

Kyla mengatur nafasnya cukup lama karena ia sedikit terisak, sedangkan Mingi buru-buru membersihkan tubuh ceweknya.

Kaos yang dipake Kyla diganti sama kaos Mingi yang lain, sampe cewek itu udah less keringetan. “Sayangku?” Panggil Mingi dengan halus.

Kyla mengusap matanya, “Hm?”

Suara seraknya membuat Mingi merasa bersalah tapi melting juga. “Mau apa?”

“Ck, kamu kebiasaan ganggu aku deh.”

Mingi tertawa sambil masuk ke pelukan Kyla. “I can’t handle it, sakit banget tadi, babyyyy..” Ia mendusel ke dada Kyla.

“Ya aku harus lanjut lagiii..” Kyla mengelus wajah Mingi.

Cowok itu memanyunkan bibirnya, “Design?”

“Iyaaa, tapi gak telfonan lagi kok.” Pipi Mingi diremas.

Kyla pun buru-buru membuka laptopnya yang ada di meja sebelah kasur. “Bentar yaa, kamu kalo mau sambil ngobrol juga aku bisa ladenin.”

“Iya cantikku, gapapa. Thank you yaa, maaf kamu jadi kesakitan sama serek begini.”

“Udah biasa, wleee.” Ledek Kyla membuat Mingi terkekeh, gemes sama tingkah laku adek tingkatnya itu.

Baru buka aplikasi, Mingi mengangkat kaos Kyla dan mengemut buah dada cewek itu. Beneran kayak bayi tapi somehow beda konteks. Entahlah.

“Mingiii!”

“Aku tadi belom..”

“Mingi stop gak?”

“Ahh masih mauuu..”

“Yaudah nanti, abis aku kelarin ini kita lanjut ronde dua.”

#HoonKilarrr_10

Baru aja selesai event di sekolah lain, Kyla langsung buru-buru ngambil tas nya lalu rapih-rapih ke kamar mandi dulu.

Cewek itu yang keadaannya lagi marah sama cowoknya, Jihoon, lagi gak mood buat ngomong, bahkan pulang bareng. Tapi ia dibuat kaget sama keberadaan Jihoon di deket area toilet wanita, ternyata emang ditungguin.

“Ayo pulang.” Jihoon menggenggam tangan Kyla.

Pastinya Kyla ngelepasin genggamannya, “Aku pulang sendiri.”

“Gak ada, bedframe kamu lagi dibenerin kan? Terus mau tidur dimana? Sofa?” Nada Jihoon yang tegas membuat Kyla sedikit kesal.

“Kenapa jadi kamu yang ngegas sih, Ji? Lagian aku bisa ke rumah mama-papa atau rumah tem-“

Cowok itu berlagak tidak mendengar respon Kyla barusan, “Nginep di aku.”

Karena ada beberapa temen yang ada di sekitaran situ, Kyla jadi gak enak buat masang sikap secara langsung, jadi dia ngikut Jihoon sampe mobil.

Saat Jihoon menyalakan mobil, Kyla mendecak, “Aku belom sempet pamit gara-gara kamu tarik tadi.”

“Sayang, udah marahnya, please? Aku sengaja narik kamu biar kamu gak tiba-tiba ngilang terus pulang sendiri tanpa ngabarin aku.” Jihoon memegang tangan Kyla, cewek itu masih belom megang balik.

“Aku tau aku salah, aku minta maaf karena tadi maksa kamu gabung sama temen-temen yang kamu gak kenal. Sorry aku jadi nambahin beban, takutnya juga nanti pas kita ngerjain tugas yang kemaren belom kita lanjut, hasilnya kurang, yang. Aku gak mau kamu semakin capek.” Lanjut si cowok, kata-katanya membuat Kyla sedikit luluh.

Cewek itu masih diem aja selama perjalanan, her social battery juga udah abis daritadi pagi sebenernya.

Mobil dimatiin, Jihoon dengan cepat turun dari mobilnya selagi Kyla beres-beres barang. “Yuk.” Si cowok membuka pintu mobil buat Kyla.

“Iya, thanks, Ji.”

“You need help? Sini aku bantuin.” Jihoon membawa peralatan kamera sekalian tas Kyla.

Keduanya ganti baju setelah bebersih, “Mau aku pesenin apa?” Tanya Jihoon pas mereka udah di meja makan.

Sembari membuka catetan sama laptop, Kyla mengangkat kedua bahunya. “Aku ngikut kamu, Ji. Gak bisa mikir mau makan apa spesifiknya.”

“Atau mau maleman? Kita ngemil aja kali yaa.” Jihoon ngide dan beranjak dari kursinya buat nyari cemilan, tangannya sekilas mengusap kepala Kyla.

