Bunda nyuwi

2028, Hai Tay

Aku sudah membaca surat mu semalam, kini akan kubalas.

Maaf terlalu lambat membalasanya. Butuh waktu 10 tahun ternyata te. Aku menulis selepas dari acara pernikahanmu. Seperti keinginan mu, aku tidak menemuimu. Aku hanya memandangimu dari kejauhan bersama istri dan anak ku.

Te, once again, happy weeding wajah mu yang tampan dipadukan dengan jas hitam itu, sangatlah perpaduan yang pas.

Te, terima kasih sudah mencintaiku. Aku bersyukur dicintai oleh orang sebaik kamu. Maaf, jika aku tanpa sadar menyakitimu. Aku sungguh minta maaf.

Te, sejujurnya... aku dulu sempat mencintaimu, bahkan jauh sebelum kamu mencintaiku. Tepatnya tahun 2015, tepatnya 13 tahun lalu. Saat kita pertama bertemu. Pertama, aku mengagumimu. Kedua, aku menyanyangimu. Ketiga, aku mencintaimu.

Aku sudah melakukan segala cara agar kamu melihat rasa ku, tapi waktu itu, kamu tidak bisa. Hingga aku menyerah dan mengubur dalam-dalam perasaan ku. 3 tahun setelahnya, 2018. Aku berhasil menyerah mencintaimu dan aku menemukan gadis manis yang lucu yang mampu membuat ku mencintainya dengan segala keunikannya.

Saat itu, aku tidak tau jika kamu mulai mencintaiku, disaat aku menyerah mencintaimu.

Te, berbahagialah dengan pasanganmu. Aku mendoakan yang terbaik untuk mu. Aku, New Thitipoom. Berharap yang terbaik untuk Tay Tawan di tahun 2028 ini.

Aku akan berpura-pura, tidak membaca surat mu Te, kisah kita masa lalu. Biarkan itu menjadi kenangan indah yang terbungkus rapi di kotak usang. Aku menyanyangimu sahabat ku. Selamat menempuh hidup baru.

Hai, New

Kalo kamu berhasil menemukan surat ini, pasti kamu sudah tau perasaan ku, padamu.

Oh ya, ini ku tulis tahun 2018. Dimana aku mulai sadar, aku mencintaimu. Sebenernya aku malu menulis ini yang entah akan sampai atau tidak padamu.

Sungguh, aku tak berniat memberi tau keberadaan surat ini, aku takut akan suatu hal. Jadi kuputuskan, surat ini kuletakan dihadiah ulang tahunmu, dibawah sampul, yang kalo kamu ga iseng buka sampulnya, maka ga akan ketahuan sampai kapan pun. Haha.

Mm.. hin. Aku tidak tau harus mengungkapnya bagaimana, aku sebelumnya tidak pernah menulis surat cinta seperti ini. Untuk jatuh cinta pun, aku baru merasakannya kali ini haha. Aku bahkan bertanya pada Off, Off bilang “lakukan saja Tay, tulis semua perasaan mu. Persetan gimana akhirnya, tulis saja. Aku mendukungmu.”

Dia memberi ku keyakinan untuk menulis ini. Saat aku menulis ini, kamu ada disini hin. Ingat pas kita ke chiang mai 2018? Nah saat itu, aku menulis ini. Aku tidak tau kamu membaca ini di tahun berapa, jadi aku ingatkan haha.

Suasana hujan dan terlelap tidur mu membuat ku tenang saat menulis ini, aku menatapmu sesekali, manis. Itu kata yang ku ucapkan saat melihat mu tertidur dengan meringkuk seperti anak bayi.

Saatnya aku mulai menulis, jangan menertawaiku pokoknya.

Hin, maaf aku telah ingkar. Aku kalah dan mencintaimu. Saat kamu ada, aku merasa bahagia. Aku tidak tau mengapa, kehadiran mu di hidupku memberi warna unik yang tak ku dapatkan sebelumnya. Sentuhan mu, perhatian mu membuat ku nyaman. Entah kenapa aku mudah berbagi rasa kekhawatirkan ku akan dunia kepadamu. Aku juga tidak mengerti. Aku yang terlanjur nyaman ini membuat insting ku menganggapmu sebagai rumah ku.

Ketika penat melanda, aku bisa berbohong pada dunia, i'm okay tapi di depan mu, aku benar-benar menjadi diri ku sendiri dan kelepaskan semuanya. Kamu menyambutku dengan kata-kata, “te hebat, sangat hebat. Sudah tidak apa. Kita manusia bukan robot yang tidak pernah mengeluh. Terima kasih sudah berbagi. Ayo apa lagi te? Hin disini, jangan takut.”

Bagaimana aku tidak jatuh cinta hin? Hanya Off dan dirimu yang tau aku sebenarnya. Aku bangga memiliki kalian di hidupku. Tapi satu yang ku TEGASKAN kamu dan Off berbeda tapi sama-sama berharga. Ketika Off ada sisi kiri ku, kamu ada di sisi kanan ku. Disaat aku membutuhkan pelukan, mendatangimu. Disaat aku membutuhkan saran, aku mendatangi Off. Kalian teramat berarti bagiku.

Ada saat dimana, Off terus menyemangatiku untuk mengungkapkan ini padamu, tapi aku yang pecundang, hari itu tidak pernah datang.

Nyali ku bertambah ciut, saat kamu mengenalkan seorang wanita cantik padaku, dan berkata dia pacarmu. Makin terkuburlah keberanian ku hin. Saat itu.... aku hanya berharap, tidak pernah mencintaimu lagi. Hatiku sakit, ah ternyata aku patah hati.

Ketika kamu bilang, kamu akan menikahinya, aku mendoakan mu hin, sungguh. Melihatmu senyum dengan menggengam tangannya, disaat itu aku sadar, kita memang tidak di takdirkan bersama. Jalan yang terlalu sulit, semesta yang membenci dan dunia yang menghakimi, membuat ku perlahan melupakan mu sebagai cinta.

Aku benar-benar ingin melupakanmu hin. Sungguh. Tapi nyatanya, aku malah semakin mencintaimu.

Untuk sesaat, aku menjauhimu. Tapi pada akhirnya, aku kalah. Ragaku, sudah menjadi milikmu secara tak langsung. Ragaku merindukanmu. Aku memelukmu dan kamu menyambutku seperti biasa.

Hin, jika aku menikah bukan dengan mu, kumohon jangan datang. Aku tidak sanggup melihatmu nanti. Aku tidak ingin menyakiti siapapun lagi hin. Baik itu hatiku, atau hati istri ku kelak.

New, senang bisa mencintaimu. Aku, Tay Tawan.

kediamanan Off dan New

Off gelisah menunggu New, suaminya pulang sehabis berkencan dengan Arm, sahabatnya.

Off melihat jam berkali-kali, melihat jendela berulang kali pula, tapi sampai tengah malam ini New belum pulang. Pasalnya New tidak mengabarinya sedikitpun dan itu membuatnya khawatir. Hp New dan Arm mati, bertambahlah kecemasan Off.

Off membuka hordeng jendela, “New, kamu dimana? Aku khawatir...”

Di cuaca yang sedang hujan dan malam pula, keesokannya membuat Off sakit, ia menunggu semalaman berharap New akan pulang, tapi nyatanya new tidak pulang.

Off terbaring lemas di sofa dengan keadaan demam dan mengigil.

🥀🥀🥀 Apartemen Arm

New menginap di apart kekasihnya untuk malam ini, mereka baru saja berbaikan dan ingin melepas rindu secepatnya.

“Bang, dingin... diluar hujan” kata New

Arm menoleh dan menutup laptopnya, “kenapa, mau peluk?” New hanya mengangguk lucu dan memeluk arm kencang.

“Dasar”

“Biarian wlee, kan pacar gue ini hehe”

New menongak ke Arm, “bang...” tak lupa tangannya dimainkan ke dada bidang Arm, gerakan memutar New lakukan.

“Hm?”

“Mau itu bang, boleh?” New menatap Arm dengan polos dan Arm menahan tangan New yang bermain di dadanya, “kamu mau apa?”

New gelagapan, langsung menundukan wajah merahnya, “ga jadi bang”

Arm mengangkat dagu New, “kenapa malu? Ayo sayang”

“Abang jangan deket-deket mukanya”

“Kenapa emangnya?”

“Ga apa-apa, nanti gue kelepasan”

New memelintir piama Arm di ujung bawah. Arm tau New sedang nervous

Arm angkat tubuh Berisi New itu ke kamar, dan kejadian itu pula membuat New merah semerah-merahnya. Di tangga menunju kamar, Arm menciumi New tak henti-henti dan itu membuat New tertawa keras.

“Abangggggg, jangan diciumin gitu astaga. Ih ampun bang, ampun.. hahaha”

“Disini punya abang, disini juga, disini pun. Semua punya Arm Weerayut.” Ia menciumi bagian wajah New seluruhnya dan memberi tanda kepemilikan.

Sampai dikamar, Arm membaringkan New diatas ranjang dan kini Arm mengukung kekasihnya, ia singkap rambut yang menutupi dahinya, sapu pelan.

“Manis, New Thitipoom sangat manis.” Arm kecup dahi New lama dan New pun menghangat.

Perlahan Arm menciumi kelopak mata, hidung dan pipi New.

New gelisah saat Arm hendak mencium bibirnya

Tangan New pun tidak tinggal diam, ia bawa tangannya keleher Arm. Mereka pun berciuman sangat pelan, tidak ada nafsu didalamnya.

Saat ciuman terlepas, Arm mengusap wajah New pelan, “New jangan tinggalin aku, aku tidak bisa hidup tanpamu sayang. Aku merindukan mu, sungguh”

New menangis pelan, “aku disini, aku janji. Aku ga akan kemana-mana. Aku juga merindukanmu. Berjanjilah jangan meninggalkan ku Arm.”

Arm mengangguk dan mengecup bibir itu lama, ciuman itu sarat akan semuanya. Ia semua rasa bercampur jadi satu. Mereka berharap Tuhan tidak marah dengan perbuatan ini.

Malam itu, mereka bercinta. Melepaskan rindu dan melontarkan kata cinta tak henti-hentinya.

🥀🥀🥀

Pagi hari,

New pulang dengan diantar Arm. New tersenyum sepanjang masuk ke dalam rumah. Mengingat malam manis mereka semalam.

New membuka pintu dan betapa kagetnya ia melihat Off terbaring di sofa dengan keadaan seperti orang demam.

New melepas tasnya lalu memegang dahi Off dan benar saja Off demam seperti dugaan New.

“Lo demam, sebentar gue ambil kompres dulu” belum sempat New beranjak, Off sudah menahan New dengan tangan lemasnya, “jangan pergi, kumohon Mild jangan tinggalkan aku...”

“Mild... hey Off Jumpol, gue New bangsat” New beranjak ingin pergi mengambil kompres

“Mild... jangan pergi” dengan mata yang masih terpejam, Off masih menyebut nama itu. Nama mantannya yang meninggal karena kecelakaan belasan tahun silam. Ia merindukannya.

New akhirnya pasrah dan diam terduduk disitu melihat Off melantur terus menerus tentang Mild.

New mengecek dahi Off dan malah bertambah panas.

