Rreksuu's Writing

Let's Destroy Everything!

Hidangan di puncak piramid/.

Bagaimana rasanya? Ada apa disana? Bagaimana makanan di puncak sana?

Enak pasti. Lihat yang sudah di sana. Semuanya tersenyum dari atas. Tidak ada kesedihan di atas sana. Mereka makan sampai kenyang. Manis, pedas, pahit, asam jenis makanan apapun itu semuanya enak di puncak sana. Tidak ada kesedihan. Tidak ada rasa sakit. Semua senang di atas sana.

Tapi repot memang. Puncak sempit. Tidak semua orang bisa di sana. Hanya orang-orang terpilih. Sekarang muncul pertanyaan baru.

Bagaimana ya supaya bisa ke sana?

Sedikit cerita tentang yang sudah di atas. “Kau harus membunuh kemanusiaanmu untuk sampai puncak”

Harta karun yang tidak ingin dicari/.

Tutup mata maka dia akan datang pada waktunya. Begitulah secara sifat. Tidak perlu bahkan jangan dicari. Karena kalau dicari pasti tidak akan ditemukan. Mutiara? Emas? Berlian? tidak, bukan yang seperti itu. Tidak ada yang tau rahasia langit. Sebagai mahkluk bumi cukup bersikap sebagaimana mestinya. Mengintip ke atas itu perbuatan buang-buang waktu. Karena tidak ada ujungnya. Sedikit cuplikan bisa dilihat ke yang sudah pernah merasakan.

'Akan lebih indah ketika waktunya' dia berbisik

Pahami itu. Karena itu sebuah fakta.

Terserah/.

Apalah dunia ini, terlalu sementara untuk dikejar. Semua hal merepotkan ada di dalamnya. Harapan yang kosong, fana, sia-sia, kalian sebutkan sisanya. Bodoh berharap kepada sesama. Karena telah dikatakan-Nya bahwa ia lah yang terhebat. Capek sekali melihat kanan kiri, padahal yg benar sudah ada caranya, cara yang ditunjukkan oleh-Nya. Manusia lemah, payah, bahkan ketika bersedih perlu bersender. Repot. Ubah persepsi sialan. Hanya kepada-Nya lah kita meminta dan kembali. Jauh-jauh dari kebodohan duniawi. Tujuan akhir dari-Nya lebih asik untuk dikejar. Capek buang-buang waktu. Lebih baik siapkan untuk festival masa depan.

Ketika ramai aku mati, ketika sepi aku di ujung tanduk/.

Entah kenapa selalu begitu. Saat ramai adalah ibarat waktu penghakimanku. Aku tidak kuasa berada di sekitar manusia. Lelah. Berisik. Kepalaku mau pecah. Semua hal seakan akan berusaha menunjamkan pedang ke arahku. Aku hampir mati. Napas sedikit terengah engah. Astaga sesak napas. Tolong aku!

Aku berlari kemudian ke arah sepi. Tapi di sepi. Aku tersiksa. Kesendirianku adalah hasil dari sebuah paksaan sebenarnya bukan pilihan. Untungnya aku ada sedikit penangkis agar tidak mati terdorong kesepian.

Apalah aku harusnya berkaca. Sebagai mayat hidup yang punya perasaan harusnya tidak bertingkah. Meledak sajalah!

Takut masa depan/.

Tuhan aku takut dengan semuanya. Perlu ditemani dalam setiap urusanku. Bantulah aku besok, lusa, dan bertahun-tahun berikutnya. Tidak tahu apa yang akan kuhadapi. Tapi yang pasti saat menghadapi apapun Tuhan akan selalu ada. Bantulah aku Tuhan karena tangan kaki kecil ini sangatlah lemah. Lindungilah aku tuhan karena depan belakang badanku sangatlah ringkih. Tuhan bantulah aku tentang hari esok. Karena denganmu tidak ada hal yang perlu ditakuti. Semuanya bisa diselesaikan. Maka dari itu tolong aku tentang masa depan Tuhan. Aku sedikit takut hari ini, berikanlah aku kekuatan tentang hari esok. Keberanian dan kemudahan. Semua hal-hal baik yang aku semogakan semoga engkau kabulkan tuhan. Aamiin.