“Iya, maleman aja, Ji.”

Mereka fokus di satu jam pertama, sampe akhirnya Jihoon mulai gerah, dia melepas hoodienya. “Wah, hampir selesai.” Gumamnya, without realizing Kyla lagi ngeliatin cowok yang ada di depannya itu.

Si cewek berdeham, “Emang panas banget, Ji?”

“Gak panas banget sih, ya gerah aja daritadi mikir, nyari, nyatet, dan lain-lain. Kamu enak pake kaos aku doang.” Ledek Jihoon, cengirannya terpampang.

Kyla pun berinisiatif buat ngambilin minum buat Jihoon dan dirinya sendiri. Dia jalan ke arah Jihoon karena kulkas persis di belakang si cowok itu. “Kamu mau minum ap-“

Baru mau nawarin, Jihoon menarik Kyla supaya duduk di pangkuannya. “Nanti aja, sayang. Makasih yaa.”

Jihoon terus mendusel ke Kyla, tangannya sesekali meremas paha Kyla yang terekspos karena dirinya emang gak pake bawahan.

Helaan nafas terdengar dari mulut Kyla, ia meremas pelan lengan Jihoon yang melingkari tubuhnya. “Ji.”

“Hm?” Tangan Jihoon masuk ke kaosnya yang dipake Kyla, meremas dua buah dada si cewek, ia masih mendusel di leher belakang Kyla.

“To be honest, i’m a still a bit mad at you, like i lowkey hate you right now but you look so hot.” Kyla menahan lenguhannya.

Jihoon terkekeh dengan pelan, ia berbisik, “Huh? You want to ride me so fucking hard sampe kaki kamu mati rasa? Iya?”

Si cewek menggigit bibir bawahnya, tangannya menjambak pelan rambut Jihoon. “Yes, sir. Tapi aku tau ujung-ujungnya bakal kamu yang gerak.” Kyla meraih tangan Jihoon lalu ia arahkan ke area bawah.

“Siapin aku dulu.” Pinta Kyla membuat Jihoon mengeraskan rahangnya.

Dengan cepat, daleman Kyla diturunin biar Jihoon bisa menggerakan jemarinya dengan leluasa. “Fuck fuck fuck! Jihoon.. Ahh..” Baru juga mulai.

“My tight baby.” Jihoon mengecup pipi Kyla.

Gak ada kode buat berhenti, jemari Jihoon terus bergerak sampe Kyla mencapai klimaks pertamanya. “Enak, sayangku, hm?”

“So good, Ji. Ahh.. Ahh..” Kyla terengah-engah, tapi dia sendiri udah gak sabar ke main game.

Dia memutar posisi jadi berhadapan sama Jihoon, celana si cowok dilepas dengan mudah. “Kamu kebiasaan gak pake boxer deh kalo sama aku doang.” Ujar Kyla, masih sedikit ngos-ngosan.

“Just in case, yang. Biar gampang.” Jihoon tersenyum miring selagi membantu Kyla adjusting her position.

Perlahan, milik Jihoon yang udah keras, masuk ke dalam Kyla. “Sshhh.. Shit.. Ji, fuck..” Pundak Jihoon diremas sama jemari Kyla.

“Pelan-pelan aja, cantik. We can fuck all night.” Punggung Kyla diusap sama Jihoon.

Kedua mata Kyla terpejam, Jihoon menggigit bibirnya melihat ekspresi Kyla. “Bisa, sayang?”

“Bisa, Ji. Cuman punya kamu makin gede- Ah fuckk..”

“Ahh.. Anjing..” Jihoon salfok ke area mereka berdua.

Setelah beberapa menit, Kyla bergerak naik turun dengan cepat. “Fuck! Ji, enak gak? Ahhh.” Tanya Kyla di ceruk leher Jihoon.

Jihoon menjawab sesuai hentakan Kyla, “So. Fucking. Good. Ah bangsattt… Pussy so tight, yang.” Kini Kyla udah full-naked karena si cowok yang gak kuat untuk melepas kaosnya.

“Sir aaah.. Keep sucking, please..” Desah Kyla saat Jihoon menghisap nipples cewek itu.

Keringet udah bercucuran, suara hentakan juga gak kalah sama suara desahan mereka.

Plak! Bokong Kyla ditampar oleh Jihoon. “Enak, hm?” Si cowok menggertakkan giginya.

“Aku mau cum tapi gak kuat, Ji..” Kyla berusaha untuk terus begerak tapi lama kelamaan temponya semakin pelan, dirinya lemas.

“Mau aku yang gerak, cantik?”

“Mau, please..” Kyla memeluk Jihoon, dengan cepat cowok itu mengecup pipinya lagi dan membawa mereka ke sofa.

