poseidoonss

mentioning leg injured

rui berjalan pelan sembari menopang satu kakinya menggunakan tongkat yang baru saja dibeli kemarin oleh sang ayah.

setelah insiden satu minggu lalu, rui harus melewati serangkaian proses pemeriksaan hingga tahap x-ray untuk melihat apakah ada tulang lain yang retak selain tulang kering.

langkahnya yang pelan namun pasti tak lepas dari seseorang yang kini sudah berdiri tepat disampingnya, merengkuh pinggangnya perlahan tanpa berujar sepatah kata pun,

“kalau nggak bisa banyak gerak, bilang.” 

suara ini, rui kenal suara ini. suara yang sangat ia rindukan, kontras dengan wangi familiar yang menyeruak masuk kedalam indera penciumannya.

itu isaiah. sosok yang sedang ia rindukan kini berdiri gagah disampingnya, merengkuh pinggang rampingnya lembut sembari menuntun langkah mereka berdua menuju salah satu kedai dengan tempat duduk di kantin milik fakultas mereka sendiri.

sampai pada kedai yang dituju, isaiah dengan cepat membantu rui mendudukan dirinya perlahan, membantu melepaskan ransel milik lelaki yang lebih mungil serta memegang tongkat berjalan rui agar tidak terjatuh saat di letakan dengan posisi berdiri.

melihat itu, rui rasanya ingin menangis saat ini juga. ia sungguh merindukan isaiah, rasanya ia ingin berteriak di depan lelaki itu sekarang bahwa ia merindukannya, sangat merindukannya.

pelukan nya, ciuman nya, sentuhan nya, perhatian nya, semuanya. rui rindu semuanya yang pernah diberikan isaiah kepadanya.

“makasih” ucap nya malu malu saat mendapati isaiah kini duduk tepat disampingnya sambil memegang tongkat jalan tadi, “sama sama. izin pinjam kuncinya kak”

kata isaiah tanpa basa basi. ia ingin semua ini cepat berakhir, tidak ingin ber-urusan dengan pria yang masih ia yakini sebagai pasangan orang lain menurutnya.

rui mengangguk, ia juga tahu bahwa isaiah mungkin masih belum bisa berada satu ruangan dengannya dalam jangka waktu yang lama.  tangannya lalu tergerak membuka ransel bawaan sendiri kemudian mengambil kunci dengan post it angka sembilan di depannya.

“ini, nanti kalau udah selesai balikin aja ke aku. kalau kamu nggak mau nanti—”

“ok” 

sebelum rui mampu menyelesaikan kata katanya, isaiah sudah lebih dulu menyahut dengan satu kata yang lantas membuat rui terdiam, miris.

acara serah terima kunci berakhir, kini saatnya mereka berpisah. rui akan segera pulang karena sudah di jemput, sedangkan isaiah masih harus melakukam sesi pemanasan bersama teman teman satu band nya.

arah tujuan mereka berbeda, isaiah yang sudah berjalan terlebih dahulu tiba tiba memutar balik langkahnya saat melihat rui kesusahan dengan barang bawaan beserta tongkat berjalannya tadi.

sebagai manusia dengan tingkat hati nurani yang seakan tidak berujung, isaiah membantu rui membereskan barang barangnya, meletakkan ransel lelaki manis tersebut pada sisi pundak kirinya serta memberikan arms crutches rui kepada sang empunya untuk digunakan, “aku bantu jalan sampai depan kak, maaf kalau lancang pegang pegang” katanya sembari mengalungkan lengan pada pinggang ramping rui.

sang lawan bicara tersenyum malu malu, walaupun dirinya dan isaiah pernah bersentuhan lebih jauh dari ini tapi rui berani bersumpah sekecil apapun sentuhan isaiah terhadap dirinya selalu berhasil membuat dirinya salah tingkah sendiri, “iya isa, terimakasih” jawabnya malu malu.

setelah itu, hening

isaiah benar benar membantu rui dengan arm crutchesnya hingga mereka tiba di parkiran dengan pak galuh yang sudah berjaga di depan mobil, “tuan muda”

rui tersenyum, “hai pak galuh~” sapanya ramah.

melihat rui yang sudah bertemu dengan supir keluarganya membuat isaiah merasa lega. kenapa juga ia lega? ntahlah, sulit dijelaskan.

“wah, pacar barunya tuan? ganteng pool, kayak bule hehe” canda pak galuh yang membuat dua makhluk adam tersebut tersenyum kikuk.

“saya bukan pacarnya pak, cuma adik tingkat se-fakultas.” kata isa memangkas rata prasangka pak galuh.

“oalah begitu, kalau begitu silahkan den, barangnya tuan muda di taruh saja di bangku belakang”

isa mengangguk, sebelum ia meletakkan keperluan rui di bangku penumpang bagian belakang, lelaki itu sudah lebih dulu menyingkirikan arm crutches milik rui, “pegangan sebentar kak, nunduk sebentar juga, aku bantu masuk mobil” lalu setelahnya menggendong rui ala bridal style untuk ia dudukan di kursi penumpang bagian depan.

sedangkan rui yang sedang berada dalam gendongan isaiah hanya mampu termenung, benarkah kejadian yang sedang dihadapi nya ini? benarkah bahwa isaiah mengantarkannya bahkan menggendongnya sampai ke mobil? benarkah? rasanya rui tidak ingin terbangun jika semua adegan ini hanya bunga dalam tidurnya.

TUK!

pintu mobil tertutup dengan rui yang masih memegangi kedua wajahnya seakan ia sedang  menghayal sesuatu yang indah,

TUK!

pintu belakang juga tertutup rapat, mendandakan bahwa isaiah telah selesai dengan urusannya di belakang sana,

“terimakasih den sudah membantu tuan muda, mari~” pamit pak galuh sopan.

yang dibalas tak kalah sopan oleh pihak bersangkutan, “sama sama pak” 

selesai.

bahkan setelah mobilnya menjauh dari lingkungan kampus, otak rui masih memproses sejumlah kejadian yang terjadi diantara nya dan isaiah hari ini.

isaiah, masih menyayangi nya juga bukan?

warn : toxic parents, toxic parenting, broken home, daddy issue, abusive parents, abusive act, verbal abuse, physical abuse, mentioning blood, naked, making love, etc.


tepat setelah silas tiba dua jam lalu di kediaman rui, sejak saat itupun orang tua rui sibuk mendengarkan penjelasan silas yang diakui sebagai korban dari pemberontakan rui terkait perjodohan yang mereka laksanakan sejak dulu.

papa yang sedari tadi hanya diam mendengar tidak mampu melakukan hal lain selain mengepalkan tinjunya sekeras mungkin diikuti dengan rahangnya yang mengeras. bahkan tatapan matanya kepada rui mampu mengalahkan tajamnya pisau dapur rumah mereka.

