Suara kicauan burung pagi ini mewarnai awal hari seorang siswa berjas merah yang sedang menunu ke ruang kepala sekolah. Map tebal ada di tangannya, berjalan tegak, kepala yang terangkat dan langkah yang panjang berhasil mencuri perhatian dari segala arah.
Darren, siswa kelas 12 ipa yang masih aktif menjadi ketua osis ini tiba tiba di panggil oleh kepala sekolah perihal pensi. Sekolahnya mengadakan pentas seni untuk perpisahan murid tahun terakhir disekolahnya, ya termasuk Darren. Harusnya dia kesana dengan sekretarisnya, Renjun.
Sayangnya Renjun tidak dapat hadir karena pagi pagi buta sudah ada ulangan fisika, mau tidak mau Darren harus mencatat semuanya sendiri.
Selesai dengan urusan diruang kepala sekolah, Darren menuju kantin yang disana sudah banyak siswa yang makan. Iya dari tadi pagi hingga menuju siang, Darren berdiskusi dengan kepala sekolah. Lama sekali batin Darren daritadi.
Sekarang dia memasang matanya awas melihat sudut sudut kantin mencari seseorang.
“Ezra!!” Teriaknya.
Itu Ezra, pacar Darren sejak kelas 10 dulu, mereka bertemu tak sengaja saat study tour dulu. Ezra salah masuk bis lalu duduk disebelah Darren, pada saat itu Darren juga tidak tau siapa lelaki disebelahnya ini. Yang dia tau lelaki ini tanpan dan manis, dari awal menyapanya dia tersenyum lalu matanya menghilang. Oh ini Smile eyes gemas batin Darren.
“Aku Darren.” Ujar nya saat keadaan mulai tidak canggung.
“Ezra.”
“Kamu waktu di kelas duduk di sebelah mana? Kok aku kaya gapernah liat kamu ya?”
“Di belakang”
“Gamungkin deh, aku duduk di belakang juga sama Lolo, Jiji sama Renjun juga.”
“Hah siapa itu?” Tanya Ezra bingung. Darren malah tambah bingung melihat Ezra, masa iya dia gakenal temen sekelasnya sendiri?
“Kamu 10 ipa 2 kan?”
“Loh bukan aku 10 ipa 6.” Jawaban Ezra membuat Darren bertepuk dahi. Kalau salahnya hanya dua langkah saja bukan masalah, tapi ini beda 4 kelas jauh sekali.
“Kamu nyasar kesini jauh banget, Zra ahahahahah.” Kata Darren, mereka berdua pun berbincang tanpa arah. Terbahak bahak hingga tertidur bersama.
Dan jadilah sekarang EzraDarren yang kalian tau.
Ezra menoleh saat Darren menteriakkan namanya dari kejauhan, tangannya dia letakkan di dalam saku lalu berjalan kearah Darren dengan tampannya. Tidak sedikit siswa atau siswi yang bingung iri kepada siapa. Darren beruntung punya pacar tampan nan gagah seperti Ezra, sedangkan Ezra beruntung punya pacar pintar nan populer.
“Hm.” Ezra hanya berdeham melihat Dareen.
“Lagi badmood?”
“Engga, kamu ga lepas jas? Ga panas apa?”
“Nanti aja di kelas deh, ayo makan dulu Zra, Dareen laper nih.”
“Ck. Gausah sok imut gitu kali ren.” “Yaudah yuk,” Kata Ezra meraih tangan Dareen untuk di gandeng. Siapa yang tidak iri melihat ini?
Darren dan Ezra memutuskan untuk duduk di luar kantin, di gazebo depan kelas Darren. Ada Renjun disana yang mengganggu date makan siang mereka. Dia tiba tiba datang.
“Weh Darren, aku gabung ya.” Kata Renjun dengan santainya duduk disebelah Darren. Membuat Ezra agak kesal, masalahnya Renjun selalu bersama Dareen.