Si cewek dilempar dengan mudah dan pelan, “Fuck.” Gumam Jihoon sambil menyisir rambutnya ke belakang.

Gak pake lama, Jihoon menghentakan miliknya dengan kencang. “Anjing!”

“Ji- Fuck.. Ahh please ini kamu gede banget, Ji.. Ahhh..” Desahan Kyla bener-bener gak tertahan, ia meremas biceps pacarnya.

“You feel so good, sayang. Sini cium.” Jihoon menurunkan badannya supaya lebih gampang dipeluk sama Kyla selagi berpagut.

Jihoon bergerak dengan stabil selama mereka berpagut lama, sampe liptint Kyla nyasar di area mulut Jihoon.

Rambut si cowok disisir sama jemari Kyla, surprisingly Jihoon gak bisa nahan senyum saat Kyla menatapnya. “Masih marah?”

“Enggak- Ahhh! Ji..” Sebuah kebiasaan, Jihoon bergerak lebih agresif secara tiba-tiba, Kyla pun kembali memejamkan kedua matanya.

Suara nafas Jihoon yang terengah-engah, remasan tangan di buah dada, dan bibir yang sibuk mencium dan mendekor leher Kyla membuat cewek itu gak sengaja ngerobek bagian belakang kaos kutang sang pacar.

Awalnya kaget lalu Jihoon tertawa walaupun ia ngos-ngosan. “My fucking girl is so naughty, untung aku masih punya banyak.”

“Fuck fuck, Ji, ini punya aku.” Shit’s getting wild, especially pas Kyla meremas punggung Jihoon.

Alhasil cowok itu cepet-cepet ngelepas atasannya yang udah robek biar sekalian. “Aah shit, kamu makin sempit, yang.”

“Mau cum..” Kyla mengelus tengkuk Jihoon dengan lemas.

“Bisa tungguin aku?” Tanya Jihoon, ia mengecup dahi Kyla.

“Ahh- B-bisa..” Kyla kembali menggigit bibir bawahnya sendiri sebelum Jihoon yang menggantikan.

Tangan Jihoon sempet mencekik leher Kyla tapi abis itu balik mengelus tubuh gadisnya dengan lembut, kontras emang.

Jihoon sekilas mendongak, “Aku deket, sayang..”

“Ahh please, can i cum now?” Tanya Kyla yang udah pasti diiyain sama Jihoon.

Cewek itu mencapai klimaksnya terlebih dahulu, “Jihoon, ahhh! Feels so good..”

Sebelum Jihoon mencapai klimaks, Kyla mengubah posisi jadi cowok itu duduk dan dia sendiri berlutut di bawah. “Cum, Ji. Cum in my mouth.” Suruh Kyla selagi mengocok milik Jihoon.

“Sialannn… Fuck enak banget, sayang..” Otomatis, Jihoon menyender ke belakang, tangannya mengusap kepala Kyla, tapi beda situasi kali ini.

“Ah sayang, fuck, aku mau keluar..” Desah Jihoon, nyaris menggerakkan pinggulnya ke atas.

Keduanya saling menatap. “Ah anjing anjing!”

“Telen, cantik.” Ujar Jihoon, terengah-engah banget.

Kyla menuruti permintaan cowoknya, “Udah, Ji.”

“Pinter, cewek aku pinter.” Jihoon mengacak rambut Kyla dengan pelan lalu mengecup dahinya.

“Sini naik, sayang.” Jihoon membantu Kyla untuk naik ke sofa lagi.

Selagi Kyla ikut bersender, Jihoon segera mengambil kaos, daleman, dan celana pendek untuk Kyla, lebih ke boxernya sih. “Enak?” Tanya Jihoon, ngeliatin Kyla.

Cewek itu ngangguk. “Enak banget, Ji. Gak kerasa masa cepet banget..”

Jihoon terkekeh, dia duduk lagi di sebelah Kyla, “Ya kalo mau lanjut, nanti malem aja, cantik.”

“Hm.. Maaf ya kaos kamu, aku robek tadi.” Kyla menyender di dada Jihoon, sesekali jemarinya mengelus abs sang cowok.

“Aku udah bilang kan aku masih punya banyak, gapapa sayaaangg.” Dahi Kyla kembali dikecup.

“Thank you yaa, for being patient too sama aku daritadi. Maaf juga kalo aku terlalu berlebih-“

Jihoon nyosor, ia menarik wajah Kyla untuk berciuman lagi. “It’s okay, udah lewat juga. Sekarang kan udah gak marahan..”

Bibir mereka masih sedikit besentuhan, Kyla terkekeh pelan, “I love you, Ji. Sini.” Cewek itu menarik tengkuk Jihoon untuk lanjut makeout session.

