nyonyaketua

HYUNSUNG FanFiction

It’s 11:11

By Nyonyabang

Disclaimer : Hyunjin dan Jisung saling memiliki, nyonya dan plot cerita juga saling memiliki, tapi 11:11 punya Taeyeon.

CW : MCD , fantasy AU, hurt/comfort. Kalimat italic adalah terjemah dari lirik lagu Taeyeon.

.

.

.

Jisung sadar jika semua hal disekitarnya sudah menemukan tempat kembali, tapi kenyataannya dia tetap disini—berada ditempat yang sama.

.

.

.

March 23th 2021

Warna hitam sudah menyebar dilangit, Felix memakai sepatu sambil menenteng jas putih khas dokternya, “Aku pulang dulu Ji, ingat jangan terlalu banyak makan ramyeon!”

Jisung hanya tersenyum, menyandarkan tubuhnya di dinding disisi Felix. “Kau sudah mengatakan itu 5 kali... Aku bukan pelupa Bokkie ~”

Felix melirik sebentar sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu. Jisung menatap sekeliling apartement nya,

“Sepi sekali ...”

Ia melangkah pelan menuju ke meja didekat TV—menyalakan mp3 player disana. Suara petikan gitar lembut terdengar sesaat setelah tombol play ditekan. Ia mulai bergumam menyanyikan lagu yang mulai terputar.

“Its 11:11 oneuri han kani chae an nameun geureon shigan”

its 11:11 when there's not much time left to the day.

Read more...

a changlix Fanfiction

Warning :

Sci-fi

italic = yongbok's inside head.

CW // first POV, tragedy, post-apocalypse setting, future time setting, pendiskripsian detail tentang suatu penyakit, menyebutkan darah dan luka.

TW // Virus, Apocalypse.


Dimana ?

Ini dimana ?

Kenapa semua putih ?

Read more...

Synchronicity (Changlix)

“Terima kasih Tuan.”

“Terima kasih banyak Tuan.” “Terima kasih. Tolong beri kami keselamatan.” Sosok semampai dengan keranjang rotan itu hanya tersenyum kecil. Tenda kumuh yang ia singgahi seukuran masjid dan terisi nyaris 80 orang. 80 manusia dengan berbagai usia, bahkan ia sempat mendengar tangis bayi tadi. Manusia-manusia itu kini hanya bisa terus berucap terima kasih sembari memakan rakus roti yang ia beri. “Air didepan. Jangan kalian buang. Gunakan untuk minum. Kalian bisa mandi disungai.” Nasihat si sosok berkerudung itu bagaikan perintah mutlak bagi mereka.

Read more...

FORBIDDEN SCENES

***

PERINGATAN :

Content Warning : Implisit Cheating , adegan sex , dirtytalk, vulgar words, local au, local words yang tidak baku, nipple play, hingga sedikit bumbu kekerasan—demi keerotisan cerita, agegap 18 tahun x 43 tahun . Anak Magang x Pegawai Instansi pemerintahan. Teenager x Married Man.

Based on real story (kecuali bagian sex nya).

Please give feedback di cc atau secreto nyonyabang (dibio), ada kemungkinan full cerita akan dibuat (long au/chaptered)

***

Selamat membaca !!

Read more...

3racha-warm nest

content warning : cuddling, lowkey friend with benefit


“Hallo, Jisung!”

“Ya? Changbin ? Kenapa tiba-tiba menelpon?”

“Kak Minhyuk sudah pulang?”

“Belum.Kenapa ?”

“YOSH !! NANTI AKU DAN CHAN MENGINAP !!”

“Eh ? nooo ~ aku malas siap-siap dan memasak untuk kalian. Lain kali saja menginapnya~”

“Heh, nanti biar aku yang masak, Chan yang menyiapkan kamar dan bersih-bersih. Pokok kamu tinggal duduk manis makan jelly sambil rebahan. Ok?”

“Hmmm... no. Kamu sering bohongin aku Binn~”

“Ihh Changbin gak guna—Eh, Hallo Jisung?”

