nelpages

;– harukyu au

Pagi itu sama seperti pagi pagi sebelumnya. Bedanya, hari ini junkyu sudah siap di ruang tamu rumahnya untuk menunggu kedatangan ✨temannya✨.

Junkyu tidak bohong soal rasa kangennya dia pada haruto itu. Ia tau, sepertinya semakin lama ia semakin jatuh pada pesona laki laki itu. Dan ia tak akan menyangkalnya lagi, lagipula ia yakin haruto juga merasakan hal yang sama padanya, kan?

Masih ada 15 menit sebelum tepat pukul 7, tiba tiba ia mendengar suara motor di depan rumahnya. Segera ia membuka pintu dan menghampiri orang yang telah ditunggunya itu, dan menarik haruto untuk masuk ke rumah terlebih dahulu.

Disana haruto bertemu dengan mami junkyu, meminta ijin untuk mengajak junkyu jalan jalan seharian ini. Mami junkyu tentu senang karena akhirnya junkyu tidak menghabiskan hari liburnya hanya di rumah saja.

Setelah mengantongi ijin, haruto mengajak junkyu naik ke atas motornya, tidak lupa membawa tangan junkyu untuk melingkari pinggangnya. Alih-alih terkejut dengan sikap tiba tiba haruto itu, junkyu malah menyamankan pegangannya ada haruto. Senyum haruto tak bisa ia sembunyikan lagi karena kali ini junkyu tidak menolak keinginannya.

Pagi itu mereka awali dengan ke taman kota tidak jauh dari rumah junkyu. Yang semangat olahraga sebenarnya hanya haruto, sedangkan junkyu sudah mengeluh setelah lari 2 putaran sebelumnya.

“haru ayo duduk dulu, kita makan dulu, yayayayaya..”

“haru ayo dong..”

“haru kyu capek, gendong ya hehe”

Entah sudah berapa kali junkyu merengek dan berakhir dengan ia yang berada di gendongan haruto.

“mau makan apa?”

“itu mau bubur yang itu”

“iyaiya, mau tetep digendong apa gimana?”

“mm boleh?”

“haha gemess banget sii, boleh dong, ayo sini”

“ayo haruu, go go go!!”

Haruto tersenyum, merasa seperti mengasuh keponakannya yang berumur 5 tahun. Dalam hati dia merapalkan doa semoga hal indah ini dapat ia ingat kapanpun ia jauh dari junkyu.

Setelah menyelesaikan sarapan bubur tadi, haruto menyerahkan tujuan selanjutnya pada junkyu. Ia akan memenuhi permintaan kesayangannya ini saat ia masih punya waktu untuknya.

Sayangnya udara di luar semakin dingin dan angin berhembus lumayan kencang. Beberapa menit setelahnya hujan mulai turun, yang membuat mereka bergegas pulang menuju rumah junkyu.


Sampai rumah, mami segera menyuruh mereka berdua membersihkan diri sekalian menggantin pakaian yang sudah basah. Untungnya junkyu punya pakaian ekstra yang cukup di badan haruto.

Setelah selesai membersihkan diri, junkyu merubah rencana dan berakhir dengan mereka menonton film bersama di kamar junkyu hingga malam.

Posisinya kali ini junkyu duduk bersandar pada bahu haruto. Mereka berdua larut dalam film yang diputar di hadapan mereka, sambil sesekali melahap camilan yang diberikan oleh mami beberapa menit yang lalu.

Entah karena efek kehujanan dan ac yang dihidupkan pada saat yang bersamaan, badan junkyu sedikit menggigil. Menyadari hal itu, haruto menyisipkan tangannya di belakang tubuh junkyu dan menariknya ke dalam dekapannya. Mencoba menghangatkan tubuh junkyu sebisanya.

Junkyu yang akhirnya merasa hangat itu menyamankan tubuhnya dalam pelukan haruto. Lama kelamaan sepertinya rasa kantuk itu mulai menyerangnya.

“kyu..”, panggil haruto pelan

Hanya dehaman yang ia dapatkan sebagai jawabannya. Sebelum junkyu terlelap, haruto merasa perlu mengucapkan hal yang cukup membebankan pikirannya dari kemarin.

“kyu, kamu mau nunggu aku?”

“hmm haru mau kemana?”, saut junkyu dengan mata yang setengah tertutup

“kyu, aku mau kasi tau satu hal. Aku sayang banget sama kamu, dari awal kita ketemu, makasi banyak udah mau nerima aku yang banyak kurangnya ini di samping kamu. Aku minta satu hal, kamu tunggu aku ya, apapun yang terjadi setelah ini, inget apa yang udah aku bilang ini, kamu bisa pegang kata-kataku kyu, tunggu aku ya manis”

Junkyu yang awalnya bingung hanya mengangguk setelahnya. Haruto hanya bisa tersenyum tipis dan mengecup perlahan puncak kepala kesayangannya ini.