“Sebentar Off, lepaskan tangan lo sebentar aja. Gue mau ambil kompres bentaran. Setelahnya lo boleh pegang semau lo. Demam lo tambah tinggi anjing

Akhirnya terlepas dan New bergegas menyiapkan kompresnya, “Mild katanya? Cih, merepotkan.”

New telah selesai menyiapkan semuanya dan berjalan ke Off.

New memeras kain nya lalu menempelkan pada dahi Off. New mengambil selimut di kamar atas, kamar Off Jumpol. Pasalnya New tidak pernah suka selimut jadi ia tak pernah memakainya. Kini ia memasuki kamar Off untuk pertama kalinya. Bersih dan aura lelaki terlihat sekali karena dominan hitam dan abu.

New berjalan mengambil selimut, tapi ada yang menarik perhatian New. Ia berjalan ke bingkai foto disamping nakas, “ah ini yang namanya mild itu? Cantik dan baik kelihatan dari wajah cerianya. Apa dia meninggal? Atau Off ditinggalkan? Ah pantas Off mengigau nama ini” ucap New saat melihat foto pria dan wanita itu saling berpelukan.

New turun dan membawakan selimut tebal Off.

New kaget, Off sudah terduduk di sofa. “Lo udah bangun? Gue baru mau nyelimutin lo Off.

Off menoleh dan melihat New disana. 'Jadi New yang merawatnya tadi dan bukan Mild? Off cukup, Mild sudah meninggal'

“Terima kasih New, maaf aku merepotkan mu.” Off hendak berdiri dan ditahan New.

“Hey, lo masih sakit, mau kemana lo? Ke kamar? Jangan aneh-aneh Off Jumpol. Rumah ini luas dan kamar lo jauh dari sini. Berbaringlah disini. Ini selimut lo”

“Tapi aku tidak nyaman disofa New, tidak apa aku ke kamar ku saja.

New pun berpikir, “yasudah, gini aja. Lo boleh ke kamar gue Off. Kamar gue kan di lantai 1. Untuk hari ini lo boleh ke kamar gue.”

“Hah?”

“Lo budeg ya? Lo boleh ke kamar gue Off Jumpol.”

“Ah begitu, terima kasih New. Kalau begitu aku ke kamar mu ya” New hanya berdehem mengiyakan.

Off pun berjalan ke arah kamar New.

🥀🥀🥀

New berniat membuatkan bubur untuk Off

“Untung lo sakit Off, kalo engga mana mau gua ke dapur. Malesin banget”

Setelah berkutat di dapur, kini bubur telah selesai dimasak lalu New mengambil nampan dan meletakan bubur kerang itu berserta dengan obat-obatan dan minum air putih hangat.

New berjalan membawa nampan menuju kamarnya.

New membangunkan Off untuk makan dan meminum obatnya.

Off merasa takjub dengan apa yang ia lihat, seketika hati Off pun menghangat dan menyantap semuanya.

“New, terima kasih. Buburnya enak.”

“Hm, cepat habiskan. Gue tunggu disini. Gue harus mastiin lo nelen itu obat. ” Off hanya mengangguk.

“Lo kenapa bisa sakit gini?”

“Tidak tau, mungkin cuaca semalam dan aku tidak menghidupkan penghangat ruangan”

New hanya mengangguk mengerti

“Lalu kamu semalam kemana? Kok ga pulang?”

“Bukan urusan lo, cepet habisin buburnya. Terus minum obat lalu tidur.”

Off hanya mengangguk.

Dan Off selesai menyantap bubur, meminum obat dan terakhir, New melepas kompres dan mengompresnya kembali.

2030, Bangkok, Thailand

Tay melihat rumah sederhana bercorak biru langit itu dari kejauhan, disana tempat mantan kekasih dan anaknya bernaung di kala hujan datang, terlihat sederhana namun menyejukan, layaknya air ditepian laut dengan sedikit terpaan gelombang menyapunya. Terakhir kali Tay kesana, Tay masih melihat tawa ringan anaknya seperti rintik hujan yang datang setelah mendungnya pelangi, menyenangkan dan menentramkan hati. belum sepekan berpisah, kini hati Tay merindu. ia rindu akan pemilik hatinya saat ini, yaitu New Thitipoom.

Terdengar pintu dibuka, Tay buru-buru menjauh dan beranjak. Namun baru dua kali melangkah, ada tangan kecil yang menggengamnya. Tangan mungil adalah tangan anaknya, Artheo Techaapaikhun. ya benar, New memutuskan tidak memakai marga Tay.

'Uncle, Tayyyyy!! mau kemana, kok ga masuk dulu..” Theo mendongak, terdengar helaan napas berat dari Tay, “hi jagoan, apa kabar?” Tay membungkuk sedikit guna mensejajarkan tingginya pada bocah lucu itu. “adek baik, uncle. Papa juga eum” Tay yan gemas pun mengusap rambut hitam bersih itu.

Tay menggengam tangan anaknya, “nanti ya, nanti uncle main lagi. Mmm.. adek, ada yang mau uncle sampaikan. Tapi janji sama uncle untuk tidak memberitahukan kepada papa, promise?”

Noted hehe”

“Anak pintar” Tay mengusap rambut itu, “adek, uncle Tay, titip papa ya, jagain papa, jadi anak yang ga rewel dan membanggakan ya? uncle saying banget sama adek, tapi sekaranguncle lagi ga bisa main bareng adek sama papa. Sampai nanti saatnya tiba, adek baik-baik ya sama papa. Jangan nakal apalagi bikin nangis papa. Bisa kan jagoan?” anak yang ber-usia 7 tahun itu terlihat bingung, namun ia pun mengangguk. Tay berjongkok dan memeluk hangat sosok anak kecil di hadapannya ini. Ia pasti akan merindukan anak ini dan papanya.

Uncle janji akan balik lagi, sampai saat itu tiba, tetaplah tumbuh dengan sehat. Uncle sayang Artheo, terima kasih telah hadir di dunia ini dan sampai jumpa sayang. Ingat, jangan bilang papa ya kalo uncle Tay kesini, Okay jagoan?”

Uncle sampai jumpa lagi. Adek ga tau uncle mau kemana, tapi adek janji adek akan tumbuh dengan baik, begitupun dengan papa. Jadi uncle cepatlah kembali. Adek juga janji! akan jaga papa dan tidak membiarkan siapapun menyakitinya. Adek janji.” Tay menangis, ia tak menyangka darah-dagingnya kini telah tumbuh sehebat ini tanpa sosoknya. Kini Tay memeluk anaknya dengan erat. Ia peluk dengan erat, seakan ini adalah hari terakhirnya bertemu. ’aku yang menyakiti papamu, aku, daddy mu. Maaf sayang, daddy janji akan kembali. Tidak perduli butuh waktu berapa lama, tapi daddy janji akan kembali pada kalian.’ Batin Tay berbicara.

Tangan kecil itu mengusap air mata yang jatuh pada Tay, “uncle jangan menangis, adek sama papa tidak apa-apa jika kita tidak sementara hehe. Semangat uncle “ kata Theo dengan kecupan singkat di kelopak mata Tay yang tadinya banjir akan air mata. Anak itu tumbuh dengan baik. Sangat baik malah. ‘Tuhan, terima kasih sudah memberi hadiah terindah dalam bentuk Theo dan New. Aku tidak akan melupakan mu Tuhan. Terima kasih.’


2040, 10 tahun kemudian

London, Inggris

Setelah perpisahan Tay dan New, kini Tay dan keluarganya berpindah ke negara lain. Yaitu London, Inggris. Sudah 10 tahun terkikis namun memori tentang New dan sang anak, masih melekat kuat di memori Tay Tawan. Istri Tay tau jika Tay masih mencintai New Thitipoom. Sosok yang tak akan bisa ia kalahkan. Karena pada dasarnya, bukan Tay yang merusak segalanya tapi dirinya.

Sang istri melihat Tay memasuki Gudang, sudah ia pastikan jika Tay merindukan New dan anaknya, bernama Theo.

Namtan, istri Tay bernama Namtan. Lebih tepatnya Namtan Tipnaree. Namtan ikut masuk ke dalam Gudang dan menemukan Tay tengah terduduk dibawah dengan keadaan menangis memeluk album foto yang berisikan kenangan manisnya bersama New Thitipoom.

Namtan membawa Tay kepelukannya, tidak, ia tidak marah mungkin hanya kecewa. “sayang, tidak apa. Menangislah… aku disini. Tidak apa, keluarkan semuanya.” Namtan mendengar rancauan Tay dengan sangat jelas tentang kerinduannya terhadap sosok di foto itu.

“New bagaimana kabarmu? Aku merindukan mu dan juga merindukan Theo. Kalian disana makan teratur kan? Tidur dengan nyenyak kan? Aku harap begitu….” Namtan masih memeluk Tay dan membiarkan Tay mencurahkan semuanya. “sudah 10 tahun berlalu New, tapi aku masih belum bisa melupakan mu. Aku harus bagaimana? Aku melukai semuanya. Kamu, Theo dan sekarang Namtan. Katakan New aku harus bagaimana melanjutkan hidup ini tanpa mu? Aku merasa bersalah pada semuanya tapi aku terlalu takut untuk berubah.”

Tay menoleh karena tangannya ada air mata yang jatuh dan itu berasal dari istrinya, Namtan. Rupanya Namtan pun ikut merasakan pilu, ia menangis dalam diam.

“Maaf aku namtan. Maaf….” Tay pun membawa sang istri kepelukannya. “Tay, aku juga minta maaf padamu dan New. Maafkan aku tay” Tay melepaskan pelukan itu dan mengusap air mata istrinya.

Kediaman New Thitipoom

“Selamat pagi papa Theo yang paling tampan dan menggemaskan” Theo memeluk papanya yang sedang memasak sarapan. New tersenyum, “pagi adek, tumben banget udah bangun? Biasanya harus dibangunkan terlebih dulu kamu itu” Theo tidak menjawab dan hanya mencium pipi kiri papanya lalu duduk untuk sarapan.

“Menu hari ini vegetarian yeay! Ayo di makan adek, biar sehat.” Theo pun dengan ogah menyendok lauk pauk berwarna hulk itu, Theo tidak menyukai sayuran. Sangat tidak suka.

“Daun terus, daun lagi, Aku ini manusia papa, kenapa memasak sayuran terus? Adek tidak suka. Ini tidak ada rasanya, dan sangat pahit.” Theo mendumel tapi tetap saja ia memakan hulk itu, ia hanya tidak suka tapi ia akan tetap menghargai masakan papanya.

“Adek makan yang banyak. Katanya mau jadi kapten basket. Ayo ini papa sendok-an lagi” Theo hanya membiarkan papanya, sudahlah toh ini juga demi kebaikannya sendiri. Seharusnya dia bersyukur punya papa yang baik.

“Papa tidak makan?’

“Tidak, adek saja yang makan.” New membuka handphone dan melihat progrees kerjaannya. Sungguh melelahkan bekerja tanpa henti seperti ini, tapi ini demi dirinya dan anaknya biar tetap hidup. New adalah arsitek senior di kantornya.

“Papa makan, jangan sibuk terus. Luangkanlah waktu untuk makan sebentar. Papa, adek tidak suka kalo lagi di meja makan, papa malah tetap bekerja.”

