My Universe Is Far Apart
Menjalani hubungan jarak jauh tentu bukanlah hal yang mudah, hal itu yang dirasakan oleh Hongseok dan Hyunggu. Kedua pasangan ini terpaksa melakukan hubungan jarak jauh, karena Hongseok harus melanjutkan pendidikan Pasca Sarjananya di Negeri Singa.
Sudah hampir dua tahun mereka melewati hubungan jarak jauh. Beruntung di era modern sekarang begitu mudah, apabila ingin bertemu atau melihat wajah seseorang yang dirindukan bisa melalui fitur video call. Walaupun tidak puas hanya melihat secara visual saja, namun hal itu cukup mengobati rasa rindu.
Pukul 11 malam waktu setempat. Hongseok baru saja menyelesaikan tugasnya, ia pun memeriksa ponsel dan melihat begitu banyak pesan dari sang kekasih.
Kak, di mana?
Nugas, ya?
1 Video Call Missed
Oh sibuk hehe
Aku kangen :( kabari kalau udah selesai ya!
Hongseok tersenyum tipis melihat deretan pesan di ponselnya, kekasihnya ini selalu berhasil membuatnya gemas dan rindu setiap saat. Ingin rasanya Hongseok pulang ke Korea dan memeluk erat Hyunggu, dapat ia bayangkan wajah imut Hyunggu saat cemberut jika meminta sesuatu dari dirinya.
Seharusnya Hyunggu bisa saja ikut bersama Hongseok, namun Hongseok menyuruh Hyunggu untuk tetap tinggal dan fokus kepada pekerjaannya sebagai guru TK. Hongseok tak ingin kekasihnya harus melepaskan pekerjaan yang sudah lama ia impikan, hanya demi dirinya sendiri. Toh, menurut Hongseok menjalani pendidikan Pasca Sarjana tidak begitu lama.
“Sudah tidur belum, ya?” Hongseok bergumam kala melihat jam di Korea menunjukan tengah malam. “Coba telepon saja dulu,” untuk menghilangkan rasa penasarannya, Hongseok melakukan panggilan video kepada Hyunggu.
Tak perlu menunggu lama, Hyunggu langsung mengangkat panggilan tersebut, “Kakak!” Sahutan girang dan wajah sumringah Hyunggu di seberang sana menyambut Hongseok. “Baru selesai nugas, ya?” Tanya Hyunggu.
“Iya, kamu kok belum tidur?” Hongseok merebahkan dirinya di kasur, mencari posisi yang nyaman untuk melakukan video call.
“Nungguin kakak hehehe. Capek, ya?“
“Lumayan, tapi langsung hilang setelah lihat wajah kamu,” Hongseok menyeringai, membuat Hyunggu terbahak.
“Mulai deh, ya! Makin hari makin jago aja godainnya, sudah dapat berapa mangsa di sana, hm?“
“Enggak ada, Sayang. Mana ada yang berani dekatin aku, kalau aku bilang pacarku di Korea galaknya melebihi singa.”
“Eh! Jangan nyebar rumor nggak benar tentang aku dong!” Hyunggu merengut, merasa kesal dengan ucapan kekasihnya.
Tawa Hongseok terdengar di seluruh kamar, melihat kekasihnya tampak senang membuat Hyunggu tersenyum lembut.
“Itu kamu di mana, bukan kamarmu, 'kan?” Hongseok menaikan sebelah alisnya, setelah menyadari tempat kekasihnya berada terlihat asing.
“Iya bukan, aku tadi tiba-tiba diculik sama Wooseok buat cari makan. Soalnya Yuto lagi keluar kota.“
“Kok nggak izin aku dulu?”
“Kan dadakan? Salahin saja Wooseok dia yang culik aku!“
“Mana anaknya?” Hongseok tampak jengkel.
“Lagi makan di luar, aku bajak kamarnya dulu hehehe!“
“Kamu jangan macam-macam enggak ada aku ya, Sayang!”