“I love you too, cintaku.”

KYUKIL : Bestest Friend 6

Pulang nganter mami-nya Junkyu (dan Kyla), mereka ke mini market buat beli jajanan dan.. Sesuatu yang emang dibutuhin.

Padahal daritadi mereka ketemu, gak ada tension apa-apa, bahkan mereka tetep ngejokes and stuff bareng si mami.

Ya beda emang kalo udah di rumah, cuman berduaan doang, apalagi udah malem. Keduanya mandi bersama lalu ganti baju.

Kyla pake atasan Junkyu sedangkan cowok itu pake piyama biasa, but this night Kyla ngeliat Junkyu beda, entah gimana.

Keduanya udah pasti senderan di atas sofa dengan selimut yang biasanya mereka pake. Lengan Junkyu di atas back pillows belakang Kyla.

Bener aja, date idea yang Kyla temuin, niat dilakuin sama mereka. “Anjay si paling finding nemo.” Gumam Kyla saat intro film baru dimulai.

Junkyu hanya berdeham saat gak sengaja fokus ke paha Kyla yang perlahan naik ke atas pahanya. “Yakin nih lo?” Junkyu meremehkan sahabatnya itu.

“Ya elah, Kyu. Remehin gua lo?” Kyla mendengus sambil ngeliatin Junkyu.

Cowok itu memasang wajah sombongnya sambil menaikkan pundaknya.

Intro 15 detik, langsung ada karakter ikan. Which means, they have to kiss.

Junkyu dengan cepat mengambil remote TV buat dipause. “Sesuai ide datenya kan?” Ia terkekeh pelan sembari menarik wajah Kyla untuk dipagut.

Awalnya sedikit kaget, tapi Kyla gak malu buat ngebales ciumannya, ia mengelus tengkuk Junkyu. “Curang anjir.” Ucap Kyla pelan di sela-sela kegiatan mereka.

“Curang apaan?”

“Ya lo mau tidur aja seganteng ini.” Bibir mereka masih bersentuhan.

Si cowok menahan senyumnya, “Thanks, tapi lo gak usah sok gak sadar kalo damage lo pake baju gue sampe bikin keras.” Junkyu kembali menarik Kyla untuk berpagut.

Sesekali ada aja yang terkekeh pas masih saling melumat bibir, sampe tiba-tiba tangan Junkyu nyasar untuk membuka kancing kemeja yang dipake Kyla, satu per satu.

“Kan, gue udah tau dari pas lo keluar kamar tadi sebelom kesini, pasti lo gak pake beha.” Junkyu tertawa pelan, ia menatap Kyla dengan dalam, cewek itu juga tersenyum.

“Bacot ah.” Kyla menarik kerah piyama si cowok, lagi-lagi buat lanjut.

Buah dada Kyla diremas secara bergantian sama tangan Junkyu, “Cocoknya di tangan gue emang.”

“Ya emang punya lo.” Bales Kyla, Junkyu langsung mengeraskan rahangnya, “Pindah sini cepetan.” Cowok itu menyuruh Kyla untuk pindah ke pangkuannya.

Makeout session berjalan selama 10 menit lebih selagi tangan Junkyu terus sibuk bermain dengan buah dada Kyla. “Fuck, my dick hurts.” Bisik Junkyu.

“Bilang aja mau gue lemesin.” Kyla mengecup pipi Junkyu dengan cepat lalu ia sedikit mundur supaya bisa menurunkan celana dan boxer si cowok.

Jujur aja, Junkyu yang meremas bantal di sofa itu nyaris pengen ngegendong Kyla ke kamar biar langsung, tapi dia menahan diri tentunya.

Saat Kyla memegang milik Junkyu, cewek itu tertawa pelan. “It’s so hard, Kyu.”

Cowok itu menghela nafas saat Kyla mulai mengocoknya. “You like this?”

“Enak- fuck..” Junkyu sempet memejamkan kedua matanya.

Kyla hanya mengocok milik Junkyu selama beberapa menit, tetep lanjut makeout.

“Udah, Kil. Kalo mau nanti aja, please? Langsung masukin ke kamu aja.” Pinta cowok itu, ia menahan desahnya.

“Awww how cute, tumben banget kamu kayak gini.” Kyla merapikan rambut Junkyu lalu ia berdiri sebentar untuk melepas dalemannya.

Cowok itu menggigit bibir bawahnya ngeliat Kyla yang ikut menurunkan bawahannya yang tadi cuman diturunin setengah.

Kyla tried so hard buat ngemasukin tanpa mengeluarkan suara, tapi ujung-ujungnya lenguhan dia ngalahin suara Junkyu. “Ahh fuckk..”