“Nanti ya sayang, sedikit lagi”

Theo jengah, dan ia bergeser mendekat kea rah papanya dan menyuapinya. “makan papa, sudah ini adek saja yang suapin.” New tersenyum dan menerima suapan itu. “terima kasih anak papa yang paling baik ini” Theo mendengus, “memangnya anak papa ada berapa? Kan hanya aku saja, dasar”

“Ada Bryan, Camela dan Kevin sayang, hehe” New menyebutkan peliharaan kucing-kucingnya.

“Enak saja, aku disamakan dengan kucing sialan yang makan banyak, malas gerak seperti mereka, aku lebih tampan tau” Theo kembali menyuapi New.

New menurunkan kacamatanya dan mencubit pipi pria beranjak remaja itu dengan gemas, “tentu saja, anak papa Artheo Techaapaikhun yang paling tampan, baik dan gagah. Papa sudah kenyang, papa mau ke atas dulu, cepat habiskan makanmu dan berangkat sekolah.” New pun berlari ke atas, ia melupakan sesuatu di atas.

Theo hanya mengeleng melihat kelakuan papanya dan kembali memakan sarapannya.

Drrrttt

“PAPA, HANDPHONE MU BERBUNYI…..” tereak kencang Theo guna papanya mendengar,

“DIANGKAT SAJA ADEK, PAPA MASIH SIBUK MENCARI BARANG DI ATAS..”

’nomor tidak dikenal? Ah jangan-jangan pacar papa lagi ini, kena kau papa haha’ ucapnya pada diri sendiri, “halo, deng-“ belum sempat Theo bertanya, si penelpon sudah memotongnya, “NEW! Ini aku Namtan, kau masih ingat padaku?” ternyata penelpon itu adalah Namtan. “maaf, tapi ini bukan pa-“ lagi dan lagi ucapan Theo pun di potong,

“New, Tay…. Dia merindukanmu New, mau menemuinya sebentar saja? Kalian di London kan? Orang ku sudah memberitahu posisi kalian. Untuk alamatnya aku kirimkan segera!” Theo menegang mendengar nama tidak asing, ’Tay? Apa maksudnya uncle Tay? Aku harus menemui penelpon ini. Papa, maafin adek, adek hapus saja pesan ini. Adek sudah berjanji pada uncle Tay’ Theo langsung bergegas menuju alamat itu.

Warn :

INI ANGST. JANGAN BACA. Fantasi Mpreg I warn you sweetie


lokasi Pemotretan

Cut! oke sekian pemotretan hari ini, terima kasih semuanya...” ucap photograper sembari berdiri dan membungkuk sedikit kepada staff dan talent

Terlihat Tay masih dalam pose-nya memandangi New di bawahnya. ya tema pemotretan hari ini sedikit dewasa, dimana Tay berpose diatas New. New pun menepuk bahu partner-nya pelan, “Tay, menyingkir dari atas ku... kau berat!” Namun Tay tetap tak bergeming sedikit pun. ia malah tersenyum memandangi New. New terlihat manis dibawahnya dengan rajukannya.

“hin, kamu manis. tadi sarapan apa?” gombal Tay yang terdengar seperti lelucon bagi New. New pun mendorong Tay dengan kuat hingga Tay terjungkal. New yang diperlakukan seperti itu, jengah.

New berdiri dan meninggalkan Tay yang masih meringis karena terjungkal cukup kenjang akibat terjangan New. wajah New memang sangatlah manis, tapi tenaganya tak ada yang menandingi kuatnya.

Ketika New berjalan, terlihat kekasih aslinya datang dan membawakan bunga. New tersenyum dan memeluk sosok kekasihnya, Off Jumpol Adulkittiporn. Ceo Jumpol Co.Ltd. sebuah perusahaan yang bergerak di bidang property dan real estaste. tidak, mereka tidak mempublikasi hubungannya.

“kok kesini? tumben banget” New menerima bunga mawar putih yang Off bawa, Off tau kekasihnya ini pasti sebal dengan kesibukan dirinya mengurus perusahaan. bukannya menjawab, kini Off malah memeluk lebih kencang lagi kesayangannya, ia gemas. terlampau gemas malah.

“ASTAGA KAK!! A-aku gabisa nafas ini, KAK OFF!!!! lepasin ih...” Off kini tertawa dengan keras dengan teriakan kecil New, “iya-iya ini dilepas, jangan gemes gini sayang, aku culik nanti” ucapan gombal Off berakhir dengan cubitan kecil New di pinggang Off.

“ih udah jangan gitu.”

“gitu gimana sih? aku ngapain emangnya hm?”

“jangan gombal, udah tua juga.” Off mencubit kedua pipi kekasihnya dengan kencang, “uh tu tu tu, emang gemes kok pacarnya aku, masa dibilang gombal. tuh liat pipi kamu aja kaya mochi tau haha” New melotot lucu, “AKU TAMPAN, AKU GA GEMES TAU”

“manis”

“ish tau ah sebel, LEPASIN GA PIPI AKUNYA”

“ga mau”

New maju dan sedikit berjinjit lalu mengecup bibir sexy kekasihnya. ia senang menjahili Off, baginya itu hiburan tersendiri. dan kini keduanya berciuman. 'dasar tidak tau tempat, bermesraan'.

Off menyudahi dan mengusap saliva yang turun dari bibir New. New yang diperlakukan seperti itu mau tidak mau tersenyum hangat. Off adalah pria romantis dengan bentukan kulkas di luarnya. tak banyak yang tau jika sifat Off aslinya sehangat ini, dan New bersyukur bisa melihat sifat aslinya.

Sementara itu disisi lain, ada Tay yang memandang keduanya sendu. tidak, ia tidak marah, hanya kecewa mungkin. New dan saudara tiri-nya, Off Jumpol itu terlihat serasi. Tay bagaikan matahari dan New adalah bulan, tak pernah ditakdirkan bersama. Tay mencintai New, sangat malah! hanya saja dulu 3 tahun lalu, ia denial ia berkilah dan bertindak bodoh. dan disaat itu ada Off yang secara terang-terangan memberi perhatian kepada New sahabat dan partner-nya. seharusnya ia saat itu berani mengungkapan rasa cintanya pada New, tapi Tay terlalu takut akan perubahan status yang dulunya sahabat kelak menjadi kekasih, yang berarti jika putus hubungan mereka pun akan canggung 'terlihat alasan bodoh Tay Tawan'.

Dunia mengenal Tay Tawan dan New Thitipoom adalah pasangan kekasih, tapi ternyata itu hanyalah tameng pada media. New sudah memiliki Off sebagai kekasih aslinya dan Tay hanya partner-nya tak lebih. mirisnya adalah, kenapa harus Off? saudara tiri-nya? semesta sedan bercanda mengujinya. Baik Off maupun New tidak ada yang tau tentang perasaannya Tay. ia menyimpan fakta ini rapat-rapat. miris bukan ya itu lo sendiri Tay, itu elo bangsat batinnya memaki.

Tay terlihat menenangkan diri, lalu berjalan ke arah Off dan New berbincang, ah bukan berbincang tapi setelah berciuman. poor Tay! Tay merangkul keduanya dan berlaku sok-asik di depan saudara dan orang yang ia cintai. 'kau menyedihkan Tay, bagaimana bisa kau bertindak seperti orang paling bahagia? kau terlihat lucu' pikirnya dalam hati sambil tersenyum dengan riang. bodoh

“WOAH OFF JUMPOL SAUDARA KU... sedang menjenguk kekasih mu?” ucap Tay dengan intonasi tidak santai membuat Off menempuk pelan kepala Tay, “ya masa aku menemuimu? apa untungnya bagi ku?”

“kau ini tidak pernah menyanyangi ku memang Off, sudahlah aku pergi dulu. ingat, jangan bermesraan di sini bodoh, ada banyak orang yang melihat. aku pamit” ucap konyol Tay itu membuat Off dan New geleng-geleng kepala, ada benarnya juga omongannya.

“ayo keruangan istirahat ku, kau tak dengar tadi kata saudara mu? 'kita tak boleh bermesraan disini' sayang”

“memang mau melakukan apa?” Off memancing, membawa pinggang New mendekat, lalu mengusap seductive

“2 ronde cukup ga? aku lelah sebenernya, tapi aku menghargai mu datang kesini setelah tak bertemu dengan ku sebulan ini karena sibuk, menyebalkan! bagaimana?” New memang ajaib dengan pola pikirnya dan itu membuat Off gemas.

“ayo keruangan mu, tapi tidak dengan berincinta aku sedang tidak ingin sayang.” Off merangkul New dan berjalan menuju ruangan New.

“yakin? tumben banget..”

“iya sayangku, aku sekarang hanya ingin memelukmu dan melepaskan rindu ku saja. kau ini kenapa kotor sekali pikirannya, dasar beruang nakal”

“hehe kirain kan, tapi ayo kita berpelukan semau mu dan selama yang kau mau. aku akan ijin ke mae untuk menunda jadwal berikutnya, ah aku juga merindukan mu haha”.

“Dasar”


Apartemen Tay

Arm datang ke Apartemen Tay, atas permintaan Tay, katanya ia sedang butuh teman ngobrol.

Arm terkejut melihat apart temannya, ini terlihat seperti 'kandang ayam' dibandingkan tempat tinggal manusia. terlihat tisu bertebaran, makan sisa menumpuk dan baju kotor berhamburan. Arm melihat penampakan buntelan besar di lapisin selimut 'orca whales' selimut pemberian New ke Tay saat mereka pertama di pasangkan dalam series yang mampu mengantarkan keduanya meraih kesuksesan besar hingga sekarang.

Arm menendang buntelan yang ia duga Tay sahabat tololnya.

“masih hidup kan lo njing?! bangun tolol, lo kenapa dah berantakan gini? New lagi?”

Tay memunculkan kepalanya dari selimut dan mengangguk pelan,

“gue harus gimana Arm?” lalu dijawab Arm, “gimana sat? bukannya lo ga pernah mau dengerin saran dari gua? ngapain nanya ke gua harus gimana? ngelawak nih biawak

Arm menuju kulkas dan membawakan beer berserta beberapa makanan ringan. ia tau Tay akan cerita panjang bak kereta yang beroperasi jadi ia sudah mempersiapkan diri. classic Tay Tawan.

“gue nyerah, gue CEMBURU! h-hiks..” Tay menangis menye dan ditoyor Arm pelan.

“kan apa gue bilang wan, lo itu cinta sayang suka ke New tapi lo ngehindar terus. tinggi hati sih lo, rasain! lo makan tuh denial” Arm dengan santai membuka kaleng beer lalu menyalakan Netflix dan menonton sweet home. ia akan menonton kekasihnya, song kang. ah ia jadi kangen dengan pacar nya di negeri ginseng sana. ldr tai kucing menyebalkan.

Tay menghela napas, ucapan Arm ada benarnya. ia memang pengecut waktu dulu, dengan naif nya ia bilang ia tak mencintai New dan akhirnya ia kena karmanya.

Arm tak konsen melihat netflix karena ia melihat Tay menghela napas sedari tadi dan itu menyesakan untuk di saksikan Arm. ia memberi Tay beer, “nih minum” Tay hanya menoleh dan menghela napas lagi, Arm jengkel melihatnya.

Arm tak tahan dan segera menelfon New untuk kesini. sudah saatnya New tau tentang perasaan Tay padanya. walau terlambat, Arm berharap keduanya bisa menyelesaikannya, terutama Tay. 'pria itu seakan hidup tak mau, mati pun sengan miris!'