“Enggak kok! Mana berani aku gangguin pacar orang ih! Aku juga sudah punya pacar, tapi pacarku jauh, huh!” Hyunggu cemberut membuat Hongseok terkekeh gemas.
“Ututu sayangnya aku ... sabar ya, sebentar lagi ....”
“Iya ... iya .... Tadi makan apa kamu, Kak? Masih program dietnya?” Tanya Hyunggu.
“Hari ini cheating day, aku tadi makan cheese burger sama Shinwon.”
“Kamu makan burger terus sama Kak Shinwon, apa enggak bosan? Cheating day makan yang lain gitu?“
Shinwon merupakan orang Korea yang Hongseok temui di Singapura. Keduanya menjadi teman dekat karena mengambil jurusan yang sama yaitu bisnis, dan kebetulan tinggal bersebalahan di apartemen yang sekarang sedang ditempati.
“Makan apa lagi? Kalau hunting dessert aku pasti ingat kamu lagi, enggak mau!” Giliran Hongseok cemberut layaknya anak kecil.
Tawa Hyunggu terdengar kembali, “padahal aku di sini makan dessert biasa-biasa saja, tuh? Bahkan aku makan sama mama kamu.“
“Wah curang! Anaknya jauh-jauh di sini nahan diri enggak makan yang manis, kalian di sana malah asik makan berduaan!”
“Ya salahmu kenapa enggak makan, Kak?“
“Aku terlalu sayang sama kamu, apapun yang berhubungan sama kamu, kesukaan kamu, buat aku makin kangen sama kamu. Gimana dong?”
“Bahasamu, Kak! Bilang saja kalau kamu memang nggak mau makan manis lagi sekarang, enggak usah bawa-bawa aku sama rasa sayang!” Hyunggu tampak kesal di sebrang sana.
Giliran Hongseok yang terbahak melihat reaksi kekasihnya, “tapi benaran loh, Sayang. Memangnya kamu enggak sayang sama aku?”
“Engga tuh!“
“YAK!!” Teriak Hongseok kesal.
“Hahaha ya iya lah aku enggak sayang, orang akunya sayang sayang banget, cinta banget sama kamu!” Hyunggu mengedipkan sebelah matanya dan mengulum senyum malu.
“Astaga sayang ... siapa yang ngajarin kamu genit begini!? Jangan pernah genit sama siapapun kecuali aku!” Nada bicara Hongseok terdengar begitu posesif.
“Sama Wooseok no no?” Hyunggu membulatkan bibir kecilnya.
“No! No!” Hongseok menggelengkan kepalanya.
“Tapi kamu jauh buat aku genitin, lebih dekat Wooseok. Gimana dong?“
“Aku pulang ke Korea sekarang!”
“Posesif sekali!“
“Aku akan posesif untuk semua kepunyaan aku ya, Hyunggu!”
“Astaga iya iya! Aku cuma bercanda! Lagi pula mana berani aku ganggu punya Yuto!“
“Nah itu, kamu masih saja berani. Awas saja kalau aku tahu kamu genitin Wooseok ya.”
“Iya enggak, enggak janji maksudnya.“
“HYUNGGU!!”
“Hahaha kenapa sih kamu makin hari makin lucu, Kak? Aku makin kangen! Andai aku bisa pergi ke sana nyusul kamu,” Hyunggu memajukan bibirnya, tampak sedih karena mengingat fakta mereka harus terpisah jauh.
“Tunggu sebentar lagi, beberapa bulan lagi aku pulang, Sayang ...,” Hongseok mengelus layar ponselnya dengan jempol, seakan mengelus pipi merona alami Hyunggu.
Mata Hyunggu berlinang menatap kekasihnya di layar ponsel, senyum getirnya membuat Hongseok tak tega menatap wajah itu. “Jangan sedih, jangan nangis. Kita kan masih bisa video call,” ujar Hongseok lembut.
“Aku nggak nangis!“
“Tuh matanya merah, mau nangis, 'kan?” Hongseok menyeringai menggoda yang lebih muda.