“Keep going, cantik.” Junkyu mengelus pipi Kyla, ia juga membantu si cewek.

Junkyu mengira bahwa Kyla akan susah untuk beradaptasi dengan kondisi miliknya yang emang lagi keras banget, tapi ternyata cewek itu langsung bergerak dengan agresif.

“Kil, anjing!” Si cowok mendongak sambil meremas paha Kyla.

“Kyu, fuck, nembus anjing..” Kyla gak sengaja salfok ke milik Junkyu yang keliatan dari perutnya.

“Bangsaattt.. Ah Kil… Fuckk..” Junkyu menarik leher Kyla untuk berciuman kembali, tangan satunya melingkari pinggang si cewek.

Kyla baru sadar, yang full naked cuman dia sedangkan Junkyu masih memakai atasannya. “Buka, Kyu. Mau pegang.” Dengan susah payah, Kyla minta.

“Iya, sayang- Anjing.. Ah sempit banget lo.” Junkyu cepet-cepet melepas atasannya, emang langsung lemah sama Kyla.

Cewek itu mengelus badan Junkyu dengan sensual, sesekali ia mengecup dadanya selagi mengelus abs sahabatnya. “Kyu, gede banget sih.” Ujar Kyla di ceruk leher Junkyu.

“Kamu masih bisa gak?” Junkyu mengelus punggung Kyla.

“Gak tau.. Mau- ahh.. Pindah ke kamarrr..” Pinta Kyla (lagi) sembari mengecup spot sensitif Junkyu di lehernya itu.

Gak pake lama, Junkyu menggendong Kyla ke kamar, lalu ia lempar tubuh cewek itu dengan mudah ke kasur. “You were doing so good kok tadi, Kil.” Junkyu naik ke kasur sambil memainkan miliknya.

“Ayo masukin lagi, Kyu. Cepetan.” Kyla semakin needy ngeliat Junkyu.

“Ah anjing.” Gumam Junkyu yang kini berada di atas Kyla, perlahan mulai ngemasukin lagi.

Pundak cowok itu diremas sama jemari Kyla, “Ahh perih dikit, Kyu..”

“Huh? Are you good? Mau stop aja, hm?” Junkyu mengusap kepala Kyla.

“No, no, lanjut aja, Kyu. I’m okay.”

Junkyu tau persis kalo Kyla ngebantah dengan cepat, dia beneran okay for him to ruin her. “Kamu mau aku langsung cepet atau pelan-pelan, cantik?”

“Just fuck me, Kyu. Like fuck me hard.” Kyla menyisir rambutnya sendiri ke belakang.

Cowok itu hanya tersenyum miring lalu menghentakan pinggulnya dengan kencang. “AHH!” Desah Kyla, ia auto memejamkan matanya.

“Kayak gini, hm?” Junkyu gemes sendiri, ia bergerak lebih cepat.

“Fuck fuck fuck! Kyu aahhh..” Kyla menjambak rambut belakang Junkyu.

Cowok itu semakin terengah-engah, “Kamu enak banget fuck..”

Suara decitan kasur juga semakin kenceng. “Ah Kil.. Cantik banget..” Junkyu mencekik leher Kyla lalu menamparnya.

“Deeper, sir..” Nahkan.

Junkyu mengeluarkan groannya lalu menuruti permintaan Kyla, “Ahh..” Ia sendiri sampe mendongak.

Tanpa sadar, Kyla mengeluarkan air matanya. “It feels so good..” Gumam cewek itu, ia mengelap keringetnya sendiri.

“Kil, Kil, ah bangsat.. Makin sempit, sayang..” Junkyu mengecup leher Kyla.

Kyla gak bisa ngerespon dengan jelas karena dia daritadi cuman mendesah. Jemarinya masih berada di rambut Junkyu.

Saat Junkyu mulai turun, mulutnya langsung menghisap buah dada Kyla. “Mmmmhh..”

Gerakan cowok itu tetap stabil, “Sir.. Ahhh… Ahhh shit..” Panggil si cewek.

“Hm?” Junkyu menatap Kyla, masih lanjut dengan pekerjaannya.

“Mau kiss.”

“Mau kiss?”

Kyla mengangguk, ekspresinya desprate. “You’re mine, and i don’t share.” Ucap Junkyu dengan pelan sebelum melumat bibir Kyla.

Bibir bawah Kyla digigit berkali-kali sama Junkyu.

Jemari Kyla sesekali meremas lengan cowok itu yang berada di kanan-kirinya.

“Fuck, are you close? Ini makin sempit.” Tanya Junkyu, tatapan matanya dalam.

“Mau cum..” Kyla meneteskan air matanya kembali, jemari Junkyu mengusapnya. “Tapi nanti cum lagi gapapa ya sayang?” Si cowok menahan senyumnya walaupun udah ngos-ngosan.