“anak bapak berselingkuh dari saya. dan yang lebih mengejutkan lagi, putra bapak tanpa sungkan atau rasa malu sedikitpun mengirimkan beberapa gambar seorang lelaki telanjang yang berada di tempat tidur saat mereka selesai melakukan kegiatan tidak senonoh tersebut.”

satu penjelasan telah berakhir, disambung dengan penjelasan lainnya oleh pria yang lebih tua beberapa tahun dari putra tunggal keduanya, “dia juga sudah berterus terang bahwa ingin menyudahi hubungan ini dengan saya. jadi, kehadiran saya disini untuk mengabulkan permintaan tersebut, maka tanpa basa basi, tolong tanda tangani surat pernyataan pembatalan kerjasama ini tuan nara, silahkan

papa yang mendengar permintaan silas terkait hal yang selama ini telah ia impi impikan diam diam memendam kekesalan kepada sang anak. kenapa begitu ceroboh dan bodoh? kenapa begitu gegabah dan tidak sopan? tidak tahu kah rui bahwa ayah dan juga ibunya memiliki nama baik yang harus dijaga?

“sebelum saya menandatangi dokumen tersebut, izinkan saya menyalurkan kekesalan nak silas beserta keluarga” bersamaan dengan itu papa membawa langkahnya tepat dihadapan rui yang sedang menunduk dalam dalam, tangannya terkepal tidak nyaman saat melihat siluet sang papa yang begitu kentara.

BUGH!

PLAK! PLAK! PLAK!

BUGH!

tanpa aba aba, papa melayangkan tinju besarnya pada rahang rui, menampar pipi pualam sang anak semata wayang hingga rui terjungkal dari balik single sofa yang sedang ia duduki. lalu menendang bagian panggul hingga kakinya dengan sendal rumah tebal yang sehari hari pria paruh baya itu gunakan di musim penghujan.

mama yang melihat putra tunggalnya kesakitan dari balik pintu dapur hanya mampu menutup mulutnya yang menganga kaget. “anakku…” katanya lirih. ia tidak mampu melawan sang suami, jika pun ia mampu mungkin sudah ia lakukan sedari dulu.

“papah ampun, hiks!

BUGH!

“papa sakit hiks! sakit pah!”

BUGH! PLAK!

bersama dengan kekesalannya yang tidak berakhir, se-sadis itu pula ia meringankan tangannya kepada sang anak hingga rui tidak mampu memijakkan kakinya sendiri,

“rumi! bawa anak ini masuk ke kamarnya! jangan biarkan keluar! dasar tidak tahu malu, anak dan ibu sama saja.” katanya dingin sebelum memanggil sang istri untuk membantu rui yang sudah menangis kepayahan di tempatnya sekarang.

warn : toxic parents, toxic parenting, broken home, daddy issue, abusive parents, abusive act, verbal abuse, physical abuse, mentioning blood, naked, making love, etc.


tepat setelah silas dua jam lalu di kediaman rui, sejak saat itupun orang tua rui sibuk mendengarkan penjelasan silas yang diakui sebagai korban dari pemberontakan rui terkait perjodohan yang mereka laksanakan sejak dulu.

papa yang sedari tadi hanya diam mendengar tidak mampu melakukan hal lain selain mengepalkan tinjunya sekeras mungkin diikuti dengan rahangnya yang mengeras. bahkan tatapan matanya kepada rui mampu mengalahkan tajamnya pisau dapur rumah mereka.

“anak bapak dan ibu berselingkuh dari saya. dan yang lebih mengejutkan lagi, putra kalian tanpa sungkan atau rasa malu sedikitpun mengirimkan beberapa gambar seorang lelaki telanjang yang berada di tempat tidur saat mereka selesai melakukan kegiatan tidak senonoh tersebut.”

satu penjelasan telah berakhir, disambung dengan penjelasan lainnya oleh pria yang lebih tua beberapa tahun dari putra tunggal keduanya, “dia juga sudah berterus terang bahwa ingin pisah dengan saya. maka keinginan saya disini untuk mengabulkan permintaannya, maka tanpa basa basi, tolong tanda tangani surat pernyataan pembatalan kerjasama ini tuan nara, silahkan”

papa yang mendengar permintaan silas terkait hal yang selama ini telah ia impi impikan diam diam memendam kekesalan kepada sang anak. kenapa begitu ceroboh dan bodoh? kenapa begitu gegabah dan tidak sopan? tidak tahu kah rui bahwa ayah dan juga ibunya memiliki nama baik yang harus dijaga?

“sebelum saya menandatangi dokumen tersebut, izinkan saya menyalurkan kekesalan nak silas beserta keluarga” bersamaan dengan itu papa membawa langkahnya tepat dihadapan rui yang sedang menunduk dalam dalam, tangannya terkepal tidak nyaman saat melihat siluet sang papa yang begitu kentara.

BUGH!

PLAK! PLAK! PLAK!

BUGH!

tanpa aba aba, papa melayangkan tinju besarnya pada rahang rui, menampar pipi pualam sang anak semata wayang hingga rui terjungkal dari balik single sofa yang sedang ia duduki. lalu menendang bagian panggul hingga kakinya dengan sendal rumah tebal yang sehari hari pria paruh baya itu gunakan di musim penghujan.

mama yang melihat putra tunggalnya kesakitan dari balik pintu dapur hanya mampu menutup mulutnya yang menganga kaget. “anakku…” katanya lirih. ia tidak mampu melawan sang suami, jika pun ia mampu mungkin sudah ia lakukan sedari dulu.

“papah ampun, hiks!”

BUGH!

“papa sakit hiks! sakit pah!”

BUGH! PLAK!

bersama dengan kekesalannya yang tidak berakhir, sesadis itu pula ia meringankan tangannya kepada sang anak hingga rui tidak mampu memijakkan kakinya sendiri,

“rumi! bawa anak ini masuk ke kamarnya! jangan biarkan keluar! dasar tidak tahu malu, anak dan ibu sama saja.” katanya dingin sebelum memanggil sang istri untuk membantu rui yang sudah menangis kepayahan di tempatnya sekarang.

warn : aftercare, vulgar, mentionning specific part of bodies.


setelah melalui malam yang cukup panjang, sepasang manusia adam itu kini sedang terlelap dengan posisi memeluk satu sama lain.

lebih tepatnya, isaiah yang sedang mendekap rui dengan erat. 

sepuluh menit bertahan dengan posisi demikian, rui lebih dulu menjemput kesadarannya, lelaki mungil itu tidak langsung bangkit dari posisi nyaman nya bersama isaiah, melainkan mencuri waktu untuk memandangi pahatan surga di hadapan nya sepuas mungkin sebelum ia tidak bisa melihatnya lagi untuk kesekian kali.

mengusap pipi tirus milik sang taurus yang sedang terbawa jauh dalam mimpinya sembari berusaha membangkitkan dirinya secara perlahan dari atas tempat tidur.

setelah puas memandangi wajah rupawan isaiah, pria aries itu kemudian memberanikan diri untuk menyibak surai halus milik sang terkasih lalu sesudahnya mengecup dahi putih itu dengan sayang, “good morning ii” katanya sebelum berlalu dari sana.

dengan langkah terseok seok juga atasan kebesaran milik isaiah rui berusaha sekuat tenaga untuk menggerakan kakinya menuju kamar mandi, ia harus bersiap untuk pulang.

ia sudah berjanji kepada ayah dan ibunya bahwa ia akan tiba pukul 9 nanti. ini masih setengah 7 kurang tetapi si manis sudah repot sendiri membersihkan kekacauan mereka semalam.

sembari memegang pinggangnya yang sakit karena semalaman digempur oleh isaiah, rui berusaha mengabaikan semua rasa tidak nyaman yang senantiasa bercokol dan mulai menata kamar isaiah seperti semula.