“Chaaannn~”

“Hei, sedang apa hm? Aku sedang di supermarket sekitar rumahmu. Ingin titip sesuatu?”

“Heh... aku kan belum setuju kalian mau menginap disini. Noo!”

“Jisung, aku punya film spiderman yang baru. Ingin nonton bersama?”

“Yang baru ?!?! Serius Chan ?!?!”

“Iya ini yang baru. DVD Blu-ray lhoh.”

“Maauuuu !!! Cepat kesini !!”

“Ok siap. Aku bayar ke kasir dulu ya? Bye Jisung !”

***

Bro(s)

Chan x Bin x Sung

Warning : Ya pokok hati-hati aja meski ga ada adegan sexual yang intens sih... n_n

***

“Ji? Jisung... ayo bangun dulu ~ sudah sore.”

Jisung menggeliat dan menarik selimutnya hingga hidung. Chan yang melihat itu tersenyum kecil hingga dimple manisnya terlihat.

“Hey tampan, ayo bangun ~ Changbin membawakan ayam goreng kesukaanmu lhoh.” Chan menarik selimut Jisung turun. Lalu ia kecup pipi gembil itu sekali.

“Ihh Kak Chann—nanti.”

Jisung berguling menjauh dari Chan. Menelungkup dan melanjutkan tidurnya.

Plak!

Si tampan itu menampar pantat Jisung sekali.

“Chaannn ~”

“Hm?”

Jisung merengut, lalu dia merasakan satu tamparan lagi di pantatnya.

Plak!

“Iya iyaaa ~ aku bangun!”

Jisung memekik kesal dan mendudukan diri cepat. Akibatnya dia sedikit terhuyung kebelakang karena gerakan tiba-tiba itu. Chan dengan cepat menahan badan mungil Jisung lalu tertawa.

“Astaga... pelan-pelan Ji.”

Chan mengecupi pipi Jisung berkali-kali hingga pemuda itu risih dan menjauhkan wajah Chan dari pipinya.

“Stop!”

“Cepat mandi dan segera turun untuk makan. Kau tertidur sejak tadi siang dan pasti belum makan apapun selain sereal dan jelly sejak pagi.”

Jisung tersenyum lucu mendengar tebakan Chan.

“Ehehehe benar sekali ~”

Chan maju mengecup sudut bibir Jisung cepat.

“Dasar nakal, untung aku sayang.”

***

Chan menoleh dari acaranya menata piring saat Jisung memasuki dapur dengan piyama.

“Baru bangun tidur, sekarang sudah ganti piyama... mau hibernasi hah?”. Jisung merengut mendengar ejekan Changbin.

“Dasar jelek ! pergi sana !! aku mau tidur dengan Chan saja !!” usir Jisung. Changbin hanya menjulurkan lidah mengejek lalu kembali fokus ke masakannya.

Chan hanya tertawa mendengar perkelahian 2 temannya itu. Dia asyik membersihkan sendok makan saat merasa Jisung memeluknya dari belakang.

“Huuu Channie usir saja Changbin. Dia selalu nakal padaku.”

“Huu dasar pengadu! Sekalian saja menangis sambil berguling-guling seperti Patrick.”

Jisung melepaskan pelukannya pada Chan saat Changbin mengejeknya lagi, apalagi sekarang membawa-bawa tokoh kartun favoritnya.

“BIN !! dasar jahat ! sama saja seperti squidward !! dasar jelek !” Jisung memekik tepat disamping telinga Changbin. Pemuda tan itu sontak menjauh dan mendengus,

“Hei !! jangan teriak—“

“Changbin jelek !! weekkk !!”

Changbin menyeringai, lalu memajukan wajah cepat untuk mengecup sudut bibir Jisung.

“Nakal.” Bisiknya pada Jisung yang langsung memekik dan menjauh dari Changbin.

***

Acara makan berjalan damai, Jisung duduk diantara dua temannya itu dan membuka mulut saat disuapi—maklum dia asyik memainkan squisy berbentuk cake yang Chan baru belikan.