Ia harap junkyu meyakini kata-katanya, dan berharap hal yang ia hadapi ini bisa dengan cepat ia selesaikan.

Setelah menyamankan posisi tidur junkyu, dan menghabiskan beberapa menit untuk memandangi wajah damainya saat tidur, haruto memutuskan untuk kembali ke rumahnya setelah berpamitan dengan mami junkyu.

Karena besok, ia harus mulai menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi dan bisa dengan cepat menepati janjinya pada junkyu.

;– harukyu au

Untuk menepati janjinya dengan pak bos alias si pemilik counter pulsa tempat dia kerja, hari ini haruto sudah sampai di depan cafe tempat yang sudah ditentukan kemarin 15 menit lebih cepat.

Kemudian ia menghubungi bosnya, dan ternyata bosnya sudah lebih dahulu sampai di tempat itu. Setelah mendapat arahan bahwa bosnya itu berada di meja pojok sebelah kanan di dekat jendela, akhirnya ia segera masuk dan mencari bosnya itu.

Yang pertama kali ia lihat adalah seorang laki-laki yang mungkin seumuran dengannya duduk di salah satu kursi tujuannya tadi. Awalnya ia bingung, namun segera bertanya pada orang itu.

“permisi, saya mencari tuan hwang dan sebelumnya saya diarahkan ke kursi ini, apakah anda mengenalnya?”

Karena orang yang ditunggunya sudah datang, orang itu mempersilahkan haruto untuk duduk terlebih dahulu di hadapannya.

“perkenalkan, gue yoshi anak dari tuan hwang yang lo cari, dan lo haruto kan?”

Sebenarnya haruto masih bingung dengan situasi ini, dan merasa orang di hadapannya itu tidak asing tapi ia tidak ingat pernah melihatnya dimana. Akhirnya dengan ragu-ragu ia mengangguk.

“gue udah pesanin ice coffee, gaapa kan?”

Lagi lagi haruto hanya bisa mengangguk. Ia hanya merasa sedikit canggung dan perasaannya mengatakan akan ada hal buruk setelah ini. Melihat haruto yang diam saja, yoshi rasa ia akan langsung mengutarakan keinginannya.

Pesanan mereka pun datang, dan sebelum menyampaikan keinginannya, yoshi mempersilahkan haruto untuk minum terlebih dahulu.

“gue tau, lo pasti bingung kenapa tiba tiba gue yang datang disini dan bukan bokap gue. Info aja bokap gue lagi rapat hari ini jadi gabisa buat nyamperin lo disini. Dan maksud kedatangan gue ini, simple aja sih, jauhin junkyu gitu aja”, ucap yoshi dengan tenang dan wajah yang kelewat datar.

Mendengarnya, haruto hampir saja tersedak minumannya sendiri. Kaget tentunya, siapa orang di depannya ini hingga tiba tiba menyuruhnya menjauhi junkyu.

sorry, sebelumnya apa tujuan lo bilang gini ke gue?“, sahutnya untuk memastikan apa yang ada di pikirannya saat ini hanyalah pikiran negatifnya saja.

“gue gak nerima penolakan, ini wajib buat lo lakuin kalo masih perlu sama duit bokap gue dan kerjaan lo itu. Junkyu bakal jadi pacar gue, dan lo gak usah deketin junkyu lagi karena lo gak cocok sama dia dari segi manapun”

Haruto terdiam, tentu ia memikirkan apa yang akan terjadi bila ia tetap lanjut mendekati junkyu. Walaupun orang di hadapannya ini berbicara dengan tenang, tapi ada penekanan pada tiap kata-katanya.

Karena tidak ada penolakan dari lawan bicaranya, yoshi segera pamit dari hadapan haruto. Namun sebelum ia pergi, haruto memberi jawaban yang membuatnya terdiam.

“kalaupun gue mundur, apa junkyu bakal mau sama lo?”

Setelahnya haruto segera meninggalkan cafe itu.

–; harukyu au

Haruto POV

Hai, gue haruto. Gue tinggal di sebuah apartemen kecil bareng sama kakak gue. Ortu gue kebetulan tinggal di Jepang, jarang nengokin gue sama kakak gue, dan gue udah terbiasa dengan itu. Kakak gue kerja di sebuah kantor yang gak terlalu besar, tapi gajinya masih cukup buat hidup gue berdua sama dia. Ortu gue udah jarang ngirim uang, karena disana mereka juga perlu uang itu buat berobat.

Kenapa gue milih buat kerja sambilan?