Arm menyenggol kaki Tay pelan, “lo beneran jatuh cinta yang jatuh sejatuhnya banget wan?” dan Tay hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Tay mengambil beer itu dan meminumnya, ia setres. ia sejatinya sangat anti sama dengan alcohol mau berapa persen pun. tapi, lihatlah dia sekarang? meminumnya tanpa henti, bahkan Arm sudah terlalu malas untuk mencegahnya, biarkan sahabatnya ini melampiaskannya.

“manis...” Tay tersenyum melihat beer ditangannya. Arm menoleh, “sinting!” dan geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd teman tololnya. ah tepatnya, orang tolol yang sedang patah hati.

Tak lama terdengar suara bel dan pintu terbuka,

ting

Terlihat New datang dan ia sedikit banyaknya terkejut dengan apa yang dia lihat sekarang, kacau dan berantakan. Tay melihat New datang hanya menyapa, “hai New, ada apa kemari? tumben banget hehe” Tay menyengir di setengah mabuknya. beer itu nampaknya membuat Tay sedikit kehilangan kesadarannya.

New maju dan segera membersihkan ruangan yang mirip seperti medan perang ini, “kau tanya pada Arm, kenapa aku ada disini. katanya ada hal penting, makanya aku datang dan eum melihat kalian.... ah sudahlah.” Arm sedikit banyaknya tau tentang New Thitipoom, rekan satu artis nya dan berstatus kekasih media Tay Tawan. lucu bukan? kekasih media. haha

“kau mabuk kak Arm?”

“tidak New, hanya sedang ingin minum saja kalau kau tanya kenapa aku minum beer

“Oh, kukira kalian berdua ternyata hanya Tay, dia kenapa?”

“entahlah, mungkin karena dirimu, New”

New sejenak berhenti membersihkan meja itu dan menoleh ke arah Tay, 'hal apa yang sudah kulakukan pada dia? hingga semenyedihkan itu Tay Tawan, perasaan aku tidak berbuat ulah apapun' pikir New sesaat.

“aku kenapa emangnya? ngaco banget haha”

Arm menaruh beer nya di meja dan menopangkan tangannya pada dagu lalu melihak sosok New sebentar, “kau tidak sadar? ah tidak, memang Tay yang tolol, jadi wajar kau tidak sadar.” New mengernyit, “sadar apa? Tay kenapa memangnya?”

Arm mengambil beer nya dan bersandar di sofa kembali dan menaikan salah satu kakinya. “pria bodoh di sampingmu itu, Tay Tawan Vihokratana. dia menyukaimu. ah tidak, dia mecintaimu sejak 3 tahun lalu.” jawab Arm santai dengan memakan cemilannya dan menyalakan netflix kembali. 'bisa-bisanya dia mengurus kisah cinta orang lain, sedangkan dirinya sendiri bingung menyelesaikan perkara ldr dengan si monster manis di layar netflix itu, kan anjing.' New yang mendengar celoteh itu langsung terdiam dan membeku.

“B-bagaimana... bbisa? seorang Tay Tawan? kau bercanda kak. mana m-mmung...” New melemas dan melihat Tay yang sudah tertidur pulas di meja. New mengusap rambut Tay lembut, “Tay, kenapa tidak pernah bilang hm?” Arm hanya melirik dan melihat New ikut menaruh kepalanya ke meja dan memandangi Tay.

Arm berdiri, “aku sudah selesai, sekarang bagian kalian berdua. aku tidak akan ikut campur lagi, ini masalah kalian, jadi selesaikan dengan baik dan bijak, New aku pamit dan titip Tay.” ucapan retoris Arm hanya dianggukin New.

Setelah kepergian Arm, kini hanya tersisa Tay dan New di apartemen Tay.

New masih memandangi wajah polos Tay yang sedang tidur nyenyak di meja. “kenapa tidak pernah bilang? aku juga mencintai mu Tay...” Tay mengeliat dan kembali menyamankan posisinya. “tapi dulu. kalau saja dulu kau tidak denial mungkin kita tidak hanya sebatas kekasih media Tay, aku harus bagaimana melihat mu besok? kau orang baik. aku sayang padamu sungguh. tapi aku juga tidak bisa melepaskan Off demi dirimu yang sudah menolak ku waktu dulu. kau tau Tay? aku masih ingat penolakan mu waktu dulu, 'aku tidak mencintaimu hin, maaf... aku tidak bisa. ' iya itu kata yang kau lontarkan padaku waktu dulu di rooftop saat aku menembak mu. bagaimana aku bisa lupa? itu menyakitkan Tay. dan disaat aku rapuh olehmu di waktu dulu, aku bertemu kakak tiri mu, Off jumpol. dia yang membuat ku bahagia, membuatku bangkit dan memulai kembali menata kehidupan ku. aku tidak bisa membuang malaikat penyembuh ku Tay. maaf dan terima kasih telah mencintaiku walau terlambat, tidak apa.” setelah New melontarkan kata-kata panjangnya ia membawa Tay ke kamar dan membantu Tay untuk tidur nyaman, lalu di akhir ia menyelimuti Tay dan mengeceup kening Tay lama dan berpamitan pergi.

“aku pulang Tay, selamat malam sun mimpi indah”

Air mata New menetes dan ia menyekanya lalu berjalan keluar kamar. tanpa New tau, sedari tadi Tay tidak tidur, ia hanya berpura-pura. tak tahan kini air mata Tay mengalir deras, ia mendengar semua ucapan pilu New untuknya. iya, untuk bajingan sepertinya. ia tak pernah tau, New pernah rapuh karena dirinya dan itu menyakitkan. sungguh rasanya sangat sakit. Tay duduk dan membuka nakas di sebelah kasurnya lalu ia ambil album foto disana.

Tentang Te dan Hin ia itu judul yang ada pada album foto tersebut. perlahan tapi pasti Tay membukanya.

Halaman pertama, ada figur dirinya dan New sedang menatap kamera dengan ceria, dan tak lupa rangkulan bahu di keduanya. terlihat manis dan menyenangkan saat itu. Tay mengusap dan tak sadar air matanya kini kembali jatuh dan membasahi halaman foto itu. Tay menangis, ia ingat foto ini adalah foto pertamanya mengenal New. ternyata sudah 7 tahun berlalu, cepat sekali.

Halaman kedua, hanya ada New di sana dengan memegang ice cream cone vanilla kesukaan New dan tersenyum sangat lebar. Tay ingat, itu ia yang mengabdikannya secara langsung melalui bidikan kamera antiknya. ia benar Tay suka dengan dunia photography sangat malah. Tay tersenyum singkat dan memberi notes di samping foto New, Thitipoom sangat menggemaskan ia tulis dan beri hati biru di sampingnya. manis

Halaman demi halaman Tay buka, dan ia terhenti pada halaman terakhir, disana tertulis untuk Te dari hin, jangan baca haha aku malu kalo kamu baca... Tay sudah lama tak melihat album ini jadi ia tak tau dengan halaman ini

Pesan yang New sampaikan adalah ,

” 2017, July 20.

halo Te! selamat ulang tahun sahabatku, partnerku, mentorku, dan matahariku, Tay Tawan Vihokratana. eum pertama-tama aku mau bilang dulu, kalo ini jangan sampai kamu bacanya ya? ini sangat memalukan dan mungkin terdengar alay haha. baiklah aku mulai saja.

Tay, terima kasih sudah ada di hidupku hingga hari ini, aku bersyukur akan itu. aku harap untuk kedepannya kita akan terus bersama selamanya. eum Tay sebenernya aku mencintaimu, aku akan mengungkapkanya nanti saat pergantian tahun di rooftop kau suka kan? hehe liat nanti ya, aku bakal kasih kejutan yang bagus banget loh haha astaga aku seperti anak remaja, tolong jangan menertawaiku ya! awas kalo iya, aku gebuk kamu...” Tay tertawa mendengar ancaman lucu itu dan mengingat bagaimana manisnya New saat menulis pesan ini.

“ya intinya nanti, 31 desember 2017 aku akan mengutarakan semuanya, sampai nanti Tay, mungkin agak lama dari aku menulis ini tapi aku sangat menantikan momen itu. Tay, teruslah tersenyum aku menyukai itu dan semua orang menyukai itu. kalo kamu lelah, kamu bisa ke aku tay, kalo kamu capek, bisa bersandar ke aku dan kalo kamu pengen istirahat, ada aku tay! cari aku yaaaa jangan lupa, kita semua sayang Tay Tawan. sehat-sehat ya Tay. jangan begadang terus tauk, badan kamu itu bukan mesin Tayyyyy. tuhkan jadi bawel akunya. yaudah deh itu aja yang aku mau sampaikan. selamat ulang tahun yang ke 26 tahun Tay Tawan Vihokrtana, New Thitipoom sayang Tay hehe. “ Tay sudah tidak tau lagi sudah berapa kali air matanya menetes malam ini. kini hatinya semakin sesak dan rasa bersalah terlalu besar. Tay ingin memutar waktu seandainya bisa, tapi ia sadar ini bukan webtoon Tay pasrah dan sekarang ia lelah. ia hanya ingin malam ini cepat berlalu dan akhirnya Tay pun terlelap.


Pagi hari

Tay terbangun karena diluar sedang hujan sangat deras.

“Hujan anjing! kenapa harus pagi sih datangnya? Ah elah... pusing banget pala gue kebangun kaget gini. tai” Tay berjalan ke kulkas dan meminum jus jeruknya.

Malam yang panjang telah Tay lalui. Dan kini ia sangat pusing karena tebangun sangat pagi gara-gara hujan badai diluar.

Sesaat Tay sedang ingin menonton tv, ia mendengar petir sangat keras diluar dan listrik mati. ah sial, kenapa harus sekarang, bangsat batinnya.

Ia membuka hordeng dan terkaget dengan apa yang dia lihat. Di depan sana ada mall yang setau Tay sudah tidak ada 1 bulan ini karena bangkrut, lalu kenapa ada lagi? Apa yang salah dari pengelihatan ku? Tay bertanya pada diri sendiri yang terlihat bingung.

Tay mengucek-ngucek matanya dan tetap saja melihat mall itu bediri kokoh dan ramai pengunjung. ada apa dengan hari ini? pikirnya.

Tak lama telfon Tay berbunyi. Itu dari mamanya, “halo ma? Ada menelpon pagi sekali?”

Terdengar teriakan dari sang penelpon, “ YA TAY TAWAN! KAU LUPA MAMA MU MENIKAH HARI INI? KAU DIMANA ANAK NAKAL? SUDAH JAM 7 KAU BELUM KESINI. CEPAT KESINI.” Tay bingung, hah? Mama bukannya menikah 3 tahun lalu? Ini kenpasih Arghh GUE KENAPA?? Tay terlihat frustasi dan menelpon telfon itu.

Tay termenung untuk sesaat. Pagi ini sangat aneh, rasanya Tay seperti 3 tahun lalu. Tapi itu tidak mungkin. Kebingungannya semakin menjadi dengan mall yang berdiri kokoh dan mamanya menikah lagi. Ini maksudnya bagaimana? Tay bingung.

Tay memutuskan mandi air hangat guna merileks kan pikirannya.