Setelah makan, Chan sesuai janji memutarkan film Spiderman terbaru untuk Jisung. Changbin menata ruang tengah menjadi sebuah nest nyaman bagi pemuda gembul itu dengan memindahkan banyak plushie dan bantal.

Yes ! Lets go lets go !!” Jisung memekik semangat dan bersandar ke kaki sofa.

Meja ruang tengah dipindahkan, diganti 3 kasur lipat yang ditata bersebelahan lalu ditambahkan satu selimut tebal.

Chan menata 3 bantal mereka dengan rapi, dan memakaikan selimut ke Jisung. Pemuda itu tersenyum dan mengecup lagi pipi Jisung sebelum ikut bergabung dibawah selimut yang sama.

Ok ! Go!!!”

Changbin mematikan lampu dan ikut bergabung disisi kanan Jisung. Dia tersenyum merasa Jisung mengecup pipinya.

“wow... sudah tidak marah ?” goda Changbin. Jisung merengut dan menunjuk Chan, “Chan mencium pipiku, jadi aku mencium pipimu. Kau harus lanjutkan urutannya.” Ucap Jisung sambil tertawa kecil.

Changbin menunduk sedikit lalu mengecup pipi kanan Jisung, “Next, kau cium pipi Chan.” Ucap Changbin. Jisung tertawa dan menurut.

“Hmm, Chan harus mencium pipi Changbin.” Sahut Jisung. Pemuda itu menjauhkan wajahnya saat Chan akan mencium pipinya lagi.

No, urutannya Chan – Jisung – Changbin – lalu Jisung lagi.” Jawab Chan sambil mengusap bibir bawah Jisung pelan.

“Hiii dasar tukang modus.” Seru Jisung lalu memeluk plushie harimaunya.

Pemuda itu tak lagi menyahut obrolan Changbin dan Chan karena fokus pada film yang diputar.

Chu!

Chu!

Jisung merengut dan menatap Changbin serta Chan bergantian. Dia merasa risih juga saat 2 temannya itu bergantian menciumi pipinya.

Stop ! aku mau menonton !” kesalnya.

Chan hanya tersenyum dan mendekatkan wajahnya lagi. Jisung refleks menjauhkan wajah—

Chu!

Dan berakhir pipinya bertemu bibir Changbin disebelah kanan.

“Aishh!!” Jisung mendengus kesal dan akhirnya mengalah saat dua temannya itu semakin merapat dan menciumi pipinya hingga ke bahu.

“Ah—Changbin no~!”

Changbin tertawa pelan dan mengecup sudut bibir Jisung.

Sorry beautiful.

Karena ciuman-ciuman lembut di wajah, kepala, dan bahunya, Jisung merasa mengantuk. Apalagi Chan menggumamkan salah satu lagu yang jadi lullabynya.

How to be brave how can i love when im afraid to fall

But watching you stand alone

All of my doubt suddenly goes away somehow

Jisung tersenyum, dia menggenggam tangan Chan yang menepuki pahanya pelan dibalik selimut. Changbin menyisir rambut Jisung kebelakang dan mengecupi dahi itu. Dia menyamankan posisi dan Jisung segera menyandarkan badan ke arahnya.

One step closer ~

I have die everday waiting for you

Darling dont be afraid

I’ll love you for thousand years

*I love you for thousand more *~

“nghnmm~” Jisung menggerung dan menghadapkan badan ke kanan—memeluk Changbin dengan erat.

Changbin sendiri mengecup kepala Jisung sekali lalu merebahkan diri. Jisung semakin merapat kearahnya dan menyembunyikan wajah di dada bidang Changbin.

Chan berdiri untuk mematikan film dan memastikan pintu terkunci. Pemuda itu kembali ke ruang tengah dan melihat Changbin tersenyum ke arahnya.

“Cepatlah. Ayo bergabung dan tidur bersama.”