Kyla sempet bingung tapi karena dia udah lemes, dia cuman bisa ngeiyain. “Sayang fuck.. Sir i’m cumming..” Kyla berusaha untuk menatap Junkyu. “Ah fucking hell!” Kyla menjambak rambutnya sendiri, one of Junkyu’s weaknesses.

“Keluarin aja, cantik.” Junkyu mengelus tubuh Kyla.

“Ah fuck, basah, sayang.” Lanjut Junkyu. “Aku udah deket juga- Ahhh anjing..”

“Cum in my mouth, Kyu.” Pinta Kyla dengan lemas.

Karena udah pernah beberapa kali dan emang Kyla suka, Junkyu gak ragu buat ngelakuin itu. “Ah Kil…”

Kyla juga sembari mengocoknya, ia menatap Junkyu dari bawah persis.

Terlalu nikmat, Junkyu menggerakkan pinggulnya beberapa kali ke depan sampe Kyla tersedak dan batuk. “Maaf cantik, mulut kamu enak banget fuck.. I’m gonna cum.”

“Mmmh..” Kyla melenguh saat Junkyu menjambak rambutnya pelan.

Cowok itu pun akhirnya mencapai klimaksnya. “Ah- Anjing!”

Kyla membuka mulutnya, “Udah aku telen, Kyu.”

“Pinter, sayangku.” Junkyu segera pindah posisi supaya Kyla lebih nyaman.

Mereka tiduran sebentar buat mengatur nafas, selimut juga naik ke atas tubuh mereka.

Saat Kyla lagi fokus dan memejamkan matanya, Junkyu masuk ke dalem selimut lalu memisahkan paha Kyla yang menyatu.

Cowok itu menghisap milik Kyla, “Junkyu fuck! Ahhh Kyu.. Stop.. Ahhh anjing enak banget..” Kyla membuka selimutnya.

“Ahh fuuuck.. Kyu.. Mau cum lagi fuck..”

Junkyu menatap Kyla yang kembali menjambak rambutnya, secara tiba-tiba, ia memasukkan jemarinya juga ke dalam si cewek.

Alhasil Kyla mencapai klimaks untuk kedua kalinya. “Bangsaaatt..” Ia mendongak sambil mendesah dengan pelan.

“Enak, kan?” Junkyu mengusap mulutnya.

“Diem lo.” Kyla menutup wajahnya tapi langsung ditarik Junkyu.

“Sok malu, tapi kalo lagi nganu aja pede. Hampir aja nih kasur rusak.” Junkyu mengecup cepat bibir Kyla.

Mereka bersih-bersih sebentar, kali ini Kyla pake hoodie milik Junkyu, “Thanks by the way.” Ujar Kyla saat digendong Junkyu balik keluar.

“Iye, makasih juga. Gue daritadi gak bisa gak mikirin anjing, lo hot banget malem ini.” Mereka kembali duduk.

“Kasian si nemo- Eh tapi monmaap nih pak, boleh pake baju gak?” Kyla memukul lengan Junkyu dengan pelan.

“Gak ah. Enakan gak pake, jir.” Si cowok mengambil hapenya lalu tiduran di paha Kyla yang udah enak dengan posisinya.

Rambut Junkyu dimainin sama Kyla, “Lo pake hairmask ya, Kyu? HAHAHAHA.”

“Lah, udah dari lama anjir. Lo gak sadar apa tadi gue pake pas mandi? Gak jelas.” Junkyu ikut tertawa pelan.

Keduanya yang kini sibuk dengan hape masing-masing, Junkyu out of nowhere, ngasih liat Kyla satu tweet. “Ini bener lagi.”

“Paan sih?? Sumpah, lo yang gak jelas.” Kyla salting saat melihat tweet tentang kalo cowok udah nyaman tiduran di pangkuan cewek, pasti kebanyakan gak nahan buat bermain dengan buah dada mereka. Padahal mungkin kebetulan lewat aja di Junkyu.

Lagi-lagi Kyla gak expect apa-apa dibuat kaget sama Junkyu yang menaikkan hoodie yang dipake gadisnya, lalu ia menghisap salah satu buah dadanya.

Awalnya Kyla melenguh, tapi lama kelamaan juga jadi enak. “Kyu, stop gak?”

“Halah, gue tau lo keenakan ini.”

“Nanti lanjut anjing.. Stop sekarang-“

“Yaudah lanjut aja, tapi nanti pake kondom. Tadi kita beli doang dipake engga.”

LowTy1

It’s a normal thing for them buat visit rumah/apart satu sama lain bahkan tanpa kabar. Just like today.