semua barang barang diatas meja dikembalikan ke tempat seharusnya, pakaiannya semalam yang di buka paksa oleh isaiah juga ia sisipkan kembali kedalam paper bag nya, bantal sofa yang berserakan kesana kemari juga turut dirapihkan.

setelah kurang lebih lima belas menit bergelung dengan kebersihan kamar isaiah, rui mulai merasakan keram yang amat samat mencekik pada bagian pinggang hingga selangkangannya, “hufft, sabar uii. tinggal mandi doang ini, terus pamit.”

usai menyemangati dirinya sendiri, rui mematut pandangannya pada tubuh isaiah yang sekarang telah berubah posisi menjadi tengkurap, menyambangi sisi tempat tidur tersebut lalu menunduk sebentar untuk mengecup pelipis isa, “berat harus ninggalin kamu. tapi aku bisa apa? kamu akan tetap sama pendirian kamu yang nggak bisa aku lawan sama sekali.”


puas dengan acaranya menganggumi isaiah secara diam diam tadi. rui kini telah sampai di dalam kamar mandi dengan usaha yang tidak sedikit. ia harus benar benar memegangi pinggangnya untuk menekan semua rasa keram yang kian terasa saat ia berjalan kesana kemari.

namun, 

cklek!

saat ingin membuka pakaiannya ternyata hal yang tidak di sangka sangka terjadi, isaiah menghampirinya di dalam kamar mandi.

tadinya ia pikir lelaki itu akan buang air kecil atau mungkin membersihkan wajah, hal hal semacam itu tapi yang terjadi justru,

“duduk aja. aku bantu mandi nya, sakit kan pinggang mu?“ 

isaiah ingin membantunya membersihkan diri. oke ku ulangi, isaiah.membantu.rui.membersihkan.

diri.

toh rui juga tidak munafik, pinggang dan selangkangan nya sakit karena perbuatan isaiah jadi rui juga tidak menolak saat isaiah dengan tau dirinya menawarkan bantuan secara langsung.

tanpa basa basi, lelaki taurus itu mendudukan rui diatas flush toilet, tepat di samping shower agar memudahkan kegiatan nya untuk memandikan rui, gampangnya agar rui tidak perlu payah berdiri lama saat di mandikan oleh isa.

“duduk aja, aku izin buka baju kamu”

rui mengangguk. mempersilahkan isa membuka seluruh busana yang melingkupi tubuh rampingnya. sedangkan isaiah yang dipersilahkan demikian bergerak hati hati membuka baju rui, meletakkan pakaian kotor tersebut di dalam keranjang cucian lalu setelahnya mulai menggulung lengan baju agar tidak terkena cipratan air terlalu banyak,

pertama tama isaiah mengguyur bagian kaki jenjang nan putih milik rui, menyalakan shower dengan kecepatan sedang, mengatur suhunya menjadi medium-hot lalu mulai membersihkan sela sela jari kecil milik sang lawan bercinta semalam menggunakan sabun cair miliknya.

sebelum beralih pada bagian atas, tak ketinggalan isaiah juga membersihkan selangkangan rui nara dengan sabar, membersihkan sela sela paha, bahkan mengeluarkan sisa sperma miliknya yang masih berceceran pada anal si manis,

spread your legs na, sebentar aja” pintanya kepada rui agar lelaki cantik itu membuka lebar kakinya guna mempermudah isa membersihkan bagian sekitar selangkangan dengan leluasa.

melihat isaiah yang benar benar teliti memberishkan dirinya, rui diam diam salah tingkah sendiri. beginikah bayangannya jika mereka sudah menikah? 

ah tapi tidak. ingat, ini yang terakhir. yang terakhir, oke?

bagian bawah benar benar tuntas, isaiah beralih membersihkan tubuh bagian atas rui dengan tak kalah sabar dan teliti,

mengoleskan sabun disekujur tubuh molek milik rui, membersihkan sela sela ketiak hingga mencuci rambut rui telah ia lakukan satu persatu hingga kini aroma tubuh rui telah seratus persen berubah seperti dirinya.

setelah selesai dengan bagian terakhir yaitu wajah, isaiah meminta rui agar tidak bergerak kemana mana, “sebentar, aku ambil handuk dulu. kamu duduk aja”

lagi, rui mengangguk.

lima menit setelahnya isaiah telah kembali dengan selembar handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan tubuh rui.

lelaki taurus itu bahkan mengelap satu persatu bagian tubuh rui tanpa terlewat. mengeringkan rambut rui demgan hairdryer yang sering ia pinjam dari bunda tak lupa meminjamkan rui sepasang baju dan celana miliknya.

“pakai ini aja dulu, baju kamu semalem udah kotor kayaknya.”

rui menurut. mengenakan baju yang sebenarnya terlalu longgar untuknya yang semakin membuat dirinya terlihat sangat kecil namun jika itu milik isaiah ia tak akan menolak.

“isaa” rui memanggil dengan nada lirih saat melihat isaiah sudah akan keluar dari kamar mandi tempat mereka berduaan sejak tadi setelah selesai membantu dirinya membersihkan diri.

yang dipanggil tak menjawab, isa hanya membalikkan tubuhnya kepada si pemanggil, rui.

melihat kesempatan yang ada, rui tidak ingin menyia nyiakan waktu maka dengan secepat kilat ia tarik lengan kekar isaiah, berjinjit sebentar dengan kedua bahu isaiah sebagai tumpuan lalu mengecup sudut bibir isaiah singkat, “thankyou, ii.”

warn : aftercare, vulgar, mentionning specific part of bodies.


setelah melalui malam yang cukup panjang, sepasang manusia adam itu kini sedang terlelap dengan posisi memeluk satu sama lain.

lebih tepatnya, isaiah yang sedang mendekap rui dengan erat. 

sepuluh menit bertahan dengan posisi demikian, rui lebih dulu menjemput kesadarannya, lelaki mungil itu tidak langsung bangkit dari posisi nyaman nya bersama isaiah, melainkan mencuri waktu untuk memandangi pahatan surga di hadapan nya sepuas mungkin sebelum ia tidak bisa melihatnya lagi untuk kesekian kali.

mengusap pipi tirus milik sang taurus yang sedang terbawa jauh dalam mimpinya sembari berusaha membangkitkan dirinya secara perlahan dari atas tempat tidur.

setelah puas memandangi wajah rupawan isaiah, pria aries itu kemudian memberanikan diri untuk menyibak surai halus milik sang terkasih lalu sesudahnya mengecup dahi putih itu dengan sayang, “good morning ii” katanya sebelum berlalu dari sana.

dengan langkah terseok seok juga atasan kebesaran milik isaiah rui berusaha sekuat tenaga untuk menggerakan kakinya menuju kamar mandi, ia harus bersiap untuk pulang.

ia sudah berjanji kepada ayah dan ibunya bahwa ia akan tiba pukul 9 nanti. ini masih setengah 7 kurang tetapi si manis sudah repot sendiri membersihkan kekacauan mereka semalam.

sembari memegang pinggangnya yang sakit karena semalaman digempur oleh isaiah, rui berusaha mengabaikan semua rasa tidak nyaman yang senantiasa bercokol dan mulai menata kamar isaiah seperti semula.

semua barang barang diatas meja dikembalikan ke tempat seharusnya, pakaiannya semalam yang di buka paksa oleh isaiah juga ia sisipkan kembali kedalam paper bag nya, bantal sofa yang berserakan kesana kemari juga turut dirapihkan.

