Emery

Izana melihat pertukaran pesan antara adiknya dengan lelaki bernama Draken tersebut. Mereka duduk di ruang tamu di temani dengan segelas coklat hangat dan marshmellow. Kakucho? Dia tertidur dalam pelukan Izana tadinya, sekarang ia hanya tidur memeluk guling berharap Izana kembali ke tempat tiidur dan memeluknya lagi.

“Gimana bang?”

“Gas aja dek, ini mah terjamin banget. Lu gak usah kerja gek masih bisa hidup”

“Tapi tampangnya serem begini kak”

“Lu liat Kakucho, parahan mana”

“Gila parah lu” “Jangan-jangan lu manfaatin dia juga ya”

“Gila lu, enggak lah. Kalo cuman mau manfaatin banyak yang lebih sempurna dari dia key. Tapi gw emang srek nya sama dia” “Coba aja key, siapa tau bisa dapet” “Terus kenalan sama temennya, jadi kalo lu putus sama dia lu bisa sama temennya”

“Jahat tapi bener” “Jadi gw gas nih?”

“iya” “Dah sana balik ke paviliun lu, gw mau cuddle lagi”

“Iy dah yang baru baikan, bulol” kemudian Mikey berlari keluar dari paviliun Izana dan langsung mengunci pintu paviliunnya.

Izana melihat pertukaran pesan antara adiknya dengan lelaki bernama Draken tersebut. Mereka duduk di ruang tamu di temani dengan segelas coklat hangat dan marshmellow. Kakucho? Dia tertidur dalam pelukan Izana tadinya, sekarang ia hanya tidur memeluk guling berharap Izana kembali ke tempat tiidur dan memeluknya lagi.

“Gimana bang?”

“Gas aja dek, ini mah terjamin banget. Lu gak usah kerja gek masih bisa hidup”

“Tapi tampangnya serem begini kak”

“Lu liat Kakucho, parahan mana”

“Gila parah lu” “Jangan-jangan lu manfaatin dia juga ya”

“Gila lu, enggak lah. Kalo cuman mau manfaatin banyak yang lebih sempurna dari dia key. Tapi gw emang srek nya sama dia” “Coba aja key, siapa tau bisa dapet” “Terus kenalan sama temennya, jadi kalo lu putus sama dia lu bisa sama temennya”

“Jahat tapi bener” “Jadi gw gas nih?”

“iya” “Dah sana balik ke paviliun lu, gw mau cuddle lagi”

“Iy dah yang baru baikan, bulol” kemudian Mikey berlari keluar dari paviliun Izana dan langsung mengunci pintu paviliunnya.

'Sial! Inikan kunci mobil, ah bomat yang penting sekarang ke bandara dulu' batinnya ketika ia sadar bahwa ia sudah salah mengambil kunci kendaraan dang langsung melajukan mobilnya dengan cepat menuju bandara.

Dalam perjalanannya ia menyetir dengan satu tangan dan membalas pesan Draken dengan pesan suara.

“Kenchin tunggu dulu ya, aku otw. Nanti kalo udah sampe aku kabarin. Nongkrong aja dulu bentar di kafe situ”

Mikey malah melajukan mobilnya semakin cepat menuju bandara begitu melihat chat terakhir mikey.


Izana dan Kakucho duduk di sebuah kafe menunggu seseorang yang aka mereka jemput.

“Kaku-chan, sebenernya siapa yang mau lo jemput?”

“Senior gue dulu. Dia cukup deket sama gue”

“Ohh deket”

“Dia udah punya pacar, Izaa”

“Ok ok, siapa tau gitu kan kalian berdua mau selingkuh”

“Ya enggak lah. Gue udah pernah coba satu kali dan gua kapok”

“Ya lagian lu gak ngejelasin dari awal kalo dia sepupu lu, udah gitu sikap kalian berdua mencurigakan. Ya gua bawa penyerang Tenjiku buat nyergap dia”

“Entah gua harus takut, terkagum, atau apa sama sikap lu Za. Tapi yang jelas gue suka sama lo”

“Iya iya gue juga. Btw mana senior lu? katanya udah landing”

“Tuh orangnya” Kakucho menghampiri seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan rambut pirang di kepang dan tato naga di sisi kepalanya.

“Kakucho, udah lama ya gak ketemu”

“Masih aja lu tetep serem ye” “Izana ini Ryuguji Ken senior gue dulu” Izana sempat curiga dengan pria yang baru ia temui ini, namun tak bisa di pungkiri bahwa ia teralihkan oleh ketampanan wajahnya itu.

“Kakucho makan dulu kuy”

“Eh iya tadi gua lagi mesen makanan. Yaudah ke resto yang itu aja lagi”

“Asal makan gw mah gak masalah” “Gw bayarin”

“Iya dah yang kuliah sambil nyambi di luar mah beda”

“Nyambi apa?”

“Gw magang di Airbus-perusahaan pembuat pesawat di Jerman-”

“Holy shit” “Kalo udah lulus?”

“Mereka rekrut gue jadi karyawan tetap, kalo gua mau. Tapi senior gua banyak yang nyuruh gua sekolah pilot”

“Mahal bukan?”

“Banget njir. Jual rumah aja belom tentu cukup” handphone Draken bergetar menandakan adanya pesan yang masuk.

“Key, abis ini mau nemenin gua gak?”

“Ke?”

“Pengen ngujungin tempat lama gua”

“Malem begini?”

“Mau gak? gua sekalian mau ngambil motor soalnya”

“Iya iya, jalan kaki nih berarti?”

“Terserah sih. Kalo lu mau bawa motor atau mobil gak masalah, cuman nanti pulangnya kita misah”

Mikey tidak bisa memikirkan bagaimana jadinya ketika ia pisah kendaraan dengan kekasihnya, dan ia tidak mau memikirkan hal itu. Jadi ia menggeleng cepat untuk mengalihkan pikirannya.

“Gak papa jalan kaki aja”

Setelah makan malam mereka berdua izin untuk keluar rumah, dan hal bodoh yang Mikey lakukan adalah ia melupakan jaketnya jadi ia hanya menggunakan tank top putih dengan kaos oversize yang melebihi pundaknya dan celana panjang hitam.

Mereka berjalan ber-iringan sambil sesekali berbincang dan bercanda. Dinginnya angin malam kota Tokyo itu belum terasa karena teralihkan oleh pembicaraan mereka.

“Mikey, ini tempatnya. Sebelum masuk gua mau bilang, kalo lu mau putusin gua, putusin gua sekarang” Mikey melirik ke balik tubuh Draken dan ia cukup terkejut ketika melihat tempat itu namun ia tak menampakan ekspresi apapun.

“Kenapa putus?”

“Lu gak ada pikiran apa-apa gitu setelah ngeliat tempat ini?”

“Jawab dulu pertanyaan gua”

“Ya lu tau ini tempat apa”

“Rumah bordil, terus?”

“Balik lagi ke pertanyaan gua, lu gak mikir apa-apa?”

“Enggak, ya kita baru sampe masa gua udah ngejudge yang aneh-aneh. Gua bukan tipe orang yang langsung ngambil keputusan tanpa liat lebih lengkapnya, dan lu tau itu”

“Yaa gue tau itu, Cuman sempet ragu aja” “Yaudah ayo masuk”

Mikey mengikuti Draken masuk ke dalam. Bau parfum yang menyengat dan suara-suara orang bercinta langsung menyapa mereka ketika pintu terbuka. Wanita dengan pakaian terbuka berjalan kesana kemari menggoda dan melayani para pelanggan yang datang.

“Oi kau jangan-jangan”

“Draken!?”

“Kapan kau kembali!?”

Tiga wanita dengan pakaian terbuka langsung menyapa Draken membuatnya tak sengaja terpisah dari Mikey. Mikey sendiri memilih mundur untuk mengawasi keadaan, memperhatikan kekasihnya dikelilingi beberapa wanita yang terlihat antusias bertemu dengannya.

“Oh iya, si kecil itu siapa?” ucap salah satu wanita itu membuat Mikey ingin marah namun ia berusaha menjaga sikapnya.

“Pacarku” jujur Mikey tidak menduga bahwa ia akan di perkenalkan sebagai kekasihnya.

“Hah!? Pacar!?”

“Siapa!? Mana!?”

“Uwaahh ucul” Mereka langsung datang menghampiri Mikey dan bertanya-tanya padanya.

Mikey menjawab mereka satu persatu, namun ia juga terlihat bingung dan panik. Draken berusaha menahan tawanya melihat interaksi mereka, namun seorang wanita berwajah tegas tiba-tiba membuka suaranya.

“Oi kalian, kembali bekerja!” ucap wanita berwajah tegas itu.

“Ahh sayang sekali”

“Dadah Mikey, nanti ngobrol lagi yaa”

“Draken kabari kami ok” kemudian mereka pergi kembali mengerjakan pekerjaan mereka.

“Mikey kamu duduk aja dulu, aku mau ngobrol sebentar” ia berbincang dengan wanita bertampang tegas.

Namun setelah itu nampak ada wanita brtampang ceria menghampirinya dan wanita bertampang tegas itu berjalan menghampiri Mikey dan duduk di sampingnya sembari menghisap sebatang rokok.

“Kau pacarnya Draken? Kau tau masa lalunya?”

“Kurasa ia ingin menunjukannya, bukan menceritakannya”

Wanita berwajah tegas itu menghembuskan asap rokoknya “ibunya mantan pelacur di sini, begitu ia melahirkan Draken ia langsung pergi dan menninggalkannya disini. Kami tak pernah tau siapa ayahnya, jadi kami hanya merawatnya sebisa kami”

“Kenapa kau menceritakan ini?”

“Kau tidak ingin memutuskan dia? Ya jelas sih, dia bisa mendapat beasiswa di luar negri. Namun jika ia tetap menjadi rakyat jelata, apa kau masih mau?”

Mikey terdiam. Bukan karena jawabannya adalah tidak, namun dia ragu apakah ia harus menjawab iya atau tidak. Jika ya, itu terdengar terlalu munafik. Jika tidak, itu membuatnya terkesan seperti pura-pura dalam menjalani hubungannya selama ini.

“Aku jelas tidak akan langsung mau begitu saja. Namun jika ku lihat perjuangannya sepadan, aku tidak akan ragu”

“Menarik” ia menghembuskan asap rokoknya kemudian berdiri. “Tinggal selama kalian mau, asal jangan mengganggu” ucapnya berjalan menjauh namun masih mengawasi interaksi mereka.

Mikey mengalihkan pandangannya ke arah Draken, memeperhatikan interaksi antara kedua orang tersebut yang terlihat bercanda tertawa. Pikirannya berkecamuk, ia merasa cemburu melihat interaksi santai kedua orang itu, namun merasa tak enak untuk berlaku posesif terhadap pasangannya. Ia merasa siapa dirinya berhak melarangnya berinteraksi sedekat itu, ia hanya pacarnya, bukan orang yang menghidupinya atau memberinya nyawa. Hanya pasangannya selama di dunia. Ia ingin menganggap Draken sebagai rumahnya, namun ia masih takut.

Lama kelamaan perempuan itu tidak hanya sekedar bertukar kalimat dengan Draken, namun juga mulai menyentuhnya sedikit demi sedikit. Draken sendiri terbiasa, ia tumbuh di lingkungan yang seperti itu, ia udah kebal dengan segala gurauan kotor disini. Namun berbeda dengan Mikey yang sebenarnya tidak tahan 'calon rumahnya' di sentuh sembarangan seperti itu, namun masih bisa ia tahan karena ia masih mempermasalahkan apakah ia akan benar-benar akan menganggap Draken sebagai rumahnya.

Perempuan itu kembali mendekat, sedangkan Draken diam di tempat. Tangannya mulai berpindah ke pundak Draken bahkan terkadang memainkan rambutnya. Namun ketika tangannya mulai berani menyentuh dada bidang kekasihnya di saat itu lah Mikey memutuskan.

'Persetan dengan kemungkinan untung atau buntung, gua punya back up an. Dia rumah gua, milik gua mulai sekarang. Dan gua gak akan ragu lagi'

Mikey bangun dari duduknya berjalan cepat ke arah mereka berdua dan menepis tangan perempuan itu dari kekasihnya.

“Mikey?” Draken terlihat bingung dengan perlakuan Mikey yang tiba-tiba berubah ini karena ia belum pernah melihat Mikey seperti ini, seperti Izana. 'Kek Izana tapi beda tubuh. Ya wajar sih abang adek' batin Draken.

“Kau pacarnya Ken ya? Ken pacarmu lucu banget” ia kembali mendekat dan menyentuh Draken.

Dan lagi-lagi di tepis oleh Mikey, ia berusaha menjaga kekuatannya agar tidak sampai melukai perempuan itu. Matanya terlihat tenang namun auranya terasa menakutkan.

“Kelewatan” ucap Mikey memberi peringatan.

Perempuan itu masih saja bersikap jahil dan tetap berusaha mendekati Draken. Namun kali ini Mikey benar-benar menghalanginya.

“Tau batasanmu”

“Kenapa? Kau juga pasti tau kan Draken itu tampan, wajar saja jika ada yang menggodanya”

“Jika kau tak tau dia punya pacar, aku memakluminya. Namun kau tau dia punya pacar, seharusnya kau bisa menahan diri”

“Dia tidak terlihat bermasalah dengan hal itu, lagi pula ia sudah terbiasa. Jika kau tidak suka putuskan saja”

“Yang bermasalah di sini adalah diri mu bukan dia. Kau yang menggodanya dan ia tak menunjukan reaksi apa-apa, jadi bukan dia yang seharusnya di salahkan” “Keep your pants on”

“I cant, my job never allowed me to keep my pants on”

“Udah, lu juga jangan ngeledekin dia mulu” Draken menyela berdiri di depan Mikey. “Key ikut gua”

Mikey menatap tajam ke arah wanita tadi sebentar kemudian berjalan mengikut Draken dari belakang.

“Gimana?” tanya wanita berwajah tegas.

“Pilihan Draken yang kali ini gak main-main” “Bagus banget” “Jujur aja gua gak nyangka dia bakal nepis tangan gua dan gak langsung ngehajar gua” “Dia pinter nahan emosi”

“Pinter juga milih keputusan dan kata-kata”

Jujur saja Mikey agak takut sebenarnya. Ia berusaha meraih tangan Draken, namun karena ia tidak berani untuk menggenggam tangannya ia memutuskan untuk menarik sedikit kain dari lengan jaketnya.