Hyunggu merenggut sambil menggelengkan kepalanya, “nggak, nggak! Aku nggak nangis!“
“Iya deh iya, aku anggap kamu nggak mau nangis.”
“Memang enggak kok!” kesal Hyunggu karena dijahili oleh kekasihnya terus.
Dibalik sifat galak-nya tersebut, Hyunggu begitu cengeng dan manja, hal itu menjadi salah satu kegiatan kesukaan Hongseok yaitu menjahili kekasihnya. Jika tengah bersama, bisa saja Hyunggu sampai menangis dijahili oleh dirinya. Namun, setelah itu Hongseok akan membujuk Hyunggu, menghibur kekasihnya, tak lupa memberikan pelukan sayang.
Obrolan terus berlanjut, hingga tanpa sadar Hongseok menguap. “Sudah ngantuk?” Tanya Hyunggu.
“Memangnya sekarang jam berapa?”
“Di sini jam satu kurang lima menit, berarti di sana jam duabelas kurang lima menit. Besok kamu ada rencana, Kak?“
“Hanya ke gym, setelah itu di apartemen seharian.”
“Jalan-jalan dong! Besok kan weekend!“
“Sudah seluruh Singapura aku kelilingi, Sayang.”
“Berarti sudah hapal seluruh Singapura? Kapan-kapan kalau aku ke sana, ajak aku jalan-jalan, ya?“
“Memangnya kapan kamu mau ke sini? Sudah tiga kali rencana selalu gagal terus.”
“Hehehe ya kapan-kapan!“
“Keburu aku sudah selesai Pasca Sarjana, Sayang.”
“Kapan-kapan itu banyak loh, bisa saja tiba-tiba aku datang ke sana wush!“
“Kamu pikir kamu bisa teleportasi, hm? Ada-ada saja kamu, Hyunggu....”
“Hehehe ya doain makanya aku bisa nyusul ke sana!”
“Aku selalu berdoa kamu bisa nyusul aku ke sini, Hyunggu. Setiap hari, setiap saat, aku berharap kamu di sini temani aku.”
“Aku juga, aku selalu berharap bisa ke sana dengan mudah, tanpa memakan waktu yang lama diperjalanan, Kak.“
Keduanya saling bertatapan, tetapi tak lama Hyunggu langsung memutuskan tatapan terlebih dahulu. Ia melihat jam pada ponselnya, kemudian tersenyum tipis sebentar. Hongseok melihat gelagat aneh kekasihnya hanya dapat mengernyit bingung.
“Kak, tunggu sebentar ya. Wooseok manggil aku,” belum sempat Hongseok menjawab, sambungan video call terlihat gelap, menandakan Hyunggu menutup layar ponselnya.
“Perasaan tadi nggak ada suara siapa-siapa,” gumam Hongseok.
Dirinya melihat jam menunjukan pukul 12 malam, ada beberapa pesan masuk mengucapkan selamat ulang tahun, saat itu juga Hongseok baru menyadari hari sudah berganti menjadi tanggal kelahirannya, 17 April. Hongseok menatap kosong layar ponselnya yang masih hitam, “pacarku ngapain? Dia lupa apa sengaja mau kasih kejutan?” Tanya Hongseok.
Suara berisik terdengar dari seberang, layar ponsel Hongseok kembali menampilkan wajah Hyunggu. Kali ini kekasih manisnya kembali sambil menggenggam satu buah cupcake dengan lilin kecil menyala di atasnya, “happy birthday my love!” girang Hyunggu di seberang sana.
“Sudah aku duga ada yang aneh, ternyata ini!” Hongseok terkekeh geli sambil menutup wajahnya, menahan tangis haru.
Tawa kecil Hyunggu terdengar, “sudah ketebak duluan, ya? Gagal dong kejutannya!?” Hyunggu memajukan bibirnya, pura-pura sedih.
“Kalau nggak karena kakak chat aku tadi, mungkin aku nggak bakal tahu sudah masuk tanggal ulang tahun aku, Sayang.”