Chan tersenyum kecil, ia menelusup pelan dibelakang Jisung. Bibirnya mengecupi bahu lebar pemuda gembul itu dan memeluknya erat.

Sweet dream cutiepie. We love you ~” bisiknya.

END

Nyonya’s note :

krisar atau curhat apapun boleh silakan isi cc

@cbbxnn_ – Gendong

cw // implisit gore, implisit kanibalisme


Changbin mengulurkan payung, melindungi badan kecil itu dari guyuran hujan deras.

“Adik kecil? Sedang apa disini? Kamu terluka?”, sapanya pelan. Badan mungil itu makin meringkuk dibalik jaket kumal dan sehelai kardus yang sudah basah dan kotor.

“Dik, ayo ikut kakak pulang…”

Isakan kecil diikuti badan yang bergetar mundur membuat Changbin semakin kasihan. Dia berjongkok, menepuki kepala si anak kecil pelan.

“Tenang, kakak gak bakal nyakitin kamu… ayo ikut kakak… bahaya kalau kamu semakin malam disini.”

Sepasang mata jernih akhirnya menatap iris gelap Changbin. Pipi si bocah memerah karena dingin, dengan segera Changbin lepas jaket kumal itu kemudian diganti dengan mantel panjang miliknya sendiri.

“Kamu bisa jalan??” Tanya Changbin masih dengan nada pelan dan penuh perhatian.

Kepala bersurai blonde kotor itu menggeleng pelan, Changbin berjongkok memunggungi si bocah.

“Sini kamu naik, biar kakak gendong. Udah makin malem, kasian kamu nanti kedinginan.”

Badan ringkih itu bergerak pelan, bahkan Changbin sempat sangsi, kenapa bisa ada anak dengan badan seringan ini. Tapi mengingat anak ini adalah gelandangan, Changbin berpikir jika si bocah pasti kelaparan untuk beberapa hari belakangan hingga membuatnya seringan ini.

“Pegangan ya?”

Flat Changbin tidak megah, tapi pantas untuk ditinggali 2 orang.

“Kamu mandi dikamar mandi ya? Kakak buatkan minuman hangat dulu buat kamu.”

Lagi-lagi bocah itu hanya mengangguk patuh, Changbin pun tersenyum maklum. Dia menyalakan televisi untuk menemaninya di dapur. Malam yang hening membuat suara pembawa berita malam terdengar nyaring.

“Breaking News malam ini. Kepolisian Kota dengan resmi menyebarkan sketsa terduga kanibal yang telah membunuh 2 keluarga sejak lusa kemarin. Semua warga dihimbau untuk tidak mendekati orang asing dan melaporkan jika melihat gelandangan disekitar tempat tinggal. Demikian ciri-ciri…”

“kakak…”

Changbin menoleh , mendapati si bocah tadi memeluknya lekat.

“Dingin?” Tanya Changbin.

Si anak mengangguk, “tidak mau mandi…”

Changbin tertawa keras, “tunggu sebentar kakak buatkan air hangat…”

“…surai panjang blonde dengan mata coklat terang, tinggi badan sekitar 15…”

Changbin yang akan menoleh ke televisi sedikit terkejut saat merasa si bocah menaiki punggungnya.

“Gendong…”bisik anak kecil itu. Changbin sedikit panik, dia merasa ada kuku menggores bahunya—

“hei turun—“

Deg!

Changbin mematung saat sadar wajah yang mirip dengan gambar dilayar televisinya itu kini mengecup pipinya.

“Selamat makan kakak.”

.

.

.

@diamondkitty118 – Photocard


“Kenapa deh pacar lo hari ini galak banget anjirr... gue dihukum lari 20x di lapangan.”

Changbin mendongak menatap Wooyoung yang melepas seragam, menyisakan kaus hitam dibadan.

“emang biasanya berapa kali putaran?”

“Cuma 5x lah. sama suruh buang sampah doang.”

Changbin hanya mengedikan bahu, “Mungkin habis kena semprot guru , soalnya tadi anak OSIS sempet dikumpulin dulu sebelum patroli rutin.”