Siang menjelang sore ini, Kyla dateng ke rumah Donghyeon yang lagi gak ada orang sama sekali, jadi cowok itu hanya menghabiskan waktunya di kamarnya sendiri.

Dateng-dateng, Kyla mendapati cowoknya yang sedang bermain ps di ujung kasurnya. “Lah? Ay? Surprise macem apaan dah?” Walaupun awalnya kaget, Donghyeon segera ngepause gamenya dan menghampiri Kyla.

Kyla mencoba untuk act fool karena Donghyeon memakai atasan yang sleeveless alias singlet. “Gak ada yang mau surprise kali, ini gue beli makanan.” Kyla memeluk pinggang Donghyeon.

Sang cowok mengacak rambut Kyla, “Cih, hahaha, makasih tapi. Sini temenin aku main game.”

“Lanjut aja, aku mau ganti-ganti dulu ini.” Ujar Kyla, sang cowok pun akhirnya lanjutin ronde yang tadi dia lagi mainin.

Gak lama, Kyla keluar dari kamar mandi si cowok hanya memakai kaos tanpa bra dan bicycle pants. Cewek itu lagi gak banyak ngomong karena semalem abis party di acara temennya.

Jelas aja Donghyeon salfok, menahan senyumnya. “How was last night, by the way?” Ia membuka pembicaraan, masih fokus ke layar TV.

“Good, but as usual aku pulang duluan, tapi aku sempet mabok deh kayaknya, dianter rame-rame ke apart.” Jelas Kyla, dia juga sambil main hape.

“I was simping so hard ngeliat repost-an story kamu sama story temen lain yang pada ikut, that fucking dress made me hard as hell.” Donhyeon mendengus dan mengeraskan rahangnya setelah mengingat foto-foto dan video ceweknya.

Kyla mendecak pelan, “Thank you tapi apaan sih tiba-tiba banget.”

“Lah cuman bilang, ay.” Donghyeon terkekeh sambil ngeliat sekilas ke Kyla yang lagi senderan di headboard.

Seketika jadi hening, Donghyeon juga buru-buru menyelesaikan gamenya.

Secara tiba-tiba, Donghyeon menaruh stick ps nya dengan cepat, lalu menyingkirkan selimut dari badan Kyla.

Handphone yang dipegang Kyla juga diambil sama si cowok sebelum ditaruh di meja samping kasur. “Maksud kamu tadi ngebawain makanan tuh ini?” Goda si cowok sambil mengusap milik Kyla yang masih tertutup bicycle pants.

“Fuck.. I guess so.” Si cewek menahan suaranya.

“You’re such a naughty slut for not wearing anything under this.” Ujar Donghyeon sebelum menurunkan bawahan Kyla.

“Yeah cause i knew you would fuck me selesai kamu main game.” Kyla meremas bantal di sampingnya.

Dengan sengaja, Donghyeon menggerakkan jemarinya dengan pelan, “Masih pake jari aja udah sempit.” Ledeknya ke Kyla.

“Hyeon, gak usah buang-buang waktu please ahh..” Sebenernya Donghyeon tau maksud Kyla apa, tapi dia terus menggoda sang cewek dengan pace yang tetep lambat.

Paha Kyla yang nyaris tertutup langsung ditampar pelan sama Donghyeon. “Kalo mau cum ya tinggal cum, ay.”

Kyla yang merasa semakin nikmat, ikut menggerakkan pinggulnya, membuat Donghyeon lagi-lagi mengeraskan rahangnya.

Donghyeon suddenly mengeluarkan jemarinya, lalu menghisapnya. “Ah anjing enak banget.” Gumamnya pelan. Kyla masih proses.

Si cowok pun berlutut untuk melepas kolornya. “Fuck.” Geram Donghyeon, terlihat jelas kalo miliknya sangat keras dan membesar.

“Ahh Hyeon, gede banget.” Ujar Kyla, tangannya memegang lalu mengocok milik cowoknya.

Selama dikocok, Donghyeon mengeluarkan suara pelan sembari menggigit bibir bawahnya. “Ah ay..”

“Ceweknya cuman pake dress aja udah keras.” Bales Kyla, nafasnya sedikit terengah-engah tapi dia tersenyum miring.

Donghyeon memejamkan kedua matanya sebelum lebih turun untuk mencium Kyla dengan dalam.

Otomatis, Donghyeon meremas buah dada Kyla lewat kaosnya. “Fuck, i’m going in.” Bisik Donghyeon setelah ia memindahkan tangan Kyla ke rambut belakangnya.

“Hyeon fuck!” Kyla mendongak, desahannya keluar dengan kencang.

“Sorry, ay. Shit ini kamu sempit banget.” Donghyeon sembari mencium leher Kyla.

