da-yo-1
Udah sahabatan dari SMA, sampe akhirnya masuk di universitas yang sama, band tetep lanjut sampe sekarang, Daniel dan Kiyoko sebagai leader band dan manager bisa dibilang udah terlalu deket. Overload, sampe dikira mereka itu pacaran. Padahal enggak.
Subuh-subuh diajak keluar, berujung nginep di kost milik Daniel. “Ih bego anjir! Gue lupa ada Kana sama Jaden.” Bisik Kiyoko, dia mendecak sambil ngelepas sepatu.
“Mereka jam segini mah tidur pules, apalagi tadi abis minum-minum, teler pasti. Buruan masuk.” Ujar Daniel, ia terkekeh.
“Si anying kaga ngajak-ngajak mau minum.” Gumam Kiyoko, Daniel auto menahan tawanya. “Anjing iya juga ya.”
Mereka pun masuk ke dalam kamar Daniel, karena gak bawa barang banyak ya Kiyoko dengan santai langsung rebahan di kasur si cowok. “Tukeran kasur, Dan. Ini empuk banget bisa tidur seharian gue.”
“Gih, tuker aja.” Bales Daniel, duduk di kursi gamingnya.
Sang cewek bangun untuk duduk biasa. “Gue tadi udah ngantuk loh, tapi sekarang jadi seger lagi.” Udah kelamaan pake, Kiyoko membuka bra miliknya lalu ia taruh di ujung kasur.
Awalnya gak sadar, tapi pas ngobrol dan Daniel menatap ke belakang, ia salfok, lalu meledek sambil berdiri. “Tadi di mobil bercandanya mau gue yang lepas, tapi malah lepas sendiri.”
“Hah? Apaan-“
Gak pake basa basi, Daniel menidurkan Kiyoko sebelum ia menahan badannya di atas sang cewek. “Are we gonna regret this?” Tanya Kiyoko, tapi lengannya melingkar di leher Daniel.
“Doesn’t matter.” Daniel mencium bibir Kiyoko dengan lama dan dalam. For the first time.
Awalnya kaget, tapi gak butuh waktu lama untuk go with the flow. Sesekali mereka tertawa pelan di sela-sela ciuman, saling meledek juga.
Pipi Daniel dielus sama jemari si cewek, “Since when do friends do things like this, hm?”
“I mean.. Gue udah dariawal penasaran sama bibir lo. And i finally got the chance to taste it, ya sesuai sih sama ekspektasi gue.” Selagi Daniel ngomong, tangannya menurunkan celana pendek Kiyoko.
“Stop lying, Dan.”
“Ngapain gue boong?”
“Whatever, just shut up and kiss me again.” Suruh Kiyoko, udah terlalu mabok situasi. Tentunya Daniel langsung menuruti permintaan sahabatnya, ia tersenyum miring.
Suara lumatan dan lenguhan terdengar jelas di telinga mereka masing-masing.
Panties down. Jemari Daniel mengusapnya pelan setelah ia menggulung lengan baju hitamnya. “You like this, don’t you?”
“Anjingg.. Anjing anjing, Dan.. Ahh fuck.. Put it in. Put your fingers in.” Kiyoko keenakan, dia mendongak, jemarinya meremas lengan Daniel.
Si cowok memasukkan jemarinya ke dalam Kiyoko.
Beberapa menit, cewek itu juga menggerakan pinggulnya. “Lo udah daritadi horny atau gimana sih, Yok? Basah banget.”
“Ah anjing, diem.. Gue tuh sempet mimpiin lo.” Nahkan, ketauan.
“Mimpiin gue, hm? Hahaha.. Lucu banget.” Daniel mengeluarkan jemarinya lalu ia hisap.
Kiyoko terengah-engah. “Dan kenapa dikeluarin sih??”
“Mimpi apa?”
“Dan please itu gak penting, fuck me already please.” Kiyoko frustasi, desprate melihat Daniel yang santai. Padahal cowok itu udah keras daritadi.
Daniel melepas kaos yang dipake Kiyoko. “Fucking hell, i never thought i would see you naked on my bed.”
“Well here i am, sir.” Panggilan itu terucap, Daniel buru-buru menurunkan kolornya. “Gak pake boxer daritadi? Udah tau ya bakal berujung begini?” Ledek Kyla.
Pipi cewek itu kena tampar sebelum lehernya dicekik pelan. “Stop teasing me you needy slut.” Daniel terkekeh, membuat Kiyoko tersenyum miring.
Sebelum masuk, Daniel kembali melumat bibir cewek yang berada di bawahnya itu. Tangan si cowok yang tadinya di leher Kiyoko, pindah untuk meremas buah dadanya.
Gak mau kalah, Kiyoko juga mencari milik Daniel, dan ia kocok pelan. “You’re big.”
“Mmh fuck.” Suara itu keluar dari tenggorokan Daniel, ia memejamkan matanya.
Kiyoko lanjut mengelus lengan Daniel yang kini dua-duanya berada di samping tubuhnya. “Danny.. Ayooo.. Ini juga buka, pleasee..”