Draken menengok ke belekang dan melihat Mikey yang menunduk mengikuti jalannya dengan tatapan takut dan khawatir. Draken menggenggam tangan Mikey untuk membuatnya lebih tenang.

Mereka sampai di salah satu ruangan, Draken mengeluarkan kunci dari kantong nya dan membuka pintu tersebut. Mikey mengintip dari balik tubuh Draken dan melihat sebuah kamar.

“Masuk Key” “Ini kamar gua dulu”

Mikey masuk dan dapat ia lihat beberapa benda-benda yang mungkin sudah tak dipakai oleh Draken. Namun hal yang paling membuatnya senang adalah-

'Baunya Kenchin'

Draken menutup pintu kamarnya sedangkan Mikey berlari dan meloncat ke atas kasur Draken. Ia berbaring dan menduselkan kepalanya ke bantal kemudian menutupi dirinya dengan selimut.

“Key?”

“Apwah?”-apa?-

“Ngapain sih, bayi?”

“Mikey bukan bayi!” ia mendongakan kepalanya dari bantal.

“Iya iya etdah” “Terus mau pulang kapan?”

“Lah kamu ngapain ngajak kesini segala?”

“Cuman mau liat kamar aja tadinya, tapi kamu langsung loncat ke kasur” “Ngantuk?”

“Enggak, enak aja di kelilingi baumu. Berasa dipeluk”

“Kalo mau kan tinggal minta” “Gengsi yaa” goda Draken membuat Mikey bersembunyi di dalam selimut.

“Bacot!”


Pukul 11 malam mereka ke bengkel salah satu teman Draken untuk mengambil motornya.

“Gila Kenchin, ini jam 11 malem”

“Dia gak tidur jam segini” “Paling lagi bucin sama pacarnya”

Draken mengetuk pintu di hadapannya beberapa kali.

“Oy Inui! Keluar lo!”

“Sabar brengsek!” teriak sang empunya nama dari dalam rumahnya. “Oy apaan? Loh balik beneran lu, gua kira cuman ketikan belaka” ucap pemuda dengan bekas luka bakar di dekat matanya. “Loh Mikey” Inui menatap kearah Mikey

“Inupi?” Mikey menyadari bahwa orang di hadapannya adalah salah satu temannya di kampus.

“Kok lu?”

“Lah lu sendiri?”

“Kalian saling kenal?” Draken menyela di antara pertanyaan mereka berdua.

“Inui Seishu, anak ilmu komputer kan?”

“Mikey dari teknik informatika kan?”

“Oh kalian satu kampus, kok gak cerita?”

“Ya mana gue tau lu temenan sama dia!” ucap Mikey dan Inui bersamaan ke arah Draken.

“Seishuu~” seorang pemuda dengan rambut aneh seperti ayam muncul dari belakang Inui.

“Koko bangun?”

“Kamu berisik” “O, Draken Mikey tumben kesini” “LOH KOK KALIAN KESINI!? BARENGAN LAGI!?”

“Lah iya ya, Ken kok bisa bareng Mikey?”

“Mikey pacar gua, btw mau ngambil motor dong, mau balik kita”

“Kapan jadian njir?”

“Berapa minggu yang lalu, ketemu di tinder”

“Kok kalian gak cerita sih” “Wait, berarti yang lu post udah taken itu maksud lu sama si bocil ini?”

“Iya”

“Wah gelo sih” “Btw ambil ae motor lu di garasi” Draken menuju garasi kediaman Inui berusaha membuka garasi tersebut dengan kunci cadangan miliknya.

Sedangkan Mikey dan Inui sedikit berbincang tentang bagaimana Mikey dapat bertemu dengan Draken.

“Btw Key, matkul pemrograman sabtu ada kelas tambahan. Lu ikut?”

“Serius? Gua gak dapet beritanya”

“Masa? Perasaan udah gua sampein ke Baji”

“Yeu, ngomong sama limbad”

Inui tertawa “jadi ikut gak nih?”

“Ikut ae dah, biar cepet selesai ini kuliah”

“Minta Draken jemput atau nungguin, past banyak guru di sana yang mau ketemu dia dan pasti banyak fansnya yang mau minta klarifikasi”

“Kayaknya enggak dah”

“Etdah posesif amat, Koko aja gua bawa” “Triple date kita nanti”

Mikey mengerinyitkan dahinya “satu lagi siapa?”

“Baji ama Puyu. Katanya Puyu mau nungguin” “Ntar kita jalan ke yomiuriland”

“Tiket?”

“Koko”

“Ah iya, lupa gua pacar lu tajir”

“Jadi selama ini aku di manfaatin doang sama kamu, ok fine” Kokonoi membalikan tubuhnya membelakangi Inui.

“Yaelah Ko, jangan ngambek. Lagian kan kamu juga yang punya rencana ini”

“Pukis”

“Kfc”

“Ok deal”

Draken membunyikan klakson motornya untuk memberitau Mikey bahwa sudah waktunya mereka pulang.

“Udah?” “Ya udah. Kita balik ya”

“Yo, moga mati di jalan” ucap Kokonoi di belakang Inui menjulurkan lidahnya.

“Jumat gua pastiin itu lidah ilang, Ko” balas Mikey sebelum mereka pergi dari sana.

Dari awal motor Draken sudah melaju dengan kecepatan yang sangat gila. Mikey tidak takut, ia juga sering berkendara secepat ini, namun kali ini ia lupa menggunakan jaketnya, jadi ia memilih memeluk pinggang Draken dengan erat dan menempelkan tubuhnya ke punggung pria tersebut untuk mengurangi rasa dinginnya angin malam. Tentu saja itu tidak terlalu berguna.

“Key, lu takut?”

“Gua kedinginan anjing!”

Draken melihat siluet Mikey dengan kaos tipis kebesarannya dan meberhentikan motornya di pinggir jalan. Ia turun dan melepaskan jaketnya kemudian memakaikannya kepada Mikey yang masih duduk di bangku penumpang.

“Kenchin gimana?”

“Di Jerman suhu udaranya lebih dingin sayang, aku udah terbiasa”

Ia kembali naik ke motornya dan menghidupkan mesin motornya.

“Pegangan”

“Gak mau”

“Nanti terbang lu Key”

“Gak papa mau coba”

“Ish Manjiro!”

“Iya ini pegangan” Mikey kembali memeluk pinggang Draken dengan erat.

Draken kembali melajukan motornya kembali dengan kecepatan tinggi. Mikey sebenarnya menikmati angin malam yang menerpanya, namun sayangnya perjalanan mereka harus berakhir karena mereka sudah sampai di kediaman Sano.

“Pinter ya, gak sekalian balik subuh aja kalian” sindir Shinichiro yang masih mengurus motornya.

“Oh, ini dua bocah yang gak tau bahaya keluar rumah” Izana menyindir dari teras paviliunnya. “Gak di begal lu berdua”

“Di Jepang ada begal bang?” tanya Mikey.

“Ya kalo ada geng gila yang gebukin lu berdua gimana? Emang lu kira gua yang megang geng seluruh dunia”

“Ih bang Ija khawatir jadi sayang”

“Dih najong, sorry nih ya dek gua cuman sayang Kaku-chan” mata Mikey berkaca-kaca. “Iya etdah, sayang lu juga. Jangan nangis, gua gak mau berurusan sama pawang-Draken-lu” “Lain kali liat jam, lu tau sendiri kan mereka masih ngincar lo” Izana menghampiri Mikey dan mengusap pucuk kepalanya.

Mikey melancarkan tendangannya namun di tahan oleh tangan Izana. Tampak senyum mengerikan di wajah keduanya. Draken hampir saja berniat memisahkan mereka, namun Shinichiro menahannya.

“Santai, mereka emang biasanya begitu kok. Malah kadang gua lempar kunci inggris. Ini cuman bagian dari bercanda kami”

“Kurang cepat Jiro, masih bisa gua baca. Coba lagi lain waktu ya” Izana berjalan kembali ke paviliunnya sambil melambaikan sebelah tangannya.

“Key, ayo balik. Masuk angin lu nanti”

Mikey berlari kecil ke sisi Draken kemudian berjalan bersama dengannya menuju ke paviliun. Saat masuk ke dalam paviliun Mikey langsung mendudukan dirinya di sofa, sedangkan Draken langsung ke dapur untuk membuat sedikit sup hangat sederhana.

Ketika Draken menyuguhkan semangkuk sup kepada Mikey, ia terheran-heran.

“Makan”

“Kenapa?”

“Biar gak masuk angin”

“Ngaruh kah?”

“Ya biar badan mu gak dingin aja”

“Terlihat mencurigakan”

“Tenang masakan gua enak kok” ucapnya setelah melepas dan merapikan apronnya dan duduk di depan Mikey.

Mikey memejamkan matanya takut dengan rasa sup yang akan menyapa lidahnya. Namun alangkah terkejut dirinya ketika sup tersebut masuk ke mulutnya, rasanya benar-benar di luar ekspetasi Mikey.

“Enak kan”

“Bahnget-banget-”

“Pelan makannya cantik” Draken membersihkan sisa makanan yang menempel di pipi Mikey dan kuah sup yang turun ke dagunya. “Kotorkan jadinya”

“Oh iya nanti Mikey mau cerita”

“Cerita apa?”

“Nantiii, aku selesain dulu makannya”


Setelah Mikey menyelesaikan makanannya dan mencuci piringnya ia meminta Draken untuk menggendongnya seperti koala ke kamar Draken.

Sesampainya di kamar, baru lah Mikey melepaskan jaket Draken kemudian duduk bersila di tengah kasur. Setelah Draken menaruh jaketnya, ia mengambil sisir dan melepas ikatan rambutnya dan naik ke tempat tidur duduk bersila di belakang Mikey. Draken melepaskan ikat rambut Mikey dan mulai menyisir rambutnya yang sudah tak sekusut tadi sore perlahan.

“Kenchin, aku numpang tidur di sini aja ya”

“Ada Baji sama Puyu ya di kamar mu”

“Ya kalo pun gak ada mereka, aku tetep maunya tidur bareng kamu sih”

“Iya iya boleh”

“Besok rencananya kita mau ngapain?” “Mau jalan-jalan?”

“Ke?”

“Tempat apa yang kamu pengen tau?”

“Udah tau semua sih, lagian di sini gak banyak yang berubah”

“Terus besok mau ngapain?”

“Istirahat. Ngebucin nonstop”

“Hmm, ok”

“Oh iya, katanya kamu mau cerita”

“Mau denger sekarang?” Mikey beranjak ke belakang Draken dan menyisir rambutnya.

“Iya”

“Jadi aku dulu pemimpin geng Tokyo Manji”

“Pernah denger” “Tapi gak nyangka pemimpinnya itu kamu”

“Tau lah seberapa berkuasanya geng itu di Tokyo. Tapi lama kelamaan aku lelah dengan semua hal itu, rasanya seperti terjebak dalam lingkaran setan. Aku memutuskan untuk membubarkan geng itu” “Tapi gelar Mikey terkuat ini tidak bisa lepas begitu saja. Banyak ketua geng lain yang tidak terima aku berhenti menjadi berandalan dan mulai menantangku” “Kau tau kan bang Iza itu pemimpin sekaligus pendiri Tenjiku?”

“Iya”

“Bang Shin adalah mantan pemimpin generasi petama sekaligus pendiri Black Dragon” “Mereka tau aku berusaha keluar dari lingkaran setan itu dan mereka berusaha membantuku. Kekuatanku tidak menghilang, aku tetap sekuat yang dulu, namun aku memutuskan untuk tidak menggunakannya kecuali benar-benar di perlukan” “Saat awal-awal aku berusaha hidup normal, aku terus saja di kepung dan di serang oleh geng lain. Dan untungnya bang Iza selalu melindungiku, entah dengan gengnya atau terkadang ia datang sendiri untuk mencegahku menggunakan kekuatanku” “Jujur saja, ku kira ia akan menjadi orang yang paling menentangku. Ternyata ia malah menjadi orang yang melindungiku. Sempat ku ajak untuk berhenti menjadi berandalan, namun ia bilang ini belum saatnya” “Inui dan Koko dulunya adalah salah satu anggota ku. Namun setelah ku bubarkan, kelihatannya mereka memilih jalan yang berbeda. Tapi ternyata takdir mempersatukan mereka juga pada akhirnya. Baji dan Chifuyu juga salah satu anggota ku dulunya, bahkan baji adalah salah satu pendiri dan Chifuyu adalah wakilnya. Itu kenapa mereka masih bisa dekat sampai sekarang ini. Baji itu orangnya barbar, namun ketika Touman di bubarkan saat itu Chifuyu meminta Baji untuk berhenti juga, kemudian mereka berpisah dan tak sengaja bertemu lewat aplikasi yang sama dengan kita. Namun yang mengejutkan adalah Baji benar-benar menuruti permintaan terakhir Chifuyu saat itu, enggak juga sih, cuman berkurang aja barbarnya”

“Kedengarannya seru ya Key masa-masa itu”

“Kedengarannya, kenyataannya sangat menyiksa. Kau bertukar tnju hanya untuk gelar dan kekuasaan yang bahkan sebenarnya tidak nyata. Menatap sahabatmu yang hampir mati karena beusaha melindungi gengnya, melihat saudaramu hampir mati tertembak, dan masih banyak lagi. Itu tidak menyenangkan. Hidup penuh kewaspadaan tidak menyenangkan sama sekali” “Kau mungkin sudah dengar dari Baji bagaimana kebiasaan tidur ku. Itu juga akibat dari kewaspadaan ku selama menjadi pemimpin” “Ok udah” Mikey menaruh sisir tersebut di meja saming tempat tidur mereka.

“Dah sini tiduran di samping gua” “Btw tadi kamu ngomongin apa aja?”

“Yang di tempat kamu itu?” “Gak banyak, tapi tadi cewek yang mukanya tegas itu cerita masa lalu kamu” “Terus aku di kasih pertanyaan gitu”

“Keren kamu bisa lulus”

“Tadi ujian juga?”