setelah kurang lebih lima belas menit bergelung dengan kebersihan kamar isaiah, rui mulai merasakan keram yang amat samat mencekik pada bagian pinggang hingga selangkangannya, “hufft, sabar uii. tinggal mandi doang ini, terus pamit.”

usai menyemangati dirinya sendiri, rui mematut pandangannya pada tubuh isaiah yang sekarang telah berubah posisi menjadi tengkurap, menyambangi sisi tempat tidur tersebut lalu menunduk sebentar untuk mengecup pelipis isa, “berat harus ninggalin kamu. tapi aku bisa apa? kamu akan tetap sama pendirian kamu yang nggak bisa aku lawan sama sekali.“ 


puas dengan acaranya menganggumi isaiah secara diam diam tadi. rui kini telah sampai di dalam kamar mandi dengan usaha yang tidak sedikit. ia harus benar benar memegangi pinggangnya untuk menekan semua rasa keram yang kian terasa saat ia berjalan kesana kemari.

namun, 

cklek!

saat ingin membuka pakaiannya ternyata hal yang tidak di sangka sangka terjadi, isaiah menghampirinya di dalam kamar mandi.

tadinya ia pikir lelaki itu akan buang air kecil atau mungkin membersihkan wajah, hal hal semacam itu tapi yang terjadi justru,

“duduk aja. aku bantu mandi nya, sakit kan pinggang mu?“ 

isaiah ingin membantunya membersihkan diri. oke ku ulangi, isaiah.membantu.rui.membersihkan.

diri.

toh rui juga tidak munafik, pinggang dan selangkangan nya sakit karena perbuatan isaiah jadi rui juga tidak menolak saat isaiah dengan tau dirinya menawarkan bantuan secara langsung.

tanpa basa basi, lelaki taurus itu mendudukan rui diatas flush toilet, tepat di samping shower agar memudahkan kegiatan nya untuk memandikan rui, gampangnya agar rui tidak perlu payah berdiri lama saat di mandikan oleh isa.

“duduk aja, aku izin buka baju kamu”

rui mengangguk. mempersilahkan isa membuka seluruh busana yang melingkupi tubuh rampingnya. sedangkan isaiah yang dipersilahkan demikian bergerak hati hati membuka baju rui, meletakkan pakaian kotor tersebut di dalam keranjang cucian lalu setelahnya mulai menggulung lengan baju agar tidak terkena cipratan air terlalu banyak,

pertama tama isaiah mengguyur bagian kaki jenjang nan putih milik rui, menyalakan shower dengan kecepatan sedang, mengatur suhunya menjadi medium-hot lalu mulai membersihkan sela sela jari kecil milik sang lawan bercinta semalam menggunakan sabun cair miliknya.

sebelum beralih pada bagian atas, tak ketinggalan isaiah juga membersihkan selangkangan rui nara dengan sabar, membersihkan sela sela paha, bahkan mengeluarkan sisa sperma miliknya yang masih berceceran pada anal si manis,

spread your legs na, sebentar aja” pintanya kepada rui agar lelaki cantik itu membuka lebar kakinya guna mempermudah isa membersihkan bagian sekitar selangkangan dengan leluasa.

melihat isaiah yang benar benar teliti memberishkan dirinya, rui diam diam salah tingkah sendiri. beginikah bayangannya jika mereka sudah menikah? 

ah tapi tidak. ingat, ini yang terakhir. yang terakhir, oke?

bagian bawah benar benar tuntas, isaiah beralih membersihkan tubuh bagian atas rui dengan tak kalah sabar dan teliti,

mengoleskan sabun disekujur tubuh molek milik rui, membersihkan sela sela ketiak hingga mencuci rambut rui telah ia lakukan satu persatu hingga kini aroma tubuh rui telah seratus persen berubah seperti dirinya.

setelah selesai dengan bagian terakhir yaitu wajah, isaiah meminta rui agar tidak bergerak kemana mana, “sebentar, aku ambil handuk dulu. kamu duduk aja”

lagi, rui mengangguk.

lima menit setelahnya isaiah telah kembali dengan selembar handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan tubuh rui.

lelaki taurus itu bahkan mengelap satu persatu bagian tubuh rui tanpa terlewat. mengeringkan rambut rui demgan hairdryer yang sering ia pinjam dari bunda tak lupa meminjamkan rui sepasang baju dan celana miliknya.

“pakai ini aja dulu, baju kamu semalem udah kotor kayaknya.”

rui menurut. mengenakan baju yang sebenarnya terlalu longgar untuknya yang semakin membuat dirinya terlihat sangat kecil namun jika itu milik isaiah ia tak akan menolak.

“isaa” rui memanggil dengan nada lirih saat melihat isaiah sudah akan keluar dari kamar mandi tempat mereka berduaan sejak tadi setelah selesai membantu dirinya membersihkan diri.

yang dipanggil tak menjawab, isa hanya membalikkan tubuhnya kepada si pemanggil, rui.

melihat kesempatan yang ada, rui tidak ingin menyia nyiakan waktu maka dengan secepat kilat ia tarik lengan kekar isaiah, berjinjit sebentar dengan kedua bahu isaiah sebagai tumpuan lalu mengecup sudut bibir isaiah singkat, “thankyou, ii.”

warn : NSFW, not safe for children, anal sex, kink sex, bad mouthing, mentioning adult convo, mature convo, adult convo, rimming, local porn words, harsh words, sexual activity, minors BACK OFF.


membaca pesan serta membalas dengan jawaban 'iya' menandakan bahwa isaiah memang berniat untuk mengiyakan keinginan rui nara, untuk yang terakhir kali.

cklek.

setelah pintu terbuka, isaiah sekarang tepat menginjakan kaki pada ruangan pribadinya yang selama ini ia tempati sendiri.

sedikit aneh dan mengherankan, bertamu di kamar tidur sendiri heh?

namun ada satu hal yang membuat isaiah menjadi bingung, si peminta itu? kemana dia pergi? ai tidak melihat presensi rui sama sekali sejak ia menginjakan kaki di ruang tidurnya sendiri.

ingin memanggil namun terlalu gengsi, mereka sedang dalam situasi yang kurang baik dan isaiah tidak mau berpura pura seakan semua sedang baik baik saja, ia bukan tipe seperti itu.

berbeda dengan isaiah yang sedang sibuk mencari keberadaannya, rui justru sedang berkaca di dalam kamar mandi pribadi milik isa.

mengenakan setelah full-pink yang sempat diberikan oleh silas kemarin untuknya, rui mematut bayangan dengan kagum.

gugup namun rasanya mendebarkan, jujur saja silas selalu membelikan setelan seperti ini untuknya karena pria dewasa itu suka dengan segala sesuatu yang berbau feminism sedangkan rui sendiri adalah seorang laki laki tulen.

kalau kalian menganggap rui pernah mengenakan pakaian seperti ini tepat di depan silas, kalian salah besar.

terkadang rui hanya menuruti keinginan silas, lalu setelahnya sudah, tidak ada apa apa lagi. ia akan mengganti bajunya dengan setelan biasa saat selesai mengirimi silas beberapa foto mengenakan baju keinginan lelaki tersebut.

tentang masalah sex dan romantisme lainnya, rui tidak pernah melakukannya dengan silas sama sekali. mereka hanya saling berpelukan dan mungkin silas sedikit menjahilinya dengan mencubit pipi atau bagian gempal lainnya seperti lengan.

ini adalah pengalaman pertama untuknya dan rui mau isaiah menjadi pemiliknya, ia ingin isaiah yang menjamah tubuhnya, merasakan bagian paling inti dari tubuhnya sebelum mereka benar benar berakhir.