.

.

.

“GAK USAH MUNCUL DIHADAPAN GUE!! ENYAH LO!”

Seisi kantin menghentikan kegiatan mereka setelah mendengar seseorang berteriak keras, mata mereka tertuju ke meja yang ditempati beberapa anggota inti OSIS sekolah.

“Bokie—“

Yang dipanggil langsung berdiri meninggalkan makan siangnya yang baru dimakan separuh.

“Sumpah deh bin, lo apain sih dia? Seharian ini dia marah-marah. Semuanya kena marah. Keknya gue nafas aja dimarahin.” Mingyu menyenggool Changbin yang masih bingung.

“Ya kalo gue paham gue juga gak bakal kena marah gyu. Dah lah gue samperin abis kelas aja.”

.

.

.

Setelah memastikan jika si kekasih belum pergi dari lingkungan sekolah, Changbin segera berlari menuju Ruang OSIS karena itu satu-satunya tempat yang belum dikunci.

“Bokie…” panggilnya pelan sambil melongokan kepala. Visualisasi si kekasih mungil yang meringkuk di sofa dengan ponsel ditangan membuat Changbin kaget.

“Kok mata kamu merah saya—“

“Apalagi? Belum puas nyakitin aku kayak kemarin?”

Changbin mengernyit bingung, dia duduk dikiri Yongbok dan mengusap dahi si mungil, “Sayang kapan kakak nyakitin kamu—“

“OH JADI KAKAK PURA-PURA GAK INGET UDAH NGINJEK PC JAEJONG KU !!?!? OH GITU KAK?!”

PC apa ?

Otak Changbin berputar keras, memikirkan benda apa yang dia injak kemarin—OH!

“Oh foto idol itu ya? Udah aku bersihin kok yang, udah aku lap pake tisu juga. Aku taruh lagi dimeja makan—“

“KAKAK BODOH!!! ITU BUKAN FOTO ITU PC!! PHOTOCARD!!! AAAA PHOTOCARD BIASKU!!!! KAKA SEENAKNYA INJEK DIA TERUS KAKAK TARUH DI MEJA MAKAN DISAMPING SAMA SAYUR SOP BUNDA TERUS KENA SAMBEL PAS KAKAK MAKAN!! KAKAK TUH JAHAT BANGET TAHU GAK!?!!”

Setengah jam selanjutnya Changbin dipaksa untuk membeli foto—Photocard yang sama di toko online bahkan hingga membuat postingan Wanting To Buy di social media.

“Ya ampun sayang!! Kita hamper kena tipu!!”

Yongbok yang sudah terlelap didada Changbin mau tak mau membuka mata lagi, dia takut juga kalau kekasihnya yang masih noob di dunia perpcan ini kena tipu pedagang nakal.

“Hah gimana kak? Coba lihat”

“Lihat deh yang, masa foto satu lembar harga 700 ribu. Wah ini serius nipu dia. Aku laporin—“

Plak!!

Yongbok tanpa ampun menampar bisep si kekasih hingga empunya mengaduh, “Yang!! Kok aku dipukul!!?”

“BODOH!! KAKAK BODOH!! KAKAK KIRA AKU BELI ITU BERAPA !!?! 12 RIBU ?!?! AKU BELI ITU 825 RIBU!!! “

“Foto aja kok mahal banget yang , kamu udah diti—ADUH ADUH!! AMPUN!!!”

Yongbok menggigit jari Changbin sambil menahan tangis, “Jahat kakak jahat!!! Gak mau tahu harus beliin lagi!!!”

@tekokebalik – Gelang

cw // implisit fantasy, benda supernatural, stranger to lovers


“Kak, ayo beli gelang ku kak. Gelang ini bisa bikin kakak ketemu jodoh kakak!”

Felix dan Seungmin berhenti berjalan saat ada 2 anak kecil manis dengan keranjang menghadang jalan mereka.