Rahang si cowok mengeras. Ia menatap Kiyoko dengan tajam, sementara Kiyoko menatap Daniel dengan doe eyesnya. “Ayo..” Jemarinya menaikkan kaos Daniel sedikit.
Sampe akhirnya kedua orang ini full-naked. And still making out.
Rambut Daniel yang tadinya hanya disisir sama jemari Kiyoko, auto dijambak saat milik cowok itu masuk seketika. “Holy fuck!”
“Anjing, sempit banget.” Gumam Daniel, ia menggigit bibir bawahnya.
“Eh, Yok.. Ah fuck.. Gue belom pake kondom anjir-“
“Gak usah, it’s better this way.” Kiyoko menarik Daniel ke bawah supaya ia bisa mencium leher sekaligus jakunnya.
Daniel meremas bed sheets, “Such a freak.”
Decitan kasur semakin jelas suaranya.
“Ahhh.. Dan.. Ini dalem banget fuck!” Jemari Kiyoko meremas punggung Daniel yang sedang berada di ceruk lehernya.
“Enak, sayang?”
Merinding. Kiyoko salting tentunya. “So good,”Ia kasih jeda, “Daddy.”
Masih di ceruk leher si cewek, Daniel menonjok headboard miliknya, yang untung bukan kayu. “You’re fucking mine, Kiyoko.”
“Not yet.”
“Di kasur aku, iya.”
Mampus udah. Makin brutal semuanya.
Gerakan pinggul Daniel semakin kenceng, desahan Kiyoko juga tentunya membuat situasi tambah panas.
Sebelum mencapai klimaks, Daniel sengaja memelankan tempo. “I was close, daddy.. Fucking hell..”
Kening Kiyoko dikecup Daniel. “Masih bisa kan?”
Si cewek mengangguk, sambil ngatur nafas juga. “Kamu capek? Mau aku aja yang gerak?” Pertanyaan dari Kiyoko bikin Daniel kaget, tapi cowok itu malah tersenyum miring. “Not tired yet, but if you wanna ride me, silahkan aja.”
Posisi diubah, Daniel senderan di headboard, Kiyoko di atasnya. Perlahan ngemasukin lagi milik si cowok yang masih sama kerasnya. “Ahh fuck fuck fuck… Bentar..” Kiyoko meringis pelan, ia menggigit bibir bawahnya.
“Bisa gak?” Daniel setengah ngeledek, kini mengistirahatkan kedua tangannya di belakang kepalanya.
Gak lama, masuk juga. Kiyoko langsung bergerak naik turun dengan tempo yang lumayan cepat.
Bokong Kiyoko kena tampar. “I love seeing you like this, Yok. Cantik banget.”
Cewek itu auto menggigit bibir bawahnya. “Am i doing good, daddy?”
“So good, baby. Ahh shit, sini sayang, cium lagi.” Daniel memeluk pinggang Kiyoko dan menariknya untuk berpagut.
Lama kelamaan juga Daniel ikut menaikkan pinggulnya, that’s why mata Kiyoko berkaca-kaca. “Mmhhhh.. Aku deket lagi.”
“I know, your pussy’s getting tighter, babe.” Buah dada Kiyoko dihisap sama mulut Daniel.
“Can i cum?” Si cewek menatap sang sahabat.
Bibir Kiyoko dikecup cepat. “Go ahead, suaranya jangan ditahan.”
Gak sampe 10 detik, Kiyoko mencapai klimaksnya. “Aaahh fuck Daniel.. Ahh anjing!” Pahanya udah mati rasa, tapi masih berusaha.
“Baby, fuck. I’m cumming too.” Ujar Daniel, meremas pinggang Kiyoko.
“Cum inside, it’s okay.” Suruh si cewek, awalnya Daniel mau nolak tapi gak ketahan.
“Fuuuuckk..” Cowok itu medesah di ceruk leher Kiyoko.
Belom selesai, Kiyoko pindah ke sela-sela kaki sang cowok, lalu ia bersihkan milik Daniel dengan mulutnya.
Daniel mendongak, jemarinya menjambak rambutnya sendiri. “Bangsat! Ah shitt… Your fucking tongue..”
“Kiyoko fuck.. Ahh.. Gila..” Keringet udah dimana-mana, Daniel udah menggila ngeliat sang cewek.
Selagi mengatur nafas, Daniel mengiket rambutnya dengan karet (yang sebenernya punya Kiyoko) yang ada di tangannya.
Saat menatap, jemari Daniel memegang dagu Kiyoko yang masih di bawah. “Good girl. Sini peluk.”
Kiyoko masuk ke dalam dekapan Daniel, sangking capeknya mereka gak ada energi buat mandi dan lain-lain, tapi malah ketiduran. Not Daniel though.
Si cewek udah deep sleep, tapi Daniel masih belom bisa lelap. Jadi dia hanya bisa memijit tubuh sahabatnya, sesekali mencium leher Kiyoko. That’s why itu hickeys gak keitung ada berapa.
Padahal hari ini Kiyoko mustinya ngedate sama orang.