Sebenarnya udah jelas sih, gue mau bantu kakak gue buat menuhin kebutuhan kita berdua, dan pengeluaran gue juga gak bisa dibilang sedikit, jadi gue masih tau diri buat cari kerjaan.

Sayangnya, gue orangnya cepat bosan. Gabisa kerja di satu tempat dalam jangka waktu lama, jadi gue udah terbiasa pindah-pindah kerja kayak gini.

Sampai akhirnya gue nemu counter pulsa ini.

Dari gaji, sebenarnya tempat gue sebelum ini gajinya lebih besar, dan lebih menjamin. Tapi gatau apa yang buat gue tertarik sama tempat ini, akhirnya gue milih buat ngelamar kerja disini. Beruntungnya gue langsung diterima. Belum lagi ada alasan lain yang buat gue betah kerja disini.

Kim junkyu.

Iya, cowok manis yang sekarang jadi pelanggan setia counter pulsa ini. Gue tau sih dia itu sering kesini karena mau ngapelin gue hehe, secara gue kan cakep. Tapi dia bener-bener jadi alasan gue betah sama kerjaan ini.

Walaupun, tempat ini jauh dari apartemen gue.

Sekitar 45 menit kalau dari rumah. Jadi bisa kebayang kan, kalau gue tiap pagi jemput junkyu gue harus bangun jam berapa. Junkyu taunya rumah gue juga ada di daerah sini. Tiap pagi gue emang gak sarapan di rumah, tapi biasanya beli dalam perjalanan mau ke sekolah. Tapi akhir-akhir ini gabisa lagi, karena harus berangkat lebih pagi buat berangkat bareng junkyu.

Tapi gue gamasalah sih, karena gue lakuin ini dengan hati. Gue sadar, gue udah tertarik sama cowok manis itu. Dan gue akan manfaatin setiap kesempatan yang ada buat deket sama dia.

Dia bisa buat gue senyum hanya dengan liat wajahnya yang manis. Walaupun dia lagi kesel, marah, apalagi waktu dia lagi seneng, entah kenapa itu selalu jadi alasan gue bahagia tiap harinya.

Junkyu tuh udah kayak matahari buat gue, cerah, menyinari hari-hari gue yang sebelumnya mendung dan gak berwarna.

Jadi gue janji sama diri gue sendiri, gue gak bakal biarin orang lain buat sakitin dan buat cowok itu nangis. Dia harus terus bersinar, dan buat orang-orang di sekitar dia bahagia karena kehadiran cowok itu.

Dan gue harap, gue bisa nepatin janji ini.

–; harukyu au

Begitu bel berbunyi, junkyu pun segera membereskan alat-alat tulisnya kemudian berpamitan dengan asahi, teman sebangkunya. Asahi sih sudah biasa dengan tingkah laku junkyu yang tiba-tiba ini, kadang pulang malas-malasan, kadang terlalu semangat seperti tadi.

Jadi ia tak pernah ambil pusing dan diam di depan kelas sambil menunggu jaehyuk, pacarnya dari kelas sebelah untuk menjemputnya.

Ada kiranya lima belas menit junkyu diam di parkiran motor belakang sekolah itu, dia mencari spot yang nyaman karena tadi juga sempat dikabari oleh haruto kalau dia akan menghabiskan waktu yang lumayan lama untuk piket kali ini. Jadi dia menunggu di bangku dekat pohon yang untungnya teduh dan juga tidak banyak orang.

Sebenarnya junkyu sudah sedikit mengantuk, ditambah angin di bawah pohon ini sangat mendukung ia untuk menyamankan diri dan segera terlelap, tapi ia masih ada sedikit tenaga untuk terjaga, hanya saja kepalanya sudah menunduk sedari tadi.

Puk

Dapat junkyu rasakan kepalanya dielus dengan pelan oleh seseorang yang sekarang berdiri di hadapannya. Ia segera mendongak dan mendapati haruto yang sudah ada di depannya, hanya saja jarak wajah mereka sekarang cukup dekat.

Dari jarak seperti ini, junkyu baru menyadari ketampanan dan kesempurnaan tanpa cela dari wajah haruto. Perlahan pipinya mulai merona hanya karena dipandang sedekat ini.

Karena tak kuat lagi, ia segera menolehkan wajahnya ke arah lain asalkan tidak ke arah haruto. Haruto yang mengamati sedari tadi sebenarnya juga terpesona dengan wajah manis junkyu, dan mata itu benar-benar menariknya untuk tau lebih dalam mengenai sosok manis dihadapannya ini.

Kekehan haruto kemudian menyadarkan junkyu dan membawa mereka mengingat rencana tadi. Sejujurnya belum ada tujuan yang pasti, tapi junkyu tiba tiba ingin es krim. Jadi haruto hanya menyetujui dan segera bersiap di atas motornya.