“Ntah lah tapi keliatannya begitu” “Soalnya emang sih di sana banyak yang kadang suka bercanda kayak gitu sama aku, cuman gak di depan publik”

“Dan ya aku masih agak kesel mikirin yang tadi”

“Calm down Key” “But i really didn't expect you'll react like that”

“Me neither” “Awalnya aku juga gak mikir bakal seserius ini. Tapi tadi sore Cipuy ngomong sama aku, dan biasanya aku gak bakal terpengaruh”

“Dia ngomong apa?”

“Ya tentang berani untuk nganggep serius hubungan ini. Tentang menganggap kamu sebagai orang untukku, rumahku. Dan dia bilang kalo seandainya kamu bukan takdir ku mereka bakal siap back up aku biar aku gak nge down” “Biasanya walau udah di bilang begitu sekalipun aku masih gak mau nganggep serius. Tapi pas tadi itu, pikiranku kosong, cuman bisa mikirin kamu yang lagi di pegang sama cewek dan aku gak suka”

“Posesive much huh?”

“Terserah mau bilang apa, tapi yang jelas aku gak mau rumah ku di jajah orang sembarangan begitu”

“Iya enggak lagi kayak begitu” “Btw Baji ama Puyu mana?”

“Tadi aku liat di tweet mereka mau late night drive juga namun berkedok cari peyoung yakisoba”

“Ya udah tidur”

“Mau main game”

“Udah malem Manjiro”

“Pwesee” ucapnya dengan jurus pupy eyes miliknya yang ampuh membuat banyak orang luluh.

Draken membalasnya dengan tatapan tajam. Setelah beberapa lama akhirnya Draken menghela nafas mengakui kekalahannya.

Mikey mengambil handphone mereka dan mulai bermain bersama, bahkan ketika Baji dan Chifuyu pulang mereka malah main bersama.

“Eh gua mau nyamperin temen gua dulu ya, dia ternyata balik juga baru landing” ucapnya sambil bangkit dari kursinya

“Ok”

“Ngapain buru-buru? Baru landing kan? dia masih harus ngurus banyak hal lain sebelum bisa ketemu lo” “Relax dude, take it easy. We still have time didn't we? Your friend can take care of it by him self, he's old enough” Izana menatap ke arah Ken dengan tatapan tajam dan senyum terukir di bibirnya. 'Kalo lu duduk begitu denger kata-kata dari gua, lu gak pantes buat adek gua' batin Izana.

Kakucho yang sudah mengetahui rencana Izana hanya bisa diam mengikuti.

“Gua mau bantuin dia ngurus biar lebih cepet” ia mengambil handphonenya dan mulai berjalan keluar restoran itu.

“Zaa, harus sampe segininya kah?”

“Gue gak mau adek gua jadi sadboy cuman gara-gara satu cowok dan gua gak mau dia tersikasa gara-gara itu”

“Bawa dia ke gua” ucap Izana dalam telepon nya


“Kami tidak ada niatan untuk menyakiti anda. Tuan Izana meminta kami untuk mengantar anda”

“Gua ada urusan”

Tangan Mikey di tahan dan mereka membawa paksa Mikey ke restoran tempat Izana berada-jelas restoran itu milik salah satu rekan Izana-Mikey sempat memberontak sedikit, namun akhirnya ia berpikir untuk menyelesaikan masalahnya dengan kakaknya secepat mungkin.

Ia sudah dekat dengan restoran yang di terdapat Izana di dalamnya, namun ia berhadapan dengan seorang lelaki dengan rambut pirang dikepang dan tato naga di kepalanya. Mata Mikey membelalak ketika melihat pria familiar di depannya.

Draken mengenali sosok di depannya ini, ia dengan sigap langsung menarik tangan Mikey dan membawanya ke pelukannya, ia memeluk Mikey dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi bersiap untuk bertahan atau menyerang sesuai keadaan. Mikey mendongak untuk menyadari apakah benar laki-laki yang mendekapnya saat ini adalah Draken.

Di sisi lain Izana bangun dari tempat duduknya “Ayo Kakucho, drama nya sudah dimulai”

Di saat Izana keluar dari restoran itu pemandangan yang menyambutnya adalah anak buahnya yang dalam posisi siaga dan adiknya yang ada dalam dekapan orang yang baru pertama kali ditemuinya secara langsung.

“Ok anak-anak, waktu bermain sudah selesai. Sekarang bubar” “Dan Draken, lepaskan adikku. Aku tak yakin ia dapat bernafas dengan baik jika kau memeluknya terlalu keras seperti itu”

“Ah iyaa, maaf. Sekarang sudah baik-baik saja” Draken melepaskan pelukannya dan baru pertama kali ia dapat melihat wajah kekasihnya dengan benar.

“Abaangg, maksudnya apa? Kakucho juga”

“Dia menggunakan kekuasaannya sebagai pemimpin Tenjiku, bagaimana bisa gua tolak”

“Hehe, iya-iya ini gua jelasin” Izana berjalan mendekati Mikey “Lu lulus, tapi kalo adek gua kenapa-kenapa gara-gara lu, siap-siap gua penggal” ucapnya sembari melewati Draken. “Ok jadi, Draken itu namanya Ryuguji Ken. dia Senior lu dulu di kampus dan kenal sama Kakucho. Dia tau banayak hal tentang lu dari Kakucho dan gua”

“Bang lu tau itu gak lucu kan?”

“Mana ada ujian yang lucu Key”

“Haahh, dah lah. Kenchin jadinya tinggal dimana selama di sini?”

“Ntah. Bareng sama lu aja”

“Gak masalah?”

“Gak papa”

“Ya udah Draken ama lu aja ya Key” “Gue mau ngedate sama Kaku-chan”

“Kebiasaan” “Kenchin bareng aku sini”

Mikey dan Draken berjalan bersama menuju parkiran, namun suasana di antara mereka benar-benar sunyi. Tak ada satupun dari mereka yang berinisiatif untuk membuka pembicaraan. Mungkin menurut Draken sifat Mikey sekarang sudah berubah 180 derajat, dari Mikey yang berisik dan ceria menjadi Mikey yang tenang dan tidak mau berbicara.

Padahal sebenarnya di balik wajah dingin tanpa ekspresi Mikey pikirannya sedang sangat berisik sekarang 'Eh anjir ini tadi pertama kali kita ketemu di peluk dong. Gila kek di drama aja. Ahhh asu mana ganteng banget lagii. Uggghh mau peluk lagi Kenchin. Ahh mau gendong. Eh tapi Kenchin capek gak ya? Nanti dia tidur dimana? lantai dua? Njir gak sekamar dong. Eh berarti tadi dia gak jadi makan dong. Emma masak gak ya? Kalo Emma gak masak masa nanti Kenchhin makan dorayaki ku yang tersayang. Eh semalem kan abis minum dan gua gak mandi ini bau gua kek apa ya. Apa jangan-jangan dia kebauan. Ahh ngantuk. Eh iya, ADA BAJI AMA PUYU. FUCK, HOLY SHIT GUA HARUS GIMANA SEKARANG!?'

“Mikey, aku yang nyetir atau kamu?”

'Anjir aku kamu nya masih kebawa donggg' “Aku aja” kata Mikey dengan senyum manisnya

“Yakin kamu udah sober-gak mabok-” “Aku tau tadi pas aku bilang drive safe kamu malah makin ngebut kan”

“Kok bisa?”

“Ya kamu kan emang begitu orangnya kalo lagi ngejar sesuatu yang penting” “Btw Baji sama Cipuy masih di rumah?” tanyanya di sela perjalanan mereka.

“Masih” saat menjawab pertanyaan itu nada suara Mikey menurun menunjukan perasaan ketidak sukaannya.

“Kenapa begitu suaranya?”

“Enggak, males aja. Kalo tau kamu nginepnya di rumahku, aku usir mereka hari ini”

“Jangan lah kasian”

“Biarin aja, mabok bisa pulang kagak” “Eh iya aku bau alkohol gak sih? kemaren aku minum juga soalnya”

“Yang ku cium dari tadi tuh wangi bayi, sabun bayi tepatnya yang zwitsal itu loh”

”... KOK!?” “Akhh Mikey bukan bayi ih” dan mulai keluar lah sifat yang ia tutupi sedari tadi.

“Udah fokus sama jalan Manjiro” Mikey malah melajukan mobilnya semakin cepat lagi, namun Draken tidak merasa ketakutan sedikit pun karena ia percaya dengan pasangannya.


Setelah beberapa lama mereka akhirnya sampai di kediaman Sano. Emma yang keluar lebih dahulu dari rumah utama menyambut mereka.

“Abang, udah balik. Oh iya tadi bang Ija bilang nanti ada tamu nginep di paviliun abang katanya pacarnya abang”

“Iya ini Draken pacar abang, yang di bilang bang Ija bakal nginep”

“Halo kak, aku Emma”

“Hai, panggil gue Draken aja. Terus santai aja kalo ngomong sama gua”

“Yeey rame lagi deh rumah ini” seru Emma

“Rame iya tapi semuanya nginep di paviliun gua” kata Mikey sembari membantu membawa barang bawaan Draken ke paviliunnya. “Udah lu makan aja dulu sana, Emma pinjemin piring gua aja ok”

“Ok, kak Draken ayo sini tadi Emma sama Chifuyu lagi nyoba masakan baru, mau coba?”

“Iya iya kakak coba. Eh tapi itu Mikey gak papa bawa barang sendirian?”

“Sans ntar juga di bantuin kak Baji” “Oh iya, abang dorayakinya ada di rumah utama ya!” seru Emma kepada Mikey

“Iya nanti gua kesana!” seru Mikey dari dalam paviliunnya

“Ramai juga ya suasananya di sini”

“Ya kalo lagi ada kak Baji atau ada yang lagi main disini jelas ramai” “Oh iya itu bang Shin” Emma menghampiri Shinichiro diikuti oleh Draken di belakangnya.

“Kenapa Ma?”

“Ini kak Draken” “Kak ini abang ku yang nomor satu bang Shinichiro”

“Draken” ia mengulurkan tangannya pada Shinichiro

“Shinichiro” ia menjabat tangan Draken sebagai bentuk perkenalan mereka.

Mikey yang selesai mengurus barang bawaan Draken dan merapihkan paviliunnya segera berlari ke rumah utama dan mengambil sepiring dorayaki.

“Abang! Jangan di ambil semuanya!” Emma mengejar Mikey, sedangkan Mikey berusaha kabur ke paviliunnya sambil menjaga keseimbangan agar dorayakinya tidak terjatuh.

“Pacarnya Mikey ya?”

“Iya kak”

“Santai aja, gua tau dari Izana” “Kalo lo bisa sampe ke titik mencapai rumah ini berarti lu udah lewatin rintangannya Izana ya” “Gimana ujiannya tadi?”

“Cukup bikin bimbang kak, apa lagi mata Izana yang tajem itu”

“Serem yak? Emang adek gua yang satu itu yandere banget kalo soal orang yang dia sayangin”

“Iya, gua denger dari Kakucho sepupu ceweknya pernah di sekap gara-gara Izana salah ngira kalo dia itu selingkuhannya Kakucho”

“Ohh kejadian itu emang konyol sih. Kalo aja Kakucho gak maksa jelasin yang sebenarnya sampe pake bukti mungkin sepupunya udah jadi mayat sekarang” “Oh iya, lu suka motor? Gua inget waktu itu Izana bilang lu kuliah jurusan teknik penerbangan”

“Gua suka mesin, dan ya gua sempet main motor dulu”

“Kalo gitu coba main bentar dah sama gua, mumpung si Emma masih ngejar si Mikey” “Coba deh menurut lu bisa di akalin gak kalo ring pistonnya rusak begini?”

Dan mereka menjadi terhanyut soal motor hingga hampir melupakan jam makan siang. Jika saja Emma tidak berhenti mengejar Mikey dan dorayaki itu, mungkin sekarang seisi rumah tersebut sedang kelaparan.

Mereka berkumpul bersama di rumah utama dan makan siang bersama sekaligus sedikit mengobrol apa lagi Shinichiro, Baji, dan Draken mereka sangat lancar berbincang tentang masalah motor. Dan setelah makan siang Draken di ajak berkeliling oleh Mikey.

“Eh iya, Kenchin cape gak abis ku ajak keliling gini?” “Kamu belum istirahat kan? baru makan doang. Mana tadi di ajak ngebengkel sebentar sama bang Shin”

“Gak papa”

“Ayo balik ke paviliun ku, kamu istirahat dulu”

Setelah masuk ke paviliun Mikey mereka melewati kamar Mikey terlebih dahulu sebelum naik ke lantai dua. Dapat terlihat dari sela pintu Baji yang sedang mengerjakan tugas dan Chiuyu yang sedang bermain game di handphone Baji.

“Ini kamar kamu ya, tadi ac nya udah ku nyalain jadi gak panas di dalem” dan benar saja, begitu Draken membuka pintu kamar tersebut hawa dingin dari dalam kamar langsung menyapa keluar.

“Tapi bau alkohol campur zwitsal”

“Ahh itu, semalem banyak yang tidur di kamar ku, jadi aku pake kamar ini” Mikey ikut masuk dan menutup pintu kamar Draken.

“Temenin aku aja Key di sini daripada ngerecokin itu dua orang di bawah”

Draken naik ke tempat tidur dan mengandakan punggungnya di kepala tempat tidur, sedangkan Mikey tengkurap di sebelahnya. Mereka memainkan handphone mereka masing-masing kemudian Draken terpikir sedikit ide gila.

“Key gua gabut”

“Ya udah tidur” namun Mikey sempat curiga dengan nada bicara Draken.

“Mau react chat lu aja dah yang belum sempet gua baca kemaren”

“Heh-”

“Kita mulai dari yang paling atas, hmm iya gua lagi sibuk nugas, kuliah, sama magang. Makasih semangatnya, iya sih gua kurang istirahat”

“Tuh kan! Kan gua bilang istirahat!”

“Iya sayang ini kan lagi istirahat, Lanjut. Morning Key, semangat nugasnya, iya udah bangun itu. Telat say, gua udah sakit waktu itu”

“Hah!? Kok gak bilang!?”

