warm christmas
warn : bxb, lowercase
keesokan paginya ketika Isaiah bangun, ia tidak menemukan guling kesayangannya dimanapun.
pria tampan itu mengusak matanya kasar sebelum memusatkan pandangan pada seluruh ruangan, “na?” panggilnya kepada sang kekasih hati.
melihat kondisi kamar tidur mereka yang cukup rapih dan kondusif Isaiah menyimpulkan bahwa mungkin saja rui sudah bangun lebih dulu dan sedang mempersiapkan sarapan.
dan benar saja, dalam perjalanannya menuju ke dapur lelaki taurus itu melihat yang lebih tua sedang merajut pakaian musim dingin tepat di dekat perapian yang ia buat beberapa bulan lalu, “hei?” sapanya pada rui sembari memeluk pinggang ramping itu posesif.
“hei? you awake?” rui membalikkan kepalanya sembilan puluh derajat guna menatap wajah isaiah yang disampirkan pada bahu sempitnya. yang ditanya hanya mengangguk malas sambil melesakkan kepalanya lebih dalam. “bangun bangun kasurnya dingin, gaada kamu soalnya”
mendengar jawaban yang terdengar klise itu membuat rui tersenyum lebar, “gombal jaman dulu masih berlaku ya” isaiah mengangguk, lagi.
“kamu ngerajut apa?”
“vest couple buat kamu sama ei~“
isaiah mengerutkan dahinya bingung saat mendengar jawaban rui, “terus kamu?”
“hm? punyaku udah ada, ini aku sengaja bikin ngikut pola nya vest punya aku” menjawab pertanyaan isaiah dengan santai, lelaki yang lebih muda membentuk O disela sela bibirnya pertanda mengerti.
setelah itu hanya suasana hening yang tecipta, isaiah dengan kegiatan memeluknya beserta rui dengan aktivitas merajutnya.
“oh! aku juga punya sesuatu buat kamu, hadiah natal sih ini”
rui mengerutkan dahi sejenak, “apa itu?”
“tunggu sebentar”
selesai memberikan jawaban kepada yang bersangkutan Isaiah melaju secepat kilat sebelum kemudian membuka brankas pribadi nya untuk mengambil kotak berwarna merah maroon yang telah ia siapkan untuk sang pujaan hati.
setelah kembali dari kamar, isaiah menempatkan tubuh tingginya tepat di belakang rui, memposisikan tubuh yang lebih kecil agar dapat dipeluk dengan nyaman,
“hei? aku boleh minta waktunya sebentar?”
rui mengangguk, “silahkan~“
isaiah menarik nafas panjang, memastikan dirinya dalam kondisi yang tenang untuk mengatakan hal ini.
“aku nggak mau ngomong banyak-banyak. cuma mau bilang, terimakasih banyak karena sudah bersedia hidup bersama selama ini. terimakasih karena mau menanggung beban bersama-sama. sedih bersama, bahagia bersama, menangis dan tertawa bersama”
“rasanya perlakuan aku selama ini belum cukup membayar pengorbanan kamu. tapi aku harap semoga hadiah natal kali ini bisa menjadi berarti buat kamu. so, will you marry me, rui nara?“
ujarnya panjang lebar sembari mematut pandangan yang dalam pada netra bening rui nara, menyodorkan benda lingkaran berwarna emas yang ia beli dengan hasil jerih payahnya sendiri.
rui yang mendapat pengakuan secara tiba-tiba menghentikan kegiatannya sejenak. tubuhnya terasa kaku entah mengapa, padahal ini adalah hal yang ia tunggu-tunggu.
perlahan namun pasti tangannya menggengam jemari panjang isaiah, “a-aku...”
suaranya mulai bergetar saat akan mengatakan ungkapan terimakasih.
melihat rui yang sedang berada dalam fase rapuhnya, isaiah memutuskan untuk merengkuh bahu sempit tersebut sembari mengecupnya perlahan, “kalau nggak bis—”
Isaiah sudah akan melanjutkan kata katanya namun sebelum ia berhasil, rui sudah terlebih dahulu memotongnya “yes I will, I want to married you so badly, Isaiah Craig”
mendengar pernyataan tersebut, Isaiah tersenyum lebar lalu sesudahnya menyematkan cincin emas tersebut pada jari manis sang kekasih, “terimakasih na, ini kado natal aku yang paling indah, I love you bae” kemudian mengecup ranum semerah cherry milik submissive nya.
“I love you too”