Untuk mu.

Sebuah penggambaran yang menarik dari tuhan yang maha kuasa. Karya seni yang layak disebut seni. Gabungan antara senyum manis dengan mata sayu yang lembut bahkan cenderung terlihat sedih. Siapapun akan iba dan terpesona oleh karya ini.

“Ksatria berkuda”

Pedang terangkat, Kuda disentak, memperlihatkan pose siap tempur. Saat turun semangat sudah terkumpul membara. Hitungan ketiga semuanya terbakar menerobos menusuk dan berlari-lari sekencang angin. Saat target sudah dekat tidak terasa ternyata sudah porak-poranda, muncul target berikutnya hanya akan menjadi angin lewat yang hancur lebur. Benteng sudah ditembus, kepala dengan pelindung menjadi trofi kemenangan. Bendara Kebanggaan dikibarkan di puncak istana. Lagu Perayaan dinyanyikan. Pesta disorakkan. Kemenangan sudah di genggam!

Waktunya berhenti/.

Aku rasa sudah cukup mengejar sesuatu yang tidak ingin dikejar. Sebuah upaya sia-sia sebenarnya karena mungkin dia lari karena takut? Tidak ada gunanya juga membuang-buang energi. Lebih baik kupakai tidur dan bersenang-senang sendiri. Lelah aku. Mau tidur. Selamat malam kebodohan duniawi. Waktunya bendera perang dunia lain kukibarkan. Pejuang sendiri siap untuk berperang. Karena medan perang adalah taman bermain untuk semua orang gila perang. Ini peperanganku. Aku bersenang-senang.

sesuai yang diimpikan/.

Saat tidak ada yang menuntut. Semua di muka bumi ini penuh ketenangan. Tidak ada bendera perang dikibarkan. Alunan musik paling indah terlantun untuk merayakan kebebasan. Semua hal di dunia ini sedang berpesta. Tidak ada yang jahat, tidak ada pula yang naik pitam. Semuanya tenang.

Pagi datang waktunya bersenang-senang, begitu masuk siang waktunya tidur siang, malam tiba waktunya berpesta namun tidak apa jika ingin tidur. Tidak ada paksaan apapun, tidak ada yang pusing akan sesuatu, semua masalah diselesaikan.

Semuanya baik, sangat baik. Orang jahat Bagai mitos. Ketenangan Adalah emas yang semua orang punya. Tidak menjadi remeh tetapi selalu disukai. Semua orang merasa damai, tetapi kedamaian tetap menjadi mimpiku.

Begitulah jika dia diibaratkan suasana, tenang dan damai. Sebuah mimpi paling indah yang sederhana dan sangat manusiawi.

sedikit romantis/.

'Jangan berjanji jika tidak ditepati'. Semua orang seharusnya paham kata-kata itu. Aku lagi-lagi telat memahami. Terlalu berlebih dalam berucap. Walaupun memang senang ketika mengucap kata-kata manis. Tapi jangan semabarangan dilontarkan, salah sasaran kau yang celaka. Baru-baru saja kusadari berapa pentingnya hal itu, karena aku juga pernah bodoh.

Simpan dulu untuk yang paling spesial. Tidak ada waktu untuk sesuatu yang tidak jelas. Siapkan pesta besar untuknya. Si manis dan cantik yang tidak tau siapa. Karena siapapun itu, harus paling indah rumah yang harus kucipatakan untuknya. Ini bukan janji, tapi rencana masa depan sekaligus doa. Karena kuukir ini untukku sendiri. Jikalaupun dia baca, Selamat anda beruntung!

Sedikit terakhir sebelum ditutup. Versi terbaikku adalah sebuah hadiah yang sedang kupersiapkan untukknya. Aku sedang berusaha dan berdoa selalu, semoga kau juga semangat disana. Karena jika doa kita bertemu akan sangat romantis, jauh lebih romantis dibandingkan jika kita paksakan sekarang.

Percayalah, saat sudah waktunya, aku akan mengucap itu. Bukan sebagai janji, Tetapi sebagai sebuah pernyataan. Akan kuucapkan seindah dan sebaik mungkin.