“Kan fokus nugas jadi gua lupa, ok lanjut. Yaudah tidur sana. Gua juga kangen, gua juga pengen denger suara lu, bukan dikit lagi tapi emang udah di sini. Baji anak anjing ngeracunin otak pacar gua aja. Gua dapet semua cinta dari lu. Gak usah di usir kita pamer bucin juga ke mereka. Lagi-lagi Baji anjing nyusahin pacar gua mulu, gapapa gendut biar ucul”

Mikey menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut agar Draken tidak dapat melihat wajahnya, ia juga menggigit jarinya agar suaranya tidak keluar. Draken mencoba menyibak selimut tersebut dari tubuh Mikey, namun Mikey menahan selimut tersebut, tapi akhirnya Draken berhasil menyingkirkan selimut tersebut dan ia berusaha menahan tawanya ketika melihat wajah memerah Mikey dan pipinya yang menggembung.

“Lanjut, eh lu di ajak minum Izana? Gak aneh-aneh kan pas mabok? Cuman nge chat gua”

“Kayaknya enggak”

“Coba sini” Draken menepuk dadanya beberapa kali meminta Mikey untuk berbaring di atas dirinya.

Walaupun ragu Mikey akhirnya naik ke atas tubuh Draken. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Draken dengan bingung. Draken memeluk tubuh Mikey memberikan sensasi kehangatan bagi pemuda yang bertubuh lebih kecil darinya itu.

“Tidur, pasti tadi pagi lu belum cukup tidur”

“Emang keliatan ya?”

“Mata lu sayu kek maksa buat bangun”

“Emang ya?”

“Mangkanya sini tidur” ia menarik kepala Mikey mendekat ke dadanya, membuat Mikey dapat mendengar detak jantung pria di bawahnya ini.

Cara tersebut memang membuat Mikey merasa sedikit malu di awal namun ampuh membuatnya tenang dan tertidur. Ditambah tangan Draken yang membelai rambutnya hingga ia tertidur, ia menyukai sensasi nyaman ini yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Draken tersenyum memperhatikan kekasihnya yang tertidur dalam pelukannya. Manis, pikirnya. Siapa sangka hal yang awalnya cuman iseng-iseng malah berujung untung untuk dirinya. Memang seharusnya ia beristirahat juga, namun menurutnya ini juga sudah seperti istirahat baginya. Enggak juga sih, Draken juga ingin tidur tapi ia takut jika ia bergerak dalam tidurnya Mikey akan tertindih olehnya.

“Oy Mikey, gua bagi susu coklat lu yak” ucap Baji menyelonong masuk ke kamar Draken.

Mikey melenguh kecil menandakan rasa terganggunya akan kehadiran Baji. Draken dengan sigap kembali menenangkannya dan membuatnya kembali tertidur.

“Kenapa Ji?”

“Ups, keknya gua ganggu orang lagi bucin nih”

“Sans. Masuk sini” Baji masuk dan duduk di samping tempat tidur Draken.

“Yakin gua gak ganggu?”

“Gak papa, sekalian ngobrol sama gua, mungkin nanti kalo si Mikey bangun dia bakal nempel banget sama gua” kata Draken sembari mengganti posisinya menjadi duduk, Mikey terlalu nyaman berada di atas tubuh Draken hingga tak menyadari pergerakan dari pemiliknya.

“Itu bocah tidur kek orang mati njir”

“Kecapek-an kali semalem abis minum”

“Iya, keknya tertekan banget tuh bocah gak dapet kabar dari lu” “Gua masih gak nyangka segitu kesepiannya dia tanpa gua” “Btw makasih loh”

“Foto Cipuy Mikey tidur bareng?”

“Mereka sama-sama ucul njir”

“Emang kan” “Tapi gua gak nyangka lu seserius ini”

“Gua juga Ji. Gua mikir kalo gak bakal bisa bertahan sejauh ini” “Tapi siapa sangka gua bakal ngejar di sampe segininya”

“Mikey, udah lama gua gak liat dia tidur sepules itu”

“Biasanya dia gimana kalo tidur?”

“Pules, tapi sedikit aja gerakan apa lagi di deket dia, dia bisa bangun”

“Masa? Dari tadi enggak tuh”

“Ama lu doang bener dah”

“Lah yang waktu itu sama Puyu? Terus kalo lu nginep?”

“Dia udah afal kalo itu kita”

“Dan gua denger lu uwu-uwu an di depan dia”

“Cih pengaduan”

“Lu juga nyontek tugas dia”

“Asu gua bantuin juga ya”

“Mmmhh Kenchin?” Mikey mulai tersadar dari tidurnya.

Terdengar suara langkah yang terburu-buru dan berat dari tangga dan koridor. Pintu kamar Draken terbuka menampilkan Chifuyu yang tertutup oleh selimut dan matanya yang berkaca-kaca. Ya, Baji lupa ia meninggalkan bayi kucingnya itu tertidur di bawah sendirian.

“Nanti lagi ya Ken” “Kenapa Puy? Kok bangun?” Baji langsung menggendong Chifuyu layaknya seorang pengantin dan menutup pintu kamar Draken.

“Kenchin?” suara Mikey serak layaknya orang bangun tidur. “Kamu gak tidur?” tanyanya sambil menduselkan kepalanya ke dada Draken.

“Baru jam 3, mau tidur lagi?” Mikey mengangguk sebagai jawaban.

Mikey berbaring di samping Draken dengan tangan Draken sebagai bantal kepala Mikey. Draken memeluk tubuh Mikey dalam rengkuhannya dan Mikey pun semakin mendekatkan dirinya ke tubuh Draken.


Mereka bangun saat jam menunjukkan pukul 5 sore, itu pun Draken yang memaksa Mikey untuk bangun. Ia menggendongnya turun ke ruang tamu paviliunnya dan mendudukkannya di sofa.

“Nih dorayaki, udah di angetin tadi” Draken menyerahkan piring berisi 5 dorayaki dan seketika mata Mikey langsung berbinar dan nyawanya terkumpul jadi satu. “Btw tadi Baji minta susu coklat mu” Mikey langsung menajamkan tatapannya ke arah Baji yang juga baru bangun dan keluar dari kamar.

Baji menatap Mikey kebingungan. “Biarin Key, aku yang ijinin tadi” Mikey kembali tenng dan memakan dorayakinya.

“Kak Kei, aku udahan kamar mandinya”

“Kalian mau mandi duluan?”

“Duluan aja Ji” ucap Draken sambil mengelap remahan dorayaki di sisi mulut Mikey.

Ketika Baji selesai menggunakan kamar mandi, Chifuyu memanggil Baji untuk duduk di bawah dan mengeringkan rammbutnya dengan handuk. Baji sebenarnya tidak terlalu suka, namun jika kekasih imutnya yang melakukannya ia tak akan menolak.

“Kenchin mau duluan?”

“Kamu aja”

“Ok” Mikey masuk ke kamar mandi membawa handuknya, sedangkan Draken sibuk mengurus piring bekas dorayaki Mikey.

10 Menit kemudian Mikey keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah dan handuk di kepalanya. Kemudian Draken masuk ke kamar mandi dengan handuknya, dan hal terakhir yang Mikey lihat adalah Draken yang menarik kuncirannya, namun sebelum ia melihat rambut Draken yang tergerai pintu kamar mandi tersebut sudah di tutup terlebih dahulu.

“Heh, mau liat ya?” goda Baji sembari menyandarkan tangannya di pundak Mikey.

“Shit, sana ah lu limbad bulol”

“Ngaca asu” “Gua mau bantuin bang Shin dulu dah” kemudian Baji keluar dari paviliun Mikey.

“Key, pacar lu ganteng ya” canda Chifuyu

“Kan gua bilang, tinggalkan Baji cari yang lebih mapan”

“Gimana ya key. Gua kalo liat pacar orang lain atau yaahh orang cakep lah pasti gua suka, deg deg kan juga. Tapi Key, jauh di hati terdalam gua rasanya kak Baji udah gak bisa digantikan dalam hidup gua” “Jadi walaupun lu nge goda gue dengan segala macam hal, itu gak bakal bisa gantiin kak Baji dari sisi gue”

”...” “Gua mau ngerasain itu juga Puy”

“Eh maaf bukan maksud nyinggung atau gimana ya Key-”

“Iya Puy, gua ngerti. Dari dulu yang gua pikirin cuman cara bertahan hidup dan gimana caranya orang di sekitar gua bahagia” “Ketika gua merasa aman, tenang, bahagia. Rasanya gak beres, seolah gua merasa akan ada bencana kalo gua merasakan kebahagiaan. Dan gua pun gak terbiasa akan hal itu. Jadi pas gua dapet Kenchin, jujur aja gua awalnya takut” “Gua mau dia menjadi orang yang tak tergantikan di hati gua Puy, tapi rasa takut ini juga gak kalah gede sama rasa cinta gua” “Gua takut ketika gua menjadikan dia sebagai rumah gua dia malah menghilang dan gua kehilangan rumah gua”

“Umm dia udah bela-belain balik ke Jepang buat ketemu lu loh”

“Kalo dia ternyata ketemu orang yang lebih baik dari gue gimana?”

“Tergantung, kalo emang lu yang ada di dasar hatinya dia, mau dia ketemu malaikat sekalipun dia bakal milih lu”

“Ada jaminan?”

”...”

“Hidup itu kayak main judi Puy. Kalo lu mau stabil ya main aman aja, tapi kalo lu berani ambil resiko lu bakal di hadapin dengan kemungkinan untung atau buntung” “Resiko itu yang gua gak berani ambil Puy. Gue lebih milih main aman biar tetep stabil walaupun itu cukup menyakitkan”

“Selamanya?”

“Mungkin”

“Coba lah Key, ambil resiko sesekali”

“Kan gue udah bil-”

“Ada kita yang back up lu” ucap Chifuyu dengan senyuman meyakinkan. “Kalo emang Draken orang nya, ya berarti lu untung. Tapi kalo lu buntung, kita bakal jadi back up lu” “Jangan sampe lu sia-siain kesempatan untuk untung hanya karena lu takut buntung” “Dah gua mau bantuin Emma nyiapin makan malam” Chifuyu kemudian berjalan keluar dari paviliun Mikey.

“Lah Puy-”

“Key” panggil Draken tepat di samping telinga Mikey, membuatt sang pemilik nama melonjak kaget.

“Ih Kenchin! Kaget tau!”

“Hehe maaf maaf” katanya sambil duduk di sebelah Mikey. “Btw keringin rambut gua dong” dan di saat itu Mikey baru sadar bahwa rambut Draken tidak terkepang seperti biasanya.

Wajah Mikey sedikit memerah namun ia naik ke pangkuan Draken dan duduk menghadapnya. Ia mengambil handuk yang ada di kepala Draken dan menggosokannya ke rambut pirang panjangnya sambil sesekali dihirupnya wangi maskulin dari tubuh sang kekasih.

Lagi-lagi suasana hening menyelimuti mereka, namun kali ini mereka menikmati keheningan tersebut. Di sela kegiatanny Mikey ternyata perlahan mengukir senyum lembut di bibirnya, tak di sadari memang oleh pemuda di depannya.

“Dah. Mau di kuncir atau gimana?”

“Emang kamu bisa?”

“Hehe, enggak sih. Tapi kalo mau biar ku ambil kuncirannya”

“Ya udah ambil dua, buat kamu satu”

“Aku kan gak bisa nguncir”

“Aku kuncirin”

Akhirnya Mikey masuk ke kamarnya mengambil dua buah kunciran dan sebuah sisir. Ia memberikan kedua kunciran tersebut ke tangan Draken dan berjalan menuju ke belakang sofa untuk menyisir rambut pirang sang kekasih. Diluar dugaan ia pikir rambut Draken akan kusut karena ia selalu melihat rambutnya dikepang sepanjang hari, namun ternyata rambutnya cukup halus dan tidak kerlalu kusut.

Setelah selesai Mikey membiarkan Draken menguncir rambutnya sendiri, namun kali ini ia tidak mengepangnya. Draken menguncir rambutnya seperti ekor kuda kemudian membelah dua rambutnya dan menariknya untuk mengencangkan ikatannya.

“Duduk” perintah Draken pada Mikey untuk duduk di sofa dan Draken akan menyisir rambutnya.

Ia mengira rambut Mikey akan sedikit kusut dan kasar mengingat rambut Mikey yang tebal dan bergelombang. Namun ternyata di luar ekspetasi, rambut Mikey sangat kusut, walaupun halus namun banyak sekali rambutnya yang terikat satu sama lain.

“Manjiro, kamu kapan terakhir nyisir?”

Mikey sedikit kaget ketika ia dipanggil menggunakan nama aslinya”Hehe, kusut banget ya? Aku biasanya cuman jepit poni doang sih ke belakang. Kalo terakhir nyisir, mungkin lebih dari seminggu”

Draken mengerinyitkan keningnya sembari menyisir rambut kekasihnya itu “Dan kamu betah gitu gak nyisir?”

“Betah”

“Ku potong juga nih rambut mu”

“Pengen sih, tapi cocok gak ya? Sayang juga” “Pengen di tato juga kayak Kenchin”

“Sakit tau di tato, apa lagi di kepala”

“Di leher lah “Aw aw aw. Pelan-pelan Kenchin”

“Mangkanya kalo punya rambut tebel tuh sering-sering nyisir biar gak kusut”

“Malesss” Draken tidak menanggapi balasan Mikey karena ia masih sibuk menuncir poni si kecil.

“Dah, yuk ke rumah utama” namun Mikey tidak beranjak dari posisinya sedikit pun. “Kenapa?”

“Gendong” Mikey merentangkan tangannya.

Draken memposisikan tubuhnya membelakangi Mikey, kemudian ia meloncat naik ke punggung Draken. Tidak berat, namun tidak juga enteng. Kemudian mereka keuar dari paviliun Mikey. Saat keluar mereka bertemu dengan Baji dan Shinichiro yang masih ngebengkel sedari tadi.

“O..Baji! Kak Shin!” Mikey bergerak melambaikan tangannya dengan agresif membuat Draken kehilangan keseimbangannya.

“Oi Key kasian itu si Draken cuk” teriak Baji sambil tertawa melihat kelakuan sahabatnya.