Setelah memastikan junkyu sudah naik dengan aman, dan tak lupa menyuruh junkyu untuk berpegangan, lagi lagi masih di jaketnya, haruto menjalankan motornya keluar dari area sekolah menuju kedai eskrim dekat area rumah junkyu.


Sesampainya disana, junkyu berjalan di belakang haruto ikut memesan. Dapat haruto lihat wajah junktu yang berbinar-binar hanya dengan melihat banyaknya varian es krim yang ada di hadapannya ini.

manis

Bagaimana hal-hal kecil ini dapat membuat junkyu bahagia, haruto akan mengingatnya. Ia tau dirinya sudah tertarik dengan junkyu dari awal mereka bertemu di counter, jadi ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

“udah itu aja?” tanyanya tiba-tiba pada junkyu.

“iyaa haru, lo mau yang mana?”

“samain aja deh, dua itu ya mbak”

“baik kak, kita ada promo buat pasangan baru, jadi nanti kalian dapat ekstra cup ya, semoga langgeng” ucap mbak kasir yang udah kelewat gemas lihat dua orang di hadapannya ini.

Junkyu sih kaget, mau bantah kata mbaknya, tapi buru-buru dijawab haruto,

“makasih ya mbak, nanti kami sering-sering deh dateng kesini”

Mbaknya lalu ngasi jempol tanda setuju dan mereka berdua akhirnya mencari tempat duduk, beruntungnya mereka dapat tempat di samping jendela, tempat kesukaan junkyu.

“lo kok ngomong gitu sih? Kita kan belum pacaran”

“belum kan? Nanti kita resmiin”

“e-eh bukan gituu”, nah kan junkyu keceplosan

“haha lucuu banget sih lo kyuu, jadi pengen cepet-cepet resmiin”, haruto udah cubit-cubit pipi junkyu saking gemasnya.

“iwhhh awpawann siwhh”

“ututu gemess banget kayak bayikk”, abis dicubit-cubit sekarang pipinya junkyu dielus-elus pelan, yang akhirnya buat pipi junkyu jadi merona. Tapi junkyu sih keenakan dielus gitu, jadi dia gak berontak sama sekali.

Beberapa menit kemudian, pesanan mereka sudah datang. Setelah ngambil foto sebentar, akhirnya mereka sama-sama makan. Junkyu semangat banget karena akhirnya dia bisa dapat eskrim gratis, dan haruto yang senyum lebar lihatin makhluk gemas di depannya ini sibuk sama kegiatan makan eksrimnya.

“pelan-pelan coba, nih kan belepotan ke idung lo”, akhirnya haruto ngambil tisu dan bersihin sisa eksrim di hidung junkyu. Junkyu sih senyum ala anak kecil polos terus lanjut makan eskrimnya.

Dari luar kedai ekrim itu ada dua orang yang juga jadi saksi momen manis itu.

“yang, itu kayaknya temen aku deh, widihh pacarnya ganteng juga”

–; harukyu au

Pagi itu, junkyu bangun jam 5 pagi. Dia langsung mandi dan pakai seragam. Jam 6 dia sudah duduk di meja makan sambil menunggu maminya yang lagi buat sarapan. Tadi waktu junkyu turun, maminya sempat kaget karena tidak biasanya junkyu bangun pagi.

“tumbenan nih jam segini anak mami udah siap, kesambet ya?”

“mami mah gitu, bagus dong kyu jadi rajin gini”

“iya dehh iyaa”

Gatau aja maminya kalau junkyu bagun pagi karena terlalu semangat nungguin haruto yang hari ini bakal jemput dia terus berangkat bareng.

Akhirnya mereka sarapan bareng sama papi dan juga junghwan. Ekspresi mereka sama-sama kaget waktu liat junkyu udah siap di meja makan, tapi tidak bertanya karena makanannya sudah siap.

Jam udah menunjukkan pukul setengah 7, hp junkyu pun bergetar karena ada panggilan telepon. Liat panggilan dari haruto, junkyu buru-buru pamit sama mami dan papinya dan langsung lari ke depan rumah.

“eh haru, udah dari tadi?”

“enggak kok baru aja sampai, mau berangkat sekarang?”

“boleh, haru udah sarapan belum?”

“gue gak biasa sarapan kyu, nanti langsung ngantin aja”

“oh gitu, yaudah ayo berangkat sekarang”

Haruto nyerahin helm yang udah dia bawa dari rumahnya. Pilihannya benar untuk bawa helm lebih karena ternyata junkyu gapunya helm.

Setelah memastikan helmnya terpasang dengan benar, junkyu langsung naik ke atas motor.

“udah belom?” tanya haruto

“udah kok, ayo berangkat!”