“huft, semangat uii, ini yang pertama dan terakhir” kuatnya pada diri sendiri sebelum beralih membuka pintu untuk isaiah yang sedari tadi sudah menunggunya.

“rui? na? kamu di—”

ucapan isaiah terhenti sejenak saat melihat rui keluar dari mandi hanya dengan menggunakan kimono putih miliknya yang selalu ia letakkan di balik pintu.

cahaya temaram di dalam kamar bahkan tidak dapat menutupi kecantikan alami yang dimiliki rui, isaiah melihat itu, dia melihat bahwa pipi rui dihiasi beberapa pemerah wajah, bahkan bibirnya sendiri terlihat lebih merekah dari biasanya.

“hai?? kamu udah dari tadi?”

“rui what is—”

ssstt, keep calm sir. can I take you to heaven now?”

isaiah yang tadinya hanya membeo ikut termenung sesaat ketika rui dengan berani meletakkan satu jarinya tepat di hadapan bibir tipis miliknya.

lelaki mungil itu bahkan dengan sengaja mendudukan isaiah di tepian tempat tidur tempat mereka berhadapan sekarang, jemari mungilnya dengan terampil membuka ikatan bathrobe yang senantiasa melekat, isaiah yang mengerti kemana kegiatan ini akan berakhir dengan segera menahan tangan rui nara yang justru dihalau keras oleh sang empunya,

“are you of your mind? kamu gila?! jangan jadi rendahan cuma karena kamu udah—”

ssst, jangan berisik ii, nanti kedengeran sama orang rumah, mau?” katanya sensual sembari menghalau tangan isaiah yang menganggu kegiatannya melepaskan bathrobe tadi.

kedua tangan rui dengan membawa tangan isaiah menuju ikatan bathrobe nya, jika isaiah tidak mau ia menelanjangi dirinya sendiri maka seharusnya isaiah mau jika diminta untuk membantu melepaskan ikatan tersebut bukan,

“open it, I wear something beautiful inside ii, just for you” bisiknya pelan kepada isaiah tak lupa mengecup tengkuk itu pelan. dan sungguh rasanya isaiah akan mati berdiri saat mengetahui tujuan dan maksud rui memanggilnya kemari.

ia ingin menolak, sungguh. tapi semuanya akan sangat sia sia, rui nara tidak akan menyerah secepat itu. lagipula ini keingannya bukan? jadi ada baiknya dituruti dan setelahnya semua akan selesai begitu saja.

“don't regret anything, later. I told you, kitten”

rui mengangguk, tangannya tergerak membuka atasan isaiah, dan wow, damn. seperti yang ia imajinasikan, gentle man. jari jari manisnya tentu tidak bisa diam saja menyaksikan pemadangan yang dirasa terlalu indah untuk dilewatkan.

tanpa keraguan apapun lelaki manis itu menyusuri bentuk tubuh isaiah dengan kilatan seksual yang kian menguar diantara keduanya. mengusap perut berotot milik sang dominan sebelum mengalungkan kedua lengan kurusnya pada bahu lebar isaiah,

“I won't, regret anything if it's you, daddy.”

isaiah tidak menjawab apapun, lelaki kekar itu sibuk memperhatikan wajah rui yang jika dilihat dari sisi manapun memang selalu terlihat cantik, matanya bersinar, bibirnya merah merekah, pipi pualam nya yang selalu terangkat ketika si manis tersenyum, juga hidung bangirnya yang selalu memancing untuk dikecup.

jari jari panjangnya yang sedari tadi bertengger di pinggang ramping rui ia alihkan untuk membuka ikatan bathrobe tersebut dalam satu tarikan.

dan untuk pertama kalinya isaiah tidak bisa menahan diri dari apapun, cantik, cantik, cantik. dan ia suka.

“you're so beautiful na, I like this” katanya sembari menyentuh pinggang rui yang dihiasi oleh pita underwear tipis yang dikenakan rui malam ini.

usai mengusap pinggang rui, isaiah beralih menangkup juga mengusap sesuatu di belakang sana, sesuatu yang tidak boleh dilewatkan dirinya sebagai seorang dominan, “this”

puas dengan bagian belakang, isaiah melepaskan bathrobe yang dikenakan rui sepenuhnya menyiskan tubuh indah itu dalam balutan lingeri pink cantik secantik pemiliknya.

dominan itu kemudian mendudukan dirinya tepat di hadapan rui dengan posisi berlutut, meraih pinggang rui dalam sekejap lalu mulai mengecup bagian bawah perut lelaki mungil perlahan hingga rui berjengit kaget,

anghhhh, ii”

sshh, be quiet pretty, I'm enjoying this.”

mendengar perintah isaiah, rui hanya mampu memejamkan matanya pasrah sambil mengusap surai halus isaiah yang sibuk mengecupi bagian perutnya.


selesai dengan kecup mengecup isaiah mendudukan tubuh langsing itu diatas meja rias kamar miliknya. kedua tangannya ia gunakan untuk menyingkap lingerie tipis yang digunakan rui.

baiklah kali ini mereka melakukannya tanpa penetrasi apapun, tanpa pengaman apapun. tidak usah memikirkan resiko yang penting keduanya sama sama mendapat puncaknya,

isaiah memandang rui sebentar, mengelus kedua kaki ramping itu yang tengah melingkari pinggangnya sekarang.

tangan yang lebih kecil tergerak untuk mengelus dada bidang yang lebih muda sembari berbisik sensual...

fuck me, isaiah.”

“so naughty hm?” sang dominan kembali bertanya.

“just for you”

isaiah dengan sigap menyingkap lingerie yang dikenakan rui hingga bagian bawah lelaki manis itu terlihat jelas.

benar-benar sesuai ekspetasi, rui tidak mengenakan dalaman apapun dibalik lingerie tipis nya. lelaki mungil itu sungguh paham bagaimana cara membangkitkan birahi isaiah sebagai seorang dominan sejati.

lelaki dengan tinggi semampai itu dengan sigap melepaskan bawahannya hingga mereka seimbang sekarang, full naked huh?

rui menarik tengkuk isa mendekat, mengajak lelaki itu untuk saling bertukar saliva.

lidah mereka saling membelit, menyesap indra pengecap satu sama lain, hingga rasanya air conditiner sudah tidak bekerja.

panas, terpaan gairah dari kedua makhluk adam ini sungguh tidak bisa ditandingi.

isaiah dengan tidak sabar meremas bokong sintal itu hingga memerah, mungkin akan meninggalkan bekas juga. tangan rui dengan gesit menjambak rambut belakang isaiah jika dirasa sesapan lelaki itu terlalu kuat.

yang lebih muda satu bulan mengadahkan kepala pertama.