“Ah I see ... harusnya tadi aku bilang sama kakak kamu jangan ucapin ulang tahun dulu.”
“Supaya apa begitu?”
“Supaya kejutan aku lancar!”
“Hahaha ada-ada saja, lilinnya cair tuh,” Hongseok menunjuk cupcake yang digenggam oleh Hyunggu dengan dagunya.
“Makanya ayo cepat tiup lilinnya! Make a wish dulu.”
“Harapan aku masih sama seperti tahun sebelumnya, aku ingin cepat menyelesaikan semua urusan di sini dan langsung pulang supaya bisa peluk kamu.”
“Keinginan diterima,” Hyunggu meniup lilinnya dan tersenyum lebar hingga matanya menyipit.
Senyuman itu pun menular ke Hongseok, melihat wajah kekasihnya yang tampak bahagia setiap tahun merayakan ulang tahun melalui video call, membuatnya merasa beruntung memilki Hyunggu di sisinya, selain keluarganya sendiri.
“I really wish you were here,” lirih Hongseok.
“I'll be there, just wait for it ....“
Sambungan terputus secara mendadak, Hongseok melebarkan matanya terkejut panggilan keduanya berhenti di tengah jalan.
“Kenapa mati!? Wifi gangguan lagi atau gimana!?” Panik Hongseok melihat jaringannya yang terlihat normal, “damn it!” umpat Hongseok kesal, sembari melempar ponselnya ke kasur.
Sayup-sayup terdengar suara bel apartemen Hongseok berbunyi, “siapa lagi tengah malam datang ke sini!?” Masih dengan rasa kesal, Hongseok beranjak dari kasurnya untuk melihat siapa yang datang.
Dapat ia lihat Shinwon di intercom dengan cengiran khasnya, laki-laki jangkung itu melambaikan tangannya ke arah intercom.
“Ada apa?” Tanya Hongseok.
“Aku mau makan ramen, seperti biasa ...,” jawab Shinwon.
Menghela napas keras-keras, Hongseok mematikan sambungan intercom dan berjalan menuju pintu depan.
“Aku kan sudah kasih passㅡ” Hongseok terdiam melihat seseorang berdiri di depan pintu apartemennya.
“Kamu kasih password apartemen kamu ke Kak Shinwon?” Tanya orang di hadapannya.
Hongseok masih tak menyangka orang di hadapannya adalah orang yang baru saja tadi ia hubungi. Dilihatnya Shinwon berdiri tak jauh dari pintu masuk sambil membawa birthday cake, “happy birthday, Hongseok Hyung!” Ucapnya senang.
“Kak?” Hyunggu mengelus lengan Hongseok.
GRAB
Pelukan begitu erat Hongseok berikan kepada Hyunggu, “you're here,” bisik Hongseok sambil mencium dalam kepala Hyunggu dan menenggelamkan wajahnya di rambut dengan wangi khas vanilla milik kekasihnya.
Sama halnya dengan sang kekasih, Hyunggu juga memeluk Hongseok tak kalah erat. Tanpa sadar air mata mengalir dipipi berisi Hyunggu, sudah lama sekali ia ingin bertemu pujaan hati kesayangannya, namun selalu saja ada yang menghalangi dan akhirnya sekarang keduanya bertemu.
Tak ingin mengganggu suasana, Shinwon perlahan masuk ke apartemen Hongseok untuk meletakan birthday cake yang ia bawa di meja makan, kemudian kembali ke unit apartemennya sendiri. Kedua pasangan itu masih tetap berpelukan di depan pintu. Tak ada obrolan, hanya berpelukan sambil menangis dalam diam menghilangkan rasa rindu.
“I really miss you, I didn't expect you will be here, Babe,” bisik Hongseok dan mencium pelipis serta pipi kanan Hyunggu.
Sepasang kekasih itu pun merenggangkan pelukannya, Hyunggu mengelus pipi Hongseok yang sedikit tirus dengan mata yang masih berlinang sehabis menangis, “kamu kurus, harusnya jangan diet, Kak.” Jempol Hyunggu dikecup oleh Hongseok.