Shinichiro tertawa kecil “Key, pacarnya jangan di perbudak melulu”

Mikey hanya membalas dengan menjulurkan lidahnya dan menyuruh Draken untuk kembali berjalan ke rumah utama sambil memeluk leher kekasihnya dan menggembungkan pipinya. Sesampainya di rumah utama mereka bertemu dengan Kakucho dan Izana yang sudah kembali dari acara mereka.

“Heh Key, turun. Kek bocil aja lu” Mikey mengikuti perintah Izana dan turun dari punggung Draken.

“Bomat, ini pembalasan dendam gue. Bweee” lagi-lagi ia menjulurkan lidahnya, namun kali ini ia memeluk lengan kekasihnya dan berlindung di balik badan besar kekasihnya.

“Oalah jancuk koe Key! Gelut kita!” Izana bersiap menggulung lengan bajunya.

“Ayo, siapa takut!” namun ia tak beranjak dari belakang tubuh Draken, malah mengeratkan pelukannya terhadap lengan kekasihnya.

“Udahh Izaa, Udah” Kakucho berusaha menenangkan Izana yang sudah siap menghajar adiknya.

Akhirnya Kakucho berhasil meredakan-bukan menghilangkan-amarah Izana dengan cara di gendong seperti koala. Sedangkan Mikey masih siaga memeluk tangan Draken dan berjalan di belakangnya, karena walau Izana sudah tenang namun matanya masih menatap tajam ke arah Mikey.

Namun seluruh amarah dan masalah yang terjadi di antara mereka langsung lenyap begitu menyantap hidangan makan malam. The Power Of Food

Hubungan ini ternyata berjalan lebih lama dari dugaan Mikey. Setiap minggu ia menerima sebuah surat dari Draken, dan ia menyimpan semua surat itu, walaupun hanya berisi satu kalimat “For Mikey, my little bear” dan beberapa postcard. Namun itulah yang ia suka, belum lagi ia tulisan yang Draken tambahkan di postcard tersebut, dan sebagai catatan Draken sendiri yang membuat semua postcard itu.

Tak terasa satu minggu lagi ia akan bertemu dengan kekasih yang ia dapatkan melalui sebuah aplikasi. Setiap hari ia berkomunikasi dengan pacarnya itu lewat telepon, bahkan ketika Baji meminta Mikey menunjukan chat nya dengan Draken ia tak dapat melihat banyak hal yang menunjukkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Namun begitu Baji melihat riwayat telepon Mikey, hanya satu nama yang paling banyak berada di sana -Kenchin-. Dan tidak tanggung-tanggung bahkan mereka sanggup untuk tidak menutup telepon selama 1 hari lebih (Ini gk mustahil krn gw udh pernah coba).

“Key gak salah lu teleponan selama ini?”

“Emang kenapa?”

“Gila, 1 hari full teleponan terus?”

“Heh lu kan bisa ketemu sama pacar lu. Gue kan ldr”

“Tapi gak segitunya kali. Terus seharian ngomongin apa?”

“Apa aja, kadang diem-dieman. kadang di seling sama vc-vidio call-, nanti dia nge vlog dia lagi ngapain terus gue minta dia keliling kota”

“Gila itu dia bucin banget atau gimana?”

“Yah mana gua tau, tapi sejauh ini kita gak ada masalah sih”

“Tapi orangnya keliatan serem loh key”

“Serem apanya coba orang ucul begitu di depan gue, tapi gak tau deh di depan orang lain gimana”

“Yeuu. Tapi ini orangnya tumben gak nelepon atau ngechat lu”

“Sibuk kali, dah lah mau nugas gue” Mikey mengambil kunci motornya dan melaju ke kediaman Sano.

Sesampainya ia di rumah, ia memarkirkan motornya dan langsung masuk ke paviliunnya untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Sebenarnya ia sudah libur musim panas sejak beberapa hari yang lalu, namun karena ini adalah tahun ke-3 nya tugas kuiahnya pun semakin banyak.

Begitu telepon dari Draken masuk tanpa butuh waktu lama ia langsung mengangkatnya, karena baginya inilah penyegarnya dari tugas kuliah yang menumpuk.

“Kenchinn~” nada suaranya tak sesemangat yang biasnya, kali ini nada bicara Mikey lebih seperti orang yang sedang kelelahan.

“Kalo kecapean nugas istirahat dulu key”

“Memotong waktu untuk istirahat sama saja dengan memperlambat waktu kelulusan”

“Ya tapi kesehatanmu juga penting”

“Kenchin kayak gak ada beban kuliah aja”

“Ini sambil nugas juga”

Akhirnya mereka fokus mengerjakan tugas mereka masing-masing. Kesunyian merayap di antara mereka, hingga akhirnya terdengar dengkuran kecil dari Mikey yang menandakan bahwa ia tidak sengaja tertidur saat mengerjakan tugas-tugasnya. Ingin rasanya Draken menghampirinya dan menggendong tubuh sang kekasih ke tempat tidur, namun jarak yang memisahkan mereka terlalu jauh dan mustahil di lewati dengan cepat. Akhirnya Draken berusaha mengabaikannya dan berharap salah satu kakak Mikey akan datang dan membenarkan posisi tidur adik mereka.

“Hungh? Kenchin? You still up?” Mikey terbangun pada pukul setengah 11 malam.

“What is it?”

“Masih nugas?” Mikey berdiri dari kursinya dan meregangkan persendiannya.

“Iya, biar pas liburan nanti gak terlalu kepikiran tugas” “Kamu tidur lagi sana”

“Susah tidur”

“Nugas”

“Capek”

“Ya udah istirahat”

“Caranya?”

“Tidur”

“Gak ngantuk”

“Nugas”

“Capek” “Lah kok ke ulang kek tadi lagi?”

“Ya emang begitu siklusnya kan. Bangun, nugas, capek, istirahat, tidur”

“Gabut euyyy”

“Main sama sadako Key”

“Gila dih, mati yang ada aku sebelum lulus kuliah”

“Emang sampe mati ya?”

“Ya iya lah, kita kan berurusan sama dunia lain” “Kenchin jangan bikin takut dih”

“Dih udah gede Key, masa masih takut-takutan sama setan”

“Kenchin aku sendirian di paviliun!”

“Ya sana sama bang Shin atau bang Ija”

“Ih kan Mikey udah gede”

“Masih kecil”

“Ku jambak nanti rambutmu begitu sampe di Jepang”

“Dih kasar”

“Bodo!”

“Yahh ngambek”

“Eh Kenchin bentar ada chat dari Baji”

Mikey membuka pesan dari Baji karena dia pikir ini pastinya darurat jika sahabatnya itu sampai mengirim pesan tengah malam dan panjang. Saat itu yang terpikirkan oleh Mikey hanya membawa handphonenya dan tetap memakai TWS nya mengabaikan Draken di sana yang bingung karena Mikey yang terasa berbeda dari yang sebelumnya.

“Kenchin maaf, aku ada urusan bentar. Kamu fokus nugas aja dulu” “Teleponnya gak aku matiin, nanti aku jelasin”

“Key mau kemana!?” Tanya Shinichiro begitu melihat Mikey yang keluar dari paviliunnya dengan jaket dan kunci motor

Mikey menyalakan mesin motornya dan memanaskan mesinnya sebentar “gua mau ke tempat Baji”

“Key udah malem! perlu kunci ingris?”

“Gak” kemudian ia melajukan motornya meninggalkan kediaman Sano

Draken dapat mendengar deru suara motor Mikey, ia sudah familiar dengan suara motor Mikey. Namun mendengar suaranya kali ini dapat ia tebak bahwa Mikey sedang melajukan motornya gila-gilaan.

Begitu sampai di lokasi yang dikirimkan oleh Baji, yang ia lihat adalah Baji dan Chifuyu yang terkepung oleh segerombol lelaki. Bukannya mereka tidak mencoba melawan, sudah mereka coba namun lawan mereka tidak ada habisnya.

“Gw udah mundur dari dunia berandalan gak ada lagi alasan gua buat nyerang kalian”

“Halah bacot! Selama kita gak bisa ngalahin lu, kita gak bakal bisa jadi yang terkuat!”

“Apa urusan nya sama gua. Kalo emang lu yang terkuat kalahin semua gang di Jepang, ngalahin gue doang udah gak ada artinya”

Pimpinan mereka sudah mengarahkan pukulannya ke Mikey, namun Mikey berhasil menghindar. Ia berhasil menghindari semua serangan yang di lancarkan oleh gerombolah itu tanpa membalas mereka. Namun ia terpojok, mereka mengepungnya dan menyerangnya secara bersamaan. Mikey bersiap untuk melawan dengan terpaksa ia menyiapkan kuda-kudanya, namun tiba-tiba seseorang menerobos dan menyerang beberapa orang di geng itu.

“Mereka udah berusaha susah-susah untuk keluar dari lingkaran setan dunia berandalan, jangan pancing mereka mengotori tangannya lagi” ucap Izana-ketua Tenjiku-dengan Kakucho-wakil ketua Tenjiku-di belakangnya. “Mikey, bawa Baji sama Chifuyu pulang. Masalah ini, biar Tenjiku yang urus”

“Makasih bang” “Ji, ke paviliun gua aja. Gak mungkin kan kalian pulang muka setengah bonyok begitu” Mikey langsung naik ke motornya dan baji mengikutinya dari belakang.

“Kaku-chan, ngedate begini keren juga ya”

“Maksud lu mukulin orang?”

“Abis itu tumpuk badannya dan kita duduk di paling atas. Keren kan”

“Iyaa. Tapi kita urus dulu ini”


Mikey akhirnya sampai di kediaman Sano dan membantu Baji membopong Chifuyu masuk ke paviliunnya.

“Kenchin? Still awake?”

“Yeah”

“You hear it didn't you?”

“Everything Mikey. It's ok, you can explain it to me later”

“I'm sorry Kenchin”

“It's alraight. Now go take care of your self”

“I'll be back soon”

Mikey menuju ke kamar mandi dan mengganti bajunya, ia juga menyeka beberapa noda yang ada di wajahnya. Setelah selesai ia membawa kotak p3k beserta baskom berisi air hangat dan handuk kecil.

“Kalian tidur di sini aja dulu” “Kasur gua muat buat dua orang, Chifuyu tidur sama gua aja ya” “Ji lu di sofa, kalo gak mau ambil aja futon di lemari”

“Gw mending ambil futon ae dah”

Baji menggelar futonnya di lantai dekat dengan kasur Chifuyu dan Mikey. Baji dan Chifuyu cepat tertidur mungkin karena kelahan selepas pertempuran tadi. Namun Mikey tidak bisa tidur, jadi ia naik ke lantai dua paviliunnya dan duduk di balkon melihat pemandangan taman rumahnya dari atas sana.

“Kenchin, mungkin minggu ini kita gak bakal bisa sedeket ini”

“Iya juga, kita fokus ngelarin tugas kita masing-masing”

“Walau aku mungkin bakal sering ngabain kamu, janji jangan tinggalin aku”

“Bukannya aku yang harusnya ngomong begitu?” “Tapi aku janji gak akan ninggalin kamu”

“Kenapa kita bisa seyakin ini ya?” “Padahal kita cuman ketemu lewat hp dan baru bakal ketemu langsung 1 minggu lagi”

“Kepercayaan?”

“Pfft, Kenchin lebay”

“Iya iya aku lebay, sekarang tutup pintunya. Sana turun tidur sama Cipuy”

“Dih kok kamu tau aku lagi di atas?”

“Kan aku dengerin kamu terus dari tadi, btw kasian itu si Baji tidur di bawah”

“Biarin, kalo mereka berdua aku kasih tidur di lantai dua nanti banyak suara yang mengganggu”

“Shht jangan buka rahasia orang. Dah tidur sana bayi”

“Iya iya ini tidur”

Mikey turun ke lantai satu, ia masuk ke kamarnya dan tidur di samping Chifuyu.

“Good night Kenchin”

“Sleep well, hun”

Dan malam itu adalah malam itu menjadi malam terakhir Mikey mendengar suara Draken.

Saat pagi menyapa teleponnya sudah mati, entah sengaja atau karena kehilangan sinyal. Mikey membangunkan Chifuyu dan Baji untuk sarapan berasama di ruang utama. Awalnya pagi itu berjalan dengan lancar, segalanya berjalan dengan tenang. Mungkin Mikey tidak terlalu menyadari kekosongan dirinya karena terlalu sibuk dengan tugasnya.

Hingga malam menyapa dan waktu makan malam selesai, Mikey memutuskan untuk beristirahat dari tugas-tugasnya. Chifuyu dan Baji masih menginap karena kondisi mereka masih cukup mengenaskan.

“Tumben Key gak teleponan sama Draken” celetuk Baji ketika melihat Mikey yang duduk di kursi meja belajarnya sambil menatap kosong ke arah handphonenya dan memutar-mutar kursinya.

“Iya biasanya lu berdua bulol banget, TWS di kuping mulu gak di copot”

“Kita mutusin buat fokus nugas dulu sementara, biar nanti pas Kenchin ke sini kita bisa fokus santai”

“Lu fokus nugas emang ada duit juga buat jalan-jalan?”

“Daijobu-tidak apa-apa-gue bisa pake tabungan gue” “Walaupun gak terlalu rela sih”

“Tapi lu seriusan gak ada kecurigaan sama sekali kalo dia pura-pura sama lu?”

”...” “Gue gak tau” “Tapi kata-kata dia selalu terdengar meyakinkan di mata gue”

“Emang mendengar itu pake mata? Wah evolusi manusia sudah berkembang pesat ya”

“Bukan gitu odon maksud gue”

“Iya iya ngerti. Tapi lu yakin benerr nih? Gua gak mau punya temen sadboy yang demen ngurung diri plus bikin status sad terus ya”

“Gak bakal lah ji”


One days later

“Ji apa dia nipu gue ya?” Mikey meringkuk di kasur sambil memeluk selimut kesayangannya.