“you ready?”

rui mengangguk.


kedua makhluk adam itu kini berada diatas sofa dengan posisi isaiah yang mengungkung rui dalam presensinya.

yang lebih kecil dengan berani mengalungkan lengannya pada leher sang dominan seraya mendorong kepala itu agar mampu mengecupi bibir tipis yang lebih tinggi dengan leluasa.

mmhhh”

mereka bahkan memiringkan kepala ke kiri dan kanan agar dapat menikmati lumatan lumatan itu lebih dalam dan intens.

tangan isaiah tak hanya tinggal diam, tangan yang dihiasi dengan urat urat menonjol itu bergerak menggerayangi tubuh rui hingga pria aries itu hampir kehilangan akal sehatnya.

really? sofa?” tanya rui, tak lupa melepaskan tautan mereka sebentar.

isaiah tidak menggubris, lelaki itu sibuk melepaskan semua busana yang menutupi tubuhnya hingga benar benar full naked di depan rui sekarang.

Tubuh kekar itu dengan serentak kembali menunduk guna membawa rui dalam tautan yang tadi sempat terlepas.

e-unghh

tubuh yang lebih kecil bergetar, ia terangsang sekarang oh gosh. Isaiah sungguh seorang good kisser. Tangannya ia bawa untuk menyentuh belakang kepala lelaki diatasnya ini sambil sesekali menjambaknya jika dirasa isa terlalu kuat mengigit bibirnya.

lelaki dengan tinggi 177 cm itu bangun terlebih dahulu, membiarkan rui yang sedang mengeranyi tubuhnya mengerinyit pelan.

“no foreplay, how? aku udah gak tahan, serius”

rui kelihatan berpikir, jika tidak melakukan foreplay maka ia akan kesakitan. Namun ia tak mungkin menyiksa isaiah lebih lama.

“up to you mr.craig, im all yours”

mendengar kalimat terakhir dari bibir sang lawan, tangan isa dengan cepat membuka busana vulgar yang sedang dikenakan oleh rui sekarang.

“pelan-pelan aja, aku gak kemana mana ii”

laki laki itu hanya mengangguk. Setelah melepas lingerie yang dikenakan rui, lelaki tangguh itu membawa kaki jenjang yang lebih mungil untuk dikecupi pelan mulai dari mata kaki hingga pangkal paha.

aaah” rui mendesah pelan, merasakan bagaimana bibir tipis itu dengan lincah memainkan lipatan pahanya hinga ia pengar sendiri.

isaiah menenggalamkan kepala mungilnya pada selangkangan rui. yang lebih kecil mengulurkan kedua tangannya untuk mengusap surai isa pelan.

“kalau gak mau rimming, kita bis—ahh” belum sempat menyelesaikan perkatannya, ui dikejutkan dengan benda lunak nan basah yang kini tengah bergerak menjilat analnya perlahan.

“isaiah, kotor hhhh

namun seakan tuli, yang diteriaki malah semakin memperdalam sesapannya pada anal si mungil.

bunyi kecipak kotor menemani kedua insan yang tengah berada di mabuk cinta ini, cinta eh?


selesai dengan kegiatan rimming singkat keduanya, tangan kekar yang terbentuk kokoh itu bergerak mengocok penisnya perlahan hingga mengeluarkan precum.

setelah dirasa cukup tangannya berpindah merengkuh pinggang yang lebih mungil, mengangkat sedikit bokong sintal itu sebelum memasukan penis besarnya kedalam lubang surgawi sang submissive,

JLEBB!

aahnn, ii, pelan hhhh” desahan pertama lolos dari bibir rui. ini pertama kalinya untuk rui dan memang benar apa yang selama ini ada di dalam bayangan dan pikirannya tidaklah salah, bercinta itu sakit.

“sshhhh, holyfuck so tight, shit!”

lelaki dengan surai hitam legam itu dengan tidak sabar menghentakkan penisnya dalam lubang rui membuat yang dimasukimengeluh pelan.

hhhhh, ii pelan sshhh

rasanya penis isaiah masuk terlalu dalam hingga mampu membuat si manis kesakitan walau hanya sebentar.

sang dominan dengan penuh rasa bersalah membawa tubuh yang lebih mungil kedalam pelukannya saat dirasa hentakannya membuat pria aries itu kesakitan.

“im sorry, my bad”

rui hanya mengangguk, tangannya dengan terampil menyugar surai legam isaiah. yang diperlakukan begitu justru semakin melukan, tubuhnya ia rendahkan sejenak untuk mengecup dahi rui, “beautiful, you really are”

rui nara tersenyum malu. mengusap pundak lebar dominan diatasnya perlahan, “move

isaiah dengan sigap menarik penisnya hingga hingga kepala kemudian menyentaknya lebih dalam, tangan kekarnya menahan pinggang rui sekuat mungkin agar lelaki itu semakin merasakan bagaimana penis gagahnya mampu meleburkan gairah seksual diantara keduanya.

pemandangan anal lapar rui yang sedang menghisap penisnya menjadi pemandangan favorit isaiah saat ini, begitu—sensual. pekikan serta erangan kenikmatan seakan menjadi lullaby bagi mereka sekarang.

si taurus dengan semangat terus menghentakkan penisnya hingga rui menjadi pengar sendiri, mabuk dengan segala sentuhan yang tercipta diantara mereka malam ini.

tubuh didalam dekapan isaiah bergetar, menandakan sebentar lagi dirinya akan sampai

ahhhh cum hhh”

“wait, na”

yang lebih tinggi bergerak menyentak tubuh rui berlawanan arah sehingga yang lebih mungil dapat merasakan presensi penis isa di dalam sana, menghentak dengan kasar, menanti kenikmatan seperti apa yang sedang menunggunya.anal itu ia ketatkan hingga isaiah juga dapat mejemput putihnya dengan cepat.

“ahhh, coming hhh na”

tiga hentakan terakhir rui merasakan aliran sperma menuruni paha mulusnya hingga ke kaki. membuat bagian bawah serta perutnya merasa hangat.

rui yang berada dalam gendongan isaiah memeluk lelaki itu dengan erat, seolah tidak ingin ditinggalkan setelah sesi bercinta mereka.

“don't leave me, please. I'm begging you isaiah.”

isaiah mendengarnya, namun lelaki itu enggan menjawab baginya, janji harus ditepati, dan rui sudah berjanji. lebih tepatnya, mereka telah berjanji.

warn : lowercase.

usai bertukar pesan bersama ibu dan kakaknya, bungsu dari keluarga davin dan caroline itu kemudian hendak beranjak untuk memenuhi panggilan makan malam sebelum langkahnya ia urungkan karena mendengar desisan singkat dari seseorang yang sedang menempati tempat tidurnya,

isa...isa...i want isa, isaiah…”gumamnya gelisah sembari membaringkan tubuh dengan posisi tak pasti, keringat yang membanjiri permukaan wajahnya sudah cukup mencerminkan secemas apa lelaki ini dalam mimpinya.

melihat itu sosok kemanusiaan isaiah jelas bangkit, meronta agar ia dengan cepat membantu sang lawan debat beberapa waktu lalu yang langsung terjatuh pingsan saat isaiah memeluknya, “ssshh, I'm here, I'm here” bujuk isa halus. jemari kekarnya ia gunakan untuk mengusap keringat yang bercucuran dari tubuh yang lebih mungil.

ia bahkan menurunkan suhu ruangan agar sang pemimpi tidak tercekik oleh panasnya tempat tidur tersebut.

lama memandangi rui yang sudah kembali tertidur pulas, isaiah dengan inisiatif entah darimana menyingkirkan poni halus yang menutupi permukaan dahi rui sembari meniupnya perlahan agar rui semakin terlelap dalam tidurnya.