In the middle of making some few hickeys, Donghyeon menjauh sebentar untuk melepas kacamatanya supaya lebih enak.

Kyla menjambak rambut cowoknya. “Feels so good, daddy. Astaga ahhh…”

Donghyeon kembali melumat bibir Kyla, gerakannya semakin cepat, miliknya juga semakin dalam. “Fuck fuck fuck! Pussy so tight.”

“You’re the hottest, sayang. I can’t get enough of you.” Ujar Donghyeon di sela-sela ciuman.

Kyla sempet salfok ke perutnya yang menandakan kalo milik Donghyeon keliatan jelas dan nyetak sangking gedenya. “Anjing..”

“Hm? Kenapa sayang?” Tanya Donghyeon dengan halus, beda sama thrustnya.

Kyla hanya bisa mendesah untuk saat ini, ia meremas pundak dan biceps sang cowok.

Gak perlu waktu lama untuk sadar, Donghyeon mengambil hape Kyla lalu ia mengambil foto beberapa kali. “Ahh shit, so fucking hot.”

Sambil terus bergerak, Donghyeon melepas atasannya. “Nih, yours.” Ujar si cowok, ia mengarahkan tangan Kyla ke badannya.

“Ah Hyeon, daddy fuck.. Kamu ganteng banget. I’m close tapi masih mau lanjut.” Kyla melingkari leher Donghyeon dengan kedua lengannya, ia ngepout dengan sensual.

“Masih mau lanjut, hm? Iya?” Donghyeon gemes sendiri, ia bergerak dengan sangat kencang.

“Aah- Iya, mmhhh daddy..” Untuk kesekian kalinya, Kyla mendongak.

Gak tahan, Donghyeon menggendong tubuh Kyla dengan mudah lalu pindah ke dalam kamar mandi.

Donghyeon menurunkan tubuh Kyla lalu ia senderin ke pintu kamar mandi, keduanya bertatapan. “Sayang i swear, kamu makin sempit uhh..”

“Kamu yang kegedean, Hyeon.. Ahh please.. You look so good.” Kyla sekilas mengecup bibir Donghyeon.

“Thank you my pretty slut, are you close yet?” Donghyeon melepas kaos Kyla.

“Iya ahhh.. So close fuck.” Kyla menarik kepala Donghyeon agar cowok itu mendekor lehernya lagi.

Dengan senang hati, Donghyeon kembali mendekor, dari rahang ke leher, ke dada, sampe akhirnya ia sedikit nunduk untuk menghisap buah dada Kyla.

“Daddy, sir, aku deket banget..”

“Cum as much as you want, nanti aku bersihin ya, sayang.” Leher Kyla dicekik pelan, Donghyeon menatap cewek itu dengan dalam.

Plak plak plak!

“Ahhh, Donghyeon.. I’m cumming.” Ujar sang cewek di ceruk leher Donghyeon.

“Holy fuck, kamu cantik banget ah..” Donghyeon menyisir rambutnya ke belakang, ia lanjut bergerak.

“Daddy, cum inside.” Kyla meremas punggung Donghyeon.

Si cowok memejamkan kedua matanya lagi, “Sayang aahh.. Bangsaatt..”

Beberapa detik kemudian, Donghyeon memeluk Kyla, masih di posisi yang sama. “Are you good?”

“Duduk dulu disitu.” Pinta Kyla.

Donghyeon pun dengan perlahan membantu Kyla untuk jalan ke toilet seat, tapi dirinya dibuat bingung. “Kamu yang duduk, sayang.” Suruh Kyla.

Donghyeon menahan senyumnya, “Buat apa sih, cantik- Ahh ay.. Ay.. Fuck..” Si cowok mendesah dengan kencang saat miliknya dihisap sama Kyla yang udah berlutut tanpa aba-aba.

“Ah anjingg… Fuck it feels nice, holy shit.. Enak banget mulut kamu.” Donghyeon mengontrol kepala Kyla.

Dirinya mengeluarkan sisa klimaksnya. “Mmmhh shit.. Telen sayang.” Donghyeon menyender ke belakang untuk sesaat.

Gak lama, mereka berdua bertatapan.

Donghyeon menarik Kyla untuk duduk di atas pangkuannya. “Kok jadi nagih?”

“I was about to ask you buat lanjut di kasur lagi tapi kayaknya kamu udah capek.” Jawab Kyla dengan jujur, dirinya sambil mengelus tengkuk cowoknya.

“Astaga, kamu gak capek apa?” Si cowok merapikan rambut Kyla.

“Emang capek, tapi kamu hot aja.”

“Lah ngaca kali, tuh kaca segede punya gu-“

“Lebay dan aneh, udah ah bilasan bentar. Aku mau lanjut makeout.”