“Perasaan baru kemaren lu bilang gak bakla jadi sad boy dah”

“Lu gak bakal ngerti Ji gimana rasanya ketika lu tiap hari selalu denger suara dia, dan tiba-tiba poof dia hilang dari kehidupan semesta”

'Keknya gue sama Puyu gak sampe separah itu deh' “Ya udah mangkanya nugas biar gak sadboy lagi”

“Hiks, bentar mau update status dulu”

“Key coba lu pikirin separah apa kondisi Draken di sana yang lagi kuliah, nugas, mikirin lu, belom lagi nyiapin yang keberangkatannya” “Masa lu nugas sama mikirin dia doang udah langsung ngedown gini” ucap Chifuyu panjang memberi semangat kepada Mikey

”...” “Puy kok bisa lu mau sama Baji sih?” “Putusin aja Puy, gue yakin banyak yang mau sama lu lebih baik dari si Baji-ngan yang satu ini”

“Asu mulut lu di jaga ya Key” “Matsun baby jangan dengerin Mikey ya”

“Wah ide lu bagus juga Key”

“Chifuyu! Kamu tega ninggalin kakak!?”

“Ya elah kak, bercanda doang ihh”

Suasana paviliun itu kembali hidup untuk sesaat karena kehadiran dua manusia lain yang mengisi paviliun tersebut. Namun itu tidak bisa menjauhkan Mikey sepenuhnya dari pikirannya tentang Draken.

Hari kedua berlalu digantikan dengan Hari ketiga, Mikey masih gila-gilaan dalam mengerjakan tugasnya. Terkadang Baji ikut membantunya dalam mengerjakan tugasnya-walaupun sebenarnya ia lebih banyak membantu nyalin jawaban dari pada membantu Mikey mengerjakan tugasnya-Chifuyu dan Emma sering berkutat di dapur, kadang ia kembali ke paviliun Mikey membawa minuman atau camilan di nampan.

Hari keempat menyapa, keseharian mereka masih sama. Namun kali ini Izana dan Kakucho ikut bergabung dan rasanya paviliun itu terlalu ramai sampai-sampai Mikey pusing saat mengerjakan tugas karena kebisingan yang mereka buat.

“Mikeyy~ jangan nugas mulu, ayo main bareng dih”

“Iya ayo kita mabar freefire kali ini”

“Ih game bocil. Cipuy gak like”

“Ml aja udah”

“Kalo mau ayo Ja, aku gendong ke paviliun kamu”

“Mobile legend, KAKUCHO! Gua copot juga jabatan lu nih”

“Jabatan yang mana? Yang Tenjiku atau pacar lu?”

“Yang Tenjiku aja, kalo pacar mah jangan di rubah”

Jujur saja telinga Mikey sangat panas mendengar empat orang bucin di belakangnya ini. Ia juga ingin tapi masalahnya jarak dan tugas kuliah memisahkan mereka. Alhasil Mikey hanya bisa menggembungkan pipinya dan memanyunkan bibirnya.

Hari kelima berlalu dengan cepat dan sama mengganggunya seperti hari keempat. Dan di saat hari keenam Mikey sudah hampir menyelesaikan seluruh tugasnya. Izana datang ke paviliunnya membawa tiga botol minuman berwarna hijau dan mengatakan ia akan membukanya setelah makan malam nanti.

“Key tugas lu malam ini udah selesai semua kan?”

“Karena dari kemaren gue udah ngegas tugas sampe kurang tidur, jelas ini tugas udah berkurang banyak”

“Istirahat malem ini, kita minum”

“Hmm coba gue cek list tugas gue” Mikey mengambil handphonenya dan membuka catatan untuk melihat ada berapa tugas yang belum ia selesaikan. “Ok tinggal satu doang, progress nya udah 50%. Jadi, ya gue bakal istirahat malem ini”

“Ok kita makan malem dulu baru lanjut. Takutnya nanti Cipuy sama Emma ngamuk gara-gara kita telat makan”

Setelah makan malammereka berkumpul di paviliun Mikey, kecuali Shinichiro, ia terlalu sibuk bercinta dengan motornya-ngebengkel-. Mereka duduk membentuk lingkaran dengan gelas kecil masing-masing dan tiga botol kaca hijau berisi minuman dan masih tersegel.

“Jadi bang Ija ada ape nih?” tanya Baji sembari menguncir rambutnya

“Minuman apa tuh bang kok Cipuy gak bisa baca tulisannya?”

“Itu tulisan korea puy”

“Di bacanya apa?”

“Itu namanya Soju Chifuyu” jawab Mikey serius “Bang lu dapet barang begini dari mana?”

“Lu lupa gue siapa key”

“Jadi ketua Tenjiku mendistribusikan minuman keras?”

“Hahahaha, anjir enggak lah. Gua minta anak buah gua buat beli ini. Ini barang pribadi” “Tadinya gue mau beliin lu wine, tapi takut lu gak suka”

“Gue lebih suka Rose wine, tapi kalo buat iseng-iseng gue perfer Dragonfly Moscato

“Astaga Key, gua kira lu masih bau zwitsal atau minyak telon”

“Puy lu pertama kali minum?”

“Iya”

“Bang itu Soju kadar alkoholnya berapa?”

“20%”

“Cipuy jangan ikutan minumnya mereka ya, minum yang punya gue aja” Mikey keluar dari kamarnya menuju tempat persembunyiannya dan membawa satu botol Dragonfly Moscato dan dua gelas wine lalu duduk berhadapan dengan Chifuyu. “Lu sama gue minum yang ini aja. Yang itu gak enak” “Nih cobain” Mikey menuangkan Dragonfly Moscato ke gelas Chifuyu hingga seperempat gelasnya dan menuangkan Dragonfly Moscato ke gelasnya hingga setengah gelas

“Kuat minum lu key” kata Baji sambil menuangkan Soju ke gelasnya, Izana, dan Kakucho.

“Cuman 8% mah gue kuat”

“Yah cemen amat 8%” ejek Baji

“Heh besok gue ada urusan lain ya, gue gak bisa mabok berat malem ini”

“Cheers”ucap mereka bersamaan kemudian bersulang dan meminum minuman mereka masing-masing.

“Key kok rasanya manis?” tanya Chifuyu setelah meminum sedikit dari wine tersebut

“Emang manis, biasanya lu di cekokin yang pait ya sama Baji”

“Iya, terus juga gak bikin pusing”

“Belom lah” “Btw bang, bagi Sojunya dong, gua mau coba” ucap Mikey sambil memberikan gelas kecil miliknya.

“Gini dong” Izana menuangkan Soju tersebut ke gelas Mikey hingga penuh.

“Kak, mau coba” ucap Chifuyu memberikan gelasnya pada Baji

“Nih punya kakak aja” Baji memberikan gelasnya yang berisi Soju walaupun tinggal setengah.

Mikey dan Chiuyu meminum Soju tersebut bersamaan, bedanya Chifuyu meminum sedikit dari Soju tersebut, seangkan Mikey langsung menegaknya sampai habis.

“Wah gela lu Key”

“Kuat loh dia satu tegakan”

“Huek! Pait euy” Chifuyu mengembalikan gelas Baji dan segera meminum Dragonfly Moscato miliknya

Sedangkan Mikey mengeluarkan desisan pelan dan mengerutkan kedua alis matanya, ia menjilat bibir bawahnya kemudian mengigitnya perlahan.

“Gua bilang apa Puy, nyoba-nyoba sih lu” kata Mikey sembari memberikan gelas kecilnya kepada Izana untuk menambahkan minumannya.

“Katanya gak suka key” kata Izana sembari menuangkan kembali Soju tersebut ke gelas Mikey.

“Gue bilang gue lebih suka bukannya gue gak mau” Mikey mengambil gelasnya dan menegaknya lagi hingga setengah. “Dragonfly Moscato gue cuman buat penyeimbang doang kalo gue udah mulai gak suka sama Sojunya”

“Sumpah Key gua gak nyangka lu bisa segininya njir. Lu ngerokok enggak tapi minum jalan ya”

“Pernah nyobain rokok tapi gw lebih suka minum. Bukan berarti gue addicted ya, gue suka aja. Dan gue gak minum setiap saat”

“Iya iya gue tau. Bang Ija sama bang Shin tau dia kek gini?”

“Tau kalo dia minum, tapi gak tau dia sukanya merek apa”

Mereka berbincang, bermain, dan melakukan banyak hal hingga jam 1 pagi. Baji menghabiskan 6 gelas Soju sedangkan Chiuyu menghabiskan ¼ gelas Soju dan 3 gelas wine Dragonly Moscato. Izana dan Kakucho menghabiskan 1 botol Soju, sedangkan Mikey menghabiskan 7 gelas Soju dan 3 gelas wine Dragonfly Moscato. Mabuk? jelas, namun yang paling parah adalah Izana, karena toleransinya terhadap alkohol cukup rendah. Chiuyu? tidak mabuk sama sekali, namun ia sedikit merasa pusing. Baji, Mikey, dan Kakucho memang mabuk, namun mereka masih dapat mempertahankan kesadaran mereka.

Mereka yang masih mampu menggerakan tubuhnya membenarkan posisi mereka yang sudah tak mampu menggerakkan tubuhnya. Seperti Kakucho yang menggendong Izana ke atas kasur Mikey dan ikut tidur di sampingnya, sedangkan Chifuyu menarik rambut Baji dan menyeretnya ke futon kemudian tidur di sebelahnya.

Mikey? Ia masih sibuk menghabiskan sisa Dragonfly Moscato miliknya di balkon lantai dua. Sesekali ia mengecek handphonenya untuk melihat jam atau untuk melihat apakah Draken sudah membalas pesannya. Setelah Dragonfly Moscato miliknya habis, ia masuk ke kamar di lantai dua dan tidur sendirian disana, tentu saja ia sudah sempat menyelamatkan selimut kesayangannya bahkan ia perlu bertengkar dengan kakaknya yang mabuk untuk merebut selimutnya kembali. Ia menutup pintu kamar tersebut dan tidur di sana dengan selimutnya, sebelum tertidur ia sempat berpikir 'apa sebenarnya selama ini Kenchin hanya mempermainkan ku?' kemudian setetes air mata jatuh sebelum ia berangkat menuju ke alam mimpi.


Mikey bangun jam 10.20 dan turun ke lantai satu melihat semuanya sudah rapih. Dengan tampak rambut yang masih acak-acakan ia pergi ke rumah utama untuk sarapan.

Baru saja ia sampai disana ia dibuat heran karena ketiadaan dua orang yang seharusnya ada di sana-Izana dan Kakucho-.

“Bang Ija sama Kakucho mana?”

“Mereka berangkat jam 10 tadi, katanya mau jemput temennya di bandara”

Baru saja ia ingin duduk dan sarapan bersama, tiba-tiba handphone di genggamannya bergetar menandakan adanya pesan masuk. Mikey membuka handphonenya dengan malas, namun begitu melihat chat tersebut ia langsung meninggalkan rumah utama dan berlari mengambil kunci kendaraan di paviliunnya.

Mikey masih memeluk selimutnya di atas tempat tidur sebelum mendengar suara telepon masuk dari handphonenya. Ia langsung mengangkat kepalanya dan mengambil handphonenya untuk mengangkat telepon tersebut.

“Mmh” lenguhnya kecil ketika mengangkat telepon tersebut menandakan bahwa ia cukup terganggu.

“Bangun key”

“Kwenchin-kenchin-? hoaam” tanyanya masih setengah sadar

Draken tertawa pelan mendengar suara lucu bangun tidur dari kekasihnya “Iya ini kenchin”

“Kenchin's here?” ia mengangkat kepalanya lebih tinggi dan menengokkan kepalanya ke arah kanan dan kiri berulang-ulang dengan mata yang masih terpejam.

“Kenchin gak di sana key, aku telepon kamu. Kamu pake loud speaker ya jadi ngira aku di sana”

“Oh right, hung~. Mikey's sad” ia menu.ndukkan kepalanya dan membenamkannya ke selimutnya

Lagi-lagi Draken tertawa pelan “I'll be back in summer”

“Really!?” Mikey mengangkat kepalanya lagi. “I can't wait” ucapnya sambil tersenyum namun matanya masih terpejam “You know Kenchin? Mikey like your voice. It's soo deep and relaxing. Hehe”

“Mikey ini yang ke lima kalinya pagi ini. Ayo bangun sarapan, udah jam 7” Shinichiro menerobos masuk ke paviliun dan kamar Mikey.

Mikey membuka matanya dan melirik dengan tatapan tajam kearah Shinichiro.

“Cuci muka lu, abis itu ke rumah utama sarapan dulu sebelum dingin” kemudian Shinichiro keluar dari paviliun Mikey.

“Your brother?”

“He's such a jerk” ucapnya di sela kegiatan mencuci wajahnya. “Kenchin should get some sleep. It's 1 am in German right?”

“Oh you've came back to your sense?”

“That jerk make me”

“Ok i'll sleep”

“Should i end the call?”

“It's on you”

“Good night Kenchin, sleep well”

Draken hanya menaruh handphonenya di samping bantalnya dan tertidur. Sedangkan Mikey meninggalkan handphonenya di paviliunnya dan pergi ke rumah utama untuk makan bersama.

“Gimana dek tadi malem?” tanya Izana

“Tadi malem?”

“Lu tidur Kaku-chan”

“Hehe, nanti nanti aja deh gw ceritanya”

Setelah sarapan mereka selesai mereka memulai kegiatan mereka masing-masing. Mikey kembali ke paviliun nya, setelah menutup pintu ia masuk ke kamar mengecek handphonenya dan ia mendengar dengkuran kecil dari kekasihnya yang tertidur di sana. Ia melihat jam dan memutuskan untuk menyicil tugas-tugasnya. Tak lupa, sebenarnya ia menggunakan TWS di telinganya. Untuk apa? entah, hanya untuk mendengar suara kekasihnya yang tertidur lelap.

“Draken, aufwachen! Es ist fünf uhr” -Draken, bangun! Ini jam lima-

“Eunghh, nein!”-Eunghh, gak!-

Mikey mendengar percakapan kedua orang tersebut, namun ia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Namun satu hal yang ia sadari saat mendengar suara Draken 'That's a low seggsy voice you got there sir' batin Mikey, namun ketika ia melihat jam mencoba membangunkan Draken.

“Kenchin bangun”

“Key? You haven't hung it up yet?”

“No. Go get up and prepare things”

“A minute”

“C'mon sweetie”

“On my way”

Draken meninggalkan handphonenya di atas kasur dan membuat sarapan untuk dirinya sendiri, sedangkan Mikey mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa kuliah nanti. TWS Mikey masih menempel sempurna di telinga pemuda itu sehingga ia dapat mendengar suara bising dari dapur seseorang yang tengah memasak dan ia tak dapat menahan senyumnya kala itu.