Setelah mandi, Tay pun memakai dasi dan jas mahalnya. Baiklah Tay akan mengikuti alur dulu, ia masih terlalu malas untuk berpikir di pagi hari ini.


Setelah mendapat lokasi tempat mamanya menikah, kini ia sudah sampai di aula pernikahan. Tay masuk, dan bahkan terkejut dengan suasanannya. Ini sama dengan tema pernikahan mamanya tahun lalu.

Tay melemas, “ini sebenarnya ada apa ya tuhan? Aku yang gila atau aku menjelajahi waktu? Tapi itu mustahil.” Tay benar-benar tidak tau harus berbuat apa.

Off datang dan menepuk bahu Tay. “Kau kenapa Tay? Sakit? Wajahmu pucat.”

“Off bilang padaku, kalau ini bukan pernikahan papamu dan mamaku? Off please...” Tay berspekulasi jika ia memang benar terlempar ke masa lalu atau menjelajahi waktu tepatnya, maka Off akan mengatakan iya.

Tay berharap-harap cemas sekarang. Ia keringat dingin. Off yang melihatnya mengernyit, “kan memang iya Tay. Mamamu dan papaku menikah hari ini. Kau kenapa? Tidak biasanya seperti ini.”

Ok, Tay mundur dan lari dari situ. Off pun tak luput meneriaki Tay dengan keras, “TAY MAU KEMANA? ASTAGA TAY TAWAN! PERNIKAHAN SEBENTAR LAGI. TAY...”

Sudah cukup. Tay yakin jika dirinya terlempar ke masa lalu. Tapi kenapa bisa? Dunia bercanda kah? Atau semesta sedang bermain? BAGAIMANA MUNGKIN? udah gila. Tay sudah tak habis pikir. Dan sekarang dirinya ada di jembatan. Melihat pemandanga pagi ini di tepi sungai luas memanglah menyejukan.

“Hah udara nya enak.” Tay menghirup udara bersih itu.

“Sebentar, kalau gue balik ke masa lalu, itu berarti.....” Tay tampak berpikir, “gue bisa perbaiki kesalahan gue sama new dong? ah i got it! terima kasih tuhan. Terima kasih banyak. Gue ga akan buang kesempatan kedua ini.” Tay tersenyum seperti orang bodoh.

“Baiklah, sekarang tanggal berapa, hmm...” Tay terlihat membuka hp nya dan melihat tanggal. “31 Desember 2017, ah ini kan waktu New nembak gue di rooftop malam nanti? Iya kan? TUHAN TERIMA KASIH BANYAK. AKU MENCINTAIMU.”

Akhirnya Tay menerima kejadian aneh dan ajaib ini. Maka ia memutuskan untuk kembali ke pernikahan mama dan papa Off.


Ruangan pengantin wanita

Mamanya sudah khawatir dan mondar mandir tidak jelas. Tay pun masuk dan memeluk mamannya erat, “happy wedding mama Tay yang cantik. Maaf Tay tadi ada urusan mendadak hehe. Ciee yang pengantin baru. Ah manis banget mamanya Tay ini.” Tay memeluk dengan kencang.

Mamanya lantas memeluk balik, “terima kasih Tay. Mama pikir kamu tidak menerima pernikahan ini. Mama tadinya sudah mau membatalkannya kalau kamu tidak suka sayang tapi syukurlah tadi salah paham aja.” Mamanya hampir menangis.

“Jangan menangis ma, nanti riasannya luntur. Tay selalu percaya apa yang mama pilih itu yang terbaik. Lagian papa Off juga baik. Udah jangan sedih lagi. Mama cantiknya Tay.”

Pada akhrinya pernikahan telah selesai di gelar dan kini Tay menuju ke rumah lalu berdandan setampan mungkin. Ini hari bersejarahnya. Ah Tay tidak sabar.

Telfon Tay berdering dan penelfon itu adalah Thitipoom. Tay langsung mengangkat dengan senyum lebar, pasti New mengajaknya bertemu di rooftop, “Tay kau sudah pulang dari acara nikah mamamu?”

Tay tak bisa menyembunyikan senyumnya, ia tersenyum sangat lebar sekarang.

“Ah aku sudah pulang New. Ada apa?”

“Mau bertemu di Rooftop tidak? Ada yang mau aku bicarakan, bisa?”

Tay sumringah, ini dia yang ia tunggu-tunggu, “BISA NEW BISA. AYO SEKARANG!”

New kaget “kau kenapa Tay semangat sekali? Yasudah sampai nanti.”

“Eum New, jangan datang jam 10.00 malam, aku kesepian nanti haha”

“Eh? Kok tau aku datang jam segitu? Aku baru beres syuting jam 8.00 malam sih, tapi baiklah aku akan datang jam 9.00 malam saja. see you

see you too


Rooftop

11.00 PM.

Tay sudah datang dari jam 08.00 PM tadi. New sudah terlambat 2 jam dari perjanjian nya. Tay khawatir dan menelfon New namun tidak diangkat.

Tak lama berselang, telfon Tay berdering, nama Arm tertera disana.

“TAY, NEW KECELAKAAN. CEPAT KEMARI. ALAMATNYA AKU KIRIMKAN.” Arm terlihat panik dan Tay melemas.

Ya tuhan apa maksudmu dari semua ini? Jangan bercanda padaku. Ucap tay pada dirinya sendiri.

Tay bergegas ke Rs yang disebutkan Arm dan menuju ruang operasi. Terlihat ada Arm disana dan papa barunya, tuan Adulkittiporn.

“Pa, papa bagaimana bisa ada disini? Ada apa dengan New? Ini sebenernya kenapa?” Tay bertanya beruntun pada papanya. Setau Tay di tahun 2017 New tidak mengalami kecelakaan seperti ini. Tay heran.

“Tadi papa sedang bersama Off membeli kue kesukaan mamamu dan tepat di seberang kami melihat New digerubungi warga dan ternyata dia ditabrak lari nak.” Penuturan papa nya membuat Tay melemas dan hampir merosot kebawah andai saja tidak di tangkap Arm.

Papa nya memeluk Tay yang menangis pilu dan menenangkannya.

“Tay tenanglah. New pasti selamat. Kita doakan yang terbaik ya sayang.” Papanya mengecup kepala Tay dan mengusap punggung Tay guna menenangkannya dan berhasil Tay berhenti menangis.

Terdengar derap langkah, ya itu Off yang baru saja datang setelah usai mendonorkan darahnya pada New. Teman Tay, saudara Tiri-nya.

Tay yang diberi tau Arm bahwa Off mendonorkan darahnya ia berterima kasih dan memeluk Off sangat kuat, “terima kasih Off, jasa mu akan kubalas nanti. Terima kasih. Terima kasih sekali lagi.”

“Bukan hal yang besar, selagi aku bisa membantu ya aku bantu. Lagian dia teman saudara ku. Sudah jangan menangis lagi”

Tak lama dokter pun keluar dan memberitahukan keadaannya. Bahwa kini New selamat dari masa kritisnya tapi sayang New harus mengalami kebutaan akibat benda asing yang mengenai retinanya saat kecelakaan terjadi. Baik Tay atau semuanya kini melemas. Tay yang paling terpukul. Pasalnya ia yang menyuruh New datang lebih awal dari yang seharusnya terjadi.

“Apa balik ke masa lalu adalah keputusan yang tepat? Lihat, karena mu kini New buta. Kau menghancurkan hidup seseorang Tay. Kau pembunuh Tay Tawan. Sekarang cinta sudah tidak penting lagi, kau harus membahagiakan New sebagai gantinya.” Tay bertanya pada diri sendiri.

Hari sudah gelap, Tay pun pulang. Semoga pas bangun ini hanya mimpi. persetan dengan cinta kalau mencintai New itu melukainya maka aku akan berhenti mencintainya dan kumohon kembalilah seperti semula. Batinnya berbicara.


30 Januari 2018

1 bulan setelah kecelakaan itu, kini New menatap jendela dengan buta pada matanya. Mau tidak mau New harus menerima ini.

New menghela napas, “apa sekarang sudah pagi, dunia ku terasa sama saja, gelap dan menakutkan.” New meraba-raba sekitar dan balik ke kasur nya.

Terdengar derap langkah dan pintu di buka, “New, selamat ulang tahun! Semoga di tahun ini selalu diberi kebahag-” New menekuk lututnya dan Tay pun menaruh kuenya dan meraih bahu New.

“Hey, kenapa? Ini hari bahagia mu New, jangan bersedih...”

“Aku tidak bahagia. Tahun depan tidak perlu merayakan ulang tahun ku Tay. New sudah tak mati. Dunianya sudah tak ada. Aku hanya beban kalian. Kenapa harus membahagiakan seorang beban? Ken-”

Tay membawa New ke pelukannya, ia dekap, ia usap bahu bergetar New.

“Kenapa harus aku Tay? Ak-ku a-ku hiks..” New menangis kencang dan memeluk Tay juga.

“Tidak apa, menangislah New. Aku disini. Kamu bukan kita New. Kamu adalah malaikatnya kami. Sosok kuatnya kita, dan berlian nya kita. Kamu hebat sudah berjuang sebelumnya. Papa mama pasti bangga sana kamu. Ayo sekali lagi berusaha New. Bareng aku dan yang lain. Kamu ga sendiri lagi survive ada kita disini. Ada mama ada papa di sini, ada aku, ada arm, ada alice, ada semuanya. Kita disini buat kamu. Jangan bersedih lagi New. Kita sayang kamu.” Tay mengusap air mata New dan mengecup keningnya.

“Kita juga sayang kamu New Thitipoom, selamat ulang Tahun Newwiee! I love you!” Tanpa New sadari, semuanya ada disini. Semuanya tanpa terkecuali. New bahagia untuk sesaat dan berusaha meraba-raba mencari keberadaan mereka. Dan mereka pun mendekat.

“New sayang kalian semua. Maafin New ya! New janji ga akan sedih lagi. Bantu New ya teman-teman. Kalo New boleh tau, ini siapa aja disini? Maaf New masih belum bisa melihat. Tapi New janji akan belajar mengenali suara kalian semua.” New dengan rabaannya mencoba mengenali dan itu membuat semuanya menangis dalam diam. Semua tersadar, New benar-benar kesulitan dan itu membuat mereka bersedih.

“Hey, kamu Gun ya? Jangan menangis Gun. Ih kok makin deres turun air matanya... Gun, terima kasih ya sudah datang. New ingin meluk Gun boleh?” New mencoba menghapus air mata Gun, walau tak tepat letaknya, tapi Gun merasa tersentuh dan langsung memeluk New lalu menangis.

New tersenyum, “jangan menangis, nanti hilang muka manisnya loh. Haha. Sudah Gun jangan menangis. New ga apa-apa kok.”

“New, kita semua disini bisa menjadi mata mu. Kalo perlu apa-apa datang ke kita ya.” Singto yang berbicara mewakili semuanya.

“Terima kasih semuanya. Maaf kalo New nanti sering merepotkan kalian. Ayo dong berhenti nangis. Nanti New ikutan nangis gimana ih”

Nyatanya mereka masih menangis tanpa New tau. New adalah manusia kuat. Bahkan sebelum kecelakaan pun, semua rekannya tau baiknya New seperti apa, pekerja keras New seperti apa. Dan sekarang ditambah ini, manusia mana yang bisa melewatkannya? New spesial, ia bahkan terlalu kuat untuk disebut manusia. Semua orang tau itu. Makanya banyak orang yang sayang New. Terlepas dari sikap pendiamnnya.