“Njun, lo dateng dateng duduk sini kek jangan disitu gue kan mau pacaran sama Darren, ganggu aja ish.” Protes Ezra yang malah dianggap lucu oleh Darren dan Renjun.
“Hahahah iya iya, Ren maaf ya tadi aku ga ikut ke ruang kepsek.” Kalau masalah bicara dengan Darren siapapun orangnya akan menggunakan Aku kamu, Darren hanya tidak suka dipanggil ‘lo’.
“ hahah santai jun, lagian tadi kamu katanya mau ketemu alumni?”
“Iya bang Jayden, katanya tadi mau ketemu kamu Ren.”
“Bang Jay mantan ketua osis itu? Yang ganteng itu? Yang lesung pipinya sedalem palung mariana?” Kata Darren yang sepertinya antusias sekali.
“Iya lah sapa lagi, kaya lo gapernah ketemu aja sih Ren.”
“Haha gue suka banget kalo diajak rapat bareng alumni, pembawaannya ringan. Jadi gue antusias gitu lo bilang Jayden.”
Ezra hanya diam melihat pacarnya itu membahas tentang Jayden. Dulunya sebelum mereka jadian, Darren sempat menyukai Jayden. Sekarang siapa yang tidak suka dengan Jayden, ketua organisasi berbadan gagah dan lesung pipi yang sangat manis, bahkan Renjun saja sangat menyukai Jayden.
“Ada urusan apaan emang si Jayden nyariin Darren?”
“Ya gue gatau lah Zra, kamu abis istirahat disuruh ke ruang osis sama bang Jay ya Ren.”
“Oke.”
“Ren, mau ditemenin?”
“Gausah! Lo maen sama gue aja Zra, toh Darren gabakal di apa apain sama Jayden.”
Ezra menatap Darren, Darren menggelengkan kepalanya tanda tidak ingin di temani. Ezra mulai khawatir dengan pacarnya.
. ..
“Bang Jayden?” Panggil Darren dari luar ruang osis.
“Darren.” Jayden meraih tangan Darren dan memeluknya, erat sekali. Lebih erat dari yang Ezra lakukan.
“B-bang.” Kata Darren terbata, kaget.
“Lo masih suka kan sama gue ren? Jujur ren?”
“Tapi gue udah punya Ezra bang…”
“Putusin Ezra, balik ke gue. Ezra is deserve for Renjun, trust me.” Kata Jayden barusan berhasil membuat Darren bingung. Apa maksudnya Ezra is deserve for renjun ? Dan kenapa Jayden sangat yakin dan menekankan hal itu?
“Bang.”
“Come on Ren, coba deket sama gue 2 minggu ya?” Tawar Jayden, yang ternyata tidak di tolak oleh Darren. Mungkin sebelum kesini Jayden ke dukun pelet, sehingga Darren sebegitu mudahnya meng iya kan.
Ezra berdecak gusar di bangku pacarnya, dia mengungsi di kelas Darren. Agar nanti nya Ezra bisa langsung mengintrogasi Darren waktu dia kembali ke kelas.
Darren masuk kedalam kelas dengan wajah sumringah seperti baru mendapat lotre satu milyar. Ezra pun curiga kenapa dasi Darren longgar, pasti terjadi sesuatu.
“Darren abis ngapain?”
“Ngomong sama bang Jay.”
“Kok dasi nya gitu?” Kata Ezra yang tatapannya bisa menusuk sampai ke jantung, sangat tajam. Renjun yang melihatnya pun ber smirk ria, seperti tau apa yang terjadi.
“Ya kan di ruang osis panas Ezra,”
“Ngomong apa aja sama Jayden?”
“Masalah pensi, perlu undang alumni ga, atau butuh tambahan dana, panggung nya bang Jayden yang urus karna dia kenal yang urus gituan, terus bang Jayden nanyain Renjun, is he doing fine or not kaya gitu doang sayang, don’t worry.”
“Wah sangat panjang juga penjelasan kakak ini ya. Btw bang Jayden kenapa tanya gue deh? DIA SUKA GUE?” Tanya Renjun.