saat dirasa yang dilayani sejak tadi sudah tertidur pulas, isaiah memberanikan diri untuk mengecup puncak kepala rui nara dalam dalam, penuh perasaan, perasaan rindu yang kian mencekik padahal mereka tidak sedang dipisahkan oleh jarak yang berarti,

“let me kiss your foreahead for the last time na, cause I don't know if I can kiss this beautiful spot of you again, or not. I love you na, but I'm letting go.” katanya pelan.

pada akhirnya, isaiah bukanlah siapa siapa dalam kehidupan rui. ia hanya pendatang bukan? kebahagiaan semu tidak akan pernah berarti apa apa jika nantinya sang pemilik cerita tersadar bahwa ia sedang berada dalam bilik cerita orang lain.

tw ; implying suicidal thoughts and action, toxic behavior, cheating.


seperti apa yang telah disampaikan oleh rui kepada malcolm bahwa ia akan bertamu. lelaki mungil itu benar benar menyambangi kediaman sang terkasih sesudah menempuh 1 jam perjalanan tanpa diantar supir sama sekali.

sesampainya pada halaman depan bangunan mewah dengan desain america classic tersebut, rui memberanikan diri untuk menekan bel yang terletak di depan tempat nya berdiri.

ting! tong! ting! tong!

pada dentingan kedua, pintu ruma terbuka otomatis dengan seorang wanita cantik paruh baya sebagai sang empunya rumah,

“iya? cari siapa ya?” tanya nya sopan.

rui tertegun. pantas isaiah sangat sopan dan ber-etika, wanita yang melahirkan nya saja terlihat begitu anggun dan memikat walaupun hanya berdiri tanpa melakukan suatu hal yang berarti.

“ah selamat sore tante, saya rui nara temannya isaiah dan malcolm. berkunjung kemari karena ingin memberikan sesuatu kepada isaiah” jawab rui dengan sopan sembari menenteng dua paper bag besar di samping kanan dan kiri tangannya.

mendengar itu yang lebih tua mempersilahkan rui masuk dengan gesture yang terbilang anggun, “oh astaga!!! ini rui? rui yang sering diceritain sama abang? rui yang udah bikin ai senyum senyum sendiri tiap hari? astagaa, ayo masuk sayang, maaf ya bunda nggak ngenalin kamu~” sahut bunda ceria, membawa rui turut serta masuk kedalam pelukannya sebelum mereka berjalan masuk ke kedalam ruang keluarga.

“ayah!!! ayah! yah ada calon mantu yah!“ 

caroline — bunda isaiah memanggil sang suami dengan antusias saat keadaan rumah sedang hening membuat rui mengembang senyum lebar.

namun ternyata bukan hanya sang suami yang turun, kedua anaknya juga ikut menghampiri di ruang keluarga “kenapa bun? ayah kira bunda kenapa napa, huft” kata ayah lega.

caroline tersenyum lembut, tangan halusnya bergerak mengusap pundak sempit rui sambil memperkenalkan lelaki manis tersebut kepada davin, “ayaaah, ini loh yang namanya rui! ini yang katanya abang sering bikin ai senyum senyum sendiri kalau ke kampus. iya kan ai?” bunda bertanya dengan ceria tanpa beban seakan tidak mampu membaca situasi yang semakin membingungkan karena isaiah terlihat tidak tertarik. dibanding isa, justru kakaknya lah yang terlihat lebih bersemangat, 

“oalaaah~ ini toh orangnya. pantes kalau begitu! manis dan perhatian” sahut ayah, tangan keriputnya turut mengusap kepala rui perlahan, “panggil ayah dan bunda saja, ya?”

rui menggangguk, “iya ayah, bunda”

“eitsss ipar, rela dateng jauh jauh cuma buat ngasih dessert box doang. ai beruntung banget dapet doi perhatian, pinter masak, pinter akademik, multitasking juga. abang kapan?” malcolm memotong romansa diantara kedua belah pihak, perutnya meronta minta diisi sejak tadi dan sepertinya dessert box yang dibawakan rui cukup menggugah selera.

rui nara bersemu mendengar itu, sedangkan isaiah? ia hanya mampu menghela napasnya sebentar tanpa memperhatikan pergerakan rui sedikitpun seperti yang biasanya ia lakukan, letupan itu seakan lenyap perlahan.

“ai naik dulu bang, bun, yah. mau kerja portofolio yang kemarin belum selesai” pamit isaiah. 

semua yang melihat kepergian si bungsu menganga tak percaya, seorang isaiah mengabaikan seseorang yang sedang ia kejar mati matian? tidak mungkin, pikir mereka.

“loh, dek—”

“bun, boleh ui nyusul ai ke kamar? ada sesuatu yang harus ui omongin sama ai” rui menghentikan gerakan caroline yang sudah akan mencegat langkah isaiah.

“kalian berdua kenapa nak? itu isaiah kenapa nggak sopan begitu? ini ada calonnya dateng kok ya main kabur kabur aja” 

rui mengusap pundak caroline halus, kemudian mengutas sepercik senyum yang terlihat sangat dipaksakan, “masalah kecil bun, biasa, salah paham ai nya”

mendengar jawaban rui membuat caroline cukup tenang, wanita paruh baya itu kemudian membiarkan rui menyusul isaiah ke kamarnya di lantai atas, “yowes, sana susulin calon mu, jangan marahan lama lama, nggak baik”

“iya bundaa~ ayah rui permisi ke atas, maell aku keatas ya?”

davin dan malcolm menggangguk, “iya ui”


ketika rui pertama kali menginjakan kakinya pada ubin pertama kamar isaiah, lelaki itu bahkan tanpa mengetuk pintu langsung mengambil langkah panjang masuk kedalam ruang pribadi isaiah, tak lupa membawa buah tangannya untuk sang dominan,

“masih marah sama aku? nggak mau ngomong terus kamu sama aku. menghindar terus. kalau kayak gini kapan masalahnya mau selesai?” kata yang lebih pendek dengan nada lirih nan putus asa.

namun bak menutup telinga dengan sebongkah batu besar, isaiah tidak menghiraukan satu pun perkataan rui, baginya semua hanya omong kosong sekarang.

lanjut memainkan gitar elektriknya, si taurus duduk membelakangi sang lawan bicara.

rui yang melihat isa tidak memberikan respon apapun perlahan mengambil langkah berani untuk duduk tepat di belakang sang pemilik tubuh lalu memeluk pundak lebar itu dengan kikuk, “aku sama kak silas itu memang pernah saling suka. kak silas orang yang visioner, dia punya banyak rencana untuk masa depan. tapi aku bukan robotnya ii, aku mau penuhi target masa depan ku sendiri. dan kak silas bukan orang yang cocok untuk aku sandingi selamanya, kita—”

“i don't care about your relationship with him. the thing is you lied to me. does it ever make a sense did I fallin love with someone's fiancé without I knew the real thing behind that?”

isaiah memotong perkataan rui dengan tajam, tepat sasaran. ia tidak peduli dengan hubungan mereka, yang ia pedulikan mengapa rui harus berbohong kepadanya?

diantara sejuta pilihan di dunia ini, mengapa kebohongan yang rui pilih?