Junkyu jawabnya sudah seperti anak kecil habis dibelikan permen sekaleng. Haruto hanya tersenyum melihat junkyu yang terlihat makin menggemaskan dari jarak dekat seperti ini.

“pegangan dong, biar aman”

Junkyu langsung refleks memegang jaket haruto karena perintah haruto tadi. Pipinya sudah merona sedari tadi. Haruto yang melihatnya hanya terkekeh kecil.

“sekarang pegangannya di jaket dulu ya. Nanti-nanti dipeluk aja gaapa” ucap haruto masih dengan senyumnya. Setelah itu ia pun segera menghidupkan motor dan berangkat menuju sekolah.

Gatau aja haruto, junkyu di belakangnya sudah mau pingsan karena ucapan haruto tadi.

–; harukyu au

545 words, semoga gak gumoh:)

Soal pulsa yang salah nomer itu, akhirnya mami minta hotspot dari hp junkyu. Sedangkan junkyu sekarang sudah ada di kamarnya sambil tiduran. Dia lagi ngelamunin mas counter tadi yang bikin hatinya jedag jedug sampai sekarang.

“masnya ganteng banget sih, kyu jadi kepikiran terus kan..”

“masnya udah punya pacar belum ya..”

“yahh tadi kyu lupa kenalan”, batin junkyu meratapi nasib

Karena niatnya buat kenalan sama mas counter tadi, junkyu segera cari ide buat capai tujuannya. Akhirnya dia mutusin buat datang ke counter pulsa itu lusa nanti sepulang sekolah. Ayo doain junkyu supaya ketemu sama mas gantengnya🙏.


Lusanya, junkyu udah semangat banget nunggu bel pulang sekolah supaya bisa langsung nyamperin mas gantengnya. Saking semangatnya, kaki junkyu udah gerak-gerak terus dan itu buat asahi bingung liat temennya satu itu.

“lo kenapa deh kyu? Kebelet boker?”

“sembarangan, gue udah ga sabar buat pulang ini”

“rumah lo perasaan diem deh gak lari, kenapa lo segitunya” ucap asahi dengan ekspresi datarnya

“ah lo ga bakal ngerti sa, gue mau menjalankan misi nih”

Belum sempat asahi balas ucapannya junkyu, tiba tiba bel pulang pun berbunyi. Dengan kecepatan kilat, junkyu langsung keluar kelas dan bikin asahi geleng-geleng kepala.

Dalam perjalanan ke parkiran buat ambil motornya, hp junkyu tiba tiba bunyi. Dia langsung angkat yang ternyata itu panggilan dari maminya.

“kak, udah pulang sekolah kan? Langsung mampir buat jemput adek ya, tadi dia ada jam tambahan jadi telat pulangnya”

“yahhh mi kok kyu sih”

“kamu mau uang jajan kamu mami potong?”

“ah mami mainnya ngancem”

“udah cepet jemput adek nanti dia nangis tuh”

“iyaiyaa mii”

Walaupun masih misuh, akhirnya dengan berat hati junkyu ngendarain motornya menuju sekolah adiknya si junghwan.


Setelah nganterin adiknya ke rumah, junkyu segera pamit ke maminya buat pergi lagi. Waktu ditanya mami, dia cuma bilang mau menjalankan misi dan langsung pergi.

Setelah sampai di counter pulsa tujuannya, junkyu liat mas gantengnya lagi ngelayanin pelanggan. Senyumnya manis dan ganteng secara bersamaan, dan cara melayani pelanggan yang ramah benar benar buat junkyu terpana beberapa menit.

Akhirnya mas ganteng itu yang lebih dulu sadar sama kehadiran junkyu di depan counter. Dia milih buat nyamperin junkyu dan nanya ada perlu apa.

“ini adek yang waktu ini beli pulsa ya, mau beli pulsa lagi?”

“eh masnya inget kyu?”

“inget dong, manis soalnya”

junkyu udah mau pingsan aja dibilang manis sekaligus disenyumin kayak gitu

“dek, kok ngelamun?”

“e-eh iya hehe, anu itu aku eh gue mau kenalan”

“ohh, kenalin gue haruto, nama lo siapa”

“junkyu, kim junkyu, ngomong-ngomong boleh minta nomer telepon lo gak?”

“siniin hp lo”

Akhirnya junkyu nyerahin hp nya ke haruto dan langsung diterima dengan senang hati. Setelah masukin nomer telepon dan misscall hpnya, haruto nyerahin hp junkyu kembali.

“ini udah ada nomer gue, inget di chat ya” ucap haruto sambil ngedip genit ke junkyu

Junkyu sih udah seneng banget diberi lampu hijau gitu, akhirnya sebelum dia kehilangan kewarasannya karena lama-lama ditatap sama haruto, dia langsung pamit pulang.