Dua anak berusia 7 tahunan itu mengulurkan keranjang rotan mereka yang berisi banyak gelang buatan tangan yang lucu-lucu.

“Ayo kak beli~ nantikakak bisa dapet cookies gratis.”

Felix berjongkok, mengusap pipi gembil dua anak itu gemas.

“Oke sini kakak coba lihat gelangnya.”

Felix meraih salah satu yang menarik perhatiannya. Gelang dengan manik biru muda dan putih.

“Kakak beli ini satu ya?”

Anak kecil itu tersenyum senang , bahkan melompat kecil.

“Ini kak, ayo cepat dipakai~” seru mereka. Felix tertawa gemas, dan segera memakai asesoris cantik itu.

“Kakak kacamata tidak mau beli juga?”

Felix mengedipkan mata ke Seungmin, yang untungnya kode itu diterima baik oleh si sahabat.

“Wah iya deh aku juga mau, hmmm aku ambil 4 ya dik? kebetulan kakak masih punya temen lain~ jadi biar semua pakai gelangnya.”

“YEAYYY!!!”

Felix tersenyum trenyuh, hatinya tersentuh melihat senyuman polos dua anak kecil ini. Dia dengan segera mengeluarkan satu lembar uang dari dompet.

“Ini adik kecil uangnya.”

Mereka berdua bertatapan, lalu salah satu yang bersurai sebahu merogoh celana pendek warna hitamnya.

“Jiji gimana ini... uang kita cuma satu ini...” bisiknya ke si teman, yang lucunya bisa didengar Seungmin dan Felix.

“duh jinnie gimana ... jiji juga gak punya uang kembalian...”

Dua pasang mata bulat itu berkaca-kaca membuat felix gemas bukan main.

“ahahah lucunyaaa~~ ih pingin kakak bawa pulang aja kalian.”

Felix mengusap kepala keduanya, “Ini semua uangnya kalian ambil. Tidak perlu kembalian.”

Yang menyebut dirinya jiji tampak ragu, “eumm...”

“Ambil saja ya~ gak apa-apa. Asal kalian janji setelah ini kalian langsung pulang karena sudah malam. Oke?”

Akhirnya lembaran uang itu diterima, bahkan Jiji memberikan 3 keping cookies ke Felix.

“Terima kasih banyak kak. Sampai jumpa.” ucap dua bocah itu serempak sebelum berlari menjauhi kerumunan pasar malam.

“Lix lix, lo tuh emang deh... selalu aja lemah sama anak kecil.“mulai Seungmin saat keduanya kembali berjalan menikmati paasar malam.

“Alah min, kapan lagi kan bisa bantu—-ADUHH! DUH!! STOP!!”

Felix memekik kesakitan saat tangan kanannya tersangkut pada pakaian seseorang dan tertarik keras.

“Astaga maaf maaf.”

Felix meringis saat merasakan perih, “aduh... sakit.”

“astaga berdarah—San nyalakan mobil, kita bawa adik ini ke rumah sakit.”

“Baik Tuan Seo.”

Seungmin mengerjap, dia menatap pria itu aneh.

“Pak maaf gak perlu, bapak cukup lepas jas bapak dan kita lepas sangkutan gelang temen saya.” jelasnya.

“No, lihat kulit porselen nya saya lukai. saya melukai bidadari. saya harus bertanggung jawab. Bukan kah begitu adik kecil?”

Felix mematung, aduh!

Pria tampan ini muncul dari mana sih!

.

.

.

@rullurallas – Elegi

Elegi ( – Elegi adalah istilah umum dalam kesusastraan yang merujuk kepada syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian. Namun tak hanya kematian, penggunaan kata “elegi” dalam syair atau lirik lagu juga dapat ditujukan untuk menggambarkan perasaan kehilangan.)

now playing : Taeyeon – If (Honggildong OST)

cw // hurt, one-side love.

note : kalimat dicetak miring adalah terjemahan lagu Taeyeon-If


Because I was like a fool, I could only Look upon you

“Kak!! “

Changbin tersenyum melihat sahabatnya datang melihatnya latihan bahkan membawa bekal untuknya.