“Key?”

“Ya?”

“Belom berangkat? di sana udah mau jam 12 kan?”

“Ini lagi siap-siap Kenchin” “Kamu gak kuliah?”

“Ntar jam 7 an”

“Berarti di aku jam 2 ya?”

“Iya”

“Yaudah aku berangkat ya”

“Drive save hun, love ya”

Kemudian telepon panjang mereka berakhir sampai di situ. Jika di lihat waktu telepon mereka mungkin orang mengira 3 jam itu terlalu lama. Namun bagi mereka 3 Jam hanya lah waktu yang sedikit karena waktu 3 jam itu tidak dapat digunakan dengan maksimal. Mereka hanya diam satu sama lain memastikan bahwa mereka masih saling terhubung, walau pun tak ada percakapan yang terjadi namun mereka menikmati hal itu.

Mikey mengendarai motornya dengan cepat menyalip beberapa kendaraan di depannya dan sampai di kampus lebih cepat dari jam masuk kelas pertamanya. Ia memutuskan untuk pergi ke kantin tempat biasanya teman-temannya berkumpul.

“Lah Ji, tumben dateng cepet” ucap Mikey sambil duduk di sebelah Baji

“Agak cepet, soalnya nganterin Cipuy dulu tadi” “Btw gimana abang lu? kayaknya udah baikan sih, status dia di tinder udah ganti jadi taken soalnya”

“Iya udah kelar masalahnya, semalem aja kelonan berdua”

“Dih tau dari mana lu?”

“Tadi malem kan gua grebek paviliunnya bang Ija”

“Anjir ngapain lu cuk?”

“Sekalian ceritain kejadian kemaren Key” Izana yang baru selesai kelas ikut duduk dengan Baji dan Mikey, tak lupa Kakucho yang juga ikut duduk di samping Izana.

“Jadi gini, tadi malem di tinder ada yang nge chat gue jam 11 malem. Gila kan?”

“Gila njir, ngapain coab? Nyari temen begadang?”

“Terus gue tanyain dong, dia bilang di sana masih sore dan dia baru pulang kuliah. Gue pikir kek mustahil gitu. Tapi akhirnya dia jelasin dia beasiswa kuliah S2 di Jerman, mangkanya dia gak sengaja ngechat gue tengah malem. Nah pas tau gue langsung lari ke paviliunnya bang Ija buat nanyain langkah selanjutnya”

“Anjr gila lu Key, sampe bisa narik yang di Jerman”

“Lanjut key, abis dari paviliun gue lu ngapain?”

“Terus gue dengan gobloknya nanya kenapa dia main tinder, dan dia bilang buat nyari pacar. Nah gue tanya lagi dong berarti dia nge chat gw tadi nyoba deketin gue? Terus dijawab iya sama dia. Terus gue bilang ok kan. Tapi dia konfirmasi ke gue bisa gk gue ldr? Gue bilang bisa lah. Dan dia bilang summer ini dia bakal balik ke jepang, sekalian nengok gue”

“Anjir key yakin lu itu beneran?”

“Kalo bener syukur, kalo gak ya lempar pake kunci inggrisnya bang Shin”

“Eh iya, gua mau bagi informasi”

“Tumben Kaku-chan”

“Iya gua denger angkatan gua lagi heboh gara-gara ada senior yang udah taken dan nih senior pinter dan ganteng. Jadi banyak cewek-cewek atau orang yang ngegebet dia pada bikin status heart break gitu loh”

“Alumni kah?”

“Iya, tapi orangnya cukup ramah dan gak serese atau segalak senior lain mangkanya banyak yang demen plus deket sama dia bahkan sampe sekarang”

“Wahh, sayang banget udah taken ya key. Padahal kalo belum bisa lu pepet itu”

“Matamu, keburu diinjek pacarnya kali”

“Lawan lah key”

“Dah ah, Ji ayo masuk kelas”

Akhirnya Baji mengikuti Mikey masuk ke kelas mereka. Setiap ada kesempatan-jeda pergantian mata kuliah-Mikey mengirm Draken pesan untuk memberitahunya. Namun jelas karena perbedaan jenjang waktu mereka tidak bisa berkomunikasi sesering yang diharapkan. Agak menjengkelkan memang, namun Mikey sudah setuju dari awal untuk menjalani hubungan ini. Dan jujur saja kali ini Mikey sangat tertarik pada pria bernama Draken ini.


Akhirnya jam menunjukan pukul 7 malam, artinya saat ini seharusnya Draken sedang istirahat. Baru saja ia membuka handphonenya, sang kekasih sudah langsung meneleponnya.

“Kenchin ih!” Mikey buru-buru memakai TWS miliknya dan menghubungkannya ke handphonenya. Draken sendiri? Ia juga menggunakna TWS.

“Baru pulang?”

“Udah dari jam 6 sih, ini baru selesai makan malam”

“Gimana kuliah?”

“Cukup ngeselin sih. Masa tugasnya di tambah lagi dong”

“Mana ada kuliah yang nyenengin, sayangku”

“Kamu sendiri? Gimana tadi kuliahnya?”

“Sejauh ini sih baik-baik aja. Tapi jelas tugas selalu nambah”

“Kan, rusuh banget emang tugas kuliah ini” “Oh iya, Kenchin kan kesininya pas summer ya? Tanggal berapanya?”

“25 Juni nya mungkin sampe sekitar 5 Agustus”

“Yah gak nyampe ultah ku dong”

“Emangnya kapan?”

“20 Agustus”

“Ntar aku kirim hadiah aja dari sini”

“Gak usah kenchin, lagian hadiah aku udah dateng duluan nanti pas tanggal 25 bulan Juni” “Wich is beberapa minggu lagi”

“Can't wait to see you, bärchen-little bear-”

“Itu artinya apa?”

“Cari aja sendiri”

“Ihh gitu. Tadi pagi juga siapa yang bangunin itu? Mana pake bahasa jerman segala, aku jadi gak ngerti”

“Ohh itu tetangga sebelah, kita satu kampus tapi beda jurusan, dan emang sering bangunin satu sama lain” “Jam istirahat udah selesai, nanti aku telepon lagi ya”

“Umm Kenchin”

“Yes?”

“I...ich liebe dich”-i love you-

”....ich liebe dich auch, mein bärchen”-i love you too, my little bear-

Kemudian telepon tersebut terputus, baik Mikey maupun Draken terdiam sesaat. Kenapa? Karena mereka menyadari saling menyadari arti dari kalimat mereka masing-masing.

Namun Mikey masih sedikit bingung dengan dua kata terakhir yang di ucapkan Draken. Jadi ia mencoba mencari tau artinya, dan jelas makin memerah lah wajahnya begitu menyadari artinya. Ia menutupi wajahnya dengan selimut lamanya dan berguling-guling di atas tempat tidur. Dan mulai saat itu sepertinya akal sehat Mikey sudah semakin menipis, apalagi ketika mengingat bagaimana nada suara Draken saat mengucapkan kedua kata itu. Sayangnya ketika pikirannya sedang kosong, suara Draken salu saja kembali terngiang di kepalanya membuat kewarasannya kembali menurun.

Sedangkan Draken yang terdiam sebentar kemudian menyadari apa yang baru saja ia katakan, tentu saja seisi kantin itu mengerti apa arti dari ucapan Draken tadi. Walaupun pelan, namun itu sudah cukup untuk menarik perhatian orang di sekitarnya. Ia menutupi wajahnya yang memerah dengan tangannya dan pergi ke kelasnya.

“Key?” Shinichiro menyelonong masuk ke paviliun Mikey dan membuka pintu kamarnya melihat Mikey yang sedang berguing-guling memeluk selimutnya.

“Hehe, bang Shin kenapa? Hehe”

“Kayaknya lu perlu ke psikiater deh”

Mikey masih saja terkekeh kecil, dan itu membuat Shinichiro semakin curiga terhadap adiknya dan keluar memanggil Izana.

“Giman nih Ja? Apa kita buang di kolong jembatan aja?”

“Coba gue ajak ngomong dulu bocahnya”

Akhirnya Shinichiro keluar dari paviliun Mikey dan Izana menghampiri Mikey kemudian duduk di sampingnya.

“Coba cerita ada kejadian apa lagi?”

Mikey bercerita tentang telepon singkat antara ia dan Draken tadi, terkadang ia terkekeh kecil sambil bercerita. Dan Izana pun ikut gemas sendiri mendengar cerita Mikey. Setelah dirasa cukup lama ia meninggalkan mereka berdua, Shinichiro akhirnya masuk kembali ke paviliun Mikey, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat dua orang yang menurutnya sudah gila terrus-menerus terkekeh di atas tempat tidur.

“Oy Izana! Kok lu ikutan gila sih?”

“Bacot! Lu yang kerjaannya bercinta sama motor doang gak bakal ngerti gimana rasanya jadi anak muda yang lagi kasmaran!” ucap Izana melempar bantal ke arah Shinichiro.

'Tuhan salah apa hamba mu ini hingga engkau menurunkan dua makhluk gila ini ke kehidupan hambamu' “Kakucho, jemput pacar lu dulu nih. Bikin dia jadi waras lagi, bawa dia ke paviliunnya” ucap Shinichiro saat menelepon Kakucho.

Akhirnya Kakucho datang, ia sempat berbincang sebentar dengan Shinichiro mengenai situasi yang sedang berlangsung. Ia masuk ke paviliun Mikey, sedangkan Shinichiro menunggu di pintu depan.

“Ijaa”

“Kaku-chan~ Hehe~” ucapnya dengan senyum manisnya menengok kearah sumber suara berasal

“What is it, honey?” Izana mengalungkan tangannya di leher Kakucho

“Hehe~ Kaku-chan, carry me~” kali ini Izana merentangkan kedua tangannya ke atas, Kakucho menggendong Izana layanknya bayi koala dan Izana mengalungkan lengannya di leher Kakucho kemudian membenamkan wajahnya di ceruk leher pemuda tersebut.

“Key, kita duluan ya”

“Haaa?” melihat saudaranya yang digendong seperti itu membuatnya cemburu.

Begitu Kakucho keluar bersama Izana dalam gendongannya, Izana bertemu dengan Shinichiro di pintu depan “O, bang Shin! Heyoow, selamat bercinta lagi sama motor lu yaa~”

Kesal, begitulah yang Shinichiro rasakan sekarang. Ingin ia memukul adiknya dengan kunci inggris miliknya namun melihat ia sedang ada dalam pelukan seseorang, rasanya itu mustahil. Jadi ia berusaha menahan amarahnya dan kembali mengurus motornya di paviliun miliknya.

Walaupun sempat sedikit cemburu melihat perlakuan Kakucho kepada Izana, namun begitu ia mengingat suara Draken yang memanggilnya beruang kecil, ia kembali tidak waras dan tersenyum sendiri sambil memakan Dorayakinya.


Saat jam 11 malam menyapa, Mikey sedang mengerjakan tugas-tugasnya sambil mendengarkan lagu melalui TWS-nya. Tiba-tiba lagunya berhenti dan handphonenya bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk. Dengan satu sentuhan di telingan kanannya ia mengangkat telepon tersebut.

“Mikey”

“Kenchin!?”

Seluruh pikiran Mikey langsung buyar seketika setelah mendengar suara Draken yang ia tunggu sedari tadi.

“kuliah udahan?”

“Iya, disini kan jam 4 an”

“O..oh, ka..kamu udah makan?”

“Belum sih. Btw kok jadi gagap gitu ngomongnya?” “Jangan-jangan kamu cari tau artinya dua kata yang terakhir itu ya?”

Tidak ada jawaban dari Mikey, ia sibuk mengurus jantungnya yang berdetak tidak beraturan dan wajahnya yang memereah.

“Mein bärchen~“-beruang kecilku~

“Do..Don't call me that, you idiot”

“I bet your face are really red right now”

“I am not”

“What if we switch it to video call right now?”

“What!? No!”

Terlambat, draken sudah menekan tombol vidio call dan Mikey juga mau tidak mau mengangkatnya menampilkan Draken sedang berada di balkon kamarnya dan Mikey yang memeluk selimutnya menutupi setengah wajahnya dan rambutnya yang tak terikat menutupi sisi wajahnya.

“You look more cute than i expected”

“And you look more handsome than i expected” mendengar itu Draken tertawa kecil “Kenchin you know? I almost lose my sanity when i know the meaning of those words. And it keeps ringing in my head. I told it to my brother, and he almost lose his sanity as well, but his bf came and carry him like a koala to his pavilion”

“So you jealous of him?” Mikey mengangguk pelan sebagai jawaban “Just wait a couple of week, and i'll carry you like that too”

“Hehe, i wonder how tall Kenchin would be”

“I'm 185 cm”

“I'm 162 cm. Fuck, are you a giant?” “Well that's ok, i'll be like a little bear beside you”

“My little bear” wajah Mikey kembali memerah mendengar kalimat itu “Kuliah jam berapa besok?”

“Jumat, jam 10an sampe jam setengah 4”

“Ya udah tidur lah”

“Ah, masih mau begadang”

“Besok kesiangan”

“Iya deh iya”

Mikey dan Draken sama-sama mematikan kamera mereka dan kembali ke mode telepon biasa. Mikey mematikan lampu kamarnya dan menaruh handphonenya di sebelah bantalnya.

“Good night Kenchin”

“Sleep well my little bear”

Mikey memeluk selimutnya kemudian menuju ke alam mimpi, sedangakn Draken tidak mematikan telepon mereka dan hanya mengawasi Mikey dari suara telepon sembari meminum bir menikmati pemandangan kota dari balkonnya.

Izana melihat pertukaran pesan antara adiknya dengan lelaki bernama Draken tersebut. Mereka duduk di ruang tamu di temani dengan segelas coklat hangat dan marshmellow. Kakucho? Dia tertidur dalam pelukan Izana tadinya, sekarang ia hanya tidur memeluk guling berharap Izana kembali ke tempat tiidur dan memeluknya lagi.

“Gimana bang?”