“haruto gue pamit dulu ya, nanti gue pasti hubungin, inget dibales okee”

“iyaa siapp”, ucap haruto sambil ngusak rambutnya junkyu pelan

Walaupun sempat kaget, buru-buru junkyu lambaiin tangannya dan segera pulang dengan motornya. Dia gamau tuh digodain karena pipinya yang udah merah karena perlakuan kecil haruto tadi.

Beruntungnya semua percakapan mereka bisa berlangsung aman dan tanpa gangguan pelanggan karena counter lagi sepi.

–; harukyu au

Siapa yang akhirnya jalan buat beliin maminya pulsa? Yak benar, junkyu lah, si adek udah ngasi ultimatum buat ga bantuin abangnya lagi kali ini.

Gara-gara kelamaan gelud sama adeknya buat limpahin tugas dari mami, ujung-ujungnya si junkyu disuruh mami ke indomaret juga buat beliin mami cemilan, maklum buat bekal maraton nonton penthouse season 1.

Junkyu gimana? Jelas makin misuh lah dia. Dengan berat hati dia ganti baju rumahannya pakai training dan hoodie pink kesayangannya buat pergi ke indomaret depan komplek. Udah panas, mana dia jalan kaki, komplit deh tu.

Sampai di indomaret, dia ambil cemilan tanpa milih-milih, biar cepat katanya. Selesai itu, dia jalan lagi nyari counter pulsa. Kenapa ga di indomaret sekalian? Setelah bayar belanjaannya, Junkyu udah kayak orang kebelet boker langsung keluar dari indomaret karena tujuannya buat nemu counter pulsa secepatnya dan bisa pulang lebih cepat, kasirnya aja sampai bengong liat kelakuannya.

Lanjut ke perjalanan junkyu cari counter pulsa, tempat biasanya buat beli itu lagi tutup. Terpaksa dia jalan lagi sampai belokan kompleknya, dan taraaa nemu tu satu counter pulsa.

Saking senangnya, junkyu sampai lari-lari buat sampai ke counter pulsa itu. Alhasil, dia yang awalnya udah keringetan, sekarang poni depannya udah basah semua. Tapi ga peduli lah dia, yang penting sekarang bisa beli pulsa.

Berhenti sebentar buat ngambil napas, dia langsung nyari masnya yang jaga.

“ni mas yang jaga kemana sih”

“mau beli apa dek?”, kata masnya yg tiba tiba muncul dari balik lemari kaca

“huaaa!!”

Nah kan dia refleks teriak. Tapi dia bingung antara kaget karena mas nya yang tiba tiba muncul atau karena wajah masnya yang glowing cakep betul.

“dek, jadi mau beli apa?” ulang masnya

“e-eh hehe, mau beli pulsa mas, kalo tempat di hati mas bisa dibeli boleh juga tuh hehe..”

Masih haha hehe, junkyu liat masnya senyum kecil sambil liatin dia. Aduh, junkyu jadi pengen teriak lagi kan, tapi dia tahan karena gamau malu maluin di depan masnya.

“yang berapaan pulsanya?”

“yang 100k ya mas hehe”

“nomernya bisa langsung tulis disini dek”

“oh oke mas”

Dengan segera dia nulis nomer telponnya dia, bukan nomer maminya. Aduh junkyu😣

Yaudah deh udah selesai beli pulsa dan udah dikirim juga, dia pamitan sama masnya sambil kedip kedip kecil, terus pulang sambil loncat-loncat. Masnya liatin sambil terus senyum dari tadi.

“manis..”

–;harukyu au

Hari ini di sekolah, terlihat laki-laki yang berjalan seorang diri. Dengan wajah yang tertekuk, yoshi menyusuri koridor sekolahnya. Dia masih sebal dengan jihoon yang tiba-tiba promosiin dia di twitter dan membuat dm twitternya jebol.

Yoshi itu termasuk siswa yang populer, tidak hanya karena kekayaannya, tapi juga karena ia pintar dan kesayangan guru. Sebenarnya banyak siswi maupun siswa yang memberikan tatapan memuja padanya maupun secara terang-terangan memberinya hadiah, tapi selalu diacuhkan karena alasan mau fokus belajar.

Saking kakunya yoshi, jihoon, hyunsuk dan jaehyuk yang notabene temen segengnya sering gangguin sampai jodoh-jodohin yoshi ke temen mereka, tpi ujung-ujungnya selalu ditolak.

“awas aja ya kalo gue ketemu mereka pagi ini gue gibeng satu-satu”

Sambil terus mendumal, yoshi tidak memperhatikan jalan di depannya. Tiba-tiba aja ada seorang siswa yang lari dari belokan sambil bawa beberapa buku tebal.