Pipi berisi Hyunggu ditangkup dengan lembut, “jauh-jauh kamu ke sini yang kamu omongin hanya diet aku?” Hyunggu terkekeh dan kembali memeluk erat leher Hongseok.
“I miss you too! Finally I'm here!” kaki Hyunggu meloncat-loncat kecil, menunjukan rasa bahagianya.
“Ayo masuk dulu.” Baru saja Hyunggu ingin melepaskan pelukan, namun dengan cepat Hongseok mengangkat kedua paha Hyunggu dan mengendong kekasih mungilnya masuk ke dalam apartemen.
Tubuh kekasihnya itu Hongseok rebahkan ke sofa, wajah manis itu Hongseok hujami dengan ciuman yang tak ada habisnya, membuat Hyunggu terkekeh geli merasakan bibir tebal Hongseok menyentuh seluruh permukaan kulitnya.
“Kenapa kamu bisa di sini? Jelaskan ke aku, dari tadi kamu video call ada di mana?” Hongseok menatap Hyunggu intens meminta penjelasan.
“Gimana aku mau jelasin kalau begini posisinya?” Hyunggu memainkan rambut belakang Hongseok, sambil menyeringai.
“Ck! Lihat, siapa yang lebih nakal selama aku tinggalin?” Hongseok menarik Hyunggu agar duduk di atas pahanya. Lengan kekar Hongseok melingkar dipinggang ramping Hyunggu.
“Aku jadi anak baik, ya!” Hyunggu memukul pundak Hongseok.
“Hahaha iya iya yang anak baik. Jadi, ayo jelaskan!”
“Jadi, sebenarnya aku sudah lama kerja sama dengan kak Shinwon. Aku kasih tahu dia kalau aku mau ke sini sehari sebelum ulang tahun kamu, tapi aku minta dia rahasiakan semuanya dari kamu. Aku datang tadi siang dan langsung ke apartemen kak Shinwon, sebenarnya ide ngajakin kamu makan burger itu ide aku dan kak Shinwon nurut aja hehehe. Dia juga yang tolong aku pesanin birthday cake untuk kamu, jadi kak Shinwon sangat banyak menolong agenda ketemunya kita hari ini!”
“Kamu seharian di apartemen Shinwon dan aku nggak tahu!? Kenapa kamu bisa akrab sama Shinwon!?” Nada bicara Hongseok terdengar tak senang.
“Hahaha be calm, Babe! Dari awal kamu kenalin aku ke kak Shinwon aku mulai tukaran kontak dari instagram sama kak Shinwon buat tanya keadaan kamu yang suka tiba-tiba hilang, kamu pikir aku nggak khawatir apa!?” Hyunggu mencubit gemas pipi Hongseok, membuat empunya terkekeh, “terus aku di apartemen kak Shinwon juga nggak ada ngapa-ngapain, kamu saja pulang sama kak Shinwon sudah malam. Pulangnya kak Shinwon juga kerjakan tugas di ruang tengah, aku disuruh kak Shinwon di kamar saja, jaga-jaga kalau tiba-tiba kamu video call katanya. Benar aja, kamu video call, 'kan?”
“Itu juga alasan kenapa kamu tutup layar ponsel, karena kamu takut ketahuan lagi di apartemen Shinwon?”
“Iya! Hehehe. Cupcake itu juga ide kak Shinwon, katanya ucapin saja dulu dari video call seperti biasa, nanti tiba-tiba muncul di depan pintu. Seharusnya aku langsung datang saja ke apartemenmu, tapi kak Shinwon beri saran supaya lebih seru katanya.”
“Wahㅡ aku nggak nyangka Shinwon akan sebanyak ini bantu kamu. Sudah sejak kapan kamu rencanain ini?”
“Dua minggu lalu, aku impulsif lakuin ini semua. Kebetulan kepala sekolah kasih tahu aku, kalau aku belum ada ambil cuti dari tahun lalu, jadi aku ambil kesempatan sekarang hehehe.”