Ezra hanya tertawa, ternyata tidak baik juga kalau berprasangka buruk terus kepada pasangan. Toh kalaupun ada apa apa, Darren akan jujur kepada Ezra.
. ..
Dua minggu ini Ezra dan Darren jarang keluar bersama karena Darren sibuk mengurus sana sini. Dan jadilah Ezra keluar jalan jalan dengan Renjun. Dan disinilah jarak antara Ezra dan Darren, Ezra lebih dekat dengan Renjun sekarang. Dari makan bersama hingga tidur bersama pun sudah mereka lakukan, tidur dalam artian satu kasur.
“Jun, jangan suka sama gue ya.” Ujar Ezra tiba tiba.
“DIH? Ogah ogahan gue sama lo Zra demi apapun.”
“Masalahnya gue sama lo udah kek orang pacaran Jun. Gue takut lo baper. Lagian lo kenapa ga bantuin Darren?”
“Gue bukan sekretaris utama Zra jadi gue santai santai aja. Disana kan udah ada bang Jayden juga yang bantu si Darren.”
“HAH JAYDEN?” Ezra kaget bukan main, pada saat itu Darren bilang Jayden tidak ikut serta turun lapangan karena tugas kuliah yang banyak.
“Kok lo kaget banget sih?”
“Jayden masih suka sama Darren ya?”
“Yee kaga tau.” Raut wajah Renjun agak ragu menjawabnya.
“Ayo ke sekolah, gue pengen liat Darren.”
“Gausah deh kayanya Zra, jalan ke baskin robins aja yuk? Gue pengen eskrim.”
“Nanti aja. Gue mau kesekolah.”
Renjun panik, entah kenapa dia langsung mengeluarkan ponselnya.
. ..
“Ren, udah putus sama Ezra belom?” Tanya Jayden.
“Belum lah bang, masih ga tega.”
“Gimana kalo nanti dia tau sendiri?”
“Ya yaudah. Aku juga udah ga sayang Ezra. Satu taun kemaren aku juga udah bosen sebenernya, cuma Ezra ga ngelepas aku.”
Tit tit~~
Hp Jayden berbunyi
”BANG! EZRA SAMA GUE OTW SEKOLAH, LO SAMA DARREN JANGAN DEKET DEKET BAHAYA.
Membaca pesan tersebut Jayden malah ingin menggoda Ezra.
ck, bawa aja kesini si Ezra. Biar abis sakit ati dia. Jayden mengirim Voice note kepada Renjun.
“Darren,”
“Iya bang?”
“Bibir lo manis ya, masih sama ga ya rasanya kaya yang di ruang osis kemaren?”
“Apaan si.” Darren malu.
“May i try?”
“Sekarang?”
“I can’t wait, honey.”
Jayden mendudukan Darren di panggung dan dia berdiri di depan Darren, Darren melingkarkan tangannya di pundak Jayden. Jayden menarik kerah Darren.
Tak lama kemudian, Ezra melihat mereka sedang bertaut bibir pun terdiam.
“DARREN!” Terak Ezra.
Darren terkaget sambil mengusap bibirnya, sedangkan Jayden hanya menunjukkan senyum miring nya.
“JAYDEN LO BRENGSEK!”
plak
Suara tinju Ezra di rahang Jayden. Ezra sedang termakan emosi sekarang. Bisa bisanya ada yang mengambil bibir pacarnya selain dia.
“EZRA! Stop.”
“Tapi dia udah kaya gitu ke kamu Darren!”
“Engga. Bang Jayden ga salah. Aku suka bang Jayden. Udah bosen sama kamu, so we break up okay? Just leave me.” Ujar Darren dengan santainya.
“DARREN-“ “Dua taun, dua taun ren dua taun.” Ezra sudah hopeless kalau di depan Darren.
“Udah ya zra, jun makasih.”
Renjun mengangguk, Ezra merasa sangat dihianati oleh Renjun dan Darren. Bagaimana bisa pacar dan teman baiknya bekerja sama seperti ini.
xxpastelline