Bruk

“anj.., pantat gue tepos nih”

“eh sorry-sorry, gue ga sengaja serius, sorry banget gue lagi buru-buru mau ke lab, aduh sini gue bantu”

“lo tuh lain kali jalan pake mata dong”

Yoshi bangun sendiri, masih misuh sambil nunduk bersihin celananya.

“tapi kan.. jalan tuh pake kaki”

Yoshi udah mau marah aja, dia langsung berdiri tegak dan langsung natap cowok tadi lurus. Tapi...

“anjir ni manusia atau bidadara..” gumamnya pelan

Karena kelasnya udah mau mulai sebentar lagi, cowok itu minta maaf sekali lagi dan langsung ninggalin yoshi yang masih melamun saking syoknya.

“duh jantung gue ga aman nih” batin yoshi.

FIX IT

Matanya pemuda itu mengerjap perlahan, menyesuaikan dengan sinar matahari yang masuk melalui jendelanya. Setelah merenung 5 menit lamanya, ia kembali teringat apa yang ia lakukan kemarin malam. Sadar karena lagi-lagi ia tertidur setelah menangis cukup lama. Huh, matanya kan jadi bengkak, jeongwoo gak laik!

“Kayaknya gue mulai gila kalau begini terus”, gumamnya.

Ia segera menuju kamar mandi, membersihkan diri, kemudian menuju ruang tengah untuk sarapan. Rumahnya sepi, tentu semua penghuni ini sudah berangkat amat pagi dan meninggalkannya seorang diri.

“Gak biasanya gue mellow kayak ini, hahh..”

Setelah merenungi nasibnya sambil sarapan, Jeongwoo buru-buru mengambil tasnya dan menuju motor kesayangannya. Ingin hatinya membolos kelas, tapi hari ini ada tes yang tidak bisa ia lewatkan, jadi ia harus melawan egonya sendiri. Mari berdoa agar ia selamat sampai tujuan.


Kini ia ada di kantin seorang diri. Jika kalian pikir Jeongwoo tidak punya teman, kalian salah. Ia termasuk salah satu primadona sekolah, dan banyak yang ingin berteman dengannya. Saat ini ia sedang menunggu Junghwan yang berinisiatif membelikannya makan karena sejak tadi ia hanya diam melamun.

“Wo, nih makanan lo”, ucap Junghwan sambil menyodorkan sepiring batagor dihadapan Jeongwoo

“Thank you ya wan, sorry gue ngerepotin”

“Gaapa wo, btw lo pucet, mau gue anter ke UKS nanti?”

“Gausah wan, gue sehat-sehat aja kok”

“Masih soal 3 hari lalu?”

Jeongwoo menunduk mengingat kejadian itu. Tidak ada di bayangannya ia akan mengalami hal ini, karena yang ia pikirkan hubungannya akan baik-baik saja. Namun sepertinya takdir berkata lain. Ya, 3 hari lalu ia berselisih dengan kekasihnya, hanya permasalahan kecil tapi Jeongwoo tidak dapat berpikir jernih hingga memutuskan hubungannya begitu saja. Dan yah, akhirnya ia menyesali perbuatan sepihaknya itu sekarang.

Menyadari temannya yang semakin murung, Junghwan perlahan mendekat dan menepuk punggung Jeongwoo perlahan.

“Gue tau kalo lo bakan bertindak bodoh kayak gitu Wo, tapi gaada salahnya lo minta maaf dan minta kejelasan ke Haruto, sebelum semua itu terlambat”

Jeongwoo yang dikatai bodoh hanya dapat meringis dan mengumpati Junghwan dalam hati.

“Tapi Wan, lo tau kan dia juga gak ada ngehubungin gue semenjak itu, gue rasa dia juga udah pengen putus tapi nunggu gue yang bilang duluan”

Junghwan sudah kehabisan kata untuk menasehati temannya ini, memang begitu, Jeongwoo selalu keras kepala dan tidak mau mencoba sarannya. Akhirnya, ia hanya akan memberikan waktu sendiri agar Jeongwoo dapat mendinginkan kepalanya.

“Gue yakin sama keputusan yang lo buat Wo, pikirin sekali lagi apa yang gue bilang tadi oke. Sekarang mending kita ke kelas, udah bel”, ajak Junghwan yang hanya disauti dengan gumaman tidak jelas dari Jeongwoo.

Tanpa mereka sadari, orang yang mereka bicarakan memperhatikan mereka dari meja yang tak jauh dari tempat mereka saat ini dengan raut wajah yang tak terbaca.


Pulang sekolah, Jeongwoo memilih untuk langsung pulang dan mengistirahatkan tubuhnya. Sebelumnya ia menitipkan motornya pada Junghwan dan memilih untuk naik bus untuk menenangkan diri. Junghwan yang awalnya bingung menerima kunci motor itu dengan senang hati karena ia bisa menghemat uang kali ini.