‐—————————————————————— 28 Februari 2018,

Tay masih terjebak di masa lalu, lebih tepatnya ia menjelajah waktu sudah hampir 2 bulan ini. awalnya ia merasa senang karena bisa memperbaiki keadaan, tapi nyatanya ia kemasa lalu hanya berdampak merusak semuanya. New buta karenanya, New lebih menderita karenanya, dan New pensiun dari dunia hiburan juga karena Tay. Yang menyesakan bagi Tay adalah ia tak bisa membicarakan perihal perjalanan waktunya, bukan di anggap masuk akal malah yang ada Tay akan dianggap aneh oleh New.

Tay saat ini sedang menemani New berjalan di sekeliling taman. ia menuntut New dengan sabar.

“Tay, maaf merepotkan mu.” pandangan New kedepan namun berpengang kuat pada lengan Tay.

Tay menoleh, New, harusnya aku yang minta maaf. semua ini terjadi karena kesalahan ku. New maaf... batin Tay berbicara dengan lirih.

“tidak apa New, lagi pula aku sedang libur”

“ah begitu, baiklah ayo temani aku berjalan. aku butuh udara segar”

Mereka berjalan, hanya diam tak lebih. Baik New atau Tay kini keduanya terlarut dalam pikirannya masing-masing.

Setelah lama berjalan menelusuri taman itu, kini keduanya istirahat di salah satu ayunan yang ada di sana. Lebih tepatnya hanya New dan Tay yang mengayunkan. Terlihat New tertawa dengan perlakuan Tay itu. awalnya New takut duduk di ayunan itu karena keadaannya, tapi Tay mampu menyakinkan New dan akan menjaga New agar tidak jatuh dan ya akhirnya New menurut.

“Tayyyy lebih kuat ayun nya, haha astaga ini menyenangkan haha” New tertawa dengan keras dan itu membuat Tay tersenyum.

“Siap Captain! 1 2 3...”

“AAAAAAAAAA Tay hahaha astaga lagi, ayo lagi.. haha”

Setelah bermain ayunan, kini keduanya berhenti dan berbincang sedikit sebelum pulang, “menyenangkan bukan?” Tay memandang New tanpa sepengetahuan New. ia menatap manik mata indah orang yang ia cintai

“Sangat. terima kasih Tay sudah meluangkan waktu mu, ternyata tidak seburuk itu menjadi buta haha. aku bebas kemanapun tanpa khawatir kerjaan. mungkin sudah saatnya aku menikmati hidup seperti ini setelah kerja keras yang kulakukan belakangan ini tanpa liburan. aku bahagia dan bersyukur pada Tuhan, karena ia masih menyelamatkan ku saat itu.” New mengucapkan dengan senyum tulusnya. Senyum yang benar-benar sangat jarang Tay lihat.

Air mata Tay jatuh ke tangan New, dan New mencari keberadaan Tay, “Tay kau disebelah mana? kiri atau kanan? kau sedang menangis ya? sini mendekat ke aku Tay” New dengan meraba dan akhirnya menemukan Tay.

“Jangan menangis, aku tidak apa sungguh.”

“New bagaimana bisa kau setegar ini? New... maaf, maaf untuk semuanya.” Tay memeluk New erat dan dibales New. “iya aku maafkan, walau aku sendiri tidak tau apa kesalahan mu.”

“Mm.. Tay, hari itu pas 31 Desember 2017 lalu, sebenernya ada yang mau aku sampaikan, masih mau mendengar?”

aku tau New

jangan takut New, ada aku disini.

“sebelumnya, aku mau menyampaikan sesuatu juga, aku duluan ya?”

“ah baiklah, ayo apa?”

“Aku Tay Tawan Vihokratana, mencintai mu New Thitipoom. maukah menua bersama ku, berjalan dengan ku seumur hidup, dan New maukah percaya padaku lalu memulai semuanya dari awal. semuanya.”

New kaget dan tak menyangka, ia pikir hanya dirinya yang jatuh cinta tapi Tay pun begitu. New tidak tau harus meresponnya. ia bingung.

“Tay, tapi aku cacat, aku hanya akan menyusahkan mu.”

Tay mengengam tangan New dingin dan mengusapnya pelan, “tidak New. kamu sempurna buat aku. kamu lebih sempurna dari siapapun di dunia ini bagi ku. aku menyanyangi mu. aku ingin menjaga mu dan membahagiakan mu New. aku sungguh tidak apa dengan semuanya asal selalu ada kamu di setiap langkah ku. maka dari itu, ayo melangkah bersama ku dan kembali menata hidup baru. bagaimana?”

“kau yakin?”

“aku yakin, sangat yakin.”

New menghela nafas dan “baiklah Tay, aku mau. tolong jangan meninggalkan ku. jika aku bersalah, perbaiki aku. jika aku menyakitimu secara tidak sengaja, bilang padaku dan jangan pergi. aku mencintai mu juga.”

Tay mencium New dalam, tidak ada nafsu. hanya ada rasa rindu, rasa terluka dan harapan baru.

“Terima kasih telah datang padaku. aku lebih mencintaimu hin”

END


EPILOG

Tay terbangun dari tidur nya. malam hari ini hujannya deras sekali. Tay bangun niatnya mau mencari air minum guna menghilangkan rasa hausnya.

Sewaktu Tay ingin keluar kamar, ia tekejut. ia melihat anak kecil mendekat ke dirinya dan, “ayah, ayah ayooooo temanin nanon main playstation” anak kecil itu bernama nanon. terlihat anak itu menarik jari kelingking ayahnya, Tay Tawan.

Tay mengekor dan tak sempat bertanya. lebih terkejutnya lagi, Tay melihat dua orang lelaki remaja berusia kisaran 13 tahun dan 15 tahun. sebenernya siapa mereka ini? dan kenapa memanggil Tay dengan sebutan ayah.

“ayah sudah sembuh? masih demam tidak?”

“ayah? siapa? aku? astaga kalian mengigau, aku bukan ayah kalian. aku bahkan baru melamar pria-ku kemarin, bagaimana langsung jadi 3 biji kecambah secepat ini?”

Nanon teriak, “ PAPAAAAAAAA, AYAH SUDAH GILA... CEPAT KEMARI PA!”

“hei bocah aku tidak gila, kalianlah yang gila. apa-apaan aku masih muda kalian sebut ayah.”

Anak yang terlihat berisi itu menyentuh kening Tay, “ayah kau sudah tidak demam, tapi ucapan mu sungguh aneh. kita ini anak ayah sama papa. masa tidak ingat? aku Pluem, disamping ayah itu Frank dan yang tadi berteriak itu Nanon, ayah.”

Tay bingung dan, “sekarang tanggal berapa? ah tidak, tahun berapa sekarang?” Tay pikir dirinya menjelajahi waktu lagi, seperti dulu.

Ada pria dewasa membawakan cemilan buah, beberapa makanan pedas dan minuman dingin, “2036”

“2036 apa?” Tay terkejut melihat New datang dan menjawabnya,

“kau tadi tanya tahun berapa kan sekarang? ya sekarang tahun 2036 sayang

apa aku benar menjelajah waktu untuk kedua kalinya? terus New sejak kapan bisa melihat kembali? Tuhan, jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku. batin Tay berbicara.

“S...sayang, mm.. Hin, aku merindukan mu” Tay memeluk New kencang dan mengecup New berulang kali, bahkan sekarang Pluem sudah menutup mata Nanon, adik bungsunya atas kejadian bucin barusan. ia tak ingin Nanon yang masih kecil melihatnya.

Frank berdiri dan memisahkan kedua orang tuanya, “YAH PA, KALIAN INI SUDAH TUA. JANGAN BERMESRAAN DEPAN ANAK-ANAK. ASTAGA DASAR BUCIN

Tay menyengir dan New mengaruk kepalanya yang tak gatal lalu memakan cemilan pedasnyaa.

Tay menjauhkan cemilan pedas itu, dan New kaget “HIN SEJAK KAPAN KAU SUKA PEDAS? ASTAGA INI KAN KAMU GABISA MAKANNYA”

New mendelik dan merebut kembali cemilannya, “sejak, aku mengandung benih mu yang ke dua. sudah jangan ganggu aku makan pedas. sana, ambil sendiri punyamu.”

“berarti frankie ayah suka pedas ya?” Tay tampak orang bodoh disitu, “tidak, aku sukanya uang hehe” frank menjawab sekenanya.

“ayah aneh!” Nanon dengan mulut pedasnya.

Tay membawa nanon di pangkuannya, “gemes banget sih, anak siapa sih ini haha”

“Anak papa wlee” celetuk anak 7 tahun itu.

Hal itu membuat Tay cemberut dan membuat yang lain tertawa sangat kencang, tak terkecuali New sendiri. lalu ia mencium nanon, “ululu anak pintar. papa bangga sama nanon.”

dan tamat.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA ONESHOT 5K+ INI, LOVE YOU ALL!

With love, Bundanyuwi 💙

19 Tahun lalu,

flashback on

Tay mendapat telfon dari sahabatnya, Off Jumpol. Mengatakan bahwa New sedang kritis di rumah sakit. Tay yang mendengar itu langsung meninggalkan syuting dan menuju rumah sakit.

Tay tergopoh gopoh ke RS. Dengan didampangi manajernya.

New sedang di operasi di dalam sana.

“OH ASTAGA OFF APA YANG TERJADI? KENAPA DIA ADA DISANA? KATAKAN SESUATU OFF JUMPOL!!!” Tay berteriak dengan kencang. Dan Off menenangkannya.

“Tay, sabarlah dulu. Kita berdoa saja semoga New selamat. Aku tak dapat menjelaskannya sekarang. Nanti akan kujelaskan.” Off membawa Tay duduk di sampingnya.

Untuk sebentar Tay terlihat tenang, kemudian teringat anaknya dirumah, siapa yang menjaga.

Tay menoleh, “Off nanon bagaimana? Nanon dimana sekarang? Siapa yang menjaganya”

“Dia sedang bersama Singto sekarang. Sudah kau tenangkan dirimu Tay.”

Tay yang tak bisa tenang pun, kini mondar mandir tidak jelas di depan ruang operasi. Ia gelisah, ia takut sesuatu hal buruk terjadi pada New. Ia berjanji akan pensiun dini dari dunia hiburan dan membawa New serta nanon anak mereka ke jerman lalu memulai hidup baru.

1 jam 2 jam 3 jam telah berlalu, Off bahkan sudah melepas jasnya dan menggulung kemejanya sesiku. Tay sudah kelihatan tak beraturan. Rambut yang acak-acakan, kemeja sudah tak karuan.

Lampu operasi pun mati dan dokter yang menangani keluar.

“Dok, bagaimana keadaan New”

“Dok, jawab aku! Jangan diam saja, dia selamat kan?”

Dokter menghela napas dan memberitahukan, “Maaf, kami sudah berupaya sebaik mungkin. Tapi goresan di nadi pasien, mengenai arteri nya terlalu dalam dan itu membuat nya meninggal. Sekali lagi, maafkan kami. Permisi.”

Tay melemas dan jatuh kebawah lalu di tangkap Off dan Manajer Tay.