“isaiah i—”

“don't even try to explain, enough is enough.“ 

posisi mereka yang masih saling berlawanan membuat ruri berdiri dari tempatnya, berlutut tepat dihadapan isaiah sembari mengusap air matanya yang entah sedari kapan telah mengalir deras, “isaiah, im so sorry. im so sorry bae, please forgive me, please don't hang me like this. isaiah don't be like this, I want the old us back. I'll do anything, hm? anything for us” pintanya sembari menyatukan kedua jari mereka yang menandakan perbedaan yang begitu kontras.

tapi, isaiah tetaplah isaiah. apa yang baginya sudah tercatat sebagai dosa maka selamanya akan menjadi kesalahan fatal yang tidak akan pernah bisa ditoleransi.

maka dengan tegas lelaki kelahiran 23 april itu menghalau segala sentuhan rui yang mungkin bisa saja membuatnya luluh, “berdiri kak, jangan memohon apapun. lebih baik kakak pulang, sudah malam. tidak enak kalau sudah bertunangan tapi bertamu di rumah orang malam malam.“ 

rui menggeleng keras, menolak mati matian pinta dari sang empunya rumah. ia masih ingin disini, masih ingin menjelaskan mengapa mereka berakhir seperti ini, “kamu mau aku pulang? aku bakal pulang, tapi nanti, setelah kamu berhasil liat aku loncat dari jendela kamar kamu sendi—”

“ok stop right now rui nara, stop. hang in there. jangan coba coba nekat”

isaiah berujar dengan susah payah saat melihat rui nara nyaris saja membuang dirinya kebawah dengan keadaan yang dapat di katakan miris, pada akhirnya isaiah hanya bisa memeluk tubuh kecil itu sembari mengusap pundak sempitnya perlahan,

“jangan nekat rui nara, jangan pikirin diri sendiri, egois namanya.”

saat hendak mengantarkan makanan kepada isaiah, sebenarnya rui sudah tau kalau pesannya tidak akan di balas karena yang bersangkutan sedang sibuk bersama tim basketnya sejak tadi pagi.

dari sini, dari tribun tinggi yang berjarak sepuluh langkah dari gor basket fakultas mereka, rui memandangi isaiah yang sedang berpacu dengan bola karet tersebut.

terlihat begitu tampan dan mempesona.

isaiah selalu terlihat begitu di matanya. lelaki paling baik yang pernah ia temui, lelaki dengan sejuta pesona dan kesabarannya itu berhasil menjerat ruri terlalu dalam hingga ia tak tau bagaimana caranya berpaling.

sembari menatap isaiah yang sedang mengoper bola kesana kemari, ruri berniat menyambangi lelaki taurus itu langsung dihadapannya, hanya saja ia tau keadaan mereka sedang tidak baik, atau mungkin tidak akan pernah membaik.

gilaaa, yang nomor punggung 23 cakep banget ga sih? kayak bule anjrittt”

“isaiah bukan? anak teksip katanya.”

“adiknya kak malcolm ye? soalnya kadang liat mereka balik bareng. terus marganya juga sama”

“tetep aja isaiah yang paling ganteng, haha”

desas desus berterbangan menilam pendengaran rui hingga ia hanya mampu memejamkan matanya dengan sejuta perasaan yang bergejolak, ia ingin menangis rasanya.

membayangkan bagaimana isaiah begitu di kagumi oleh para kaum adam dan hawa, serta memikirkan bagaimana jika dirinya tak berakhir bersama isaiah membuat rui tak palang meneteskan air mata saat meninggalkan gor basket tersebut 

warn ; angst.

setelah selesai mengurusi keperluan silas yang masih tertidur diatas ranjangnya, pria manis yang sudah siap dengan setelan pastelnya itu melangkah menuju ruang makan dimana isaiah tengah bercengkrama asik dengan kedua orang tuanya,

“pagi mah, pah. pagi isaaaa~“ 

katanya dengan nada yang manja dilengkapi dengan wajah yang cukup murung. langkahnya ia bawa tepat disamping isaiah untuk duduk dan hendak menikmati jamuan makan malam bersama.

“pagi juga anak mama sama papa~“

mama menjawab, sedangkan papa dan isaiah hanya cenderung tersenyum, isa tau rui sedang tidak dalam kondisi yang baik untuk diajak berbicara.

setelah kegiatan saling sapa tersebut selesai, meja makan keluarga rui hanya diisi dengan dentingan piring juga sendok, tak ada satu pun yang hendak memulai pembicaraan.

sampai ketika waktu telah menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit dan yang menjadi satu satunya sosok wanita paruh baya disana memutuskan untuk, “mas mu kemana nak? belum bangun? semalem ngapain aja kalian?”

— mengajukan pertanyaan yang paling rui hindari sejauh ini saat sedang berdampingan dengan isaiah.

mendengar pertanyaan tersebut, rui hanya bertingkah cuek seakan tidak mendengar pertanyaan sang ibunda serta memutuskan untuk tidak menjawab rasa penasaran ibunya sendiri.

melihat tingkah sang anak yang seakan menghindari pertanyaan istrinya maka zeth selaku satu satunya dominan matang disana memutuskan untuk menekan sang anak dengan petuah yang mungkin berguna untuk dirinya sendiri, rui nara maksudnya.

“kamu sama silas itu jangan terlalu sering sekamar berdua. sudah besar seharusnya tahu batasan. nggak lucu kalau sebelum menikah kamu sudah bukan dirimu sendiri lagi.“ 

pernyataan itu. pernyataan yang membuat isaiah maupun rui nara terpaku pada alat makan mereka masing masing, pernyataan itu, pernyataan yang menbuat isaiah bungkam seribu kata sedangkan rui nara menghela napas dalam.

“terjadi apasih pah? aku sama kak silas nggak ngapa-ngapain!” sergahnya kepada sang ayah sebelum —

sayang? baju mas yang kamu pakai tadi malam kamu taruh dimana?!

—silas muncul dengan wajah bantalnya menyambangi keempat orang yang sedang makan tersebut lalu dengan bebasnya memeluk rui di depan semua orang dengan netra sang submissive yang sudah tidak mampu menatap semua orang yang ada disana.

“astaga! kamu itu jadi calon suami kok males banget! ini calon mu udah bangun dari tadi loh!”

kata si mama mengomeli. “maaf mah, aku agak capek tadi malem makanya baru bangun”

anggun, ibu rui menggeleng perlahan. memandang isaiah dan silas bergantian lalu sesudahnya,

“nak isaiah perkenalkan, ini silas calon suaminya rui. sebentar lagi sudah mau menikah, sudah mau jadi nenek nenek tante ini, aduh!!!” memperkenalkan silas kepada isaiah kepada isaiah yang hanya diterima dengan senyum melengkung indah namun menyiratkan berbagai kekecewaan kepada sosok yang sedang bersenyembunyi dibalik tubuh silas.

“silas, calon suami rui” 

isaiah menyambut jabat tangan tersebut dengan ramah sembari menunduk sopan, “isaiah mas, temannya kak rui”

dan setelah itu isaiah tau, ia tau bahwa ia telah terlalu cepat menjatuhkan hati kepada orang yang dapat menghancurkannya dalam sesaat, cinta itu menyakitkan, benar bukan?

setidaknya hal itulah yang terlintas di dalam pikiran isaiah setelah mematut pandangan pada rui yang bahkan tidak mampu untuk menatap matanya sekarang.