Tak lama menunggu di halte, pemuda itu segera naik ke bus tujuan dan mengambil satu kursi di depan kursi paling belakang dan menyandarkan kepalanya pada kaca. Tujuannya berubah, ia ingin pergi ke taman dekat rumahnya sebentar.

“Apa iya gue harus minta maaf duluan? Tapi gue kan gak salah hmm.. Ah elah, saran si Wawan emang gaada yang bener”

Tak terasa ia sudah sampai tujuan. Beruntungnya, taman jauh lebih sepi dibandingkan hari-hari sebelumnya, jadi ia dapat dengan bebas bermain disini, atau mungkin menangis kembali. Pemuda manis itu berjalan menuju salah satu ayunan, kemudian duduk disana. Lagi-lagi, ia terlarut dalam pikirannya.

Jeongwoo sebenarnya bukan orang yang cengeng, namun sifat ini tiba-tiba saja menjadi bagian dari dirinya setelah berpacaran dengan Haruto, laki-laki dingin yang tidak banyak ekspresi. Ia menyadari bahwa sebesar apapun ia marah pada kekasihnya itu, ia tetap menyayangi dan sudah memaafkannya.

Bodohnya, ia memutuskan hubungan itu sepihak dan tak ada harapan Haruto akan datang padanya duluan, karena memang biasanya seperti itu. Tak terasa air matanya jatuh kembali saat memikirkan hal itu, sungguh kali ini ia sangat merindukan kekasih, ralat mantan kekasihnya yang dingin itu. Udara yang dingin malah semakin membuatnya terisak, ia merindukan pelukan itu sekarang.

“Kenapa sendirian di taman sih?”

Suara berat itu terdengar tepat di samping telinganya, dan pelaku yang berbisik itu juga memeluknya dari belakang. Tak salah lagi, ini..

“Kenapa baru menemuiku? Kenapa tidak mengabarikan selama ini? Kenapa aku harus terus menangis semenjak hari itu, kenapa Haru?”

Tangisan Jeongwoo mulai makin keras, Haruto yang panik segera berbalik dan berdiri di hadapan Jeongwoo seraya menenggelamkan pemuda manis itu dalam pelukannya.

“Hei, jangan menangis terus dong, kamu jelek tau kalau nangis gini”, ucapnya santai dan membuatnya dihadiahi pukulan kecil pada lengannya.

“Kamu lupa kamu mutusin aku?”

“Soal itu..”

“Coba kasi tau aku alasan kamu tiba-tiba mutusin aku, yang jujur”

“Aku denger kamu mau pergi ke Jepang waktu kamu lagi ngomong sama Doyoung di rooftop. Kamu tau kan, aku selalu kesepian, di sekolah, di rumah, dan berkat kamu aku jadi merasa lebih hidup lagi, tapi kenapa sekarang kamu malah ninggalin aku, Haru?”, adunya masih dengan terisak dalam pelukan Haruto

Tak taunya, Haruto tertawa lepas mendengar alasan Jeongwoo barusan. Ia tak habis pikir kenapa kekasihnya ini lucu sekali.

“Tuh kan kamu mah malah ketawa, kamu beneran mau ninggalin aku ya?”

Haruto merasa pelukan pemuda dalam dekapannya ini mengerat, lalu ia menatapnya lembut sambil mengelus kepala Jeongwoo.

“Aku gak ke Jepang, sayang. Aku cuma mau nganter adik aku, lagipula aku masih sekolah disini kan. Dan please, jangan pernah mikir kalau aku bakal ninggalin kamu. Kalaupun iya, kita bisa cari solusinya bareng-bareng kan?

Kamu terlalu berharga buat nangis kayak gini, aku gasuka liat kamu murung, bahkan bolos sekolah cuma untuk ngehindarin aku. Aku mau jelasin, tapi aku pikir kamu perlu waktu buat berpikir supaya kita ga berantem lagi. Dan taraa, sekarang aku disini kan buat jelasin semuanya”

“Jadi kamu gak ke Jepang? Gak ninggalin aku?

“Engga maniss, kamu sih nethink mulu”

“Terus aku rugi banget dong nangis-nangis dari 3 hari lalu?”

“Kan aku bilang juga kamu jelek kalo nangis”

“Ih Harutoooooo!!”

Haruto hanya bisa tertawa dan mengeratkan pelukan mereka kembali sambil sesekali mencium puncak kepalanya, senang rasanya sudah menjelaskan semua pada Jeongwoo. Ah iya, ia baru ingat satu hal.

“Lucu banget sih mantan aku ini”

“Kok mantan?”

“...”

“Haru..”

“Hmm..”

“Jadi pacar aku lagi ya?”

-end