“Kamu ini ya Hyunggu, kapan sih nggak buat aku terkejut dan makin sayang?”
“Kapan-kapan, karena aku suka kejutan dan senang disayang kamu!” Hyunggu memeluk leher Hongseok, keduanya kembali berpelukan erat.
“Besok aku akan ajak kamu jalan keliling Singapura,” ujar Hongseok.
“Jangan lupa kasih hadiah untuk kak Shinwon yang sudah bantu aku, ya?”
“Siap, Sayang!” Hongseok mengecup sekilas bibir Hyunggu.
Sepasang kekasih itu saling bertatapan, keduanya tersenyum kemudian terkekeh, “aku masih nggak nyangka bisa di sini,” ujar Hyunggu.
“Apalagi aku?” Kedua alis Hongseok naik.
Bibir keduanya pun saling berpangutan, sudah lama sekali rasanya menahan ini semua dan kini saatnya mereka menghabiskan waktu berdua.
“Kamu masih lama di sini, 'kan?” Hongseok melepaskan ciumannya sejenak.
“Aku pulang minggu depan, aku mau habiskan waktu lebih lama sama kamu di sini.”
“Berarti masih ada hari esok, malam ini kita istirahat dulu. Kamu pasti lelah, 'kan?” Hongseok mengelus dagu Hyunggu dan empunya mengangguk mengiyakan dirinya lelah.
“Kak ...,” Hyunggu menangkup pipi Hongseok.
“Iya, kenapa?”
“Happy birthday and I love you. Thank you for being born and giving me a chance to have you.”
Bibir ranum itu Hongseok kecup lagi, “thank you for always waiting for me and always stay by my side even though we are far apart, also thank you for being my best gift this year. I love you so much, more than myself.“
Bibir keduanya kembali bertemu, menyalurkan rasa sayang dan cinta satu sama lain. Tubuh Hyunggu kembali Hongseok gendong, kali ini tubuh kesayangannya itu ia bawa ke dalam kamar.
Perlahan Hongseok merebahkan tubuh Hyunggu di atas kasur dan Hongseok merebahkan dirinya di samping sang kekasih, “Kak aku belum ganti baju tidur,” ujar Hyunggu.
“Iya tahu, barangmu di mana?”
“Masih di apartemen kak Shinwon.”
“Malam ini pakai baju tidur aku saja, kamu pasti kangen pakai baju aku, 'kan?”
“Aku setiap malam pakai baju kamu yang ada di ruma aku, Kak.”
“Oh ... pantas saja baju aku banyak yang hilang,” Hongseok tersenyum jahil.
Pukulan lumayan keras Hyunggu berikan pada dada Hongseok, “mulai deh!” Kesal Hyunggu.
“Hehehe iya maaf ... maaf ...,” Hongseok mengecup dahi Hyuggu.
“Tapi Kak, ada satu yang aku mau.”
“Apa itu?”
“Peluk, aku kangen tidur dipeluk Kakak,” Hyunggu mengerjapkan matanya imut, membuat Hongseok gemas dan memeluk erat Hyunggu.
“Kamu tidur pakai baju ini saja ya, aku sudah malas lepasin pelukannya,” ujar Hongseok.
“Jangan erat-erat Kak aku nggak bisa napas!” Hyung sedikit berontak di dalam pelukan.
“Biarin, aku kangen, aku gemas sudah lama nggak peluk kamu!”
“Aaaaㅡ” Hyunggu merengek manja dan masih memberontak. Namun, Hongseok tak mau melepaskan pelukannya, sengaja ingin membuat kekasihnya kesal.
Belum sampai satu jam pertemuan mereka, suasana apartemen Hongseok sudah ramai oleh suara rengekan Hyunggu. Penantian Hongseok selama ini tidak sia-sia, dirinya merasa beruntung mendapatkan hadiah terbaik di hari ulang tahunnya kali ini.
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ
The End
Written by taeyangbii