“B-bagaimana bisa Off? Tadi aku berangkat ia masih membuatkan sarapan untuk ku, tersenyum padaku dan mengendong nanon kita. Bagaimana b-isa di-a mening-” Tay pingsan. Off mengendongnya menuju ruang rawat.

Off menelpon Singto dan Bright untuk datang kemari. Off rasa keduanya harus tau kabar ini. Terlebih Bright, adik New dan junior se Agensi.

“Bang Off, apa yang terjadi? Siapa yang sakit?” Bri dan Singto tergesa-gesa mendatangi RS dengan membawa Nanon di pelukan Singto.

“Oh astaga, bang tay yang sakit? Dia kenapa?” Bri terkejut ketika menoleh ke arah ranjang.

Off memegang bahu Bright dan memeluknya. Bri heran tapi ia hanya menerimanya. “ada apa semua ini” pikir Bri.

Singto yang mengerti arah pembicaraan ini, langsung mengusap kepala Bri pelan.

“Bang, ada apa? Kenapa memeluk ku?”

“Bri, New sudah tiada... kakakmu meninggal 2 jam lalu. Bri, ku-”

“Jangan bercanda Off Jumpol! Kakak ku kemarin masih tertawa merayakan ulang tahun ku dan sebulan yang lalu ia berhasil melahirkan nanon dengan susah payah. Kau pikir kakak ku selemah itu meninggal? Tidak, aku tidak percaya. B-bagaimana bisa hiks k-kak New orang yang tangguh, k-kken-apa? Hiks...” Off mendekap Bri dan membiarkan ia menangis.

Singto menatap nanon kecil dan mengelus pipinya pelan, “hey jagoan om Singto, kau harus kuat ya sayang. Om janji akan menemani tumbuh remaja, mengajari mu bermain sepeda dan menjaga mu selagi ayahmu bekerja. Nanon, tumbuhlah jadi pribadi yang baik ya sayang. Kita semua ada buat Nanon.” Singto mengecup kening Nanon kecil dengan hangat. Mungkin ikatan batin, kini air mata menetes dari Nanon kecil. Ia hanya meneteskan air mata, mungkin Nanon kecil tau, ia harus kuat untuk tidak membuat yang lain sedih.


2 bulan berlalu semenjak meninggalnya New. Tay masih terpukul. Bahkan Nanon dijaga Off untuk sementara waktu.

Tay masih belum bisa melupakan tragedi mengenaskan itu, ia mendapat penjelasan dari Off bahwa New depresi akan tekanan dunia dan pada akhirnya bunuh diri karena tidak kuat dengan kritikan semuanya. New sudah menahan sebisa mungkin, bahkan sejak ia mengandung, ia berusaha untuk mempertahankan Nanon. Ia tak mau melukai anaknya.

Tay memegang surat dari New dari Off yang menemukan surat itu ada di gengaman New.

Tertulis, “Te, ini aku hin. New Thitipoom. Maaf sayang, aku ijin pergi ya, aku bersalah telah meninggalkan kalian. Sungguh tay, cacian dan makian dunia kepadaku teramat berat. Aku sudah mencoba melawannya, tapi aku tak mampu sayang. Aku kalah, aku pecundang. Tay, matahariku. Terima kasih sudah mencintai ku, memilih ku dan bertemu dengan ku. Aku tidak pernah menyesali pertemuan kita, aku titip Nanon bersama mu. Aku mencintai kalian. Sampai jumpa di lain cerita. Aku harap di kehidupan selanjutnya kita dapat bersama. Berbahagialah, aku menjaga kalian dari atas sana. Selamat tinggal Tay tawan.”

Tay menangis, ia memeluk surat penuh bercak darah itu. Ia marah pada dunia, ia kecewa pada semesta.

“Hin, Aku mencintaimu. Terima kasih telah datang hidupku. Sampai jumpa, aku menyanyangimu New Thitipoom.”


Tay perlahan bangkit, kini Off sudah menyerahkan Nanon pada Tay. Off percaya Tay telah mampu menjaga keluarga dengan baik. Tay sangat menjaga dan menyanyangi Nanon. Ia tak mau Nanon kekurangan kasih sayang. Tay merawat Nanon dengan baik.

“Terima kasih sayang, telah bangkit dan menjaga nanon dengan baik. Aku merindukan kalian, sampai waktunya tiba aku akan terus menjaga kalian dari atas sini. Aku mencintai kalian.”

flashback Off

Hj

H

AU Collab badut mekdi : TayNew

Taman, malam hari.

Tay dan New sepakat untuk bertemu dan mungkin berbincang sedikit tentang mereka. terdengar lucu memang, Tay Tawan dan New Thitipoom. mereka sejatinya hanya dua orang asing yang baru mengenal akhir-akhir ini, namun sebuah rasa aneh membawa mereka hingga hari ini dan bertemu di malam yang dingin ini.

New sudah memandangi Tay cukup lama. ia memandangi sosok di sampingnya ini dengan telaten. lalu New mengadahkan kepalanya ke atas, ke langit malam yang indah.

“Tay, to the point, lo kenapa yakin sama gue? i mean kita baru kenal akhir-akhir ini... kenapa bisa? terlebih lagi pertemuan pertama kita bisa di bilang tidak begitu baik. one night stand lucu ga sih?” New bertanya pelan dengan pandangan masih melihat ke atas. untuk saat ini, ia terlalu malu mengutarakan pendapatnya tentang ini kepada Tay.

Tay tersenyum pelan, dan mengusap rambut halus New singkat. ia membuka kaleng beer yang tadi ia bawa. lalu meminumnya.

“Ga tau, mungkin itu jawaban yang pas gue kasih buat lo, New. gimana ya gue jelasinnya, eum gini deh. gue punya 1 rahasia yang ga siapapun tau bahkan kakak lo dan temen-temen gue ga tau. gimana, lo mau tau ngga?” Tay sesekali meneguk beernya

“Terserah lo sih Tay, yang nyaman aja buat lo.”

“Ok, gue cerita. dulu gue pernah trauma sama namanya percintaan. makanya gue sekarang gonta ganti pacar. kalo lo tanya kenapa? gue dulu punya pacar, dia cantik dia baik dia segalanya buat gue. gue teramat sayang sama dia, New. tapi ternyata Tuhan lebih sayang dia, ngelebihin rasa sayang gue ke dia. mungkin terdengar klasik, tapi dia bagi gue layaknya seorang malaikat. haha kok gue netesin air mata sih, ah maaf New gue nang-” ucapan Tay terrputus dengan ditariknya Tay kepelukan New. Tay menangis. suatu hal baru yang New tau. karena sejatinya ia hanya tau Tay orang yang periang, konyol dan moodmaker.

1 menit 2 menit tangis Tay belum berhenti. dalam tangisnya pun ia mencurahkan semua rasa yang ia pendam selama ini. 1 orang pun tak tau. dan sekarang Tay mengijinkan satu orang untuk tau sisi lemahnya. orang itu, New Thitipoom. sesosok manusia yang bahkan baru ia kenal akhir-akhir ini. Tay sebenernya sering bergaanti pacar hanya semata ingin mencoba melupakan orang yang selalu ada dalam pikiran dan hatinya.

“Tay, ga apa-apa. lepasin semuanya. I'm here, don't worry.” New masih mendengarkan semuanya dan tak lupa sesekali ia usap punggung bergetar itu. New tidak pernah menyangka dengan apa yang ia dengar sekarang. ia kira, hanya dia yang merasakan sakitnya jatuh cinta. tapi ternyata sosok di pelukannya jauh lebih merasakan sakitnya.

Setelah Tay tenang, New memberanikan bertanya, “siapa sosok malaikat itu? boleh aku tau tentangnya?” Tay melihat pandangan tulus New dan bukan sekedar ingin tau.

“Namanya Namtan... indah ya namanya? aku kangen dia, New. selama dia hidup, aku ga pernah ajak dia ke taman. andai waktu bisa diputar, aku mau bahagiain dia sebisa ku, New.” New mendengarkan dengan air mata yang tak terasa menetes.

New membawa tangan tay ke dada kiri tay, “Namtan ga kemana-mana Tay, dia ada di sini. kamu bukan ga mau ngajak dia ke taman, tapi keadaan mu saat itu sedang sakit. Namtan pasti mengerti hal itu. besok kita ke makam malaikat kamu ya. aku mau bilang terima kasih telah memberikan pria-ku hidup. I Love You Tay tawan. aku percaya kamu.”

“New, aku ga mau kamu nerima aku karena kasihan. tidak, aku tidak ma-” New mengenggam tangan tay, “Aku tidak menerima kamu karena kasihan, aku tulus sama kamu Tay. mau tau 1 rahasia Tay?” New tersenyum tulus kepada Tay.

Tay hanya mengangguk.

“Kamu tau kenapa aku sempet ragu dengan pendekatan kamu ke aku? mba Alice belum cerita apapun tentang ku kan?” New menggoda tay dan tay tersenyum lalu menganguk pelan. air mata yang tadi mengalir kini berhenti dengan sendirinya.

“Aku sebelumnya hanya pernah pacaran 1 kali. dan pengalaman pertama ku buruk Tay haha. mantan ku menyelingkuhi di depan mata ku. ia berciuman dengan pria asing yang tak pernah aku tau siapa itu. heyy jangan menatap ku kasihan. tidak apa. kurasa pengalaman cinta ku tidak berarti apa-apa di banding mu....” New menoleh sejenak dan ia lihat Tay dengan muka mengerasnya. mungkin jika ia tau pria itu, ia akan mendatangi pria brengsek itu. “ya walau aku tau, setiap pengalaman seseorang tak bisa di bandingkan. semua punya kisahnya sendiri dan alurnya sendiri. yang kurasakan saat itu, marah, kecewa dan ingin menghantam kepala mantan ku. tapi aku sadar, aku belum terlalu mencintainya, kurasa aku tak pantas membunuhnya dengan menghantam kepalanya. dosa ku tak akan di ampun Tuhan haha.”

Tay melihat sisi dewasa New, semakin yakin dengan pilihannya. sudah ia duga, New Thitipoom memang unik dengan kepribadiannya. tanpa sadar Tay mencubit pipi gembul kekasihnya. “eh kekasih” astaga Tay senyum-senyum tak jelas jika mengingat dirinya dan New kini sepasang kekasih. terasa seperti mimpi.

“Kenapa senyum tak jelas? membayangkan apa kamu?” seledik New yang melihat senyum lebar bodoh Tay Tawan di sampingnya.

“Tidak ada sayang. ayo lanjutkan cerita mu. aku ingin mendengar semuany-... ARGH! sakit sayang astaga KDRT kamu ya.” ia benar New mencubit pinggang Tay, oh astaga New harus tahan dengan gombalan Tay mulai sekarang.

“Aku malu, jangan panggil aku sayang.” New mengatakan itu dengan pipi yang teramat merah. Tay melihatnya, dan tak tahan untuk mencubit kembali pipi gembul itu. New hanya pasrah lalu melanjutkan ceritanya.

“Untuk itulah kenapa aku ragu untuk mencintai seseorang lagi. hati ku baru patah belum lama ini. aku terlalu takut untuk memulainya. dengan aku ke jakarta sekarang pun, itu termasuk salah satu alasan ku melupakan mantan ku.”