“Thankyou bokie manis ehehe”

“Gimana kak latihan hari ini?”

“Lancar, gue tadi bahkan sempet coba trick baru sama Wooyoung, duh bokie harusnyaa tadi lo dateng lebih awal.” sungut Changbin.

“Hhaha maaf kak, ini kan hari rabu, aku harus ikut club Sains dulu baru kesini.”

Changbin mengusak kepala sahabatnya itu sambil tertawa, “Duh bokie lo kalau banyak les mendingan gak usah bawain gue bekal. Gue nanti bisa pesen makan online—”

“NO!! gak apa-apa kak!! gue ga kerepotan.” si sahabat merengut imut. Menyodorkan satu suapan irisan pisang ke changbin.

“Dahlah kakak sana balik latihan lagi. aku tungguin disini!”

Changbin tertawa gemas dan mencubit pipi gembul itu, “Dah bokie!! tungguin bentar ya. KALAU WOOYOUNG SAMA HYUNJIN MINTA JANGAN BOLEH!!!”

Teriakan Changbin dihadiahi pukulan oleh 2 teman yang dia sebut tadi, “sialan lo emang, bisa aja caranya manfaatin adek gemes yang ngefans.”

pipi Wooyoung ditampar Changbin—meski bercanda tapi dia merasa cukup sakit— setelah berucap seperti itu, “Anjir bin sakit!”

“dijaga alat buat niup-niup lo itu. gue sama bokie gak begitu. Dia tulus perhatian ke gue. dan gue gak pernah maksa dia buat ngelakuin apapun.”

Wooyoung cuma melengos. Hanya orang bodoh yang tidak bisa melihat bagaimana tatapan memuja bokie pada Changbin.

Dan Changbin salah satu orang bodoh itu.

/ / /

Because I was afraid of how your heart might change and We might grow farther apart

“Wihh tumben banget nih traktiran di cafe hahaha”

Changbin menarik kursi diseberang si sahabat, “Bokie manis pasti lagi dapet bonus uang jajan nih,” godanya sambil menjawil dagu si kecil.

“Kak hus buruan duduk , aku udah pesen btw. nggak apa-apa kan?” Bokie menuangkan air putih ke dalam gelas didepan Changbin.

“Santai, kamu udah hapal kan aku sukanya apa?”

Bokie mengangguk cepat, tangan Changbin terulur guna merapikan helaian poni yang tak tertutup barret lilac.

“Kamu tumben hari ini dandan cakep banget ... hayo mau kencan ya !!”

Bokie didepannya memerah malu, Changbin semakin gemas dan menguleni dua pipi favoritnya.

“Aduh gemes banget nih adek aku paling manis udah berani pacar-pacaran, hmmmm pasti habis ini aku dianggurin nih.” canda Changbin yang direspon dengan gelengan cepat Bokie.

“Nggak lah!! kakak tetep no. 1!!” ucap Bokie cepat, jemarinya memainkan jemari Changbin diatas meja.

“Jangan gitu bokie, nanti pacar kamu salah paham.”

Bokie menepuk keras pipi Changbin, “Hustt! udah jangan ngeledekin aku. Ayo dimakan dulu makanannya.”

Changbin baru menelan dua suapan saat Bokie kembali bicara, “Kak, katanya anak-anak Manajer Team kalian nembak kakak ya?”, ucapan pelan itu masih didengar jelas oleh Changbin.

“Oh Yeri? Iya.”

“Kakak jawab apa?”

“Aku tolak lah. Kamu tahukan kalau aku gak suka sama hubungan yang awalnya temen terus jadi pacar gitu. Males, banyak ribetnya.”

“Terus Kak Yeri gimana?”

“Ha? ya gak gimana-gimana. Aku cuma bilang ke pelatih kalau gak nyaman sama perasaannya Yeri. Jadi gue kasih pilihan. Gue yang keluar dari Team, atau Yeri yang keluar.”