“Gas aja dek, ini mah terjamin banget. Lu gak usah kerja gek masih bisa hidup”

“Tapi tampangnya serem begini kak”

“Lu liat Kakucho, parahan mana”

“Gila parah lu” “Jangan-jangan lu manfaatin dia juga ya”

“Gila lu, enggak lah. Kalo cuman mau manfaatin banyak yang lebih sempurna dari dia key. Tapi gue emang srek nya sama dia” “Coba aja key, siapa tau bisa dapet” “Terus kenalan sama temennya, jadi kalo lu putus sama dia lu bisa sama temennya”

“Jahat tapi bener” “Jadi gue gas nih?”

“iya” “Dah sana balik ke paviliun lu, gua mau cuddle lagi”

“Iy dah yang baru baikan, bulol” kemudian Mikey berlari keluar dari paviliun Izana dan langsung mengunci pintu paviliunnya.

Mikey mengerutkan alisnya melihat pesan yang tertulis dari Emma di handphonenya. 'Untuk apa dia mencari pacar, bahkan tanpa pacar pun ia sudah mendapatkan semua yang ia butuhkan' batinnya tanpa merubah raut wajahnya.

Setelah tidak ada pesan yang masuk, ia melepaskan handphonenya dari genggamannya dan berguling di atas kasur menutupi dirinya dengan selimut yang tak bisa ia lepaskan sejak kecil. Tidak, ia tidak tidur, ia hanya ingin bermalas-malasan di atas kasurnya mengingat hari ini adalah hari libur dan seluruh tugas kuliahnya sudah selesai, sungguh hari yang jarang didapat oleh mahasiswa.

'Penasaran ih sama dating app yang dikasih tau Emma tadi. Coba aja kali ya?'

Ia mengambil handphonenya dan mendownload aplikasi yang di sebutkan oleh Emma tadi. Sambil menunggu ia mengecek kembali tugas-tugas kuliahnya dan duduk di sofa sambil memakan dorayaki yang dibawakan oleh Izana-kakaknya-tadi. Dalam sekejap kebosanan kembali menghampiri dirinya dan ia hanya menatap kosong ke arah televisi yang ada di depannya.

Tak lama setelah itu ia mendengar suara knalpot motor yang familiar di telinganya. “Baji” ucapnya kecil, lalu pintu paviliunnya terbuka menampilkan seorang laki-laki dengan rambut hitam panjang dan jaket denim beserta beberapa kalung yang melingkar di lehernya.

“Mikeyyy~” ucapnya yang hanya dibalas dengan lirikan oleh sang empunya nama. “Dih belom mandi ya lu”

“Bacot” katanya sambil kembali memakan dorayakinya

“Tugas udah?”

“Ambil di meja”

Baji duduk di depan meja belajar Mikey dan mulai menyalin tugas-tugasnya. Sedangkan Mikey sendiri masih sibuk menghabiskan dorayakinya dan masih menatap kosong ke arah televisi di depannya.

Sebenarnya aplikasi yang ia download sudah selesai dari tadi, namun ia belum berniat untuk kembali membuka handphonennya. Baji sesekali melirik ke arah handphone mikey yang tergeletak di kasur dan melirik ke arah mikey yang masih memakan dorayaki di atas sofa dengan rambut acak-acakan.

“Key, get a live please”

“What d'ya mean? i'm living breathing here”

“Gak gitu key, lu ngaca dah. kek orang gak ada tujuan hidup aja lu”

”...” “Kalo gue bilang bener gimana?”

”...” “Kok jadi serius si anjir. Yang bener aja lu”

“Iya iya etdah, gue cuman lagi bingung aja mau ngapain”

“Main tinder”

Mikey kaget mendengar perkataan Baji yang barusan keluar dari mulutnya “Lu tau?”

“Siapa yang gak tau itu jaman sekarang key?” “Gue aja ketemu Cipuy dari tinder”

“Gila lu gak cerita sama gue!? Ok fiks ternyata begini hubungan kita selama ini, kau hianati kepercayaanku. Ok fine kita udahan”

“Lah jangan lah key, nanti siapa yang ngasih gue contekan ulangan dan segala tugas ini”

“Tanya Cipuy aja”

“Beda jurusan keyyy, lagian dia kan otaknya sebelas dua belas sama gue”

“Oh sekarang lu ngatain Cipuy bego, ok fine gue kasih tau dia”

“Lah kan gw bilang otaknya sebelas dua belas sama gue, artinya sama kek gue. Bukannya gue ngatain dia bego”

“Otak lu bego gak?”

“Iya”

“Kalo lu bego dan lu bilang otak Cipuy sama kek lu berarti dia bego juga atau gak?”

“Iya, eh enggak” Mikey langsung menaruh piring dorayakinya dan mengambil handphonenya bersiap mengirim pesan kepada Chifuyu -pacar Baji-. “Key, jangan di kasih tau please. Gue beliin stok susu coklat satu liter tiga deh”

“Susu coklat satu liter dua, sama susu full cream satu liter satu?”

“Kemahalan key” namun melihat jari Mikey yang sudah siap menekan tombol send membuat Baji segera berubah pikiran. “Iya iya, sama adonan instan dorayaki lima”

“Deal”

Keheningan kembali memenuhi ruangan sebelum akhirnya Mikey memberanikan diri untuk bertanya pada Baji “Ji, main tinder tuh gimana?”

“Lu mau main?”

“Udah gua download”

“Sini-sini” Baji meninggalkan tugasnya dan duduk di sofa di samping Mikey dan mulai mengajarinya berbagai macam hal. “Lu masukin aja email lu” “Jangan langsung kasih tau nomor telepon, nanti gak seru” “Pake pp-nya yang biasa aja” “Ntar klik yang ini, terus scroll kesini”

“Wah Baji lu pro player ya?”

“Tentu saja, saya sudah berkecimpung di dunia tinder ini lebih dari satu tahun. Pengalaman saya sudah sangat banyak, dari mulai diincar tante-tante bohay hingga dighosting cogan. Dari dede-dede hingga om-om sudah saya coba semua” ucapnya sambil mengibaskan rambutnya bak duta sampo lain.

“Uwooo! Baji-senpai!” ucap Mikey dengan mata berbinar “Gak lah bego, mana mungkin gue manggil lu begitu. Lagian emang ada dede-dede mau ama muka serem lu itu? Kucing aja kabur ngeliat lu” raut wajahnya berubah datar seketika.

“Teganya dirimu padaku Mikey” ucapnya semakin dramatis sambil memegang dada dan belutut di tanah.

“Dah ah, drama mulu lu. Btw udah gitu doang?”

“Iya” Baji kembali duduk di samping Mikey dan memperhatikan Mikey yang sedang menscroll diantara perempuan dan laki-laki yang ada di sana.

“Eh ini kek kenal” ucap Mikey berhenti menscroll aplikasi tersebut.

“Bang Izana ya? Dia emang cukup terkenal di tinder. Banyak loh yang ngincar dia, lu liat aja statusnya taken kan? coba kalo dia bikin statusnya single, pasti langsung banyak ngedeketin. Ini aja walau statusnya Taken masih banyak yang ngedeketin dia”

“Lah bang Shin juga ada”

“Kalo dia dikenal sebagai php nya tinder. Banyak yang deket sama dia, tapi yaudah deket doang gak jadi apa-apa. Pernah ada yang nge gas nembak dia, tapi sama bang Shin langsung di tolak mentah-mentah. Akhirnya banyak yang gugur dalam perjuangan-ditolak-tapi ada juga yang milih berdamai-temenan aja-”

“Iya sih dia terlalu cinta sama motornya” “Eh ini ada yang chat gw gimana?”

“Ya bales aja”

“Mari kita liat satu-satu” “Chat pertama. Terlalu tua, skip” “Chat kedua. Bocil, skip” “Chat ketiga. Gak suka, skip” dan penilaian Mikey terus berlanjut hingga mungkin sudah sepuluh orang lebih yang ia lewati dengan berbagai alasan dari yang masuk akal hingga tidak masuk akal. Dan Baji mulai berpikir bahwa ternyata standar incaran temannya ini tinggi juga, mungkin lebih tinggi darinya.


Sudah hampir tiga bulan Mikey berkutat di dunia tinder, dan ia masih belum menemukan seorang pun yang menarik perhatiannya. Ia sempat menemukan beberapa orang yang membuatnya penasaran, namun masalahnya Mikey adalah orang yang mudah bosan, jadi hubungan paling lamanya hanya bertahan selama seminggu. Apakah saudaranya tau? Mereka tau, namun mereka hanya tutup mulut dan berpura-pura tidak tau.

“Oi key, udah liat statusnya bang Ija?” Tanya Baji merangkul pundak temannya.

“Belum liat gue”

“Liat sekarang” Mikey menuruti Baji dan membuka handphonenya.

Awalnya wajah Mikey masih datar, namun begitu mellihat status dari akun salah satu kakaknya yang menuliskan bahwa ia 'single', ia langsung mengerinyitkan alisnya dan membalikan tubuhnya melangkah ke kelas Kakucho-pacar Izana-.

Beruntung kelas Kakucho baru selesai, jadi Mikey dan Baji menunggu di depan kelasnya, dan Kakucho sudah mengerti arti dari kehadiran dua orang tersbut di depan kelasnya. Begitu selesai membereskan barang bawaannya Kakucho langsung menghampiri Mikey dan Baji.

“Izana kan?” Kakucho langsung menebak kehadiran mereka berdua di sana

“Ada masalah apa?” tanya Mikey serius

“Dia salah paham. Gue udah bilang sama dia gak perlu nganggep sampe seserius itu nyari kerja, cukup magang aja atau part time satu. Tapi dia ngganggepnya gue overprotektif lah, gue ngekang dia lah, gue gk mau usaha bareng dia lah, dan semacamnya” “Padahal maksud gue kalo dia mau kerja silahkan, tapi gak usah terlalu keras, cukup kerja yang dia suka aja. Biar gue aja yang kerja versi kerasnya”

“Lu udah bilang kek gitu ke dia?”

“Dia gak mau denger. Gue chat dia diem, tadi malem pun gue nyusup ke paviliunnya dia, dia gak mau buka pintu kamarnya, jadi gue tidur di lantai depan pintu kamarnya”

“Bulol banget dah lu”

“Ngaca limbad” “Ok back to topic, Izana maunya kerja keras yang serius gitu. Yang kek orang kantoran sampe pulang malem, begadang ngerjain kerjaan”

“Ya udah biarin aja suka-suka dia”

“Ish lu mah gak ngerti key. Coba Ji, kan lu punya Cipuy. Sekarang lu bayangin. Lu kerja pulang malem kadang Cipuy bareng sama lu, dan kadang juga bahkan pas lu udah pulang di rumah dia masih rapat. Kalo malem lu udah tidur kadang dia masih kerja. Mau lu kek gitu?”

“Ya temenin dia kerja lah”

“Nih gue tanya, tega lu ngeliat dia kerja sekeras itu?”

”...Kayaknya enggak deh”

“Belom lagi quality time kalian berkurang”

”...”

“Terus kalo dia kecapean?”

“Udah cukup, gue gak tega kalo Cipuy kerja”

“Nah kan, sepikiran”

“Ok walaupun gue belum pacaran, tapi gue cukup ngerti gimana perasaan lu” “Mau lu yang usaha sendiri ngomong ke kak Ija atau gue bantu sampein?”

“Biar gue aja yang usaha, lu bantuin jaga-jaga dikit aja, takutnya dia mulai kelewat batas dan gue juga mulai nyerah”

“Ok” “Rencana mau mulai kapan? Saran gue lebih cepat lebih baik”

“Abis pulang ini aja, gue udah izin dari part time gue”

“Gila, sampe sebegitu berharganya kah Izana sampe part time yang biasanya lu nomor satuin jadi nomor dua”

“Ya iya lah, kerjaan masih banyak di dunia. Sedangkan pasangan hidup cuman satu seumur hidup, gila lu kalo ngeduluin uang dari nyawa”

“Keknya gak sampe nyawa dah”

“Kita gak tau orang itu kayak gimana ji, perubahan selalu datang cepat atau lambat”

Setelah pembicaraan itu Mikey dan Kakucho pergi ke kediaman Sano. Sedangkan Baji pergi ke rumah Chifuyu.

Sesampainya di kediaman Sano, Mikey segera masuk ke paviliunnya dan melakukan rutinitas pulang kuliahnya barulah ia membuka handphonenya kembali dan membuka tinder. Sedangkan Kakucho duduk menunggu Izana di depan paviliunnya.

Waktu makan malam telah tiba, semuanya berkumpul di rumah utama untuk makan malam. Kakucho memang sudah lama bercengkrama dengan keluarga ini sehingga ia tidak terlalu canggung berada di antara mereka. Sedangkan Izana yang baru pulang langsung duduk di kursi meja makan bersebrangan dengan Kakucho. Mereka makan malam seperti biasa, namun ada perasaan mengganjal yang tak bisa di abaikan di antara dua pasangan yang duduk bersebrangan ini, namun mereka memilih untuk mengabaikannya.

Setelah selesai makan malam Izana akhirnya mengajak Kakucho untuk ke paviliunnya dan berbicara empat mata dengannya. Sedangkan Shinichiro jelas kembali ke paviliunnya mengotak-atik motornya. Emma dan Mikey jelas kembali ke paviliun mereka masing-masing.

Jam menunjukkan pukul 11 malam dan Mikey yang mulai mengantuk, namun suara pesan masuk ke handphonenya sedikit mengusir kantuknya dan memutuskan untuk membuka pesan tersebut. Mikey membalas pesan tersebut seperti biasa, namun semakin lama ia bertukar kata semakin sirna pula rasa kantuknya oleh pemuda yang di sebut draken dengan tato naga di kepalanya yang terlihat di foto profilnya. 'Menarik' batinnya kemudian ia menyunggingkan senyumnya.

Pada pukul setengah satu pagi Mikey berlari ke paviliun Izana dan menggedor-gedor pintunya mengganggu kegiatan mesra kakaknya. Izana membuka pintu paviliunnya dengan wajah yang cukup suram, namun begitu melihat Mikey ia cukup yakin ada berita menarik yang ingin adiknya sampaikan. Akhirnya kedua saudara itu membahas tentang pertukaran pesan yang terjadi antara adiknya dan seorang pemuda bernama Draken ini.