“Lalu, kenapa sekarang mau membuka hati untuk ku?” Tay bertanya penasaran.

“Matamu dan perlakuan mu, membuat ku sedikit spesial. mata mu terlihat tulus ingin mengenal ku. dan terlebih kamu menceritakan satu rahasia besar mu, membuktikan kamu percaya kepada ku. dan aku mau juga mempercayaimu. tolong jangan kecewakan aku, Tay. aku sungguh pemula untuk dunia percintaan ini. Kalau aku salah, tolong beritahu aku. jangan menghilang atau mendiamkan ku. aku sungguh ingin merasakan indahnya jatuh cinta. setidaknya jangan tinggalkan aku, Jika aku mulai membosankan. tapi ajari aku lebih dalam.” New menumpahkan semua kekhawatirannya kepada Tay. ia kini yakin akan mempercayai Tay.

“Aku berjanj-” ucapan tay di sela New, “jangan berjanji Tay, karena kita tidak tau kedepannya. mantan ku pun berucap begitu, tapi apa yang ku dapat? hanya kecewa. jadi kumohon jangan berjanji, tapi lakukan hal terbaik sebisa kita ya? can we? ucapan New disambut anggukan dari Tay dan keduanya berpelukan.


2 bulan telah berlalu

Awalnya hubungan mereka terlihat biasa aja, dan senang-senang saja. tapi beberapa akhir ini mereka gelisah dengan hubungan tersembunyi ini, ya mereka memutuskan untuk Backstreet saran dari New, karena ia tak mau sang mbak, Alice mengetahui hubungannya. ia ingat betul bagaimana kemarahannya pada mantan New, gawin waktu itu. Alice proktetif kepada New bukan tanpa alasan, ia hanya tidak ingin adik semata wayangnya di manfaatin dan di sakitin oleh orang lain. Alice akan murka jika tau.

Alice tau belangnya Tay Tawan seperti apa. yang Alice tau hanya bergonta ganti pacar selama ini. ya, tay belum memberitahukan alasan dibalik itu. Tay hanya belum siap jika semua nya tau. dan ya image itulah yang membuat New meminta hubungan ini di rahasiakan. ia tak mau amarah sang saudara satu-satunya itu meluap kepada tay. karena bagaimana pun ia tau tak tak seperti itu. mba nya juga tidak salah, hanya saja ia ingin ini berjalan tak rumit.

Malam ini, rahasia besar terungkap. ya Alice memergoki Tay dan New berciuman. Alice yang tadi pamit akan pergi ke tempat Arm itu kini balik kerumah, ia melupakan Powerbank nya. namun naas bagi Tay dan New, Alice masuk kerumah disaat yang tidak tepat.


ruang tamu,

Tay, New, Alice dan Arm. ya Arm tadi di suruh Alice untuk kerumahnya saja, Arm datang ke rumah pacarnya. tapi ia di buat terkejut dengan apa yang ia lihat. bagaimana tidak terkejut? Arm melihat 3 orang terlihat kaku di sofa ruang tamu itu.

“Eh kok Tay disini lice? kenapa lo cok dimari? tumbenan” Arm basa basi guna mencairkan ketegangan di sini.

“Lo tanya sama temen lo ini, Tuan TAY TAWAN VIHOKRATANA, ga ada angin ga ada hujan, gue liat dia cium bibir adek gue. *** WTF!*** “

Arm yang sedang meneguk jus orange pun kini menyemburkan bulir bulir jeruk itu kemuka Tay yang tepat disampingnya saat menoleh.

“HAH? GIMANA GIMANA? dude, seriously?? how? ah wait, are you in a relationship with him?” Arm dengan menujuk ke arah New. dan Tay hanya mengangguk pasrah, Arm makin dibuat linglung. kok bisa? pikirnya.

Setelah percakapan itu, Alice menyuruh keduanya untuk bicara sedetail mungkin, tentang apa yang baru saja ia saksikan. kini baik Tay dan New mulai menceritakan yang terjadi, dimulai dari sikap tay yang suka bergonta ganti pasangan hingga hubungan tersembunyi mereka. semuanya mereka ceritakan tanpa ada yang terlewat.

Sepasang kekasih itu selesai menceritakan semuanya. dan bisa dilihat Arm dan Alice terkejut dengan penuturan keduanya. Arm sudah menghubungi teman-temannya yang lain begitu juga dengan New yang sudah menghubungi teman-temannya yang lain untuk datang malam ini kerumahnya. masalah ini harus di ketahui semuanya.

Arm kini sudah memeluk Tay sahabatnya. ia mendengarkan semuanya. ia memberi semangat ke sahabatnya. Arm juga meminta maaf atas ketidakpeduliannya kepada Tay, sahabatnya terluka. Tay berucap “Tak apa Arm, salah gue juga yang tak cerita ke kalian. maaf dan terima ksih telah menjadi sahabat gue, dan juga untuk Alice, gue juga minta maaf udah lancang cium adek lo. tapi satu yang lo tau, gue sayang banget ke lo. Namtan dan New punya tempat tersendiri dihati gue.” ke empatnya berpelukan.

Saat keempatnya masih berpelukan, datanglah sebuah rombongan massa yang lumayang banyak. ada Off dan teman-temannya dan Krist dan teman-temannya. setelah mereka dihubungin, mereka semua kompak kemari.

“Eh eh ada apaan nih, kok pelukan berempat woy? IKUT GUE” tereakan kencang off itu membuat kaget keempatnya yang masih pelukan. saat mereka mau melepas pelukan itu, baik dari teman Tay dan Teman New yang datang, kini semuanya berpelukan. sesak, penuh da panas. mungkin 3 kata itu yang pantas disematkan oleh segerombolan orang-orang yang berpelukan ini.

Setelah pelukan terlepas, kini mereka kembali diam.

Off yang pertama kali bersuar. “Jelasin cok, ini kenapa tadi kalian pelukan? dan terus kenapa temen-temennya si kurcil Temen New juga ada dimari?”

Pertanyaan dari Off itu pun langsung dijelaskan oleh keempatnya dengan rinci tanpa terlewat satupun. semuanya mengharu. baik dari teman-teman Tay yang baru tu rahasianya dan hubungannya maupun dari teman-teman New yang juga memeluk New secara bersamaan. Lee yang terkenal cuek dan to the point pun kini menjatuhkan semuanya di hadapan New dengan memeluknya sahabatnya hangat. Lee tidak pernah tau kalau New pernah melewati masa mengerikan itu. Mook, Krist dan Gun pun kini ikut memeluk LeeNew yang sedang pelukan itu. sekali sahabat, tetap sahabat. ruang tamu pun menjadi saksi bisu tentang kisah Tay Tawan dan New Thitipoom.

“Sejatinya manusia itu mahkluk yang tak bisa berdiri sendiri, ia memerlukan mahkluk lainnya. bisa sebagai sahabat, pasangan, keluarga, bahkan saingan pun bisa mengembangkan dirinya sendiri. dapat merasakan jatuh cinta itu anugerah, kau boleh terluka dan bangkit lagi. tak ada pengalaman cinta yang dibandingkan, semua punya kisahnya masing-masing dan alurnya sendiri. carilah hati mu dan kau akan tau, dapat merasakan jatuh bangunnya perasaan cinta itu, luar biasa rasanya.”

hei polca, deep talk mau? oke gue buka.

Nih coba lo bayangin kalo sekarang itu tahun 2030, disaat 2030 lo udah sukses, udah mapan dan bisa lebih love yourself better.

Terus lo tiba tiba kangen taynew, lo ke gudang dan buka kotak warna biru memudar dengan debu diatasnya, bertuliskan all of taynew and polca kotak itu lo buka dan lo menemukan sebuah album foto, surat dan handycam.

Pertama² lo buka album foto dulu, lo buka perlahan, di lembar pertama lo liat taynew yang masih dengan series “kiss the series” nya, disitu lo mulai suka taynew, lo liat tay yang masih culun dan new yang masih polos gembul, lucu deh pokoknya. tanpa sadar lo netesin air mata, ternyata momen ini pernah ada dan nyata.

lalu lembar demi lembar sudah lo buka. dan pada bagian chapter 2, ada judul kiss me again 2018 lalu, disitu taynew sedang naik daun. lo liat semua perjuangan mereka sekuat apa untuk mampu bertahan dalam industri entertaiment. semua nya ga gampang dan butuh proses. dengan mereka semakin dikenal, semakin banyak hujatan dan cobaan ke mereka.

Disaat itu, lo bela taynew lo lindungi taynew sekuat lo. semua usaha lo dan temen sefandom yang disebut polca itu nyata. kalian berjuang menjaga taynew dari segala sisi. semuanya berhasil dari cobaan dan taynew pun kian sukses, makin dikenal serta semakin naik untuk melebarkan sayapnya.

Polca makin bertambah, makin banyak orang yang sayang TayNew di bagian chapter 3 ada judul dark blue kiss. semua terasa mudah, karena polca dan taynew semakin kuat, namun ternyata kenyataan tidak semudah itu. sedikitnya promosi menjadi titik geram polca. lo semua ngelakuin protes sana sini dan taynew deserve better-tanpa sadar lembar album pun habis, semua kenangan udah lo liat.

Lagi dan lagi lo netesin air mata tanpa henti. lo rindu mereka, lalu lo meluk album itu. 14 tahun telah berlalu. kini baik lo ataupun taynew udah punya jalannya masing² dan takdirnya masing². sejenak liat handycam kuno itu lalu mengeluarkan memori nya dan lo puter ke mesin pemutar video.

Perlahan video mulai terputar, semua kenangan fanmeet, konser dan workshop terputar indah. untuk sebentar lo terharu liat itu. saat video udah mau berakhir, ternyata ada “taynew dengan pasangannya” ya benar, taynew sudah menikah dengan wanita pilihan hati mereka masing². tertulis “2025, Tay selamat menempuh hidup baru dan 2026, New semoga bahagia selalu”.

Tangis lo makin menjadi jadi. beberapa tahun yang lalu, lo berhasil nganterin Tay dan New menemui pilihan hatinya.

Lo ambil hp dan segera mencari tiket ke thailand. lalu lusa lo udah ke thailand dan ke gedung gmm. gedung yang dulu lo impikan, skrg lo nyata ada disitu. lo foto² lo seneng² dan ga sadar lo liat anak cewe cowo lagi makan eskrim di pojok. lalu lo samperin dan ternyata itu anak-dari Tay beserta istri dan New beserta istri. Tay jalan menghampiri lo sambil memperkenalan kan diri.

“halo, aku tay. makasih ya udah ajak main mereka. eum kamu polca?”

“eum, iya p'tay. salam kenal”

Tay memeluk lo dan berkata “makasih ya, udah percaya dan support aku juga new”. lo ga kuat dan nangis di pelukan Tay. semua berjalan dengan indah. tak lama New datang dan memperkenalkan diri.

“eum halo, aku new. kamu cantik jangan nangis dong hehe”. New menyeka air mata lo dan memberi dessert yg ia bawa untuk anaknya.

“makasih p'new.”

“sama sama”

Setelah tenang lo cerita bareng sama mereka, bareng anaknya bareng istri istrinya. dan lo bahagia, sudah sampai sekuat ini karena mereka. taynew juga bersyukur memiliki fans seperti lo.

“terima kasih untuk semuanya.”

tamat