Bokie menghentikan gerakan tangannya mengaduk minuman, “Astaga kak...”

Changbin hanya menggedikan bahu, kemudian dengan cekatan mengambil ponsel Bokie dimeja.

“OKEEE KITA LIHAT SIAPA PACAR BOKIE MANIS !!!”

“KAK!! BALIKIN HAPE AKU!!”

/ / /

I was such a fool, not able to Tell you I loved you Because I was afraid of the hurt and sadness I Would receive after we meet

“Bokie?”

Changbin meletakan tasnya ke meja kantin. Tempat itu sudah sepi karena memang jam sekolah sudah selesai.

“Kamu ngapain disini?”

Bokie yang menggeleng dengan raut lesu membuat Changbin berlari ke mesin minuman untuk membelikan minuman favorit si sahabat,

“Minum dulu bokie... habis itu cerita kenapa kamu diem aja.”

Bokie menatap kaleng dingin itu dalam diam, Changbin pun hanya diam menemaninya meski pemuda itu bisa pulang lebih dulu.

“Kakak pulang aja gak apa-apa.”

“Ini masalah pacar kamu ? Kamu disakitin ? Yang bikin kamu nangis gini dia ?!”

Bokie menahan tangan Changbin yang akan beranjak, mengusap lengan itu pelan.

“Nggak kak , nggak~ tenang kak.”

“Bilang sama kakak siapa pacar kamu!”

Bokie hanya menggeleng, dia menatap Changbin dengan pandangan memelas, membuat yang lebih tua pun tak tahan dan memeluk erat.

“Bokie , kamu udah kakak anggep lebih dari temen dan sahabat—”

Bokie menahan nafasnya.

”—kamu udah kayak adik kakak sendiri. Kakak gak biarin kamu nangis atau disakitin. Kakak sayang kamu.”

“Kenapa ...”

“Kamu lebih penting dari yang lain bokie.”

Jemari itu dengan pelan meremas punggung Changbin, “Misal... misalnya pacar kakak sama aku tenggelam... siapa yang bakal kakak selametin duluan?”

“Ya kamu lah. Pacar tuh cuma status.Gampang putusnya, gampang bertengkarnya. Kamu jelas lebih penting.”

Bokie hanya mengangguk, Changbin bisa merasakan seragam bagian dadanya basah.

“Sht~ udah ya manis. Kita pulang sambil beli kue coklat biar kamu gak sedih lagi. Oke?”

Sekali lagi bokie hanya mengangguk patuh.

.

.

.

@yoospblx – Marah

cw// mention of cheating and divorce


“UDAH AKU BILANG KAMI CUMA TEMEN!! TEMEN DAN REKAN KERJA! KAMU KENAPA JADI SENSITIF KAYAK GINI SIH ?!”

“KAMU TUH GAK TAHU GIMANA PERASAAN AKU KAK!!”

Felix melempar beberapa lembar foto sang suami dengan rekan kerja nya.

“KAMU TAHU AKU SAMA WOOYOUNG BERAPA TAHUN HAH ?!?! KAMU LUPA KALAU WOOYOUNG ITU UDAH NIKAH JUGA SAMA SAN ?! MIKIR LIX!!”

“YANG NAMANYA SELINGKUH TUH GAK ADA URUSANNYA MAU UDAH NIKAH ATAU APAPUN KAK!! KALAU EMANG MENTAL NYA SUKA SELINGKUH YA BAKAL TETEP SELINGKUH! EMANG JALANG—”

Changbin menampar keras sang suami, “Jaga mulut kamu! Kamu gak kenal Wooyoung luar dalem. Gak usah ngata-ngatain dia!”

Felix menutup mata erat merasakan rasa panas dipipi, “That's it kak... selesai. Kamu udah berani main tangan sama aku. ITu tandanya emang dipernikahan kita udah gak ada rasa cinta lagi. Thats it. Kita selesaiin aja disini kak. Kita cerai aja.”

.

.

.